Pemberian preparat daun G. procumbens peroral kepada mencit kelompok. Pengamatan terhadap jumlali makrofag intraperitoneal dilakukan pada hari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. fagositosis makrofag pada kelompok perlakuan (diberi ekstrak daun salam)

BAB 5 PEMBAHASAN. Mencit yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam

BAB 1 PENDAHULUAN. 3 penyakit menyular setelah TB dan Pneumonia. 1. Diare dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya infeksi bakteri.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,

BAB I PENDAHULUAN. patogen di lingkungan, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit yang dapat

BAB VI PEMBAHASAN. Mencit Balb/C yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari. Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sirih merah merupakan salah satu tanaman yang sudah dikenal luas di

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran. Dian Kusumaningrum 3, Winarto 4

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur patogen,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. 2 Indonesia merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mencit terinfeksi E. coli setelah pemberian tiga jenis teripang ditunjukkan pada

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Terjadinya diabetes melitus ini

Mekanisme Pertahanan Tubuh. Kelompok 7 Rismauzy Marwan Imas Ajeung P Andreas P Girsang

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006 HALAMAN PENGESAHAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

IMUNITAS HUMORAL DAN SELULER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sirih merah (Piper crocatum) termasuk dalam famili Piperacae,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kesakitandan angka kematian terutama pada negara

] 2 (Steel dan Torrie, 1980)

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

serta terlibat dalam metabolisme energi dan sintesis protein (Wester, 1987; Saris et al., 2000). Dalam studi epidemiologi besar, menunjukkan bahwa

BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diinfeksi Klebsiella pneumoniae, diperoleh hasil sebagai berikut.

Tuberkulosis merupakan penyakit yang telah lama ada. Tetap menjadi perhatian dunia Penyebab kematian kedua pada penyakit infeksi

BAB I PENDAHULUAN. mengenai saluran cerna. Diagnosis demam tifoid bisa dilakukan dengan

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Sistem imunitas didalam tubuh manusia merupakan satu kesatuan yang

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS MN / PMN LPS. NLRP3 ASC Adaptor protein OLIGOMERASI INFLAMMASOME. IL-1β SEPSIS SURVIVAL

MEKANISME FAGOSITOSIS. oleh: DAVID CHRISTIANTO

Efektivitas Seng (Zn) sebagai Imunostimulan dalam Produksi Reactive Oxygen Intermediate pada Mencit Balb/C yang Diinfeksi Salmonella typhimurium

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN. seperti hernia inkarserata, masih merupakan perdebatan. Implantasi benda asing

ulangan pada tiap perlakuan. Pada penelitian ini dilakuan sebanyak 6 kali ulangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tahapan Respon Sistem Imun Respon Imune Innate Respon Imunitas Spesifik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Migrasi Lekosit dan Inflamasi

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Makrofag Makrofag merupakan sel fagosit mononuklear yang utama di jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai obat antihipertensi (Palu et al., 2008). Senyawa aktif yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan salah satu penyakit infeksius. yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles betina.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan. rancangan the post test-only control group design

BAB IV METODE PENELITIAN. imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK UMBI GYNURA PROCUMBENS TERHADAP JUMLAH KUMAN KULTUR HEPAR PADA MENCIT BALB/C YANG DIINFEKSI SALMONELLA TYPHIMURIUM

BAB 6 PEMBAHASAN. lengkap baik dari segi farmakologi maupun fitokimia. Pemanfaatan Phaleria macrocarpa ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara empiris dapat mengobati berbagai macam penyakit. Tumbuh subur pada

BAB VI PEMBAHASAN. Efektivitas Ekstrak Kulit Manggis Terhadap Sel NK. kontrol mengalami kenaikan. Hal ini dapat kita lihat pada grafik berikut ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah terjadinya diskontinuitas kulit akibat trauma baik trauma

PENGEMBANGAN EKSTRAK RIMPANG BANGLE

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN AKTIVITAS FAGOSITOSIS MAKROFAG PADA. MENCIT BALB/c YANG DIINFEKSI. Salmonella typhimurium ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan guna memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

7.2 CIRI UMUM SITOKIN

BAB I PENDAHULUAN 1. I. LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jintan hitam (Nigella sativa) terhadap jumlah sel Neutrofil pada proses. Tabel 1. Hasil Perhitungan Angka Neutrofil

BAB 1 PENDAHULUAN. Diare adalah buang air besar (defekasi) yang berbentuk tinja cair atau

PENGARUH PEMBERIAN ECHINACEA DAN MINYAK IKAN TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL MENCIT BALB/C YANG DIINFEKSI LISTERIA MONOCYTOGENES

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Di seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas.

KONSEP DASAR IMUNOLOGI

BAB V PEMBAHASAN. Dari hasil uji statistik diperlihatkan bahwa pemaparan asap rokok, tanpa

BAB VI PEMBAHASAN. cedera abrasi menyerupai dengan cedera peritoneum saat operasi abdomen..

BAB III METODE PENELITIAN. test only control group design. Pengukuran awal tidak dilakukan karena dianggap sama untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiki 2 sistem imun yaitu sistem imun bawaan. (innate immunity) dan sistem imun adaptif (adaptive

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SOAL UTS IMUNOLOGI 1 MARET 2008 FARMASI BAHAN ALAM ANGKATAN 2006

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.

SISTEM IMUN. Pengantar Biopsikologi KUL VII

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan perlindungan terhadap adanya invasi zat-zat asing ke dalam tubuh.

Efek Imunostimulator Ekstrak Daun Kasturi (Mangifera Casturi) Pada Mencit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan dunia,

BAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan post-test only control group design. Hewan uji dirandomisasi baik

2 Sebutkan macam-macam klas sel limfosit dan apa fungsi dasar masingmasing limfosit tersebut

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi Fakultas

PENGARUH PEMBERIAN VAKSINASI BCG TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR MENCIT BALB/c STRES YANG TERINFEKSI Listeria Monocytogenes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Kesehatan Masyarakat

I. PENDAHULUAN. maupun pelarut dan reagensia (Syabatini, 2008). Dalam dunia kesehatan

Transkripsi:

BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL PENGAMATAN 4.1.1 Hasil Pengamatan Jumlah Makrofag Intraperitoneal Pemberian preparat daun G. procumbens peroral kepada mencit kelompok perlakukan dan aquadest kepada mencit kelompok kontrol dilakukan selama 28 hari, dengan alasan mengarah kepada penelitian sebelumnya "Pengaruh pemberian daun G. procumbens terhadap peningkatan survival mencit Balb/C yang diinfeksi S. typhimurium bahwa dalam waktu tersebut telah terbukti dapat meningkatkan survival mencit Balh/C yang diinfeksi 5. typhimurium (Ekomurtono) Pengamatan terhadap jumlali makrofag intraperitoneal dilakukan pada hari ke-28 dengan cara mengambil cairan intraperitoneal mencit yang sebelumnya telah diiiijeksi larutan NaCl 0,9% dingin. Kemudian diliitung jumlali makrofag yang diasumsikan sebagai makrofag yang siap teraktivasi tanpa pengenceran dan dihitung pada bilik hitung. Didapatkan hasil seperti pada tabel 1. label 1 Pengamatan jumlah makrofag intraperitoneal mencit Balb/C Kelompok perlakuan Kelompok kontrol Mean 2,9.10' 2,63. lo*' Median 3,0.10' 2,85.10*^ SD 3,9.10' 5,04.10^ P 0,004 32

33 Hasil pengamatan diatas setelah diuji dengan Mann - Whitney Test didapatkan ada perbedaan yang signifikan antara jumlali makrofag intraperitoneal kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol, yang dilihat dari nilai P = 0,004 dan P < 0,05. perbedaan pelakuan pada mencit kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol mempengamhi jimilah makrofag intraperitoneal. Kelompok perlakuan yang diberi preparat daun G. procumbens mempimyai jumlah makrofag yang lebih banyak dari kelompok kontrol. 4.1.2 Hasil Pengamatan Fungsi Fagosit Makrofag Pengamatan terhadap fungsi fagosit makrofag yang dapat dinilai pada penelitian ini hanya terbatas pada fase adhesi, ingesti dan digesti saja, sedangkan fungsi killing makrofag belum dapat dilihat. Makrofag intraperitoneal yang dikeluarkan direaksikan dengan kuman 5. typhimurium dan dibiarkan selama 60 menit dengan maksud xmtuk memberikan kesempatan makrofag untuk memfagosit kuman. Kemudian dihitung jumlali makrofag yang memfagosit minimal satu kuman perl 00 makrofag pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Untuk membuktikan berhasil atau tidaknya fagosit makrofag dalam hal killing perlu dibialdcan lebih lanjut.

34 Tabel.2 Pengamatan jumlah makrofag yang memfagosit kuman S. typhimurium Kelompok perlakuan Kelompok kontrol Mean 37,83 27,00 Median 37,50 29,00 SD 4,02 8,27 P 0,0 13,4.1.3 Uji Kemaknaan Mann - Whitney Test Dari data hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah makrofag yang memfagosit kuman pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hal ini diuji dengan uji statistik Mann - Whitney Test sebagai uji kemaknaan non parametrik. Didapatkan nilai P = 0,013 dan P < 0,05. Jumlali makrofag yang memfagosit kuman pada kelompok yang diberi daun G. procumbens meningkat 1,4 kali dibandingkan jumlali makrofag pada kelompok yang tidak diberi daun G. procumbens. 4.2 PEMBAHASAN Melalui hasil pengamatan pada penelitian ini diperoleh data bahwa daun G. procumbens dapat meningkatkan jumlah makrofag intraperitoneal sebanyak 10,8 kali dibandingkan kelompok kontrol dengan perbedaan signifikans,dimana P=0,004 dan P < 0,05. Makrofag intraperitoneal ini diasumsikan sebagai makrofag yang siap teraktivasi bila diberi kuman. Hal ini mungkin karena G. procumbens meningkatkan produksi TNF-a dan IFN-y yang berfimgsi untuk mengaktivasi

35 makrofag. Jumlah makrofag yang lebih banyak memberikan kemungkinan bahwa kelompok perlakuan memiliki pertalian tubuli yang lebili kuat dibandingkan kelompok kontrol (Soebowo). Pada tahapan selanjutnya, setelah makrofag teraktivasi dan menghasilkan mediator seperti : TNF-a akibat pemberian S. typhimurium terjadilah fagositosis makrofag terhadap kuman tersebut. Sebagaimana tertulis dalam hipotesis, jumlah makrofag yang memfagosit kuman antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol terdapat perbedaan yang signifikan dimana P = 0,013 dan P < 0,05. jumlah makrofag yang memfagosit kuman pada kelompok yang diberikan daun G. procumbens meningkat 1,4 kali dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan daim G. procumbens, dimana tidak dapat dibedakan kuman yang terdapat di dalam makrofag tersebut masili hidup atau sudah mati. Hal ini mungkin disebabkan oleh kandungan yang terdapat di dalam preparat daun G. procumbens yang dapat menstimvdasi makrofag imtuk memfagosit kuman S. typhimurium. Daun G. procumbens yang kemimgkinan dapat meningkatkan produksi sitokinsitokin akan meningkatkan aktivasi makrofag, dimana makrofag yang telah teraktivasi akan memfagosit kuman S. typhimurium. Kandungan G. procumbens dalam hal stimulasi makrofag untuk memfagosit kuman perlu ditehti lebih lanjut. Fungsi fagosit makrofag dalam hal killing hokan dapat dinilai oleh karena perlu pengkulturan lebih lanjut dari kuman S. typhimurium yang telah difagosit oleh makrofag. Pada penelitian secara invivo didapatkan bahwa daun G.

36 procumbens dapat meningkatkan fimgsi fagosit granulosit (leukosit PMN). Sedangkan pada penelitian ini dapat dilfliat secara invitro makrofag mencit yang telah diberi daun G. procumbens dapat memfagosit dengan baik. Akan tetapi fungsi killing dari makrofag pada penelitian ini tidak dinilai. Secara invivo kuman S. typhimurium tetap berhasil dibimuh tetapi peranan utama xmtuk membunuh kuman ini tidak oleh makrofag tetapi oleh sebab lain misalnya limfosit T yang menghasilkan T CD4+ dan T CD8+ yang akan mengaktivasi makrofag. Makrofag yang teraktivasi dapat memproduksi sitokin (antara lain TNF - a, IL - 1, IL - 6, IL - 8) yang akan mengaktivasi sel-sel lain diantaranya granulosit dan mengumpuucan sel-sel radang lain untuk membunuh kuman. Fungsi killing makrofag kemungkinan tidak efektif untuk S. typhimurium oleh karena S. typhimurium adalah kuman intraselluler yang justru bisa hidup di dalam makrofag oleh karena S. typhimurium memiliki kapsul sehingga bakteri intraseluler ini resisten terhadap enzim-enzim lisosom sel makrofag. Jadi makrofag hanya berftmgsi imtuk mengeliminir kuman intraseluler dan meningkatkan killing bakteri intrasel oleh sel lain.selain itu fimgsi fagosit makrofag dalam hal killing dapat terhambat oleh faktor - faktor supresan. Faktor supresan tersebut mungkin berasal dari tubuh mencit sendiri atau berasal dari daun G. procumbens, misalnya : kandungan steroid dalam daun tersebut yang perlu diteliti lebih lanjut. Selain itu banyak faktor yang mempengamhi antara lain : makrofag mencit Balb/C adalah mencit yang sensitif terhadap S. typhimurium oleh karena mempunyai gen it/

37 atau n-ramp-r ( Natural Resistance Associated Membrane Protein -1 ) yang mempengamhi fungsi fagosit makrofag terhadap S. typhimurium.