HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (Studi Pada Pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo) Tahun 2016

dokumen-dokumen yang mirip
pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA LANSIA BEROBAT JALAN DI RSUD LANGSA TAHUN 2014 TESIS. Oleh ARIS WINANDAR /IKM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Universitas Indonesia Library >> UI - Tesis (Membership)

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

FAKTOR - FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA USIA DEWASA DI RS HAJI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PRIMER PADA SUPIR TRUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

ANALISIS TINGKAT RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN METODE PERHITUNGAN FRAMINGHAM PADA PEGAWAI DI BATAN SERPONG, TAHUN

Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner pada Penderita Penyakit Jantung Koroner Usia 45 Tahun di RSUP H. Adam Malik, Medan Tahun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN SENAM JANTUNG SEHAT

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : LORA INVESTISIA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi

Persutujuan Pembimbing. Jurnal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

AYU CANDRA RAHMAWATI J

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

FAKTOR RESIKO KEJADIAN PENYAKIT HIPERTENSI DI PUSKESMAS BASUKI RAHMAT PALEMBANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak. memberikan intervensi kepada objek dan hanya mewawancarai.


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN ANALISIS FAKTOR RISIKO GAGAL JANTUNG DI RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah

Transkripsi:

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (Studi Pada Pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo) Tahun 2016 Iis Sri Nurasyifa 1) Siti Novianti dan Nur lina 2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Epidemiologi 1) Universitas Siliwangi (iis.sri@student.unsil.ac.id) Dosen Pembimbing Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan 2) Universitas Siliwangi ABSTRAK Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh adanya penyempitan dan penyumbatan arteri koronaria yang mengalirkan darah ke otot jantung, diperkirakan 17,3 juta atau sekitar 30% penduduk dunia meninggal akibat penyakit jantung dan 7,3 juta diantaranya disebabkan penyakit jantung koroner. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko PJK. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan riwayat hipertensi dengan kejadian penyakit jantung koroner. Metode penelitian menggunakan desain penelitian kasus kontrol dengan sampel 24 kasus dan 48 kontrol dari populasi 557 orang, reponden yang mengalami riwayat hipertensi sebanyak 52,7%. Data dianalisis dengan uji chi square. Hasil bivariat menunjukan adanya hubungan riwayat hipertensi dengan kejadian penyakit jantung koroner dengan nilai p value 0,003 kurang dari 0,005, nilai OR= 5,800. Disarankan penderita hipertensi dengan melakukan pengobatan tekanan darah tinggi dimulai dengan perubahan-perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner. Kepustakaan : (2000 2013) Kata kunci : Riwayat Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner 1

RELATIONSHIP HISTORY EVENTS WITH HYPERTENSION CORONARY HEART DISEASE (Study in Patients Clinical Medicine dr. Soekardjo) 2016 Iis Sri Nurasyifa1) Siti Novianti and Nur lina 2) Student of the Faculty of Health Sciences Specialisation Epidemiologi 1) Siliwangi University (iis.sri@student.unsil.ac.id) Epidemiology Section Supervisor Faculty of Health Sciences 2) Siliwangi University ABSTRACT Coronary Heart Disease (CHD) is a disorder caused by the narrowing and blockage of the coronary arteries that supply blood to the heart muscle, an estimated 17.3 million, or approximately 30% of the world population die from heart disease and 7.3 million were due to coronary heart disease, Hypertension is a risk factor for CHD. This study aimed to analyze the relationship between a history of hypertension and coronary heart disease events. The research method using case-control study design with a sample of 24 cases and 48 controls from a population of 557 people, respondents who had hypertension as much as 91.67%. Data were analyzed with chi square test. Bivariate results showed the presence of hypertension history relationship with the incidence of coronary heart disease with a 0.003 p value less than 0.005, OR = 5.800 value. Suggested hypertensive patients with high blood pressure treatment starts with lifestyle changes to lower blood pressure and reduce your risk of coronary heart disease. Bibliography : (2000-2013) Keywords : History of Hypertension, Coronary Heart Disease 2

A. PENDAHULUAN Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian di seluruh dunia. Pada tahun 2005, penyakit ini menyebabkan 17,5 juta kematian, yaitu sekitar 30% dari total kematian pada tahun tersebut (Lindholm dan Mendhis, 2007). Selain itu, diperkirakan 17,3 juta atau sekitar 30% penduduk dunia meninggal akibat penyakit jantung dan 7,3 juta diantaranya disebabkan PJK. Lebih dari 80% kematian akibat PJK terjadi di negara berkembang. Penyakit ini menyebabkan kematian lebih tinggi dibandingkan penyakit lainnya seperti stroke, penyakit jantung kongestif, penyakit jantung rematik,dan lain-lain (WHO, 2008). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir tidak lagi menghadapi double burden diseases (beban ganda), tetapi triple burden diseases. Maksudnya adalah penyakit menular masih menjadi masalah yang tak kunjung terselesaikan, munculnya penyakit menular lama (re-emerging diseases), timbulnya penyakit baru (new-emerging diseases), dan diperparah dengan penyakit tidak menular dengan kecenderungan yang semakin meningkat (Kemenkes RI, 2012). Penyakit Jantung Korener (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh adanya penyempitan dan penyumbatan arteri koronaria yang mengalirkan darah ke otot jantung (Dinie, 2008). Faktor risiko pada penyakit jantung koroner dapat dikelompokkan menjadi dua, berdasarkan bisa atau tidaknya modifikasi, faktor risiko yang bisa dimodifikasi antara lain obesitas, dislipidemia, hipertensi, diabetes mellitus, aktifitas fisik, kebiasaan merokok dan stress, faktor yang tidak bisa di modifikasi antara lain adalah umur, jenis kelamin, riwayat penyakit keluarga, dan ras/etnis (Kasron, 2012). Hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi pada pembuluh darah arteri maupun vena. Hipertensi yang tinggi secara terus-menerus menyebabkan kerusakan sistem pembuluh darah arteri dengan perlahan-lahan. Arteri tersebut mengalami suatu proses pengerasan, pengerasan pembuluh pembuluh tersebut dapat juga disebabkan oleh endapan lemak pada dinding. Proses ini menyempitkan rongga yang terdapat di dalam pembuluh darah,sehingga aliran darah menjadi terhalang. Hal ini dapat terjadi juga di pembuluh darah arteri koroner (Soeharto, 2004). 3

Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan kepada 8 orang klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo, yang menderita penyakit jantung koroner sebanyak 8 orang 4 orang (50%) memiliki riwayat hipertensi 4 orang (50%) tidak memiliki riwayat hipertensi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Penyakit Hipertensi Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner (Studi pada pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo ). B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian kasus kontrol. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo yang berjumlah 557 orang, dengan sampel 24 kasus dan 48 kontrol. Variabel-variabel yang dianalisis adalah variabel bebas yaitu riwayat hipertensi yang dihubungkan dengan variabel terikat yaitu kejadian penyakit jantung koroner. Pengambilan data menggunakan teknik wawancara dengan kuesioner. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 0,05. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian pada 72 responden, maka didapatkan karakteristik umur, jenis kelamin, riwayat hipertensi, lama menderita hipertensi, lama menderita penyakit jantung koroner, gejala awal penyakit jantung koroner. 1. Analisis Univariat Tabel 4.1 Data Statistik Destriptif Responden Berdasarkan Umur Di Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016 Statistik Umur Max 88 Min 40 Mean 59,79 Median 60,00 Std. Deviasi 9,682 Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa responden yang berumur paling muda adalah umur 40 tahun, responden yang berumur paling tua adalah umur 88 tahun, rata-rata umur responden adalah 59,79 tahun. 4

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016 No Jenis Kelamin N Persentase (%) 1 Laki-Laki 27 37,5 2 Perempuan 45 62,5 Jumlah 72 100.0 Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa responden perempuan lebih banyak yaitu 45 orang responden (62,5%), dibandingkan responden laki-laki yaitu 27 orang responden (37,5%). Tabel 4.3 Data Statistik Berdasarkan Nilai Maksimal, Minimal dan Rata-rata Sistol dan Diastol Di Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo Tahun 2016 Statistik Sistol (mmhg) Diastol (mmhg) Max 215 126 Min 84 45 Mean 141,35 82,68 Median 140 80,00 Std. Deviasi 31,008 13,237 Berdasarkan tabel 4.3 data sistol maksimal 215, minimal 84, mean 141,35, median 140 dan standar deviasi 31,008 dan untuk diastol maksimal 126, minimal 45, mean 82,68, median 80,00 dan standar deviasi 13,237. Tabel 4.4 Data Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Menderita Hipertensi Di Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016 Statistik tahun Max 15 Min 1 Mean 3.88 Median 2 Std. Deviasi 3,607 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa responden yang paling lama menderita hipertensi adalah 15 tahun, responden yang paling sebentar 5

hipertensi adalah 1 tahun dan rata-rata responden hipertensi 3 tahun 8 bulan 8 hari. Tabel 4.5 Data Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Menderita Penyakit Jantung Koroner Di Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016 Statistik Tahun Max 10 Min 1 Mean 4,92 Median 3 Std. Deviasi 3,900 Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang paling lama menderita penyakit jantung koroner adalah 10 tahun, responden yang paling sebentar menderita penyakit jantung koroner yaitu 1 tahun dan rata-rata lama responden menderita PJK yaitu 4 tahun 9 bulan 2 hari. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Pertama Pada Penyakit Jantung Koroner di Jalan Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo Tahun 2016 Ya Tidak No Jenis Keluhan N % N % 1. Sakit dada 0 0 24 100 seluruhnya 2. Panas/demam 0 0 24 100 3. Kesemutan 5 20,83 19 79,17 4 Sakit dada 24 100 0 0 kiri sampai belakang 5 Pusing 20 83,33 4 16,67 kepala 6 Sesak nafas 24 100 0 0 Berdasarkan tabel 4.7 deskriptif keluhan pertama pada penderita PJK dengan presentase sakit dada seluruhnya (0%), panas/demam (0%), kesemutan 5 orang (20,83%), sakit dada kiri sampai belakang 24 orang (83,33%) dan sesak nafas 24 orang (100%). 6

2. Analisis Bivariat Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien Rawat Jalan di Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo N o Kategori Riwayat Hipertensi Kejadian PJK Total PJK Bukan PJK N % N % N % p value OR (95% CI) 1 Memiliki riwayat hipertensi 19 79,17 19 39,59 38 52,7 7 2 Tidak Memiliki riwayat hipertensi 5 20,83 29 60,41 34 47,2 3 0.003 5.800 (1.850-18.179) Jumlah 24 100 48 100 72 100 Pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa proporsi responden yang memiliki riwayat hipertensi lebih banyak yang mengalami penyakit jantung koroner (79,17%). Berdasarkan uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p = 0,003 (p value kurang dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara riwayat hipertensi dengan kejadian penyakit jantung Koroner. Di RSUD dr. soekardjo nilai OR = 5,800 berarti bahwa riwayat hipertensi memiliki berisiko 5,800 kali lebih besar untuk terkena penyakit jantung koroner daripada yang tidak memiliki riwayat hipertensi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ira, Ferry, Irwan (2012) di Poliklinik Kardiologi RSUP. Dr. Mohammad Hoesin Palembang menunjukan bahwa riwayat hipertensi ditemukan tinggi pada penderita penyakit jantung koroner (p=0,028 OR= 2,957). Selain itu, hasil penelitian dari Elytha (2012) juga diperoleh bahwa proporsi responden yang memiliki riwayat hipertensi lebih tinggi pada responden yang menderita penyakit jantung koroner, hasil kedua penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan yaitu yang memiliki riwayat hipertensi 7

ditemukan tinggi pada pasien yang menderita penyakit jantung koroner (79,17%). Menurut Anwar dalam Sumiati dkk (2010), terdapat dua faktor PJK, faktor yang bisa diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Yang bisa diubah yaitu hipertensi, merokok, diabetes melitus, dislipidemia, obesitas, kurang aktifitas fisik. Faktor yang tidak dapat diubah usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, ras. Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis koroner (faktor koroner) hal ini menyebabkan angina pektoris, insufisiensi koroner dan miokard infark lebih sering didapatkan pada penderita hipertensi dibanding orang normal. D. SIMPULAN 1. Sebanyak 52,77% responden memiliki riwayat hipertensi. 2. Ada hubungan antara riwayat hipertensi dengan kejadian penyakit jantung koroner dengan nilai p value 0.003 dan nilai OR = 5.800 (95% Cl = 1.850-18.179). E. SARAN 1. Bagi Penderita Hipertensi Adapun saran untuk penderita hipertensi dengan melakukan pengobatan tekanan darah tinggi dimulai dengan perubahan-perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah dan mengurungi resiko terkena penyakit jantung koroner. 2. Bagi RSUD dr. Soekardjo Bagi RSUD dr. Soekardjo, sebaiknya memberikan informasi kepada pasien penyakit jantung koroner, tentang hipertensi sebagai faktor risiko penyakit jantung koroner, menyarankan medical cek up sehingga memperbaiki keadaan penderita setelah pulang dari rumah sakit. 3. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang lain yang berpengaruh terhadap penyakit jantung 8

koroner seperti merokok, diabetes melitus, dislipidemia, obesitas, aktifitas fisik yang merupakan beberapa faktor penyebab penyakit jantung koroner. DAFTAR PUSTAKA Dinie,2008. Faktor-faktor Resiko PJK. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta. Elytha F, 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyakit Jantung Koroner Di RS Khusus Jantung Sumbar. Jurnal kesehatan Masyarakat; Vol 8/No. 1:15. Ira Dwi Novriyanti, Ferry Usnizar, Irwan, 2012. Pengaruh Lama Hipertensi terhadap Penyakit Jantung Koroner di Poliklinik kardiologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Jurnal Kedokteran; Vol 1/No 1. Kasron, 2012, Kelainan dan Penyakit Jantung: Pencegahan serta Pengobatannya, Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta. Kemenkes RI, 2012, Penyakit Tidak Menular. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Lindholm, L.h., Mendhis, S. Prevention of cardiovascular in developing countries. The Lancet, 370(9589), pp.720-722.2007. Soeharto, Iman. 2004. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan Kolesterol. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sumarti Sri 2010. Faktror-faktor Resiko Pemyakit Jantung Koroner. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan. Universitas Muhammadiyah, Semarang. World Health organization, 2008 about Cardiovascular diseases (http:// www.who,int/cardivascular_diseases/about_cud/en/diakses juli 2016) 9