KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Jakarta, 22 Mei 2017 Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program Slum Alleviation pada Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2017
OUTLINE 1. LATAR BELAKANG 2. TELAAH ASPEK PENGATURAN 3. KONSEP PENYELENGGARAAN 4. KEBIJAKAN DAN STRATEGI 5. BEST PRACTICE 6. PENUTUP
Persentase Juta Jiwa 1 LATAR BELAKANG Urbanisasi yang pesat memberikan implikasi terhadap perumahan dan permukiman 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 49,8 53,3 56,7 60 63,4 66,6 42,2 30,9 17,2 22,4 1970 1980 1990 2000 2010 2015 2020 2025 2030 2035 250.000.000 200.000.000 150.000.000 100.000.000 50.000.000 - % Penduduk Perkotaan % Penduduk Perdesaan Jumlah Penduduk Perkotaan Jumlah Penduduk Perdesaan Urbanisasi dan implikasinya terhadap perumahan dan permukiman: Pertumbuhan Penduduk Alami Reklasifikasi Desa ke Kota Migrasi Desa ke Kota Meningkatnya kepadatan permukiman dan perubahan kebutuhan rumah untuk rumah tangga perkotaan Meningkatnya kebutuhan pelayanan dasar dan sistem pengelolaan permukiman Meningkatnya kebutuhan rumah layak dan terjangkau serta rumah sewa Ketidaksiapan kota menghadapi urbanisasi berpotensi menyebabkan semakin pesatnya pertumbuhan permukiman kumuh perkotaan dan terbatasanya pelayanan dasar perkotaan Luas Kawasan Kumuh: 38.431 Ha (eksisting, 2015) Rumah Tangga Kumuh Perkotaan: 10,1% atau 9,6 juta rumah tangga (Susenas, 2013) Sumber: Bappenas, 2014
1 LATAR BELAKANG URBANISASI KETIMPANGAN WILAYAH (Sumber: BPS, 2015) 53,3% persentase penduduk perkotaan 10,86% persentase penduduk miskin BACKLOG PERUMAHAN (Sumber: BPS, 2016) Kekurangan jumlah rumah 7,6 juta unit rumah (2014) Sumber: Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015-2019 DESENTRALISASI 11,63% PDRB Nasional bersumber dari Indonesia Timur (Sumber: BPS, 2016) Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Kota/Kabupaten Kontribusi PDRB per pulau Pengembangan sistem skala nasional, lintas provinsi dan kepentingan strategis nasional Pengembangan sistem regional (lintas kabupaten/kota) Pengembangan sistem dalam kabupaten/kota Sumber: Bappenas, 2014
2 TELAAH ASPEK PENGATURAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang UU Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Perpres Nomor 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN Tahun 2015-2019 PP Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Permukiman dan Kawasan Permukiman Pengembangan kawasan permukiman melalui pembangunan infrastruktur perlu dilakukan berbasis pada rencana tata ruang Kawasan permukiman dikembangkan sesuai dengan fungsinya sebagai lingkungan hunian dan tempat beraktivitas yang mendukung perikehidupan dan penghidupan Fasilitasi dan mendorong keswadayaan masyarakat serta dunia usaha dalam penyediaan hunian layak dan terjangkau untuk menurunkan akumulasi kekurangan tempat tinggal khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman dilakukan untuk menyediakan tempat tinggal yang layak dan memenuhi standar serta terintegrasi dengan infrastruktur yang sesuai dengan hirarkinya berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
3 PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMAN Perkotaan Perdesaan Mewujudkan fungsi lingkungan hunian dan tempat kegiatan pendukung yang terpadu dan berkelanjutan, melalui : Pengembangan yang telah ada Pembangunan baru Pembangunan kembali PERENCANAAN PEMBANGUNAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN Sumber: UU Nomor 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
PROGRAM/KEGIATAN STRATEGI 3 PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMAN Permukiman Perkotaan Perdesaan Sumber: Hasil Analisis berdasarkan UU no.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman PP No.14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman Pengembangan yang telah ada (eksisting) Pembangunan baru Pembangunan kembali 1. Efisiensi potensi lingkungan hunian 2. Peningkatan pelayanan 3. Keterpaduan PSU 4. Penangan kumuh 5. Pencegahan lingkungan tidak teratur 6. Lingkungan yang dibatasi dan didorong 1. Penyediaan lokasi 2. Penyediaan PSU 3. Lokasi pelayanan jasa pemerintahan, sosial, dan ekonomi 1. Rehabilitasi 2. Rekonstruksi 3. Peremajaan 7. Kelestarian alam dan SDA 1. KOTAKU (NSUP dan NUSP-2) 2. Eco-District 3. Revitalisasi 4. RSID 6. BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya) 1. NUDP 2. Site and Services 3. Rusunawa 1. NUDP 2. NSD (New Site Development) 3. Rusunawa 5. PISEW
4 TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
5 KEBIJAKAN DAN STRATEGI DITJEN CIPTA KARYA TAHUN 2015-2019
6 PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
7 STRATEGI PENANGANAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN PERKOTAAN
8 GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PERDESAAN
9 SASARAN PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN
10 DUKUNGAN INFRASTRUKTUR DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DUKUNGAN INFRASTRUKTUR KE-CIPTAKARYA-AN 1. Sistem Penyediaan Air Minum 2. Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman, meliputi: a. Air Limbah b. Persampahan c. Drainase dan Pengendalian Banjir 3. Penataan Bangunan dan Lingkungan 4. Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan, Perdesaan, dan Khusus
11 BEST PRACTICE PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN NSUP 2015-2016 Kelurahan Sukun, Kota Malang, Prov. Jawa Timur
11 BEST PRACTICE PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN NSUP 2015-2016 Kel. Karangwaru, Kota Yogyakarta,DIY
11 BEST PRACTICE PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN NSUP 2015-2016 Kel. Kampung Bandar, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau
12 BEST PRACTICE PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN PISEW 2016 KECAMATAN KANDANGAN, KABUPATEN TEMANGGUNG
12 BEST PRACTICE PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN
12 BEST PRACTICE PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN
13 PENUTUP 1. Pengembangan kawasan permukiman melalui penyediaan infrastruktur dilakukan secara terpadu, terintegrasi antar sektor, berbasis pada rencana tata ruang, dan berprinsip pada pembangunan berkelanjutan baik secara lingkungan, sosial, dan ekonomi. 2. Pengembangan kawasan permukiman melalui penyediaan infastruktur perlu dilakukan sesuai fungsi kawasan baik sebagai lingkungan hunian dan tempat beraktivitas melalui pemenuhan SPM dan infrastruktur penunjang kegiatan ekonomi. 3. Untuk mewujudkan kawasan permukiman yang berkelanjutan memerlukan kolaborasi, peran, dukungan, dan komitmen dari para pemangku kepentingan, baik pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat)
Terima kasih