BAB I PENDAHULUAN. dan gangguan kesehatan (Kepmenkes 1204 tahun 2004). sosial ekonomi yang masih rendah. Keadaan ini dapat menyebabkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemantauan Vektor Penyakit dan Binatang Pengganggu. dan binatang pengganggu lainnya yaitu pemantauan vektor penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa di negara yang sedang berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT HEWAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. arthropoda yang berperan sebagai penular penyakit sehingga dikenal sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

BAB I PENDAHULUAN. tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2004). Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medik dan non medik. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan

I. PENDAHULUAN. dan mematikan bagi manusia, seperti demam berdarah (Aedes aegypti L.), malaria

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dua puluh empat jam sehari dan melibatkan berbagai aktifitas orang

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

PENGENDALIAN VEKTOR PENYAKIT DAN BINATANG PENGGANGGU DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

Implementasi Kebijakan dan Regulasi Dalam Kesehatan Lingkungan

G E R A K A N N A S I O N A L B E R S I H N E G E R I K U. Pedoman Teknis RUMAH SAKIT BERSIH. (Disusun dalam rangka Gerakan Nasional Bersih Negeriku)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI NOMOR : HK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan Indonesia merupakan negara tropik yang mempunyai kelembaban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

1.1. Latar Belakang Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang. atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat. Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.

II MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DBD

Rekayasa Lingkungan???

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang. pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat. lantai makanan dan benda-benda peralatan medik sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengue adalah salah satu penyakit infeksi yang. dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

BAB I PENDAHULUAN. dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Derajat kesehatan merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa semua orang mempunyai hak yang sama dalam. berhak mendapatkan lingkungan sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.

Malaria disebabkan parasit jenis Plasmodium. Parasit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor

BAB I PENDAHULUAN. Gigitan nyamuk sering membuat kita risau karena. rasanya yang gatal. Akan tetapi nyamuk tidak hanya

PENDAHULUAN. zoonoses (host to host transmission) karena penularannya hanya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/Suistainable Development Goals (SDGs)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ke hewan lain atau manusia disebut dengan vektor. Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penanggulangan Penyakit Menular

BAB 1 PENDAHULUAN. (Harijanto, 2014). Menurut World Malaria Report 2015, terdapat 212 juta kasus

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA ACUAN PROGRAM P2 DBD

Soal Pilihan Ganda. ' e. Gigitan

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20,

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. (World Health Organization (WHO), 2011). Menurut survei di Inggris,

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak yang tumbuh pada rahim. Dalam istilah kedokteranya disebut

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir,

PERANCANGAN DAN INTEGRASI SITEM PCM ANALYSIS PENCEGAHAN TERHADAP VIRUS ZIKA. Oleh: Rika Puspitasari Rangkuti

ditujukan terhadap faktor risiko lingkungan di kapal untuk memutuskan mata kapal antara lain dapur, ruang penyediaan makanan, palka, gudang, kamar

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh AGUS SAMSUDRAJAT J

BAB I PENDAHULUAN. salah satu masalah kesehatan yang sangat penting karena kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN. (DBD) Filariasis. Didaerah tropis seperti Indonesia, Pada tahun 2001, wabah demam

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. terkontaminasinya udara, baik dalam ruangan (indoor) maupun luar ruangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit (RS) adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Kepmenkes 1204 tahun 2004). Pembangunan bidang kesehatan saat ini diarahkan untuk menekan angka kematian yang disebabkan oleh berbagai penyakit yang jumlahnya semakin meningkat. Masalah umum yang dihadapi dalam bidang kesehatan adalah jumlah penduduk yang besar dengan angka pertumbuhan yang cukup tinggi dan penyebaran penduduk yang belum merata, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang masih rendah. Keadaan ini dapat menyebabkan lingkungan fisik dan biologis yang tidak memadai sehingga memungkinkan berkembangbiaknya vektor penyakit (Kepmenkes 1204 tahun 2004). Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan dimana di dalamnya terdapat bangunan, peralatan, manusia (petugas, pasien dan pengunjung) dan kegiatan pelayanan kesehatan, selain dapat menghasilkan dampak positif berupa produk pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien dan memberikan keuntungan retribusi bagi pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri, rumah sakit juga dapat menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh buruk kepada manusia, seperti sampah dan limbah rumah sakit yang 1

2 dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, sumber penularan penyakit dan menghambat proses penyembuhan serta pemulihan penderita, karena kegiatan atau sifat pelayanan yang diberikan (Suwarso, 1996). Rumah sakit bisa menjadi depot segala macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat pula sebagai sumber distribusi penyakit karena selalu dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi oleh orang-orang yang rentan dan lemah terhadap penyakit. Di rumah sakit pula dapat terjadi penularan baik secara langsung (cross infection), melalui kontaminasi benda-benda ataupun melalui serangga sehingga dapat mengancam kesehatan (vector borne infection) masyarakat umum (Chandra, 2007). Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tetapi menyebarkannya dengan membawa patogen dari satu inang ke yang lainnya. Vektor juga merupakan anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi dunia kesehatan masyarakat, binatang yang termasuk kelompok vektor dapat merugikan kehidupan manusia karena disamping mengganggu secara langsung juga sebagai perantara penularan penyakit. Penyakit yang ditularkan melalui vektor masih menjadi penyakit endemis yang dapat menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa serta dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian atas penyebaran vektor tersebut (Nurmaini, 2001). Penyakit yang ditularkan melalui vektor masih menjadi penyakit endemis yang dapat menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa serta dapat

3 menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat sehingga perlu dilakukan upaya pengendalian atas penyebaran vektor tersebut (Kepmenkes 1204 tahun 2004). Nyamuk yang dapat bertindak sebagai perantara penularan penyakit malaria dan demam berdarah. Disamping nyamuk sebagai vektor penyakit juga ditemukan binatang pengganggu yaitu tikus dan kucing yang berfungsi sebagai binatang pengganggu, namun kedua phylum tersebut sangatlah mengganggu terhadap kesehatan manusia. Untuk itu keberadaan vektor dan binatang pengganggu tersebut harus ditanggulangi, namun demikian tidak mungkin membasmi sampai keakar-akarnya melainkan kita hanya mampu berusaha untuk mengurangi atau menurunkan populasinya kesatu tingkat tertentu yang tidak mengganggu ataupun membahayakan kehidupan manusia (Siregar, 2010). Bahaya lingkungan kerja baik fisik, kimiawi maupun biologis perlu dilakukan langkah pengendalian sedemikian rupa sehingga dapat tercipta lingkungan kerja yang aman, nyaman, sehat dan produktif. Berbagai cara pengendalian dapat dilakukan sebagai upaya penanggulangan bahaya di tempat kerja. Salah satu upaya dalam rangka memberi perlindungan bagi tenaga kerja, pasien,dan pengunjung terhadap bahaya penyakit di Rumah Sakit dengan cara melakukan pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu di rumah sakit. Oleh karena itu K3 harus benar-benar diperhatikan dan diterapkan dalam suatu rumah sakit atau tempat kerja lain dimana di dalamnya terdapat tenaga kerja yang melakukan pekerjaannya. Bukan hanya dilakukan

4 pengawasan terhadap mesin dan peralatan, tetapi pengawasan yang lebih penting dilakukan karena manusia adalah faktor yang paling penting dalam suatu proses produksi. Pengendalian vektor penyakit dan Binatang Pengganggu terdapat di Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dan Peraturan Pemerintah No. 374 Tahun 2010 tentang Vektor Penyakit. Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sampai saat ini masih banyak ditemukan vektor penyakit dan binatang pengganggu, diantaranya kucing dan tikus. Untuk itu guna memenuhi tugas akhir penulis mengambil judul Pengendalian Vektor Penyakit dan Binatang Pengganngu di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. B. Rumusan Masalah Pentingnya diadakan pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu di rumah sakit agar tidak menimbulkan masalah yang serius bagi tenaga kerja, pasien dan pengunjung rumah sakit. Permasalahan yang akan dibahas penulis meliputi : 1. Bagaimanakah cara pemantauan vektor penyakit dan binatang pengganggu di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta? 2. Bagaimanakah cara pengendalian bahaya vektor penyakit dan binatang pengganggu di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta?

5 3. Bagaimanakah cara pemberantasan vektor penyakit dan binatang pengganggu di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta? C. Tujuan Tujuan yang dicapai dalam penulisan laporan ini adalah : 1. Untuk megetahui cara melakukan pemantauan dan pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. 2. Untuk memberikan pengetahuan mengenai pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. D. Manfaat 1. Manfaat Bagi Rumah Sakit : a. Memberikan masukan kepada Rumah Sakit, dalam hal menangani vektor penyakit dan binatang pengganggu di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit dan Peraturan Pemerintah No. 374 Tahun 2010 tentang Vektor Penyakit. b. Diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta khusunya dalam pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu.

6 2. Manfaat Bagi Prodi Diploma III Hiperkes dan Kesehatan Kerja FK UNS a. Menambah referensi mengenai pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. b. Menambah kepustakaan yang dapat bermanfaat untuk pengembangan dan aplikasi di dalam praktek kerja lapangan. 3. Manfaat Bagi Mahasiswa a. Sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan bidang Hiperkes dan Keselamatan Kerja serta pengembangan dan aplikasi di dalam kerja praktek lapangan terutama dalam bidang kesehatan kerja di rumah sakit tentang pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. b. Dapat mengamati penerapan ilmu Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit yang diperoleh pada bangku kuliah pada saat praktek lapangan di rumah sakit yaitu tentang pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta yang sesuai dengan kondisi sebenarnya serta dapat mengetahui cara pengendalian vektor penyakit dan binatang pengganggu di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.