Lokasi : Daerah-daerah bencana dan potensi menimbulkan bencana. POV 1 : Point of View Anak terhadap lingkungannya (bencana alam yang memperngaruhi

dokumen-dokumen yang mirip
Sang Anak dari kaki gunung Merapi Obyek Wisata Turgo Plawangan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang sosial, kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal, dan kekacauan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati

BAB V PENUTUP. atas kehilangan-kehilangan yang mereka alami, mulai dari anggota keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara, dengan luas 2.127,25 Km 2 atau 2,97% dari luas

BAB I PENDAHULUAN. Sapikerep yaitu Gunung Bromo yang merupakan gunung terkenal di Jawa. Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang.

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI

BAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijadikan permukiman sehingga muncul larangan bermukim. Merapi terletak antara dua provinsi yakni Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat untuk bertani sayur guna memenuhi

3. Pelestarian makhluk hidup dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat berupa

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang masih ada hingga sampai saat ini. Kerugian material yang ditimbulkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. pasar bebas khususnya di bidang ekonomi, terlebih kepada negara yang semakin

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. obyek wisata, serta kemudahan perjalanan wisatanya. berwisata yang berkualitas. Adanya keinginan wisatawan yang umumnya

BAB. I PENDAHULUAN. dan permasalahannya di masing-masing daerah. masyarakat baik di tingkat komunitas, regional, maupun nasional.

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk investasi diberbagai sektor.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dian Mayasari, 2013

STUDI PROSPEK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA VULKANOLOGI KETEP DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENUNJANG INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang tanpa harus merugikan generasi yang akan datang. longsor dan banjir. Namun kekurangan air juga dapat menimbulkan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif

XI. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. erupsi Merapi terhadap sektor pertanian dan lingkungan TNGM di Provinsi DIY dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama Peningkatan Ketahanan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global Malang, 17 Mei

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

Menunggu Jalur Lintas Selatan Pulau Jawa Menjadi Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang rawan bencana karena alam negeri kita ini berdiri di atas pertemuan

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 (UUD) 1945 menentukan bahwa bumi, air. dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

Dalam tesis ini, penulis memandang bahwa masuknya pariwisata ke Atauro tidak bisa dilepaskan dengan hadirnya para penggerak yang disebut sebagai

Jenis Bahaya Geologi

BAB I PENDAHULUAN. api pasifik (the Pasific Ring Of Fire). Berada di kawasan cincin api ini

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Merapi ditingkatkan dari normal menjadi waspada, dan selanjutnya di tingkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia memberikan dampak yang

BAB V STRUKTUR AGRARIA DAN STATUS PENGUASAAN LAHAN

terpaksa antri atau harus berjalan jauh puluhan kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih. Sebaliknya, ketika musim hujan tiba, air menjadi banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. Berapa umur anak Anda yang masih bersekolah di TKK Kota wisata? a. 2 tahun b. 3 tahun c. 4 tahun d. 5 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Habitat merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

BAB II DASAR TEORI...

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah

TEBASAN DI GUNUNG WURUNG KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi Tanah Karo dengan ketinggian antara 600 sampai 1400 meter di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ada di Indonesia. Kebutuhan akan kawasan konservasi sebagai kawasan yang

BAB I PENDAHULUAN. DAS Serayu, terutama di bagian hulu DAS berkaitan dengan pemanfaatan lahan

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Kerangka Pikir Studi...

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) berdasarkan Undang-Undang Republik

Vulnerability. (Kerentanan) Praktikum Lapangan Gunung Merapi Mata Kuliah Mitigasi Bencana

Berkembangnya perkebunan kopi dari waktu ke waktu dapat memunculkan kekhawatiran terhadap kelestarian kawasan hutan di Aceh Tengah dan Bener Meriah

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II

PANDUAN PENGAMATAN LANGSUNG DI LOKASI/KAWASAN WISATA TERPILIH

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

UJI KOMPETENSI SEMESTER I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat!

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Seminar Lokakarya Nasional Geografi di IKIP Semarang Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Selain

LAPORAN EVALUASI AWAL BENCANA TANAH LONGSOR DESA BANARAN, KECAMATAN PULUNG, KABUPATEN PONOROGO

KONDISI TANAH DAN TEKNIK REHABILITASI LAHAN PASCA-ERUPSI GUNUNG MERAPI. Deddy Erfandi, Yoyo Soelaeman, Abdullah Abas Idjuddin, dan Kasdi Subagyono

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

.3 Jumat, 24 Juni 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yaitu dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Proyek Tambang Pasir Besi di Kulon Progo

Transkripsi:

Nama : Irfan Setyadi Kelas : S1SI5F NIM : 08.12.3144 JUDUL FILM: EFEK BENCANA Terhadap Perkembangan Anak Subyek : Anak Lokasi : Daerah-daerah bencana dan potensi menimbulkan bencana. POV 1 : Point of View Anak terhadap lingkungannya (bencana alam yang memperngaruhi lingkungan sosial budayanya.) POV 2 : Pandangan orang luar (para ahli, media) terhadap kejadian, bencana, hal yang berhubungan dengan lokasi pengamatan (pembuatan film). Data tambahan : Klipping koran, komparasi data historis dan segment Animasi. Rancangan tayangan : 60 menit dengan 5 segment dan 1 teaser Pembagian segment :

Teaser : Montage dan narasi awal tentang kejadian sebuah bencana atau sebuah ketakutan terhadap ancaman bencana. Segment 1 (hubungan anak dgn keluarga dan lingkungannya) : Subyek anak sebagai pemain utama menerangkan pola hubungannya terhadap keadaan keluarga dan lingkungan sekitarnya. Segment 2 (Anak melihat Lingkungannya yang berubah rusak atau mulai mengalami tekanan intervensi dari orang luar atau kendala lingkungan yang memaksa ia/keluarganya melakukan sesuatu). Segment 3 (Sisi pandang orang lain contoh : para Investor yang melihat daerah lokasi sebagai tempat menuai uang (tempat yang cocok untuk dieksploitasi). Sisi pandang orang-orang yang melakukan kesalahan (perusakan lingkungan), karena alasan ekonomi dsb. Segment 4 : Penjelasan para Ahli dan Animasi data. Bisa juga dimasukkan komparasi data historis terhadap lingkungan yang sama atau kejadian yang berbeda di waktu yang berbeda (komparasi data NEWS, data riset dsb.) Segment 5 : Sang Anak menemukan sebuah jawaban atau sebuah pertanyaan terhadap kondisi lingkungannya yang semakin rusak. Eksplorasi kesedihan/dramatika subyek terhadap keadaan bencana / kerusakan lingkungan. Rancangan Cerita per Episode : Episode Anak Petani Sayuran Dieng- Wonosobo

Teaser : Kerusakan lingkungan dataran tinggi Dieng Wonosobo. Aspek budaya dan ekonomi. Mengerucut pada persoalan keluarga seorang petani penggarap lahan kentang yang mempunyai anak yang membantu ayah ibunya sepulang sekolah. Segment 1 : Subyek anak adalah anak yang rajin membantu ayahnya untuk bertani dan menanam sayuran. Segment 2 : Subyek anak melihat kesulitan orang tuanya dalam hal ekonomi. Ia melihat sang Ayah terjerat hutang kepada para pemodal/investor/tengkulak yang memberinya pinjaman uang untuk modal usaha. Segment 3 : POV para investor yang melihat dataran tinggi dieng sebagai lahan yang bagus untuk investasi pertanian. POV pemerintah daerah yang melihat daerah tersebut sebagai daerah subur dan pertanian yang menjanjikan. POV para petani yang merasa tidak mempunyai pilihan dan terdesak kebutuhan ekonomi. Segment 4 : Pendapat para Ahli dan pemerintah Wonosobo terhadap lingkungan yang rusak di daerahnya. Segment 5 : Subyek Anak menemui sebuah dilema dan sebuah ketakutan akan bahaya longsor dan penggundulan daerah dataran tinggi. Episode Anak Penambang pasir Pegunungan Sindoro Wonosobo

Teaser : Kerusakan lingkungan dataran tinggi Sindoro. Penambangan pasir besar-besaran. Tanah pertanian yang berubah menjadi lahan terbengkalai. Eksploitasi besar-besaran yang mengakibatkan kerusakan lingkungan. Fokus menuju cerita seorang anak yang mempunyai orang tua penambang pasir. Segment 1 : Subyek anak adalah anak yang terpaksa membantu ayahnya menjadi penambang pasir. Segment 2 : Subyek anak melihat kesulitan orang tuanya dalam hal ekonomi. Sebagai keluarga miskin, mereka terpaksa menjadi penambang pasir untuk mendapatkan uang lebih. Segment 3 : POV para investor yang melihat daerah Sindoro sebagai tambang pasir yang besar. POV para penambang pasir yang merasa tidak mempunyai pilihan dan terdesak kebutuhan ekonomi. POV Pemerintah Wonosobo dalam menerangkan proses penambangan pasir di wilayahnya. POV seorang warga yang terpaksa harus menjual lahannya untuk dieksploitasi pasirnya. POV seorang warga yang menolak menjual lahannya walaupun diiming-imingi uang besar oleh para investor. Segment 4 : Pendapat para Ahli dan pemerintah Wonosobo terhadap lingkungan yang rusak di daerahnya. Data dan animasi dampak negatif perusakan lingkungan akibat penambangan pasir besar-besaran. Segment 5 : Subyek Anak menemui sebuah dilema dan sebuah ketakutan akan bahaya kerusakan lingkungan atas penambangan pasir. Episode Sang Anak dari kaki gunung Merapi Obyek Wisata Turgo Plawangan.

Teaser : Bahaya bencana gunung merapi. Kondisi taman wisata Plawangan Turgo. Daerah alam yang indah dan berada di wilayah rawan bencana. Teaser berfokus kepada seorang anak yang menjadi penjaja makanan/tour guide bagi setiap wisatawan. Segment 1 : Subyek anak adalah anak yang yang bekerja mencari penghasilan sebagai tour guide dan penjual makanan di Obyek wisata Turgo Plawangan. Segment 2 : Subyek anak adalah pekerja keras yang ingin membantu perekonomian orang tuanya. Ia melihat ayah ibunya kesulitan dalam ekonomi. Selain itu sang Anak melihat bahaya gunung merapi yang sewaktu-waktu bisa menghancurkan tempat tersebut. Segment 3 : POV para pemimpin daerah (Sri Sultan) yang melihat daerah wisata tersebut adalah daerah rawan bencana. POV para penduduk Turgo yang tidak mau diungsikan Segment 4 : Pendapat para Ahli Vulkanologi dan ahli sosial budaya yang melihat keberadaan penduduk di daerah kaki gunung merapi. Animasi longsoran lahar dan lava gunung berapi. Komparasi visual 3 obyek wisata di kaki merapi (Plawangan Turbi, Kali urang dan Kali Adem) Segment 5 : Subyek Anak menemui kenyataan pahit, bahwa desa tempat tinggalnya dan kawasan wisata Plawangan Turgo telah/akan hancur.