PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

dokumen-dokumen yang mirip
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF : KONTRUKTIVIS DAN PARADIGMA KRITIS. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

Kajian Filsafati pada Ilmu Komunikasi. Rachmat Kriyantono, Ph.D

TEORI KOMUNIKASI II KONSTRUKTIVISME & KRITISISME FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL- JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TEORI KOMUNIKASI II KONSTRUKTIVISME & KRITISISME FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL- JAKARTA

BAB III METODOLOGI. ada konteks khusus atau dimensi waktu) (Moleong, 2011: 49). Paradigma yang

PRADIGMA PENELITIAN SOSIAL. Bahan Kuliah 1. Universitas Andalas

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

PARADIGMA DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang


BAB III. Metodologi Penelitian

MATA KULIAH: METODOLOGI PENELITIAN HUKUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosialnya. Subjek memiliki

MAKALAH. PENEGAKAN HUKUM DAN DISKRESI : Suatu Telaah Paradigmatik. Oleh: Prof. Erlyn Indarti

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

PARADIGMA Penelitian Sosial II

BAB 1 PENDAHULUAN. zaman semakin berkembang pula teknologi. merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang bertujuan. Setiap pernyataan padadasarnya adalah tindakan

KETERBATASAN HERMENEUTIK DALAM STUDI SASTRA

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan kajian tentang Dimensi Epistemologi dalam Sosiologi Peter. Ludwid Berger dan Relevansinya terhadap Pengembangan Studi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan dengan mengamati teks online

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Filsafat Ilmu dan Logika

$ [8] [176] Lusiana Darmawan Suryamita Harindrari

Paradigma dan Penyusunan Teori dalam penelitian kualitatif PERTEMUAN 3

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

Etika dan Filsafat. Komunikasi

PANCASILA Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu

Etika dan Filsafat. Komunikasi

FILSAFAT ILMU & LOGIKA. Oleh : dr. Nur Indarawati Lipoeto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN

ILMU DAN FILSAFAT SOSIAL

Teori-teori Kebenaran Ilmu Pengetahuan. # Sesi 9, Kamis 16 April 2015 #1

A. Filasafat Ilmu sebagai Akar Metodologi Penelitian

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE KUALITATIF GEOGRAFI : SIFAT DATA, JENIS DATA, & PERAN PENELITI. Minggu ke-2

Desain Model Penelitian Kuantitatif Oleh : Ir. Agus Hasbi Noor, M.M.Pd.

BAB III. Metodelogi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti menguraikan paradigma sebagai berikut:

TEORI INTERPRETIF. Modul ke: 14FIKOM FENOMENOLOGIS DAN KONTRUKTIVISME. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

UJIAN AKHIR SEMESTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut

Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1.1 Latar Belakang Masalah


BAB III. Metodologi Penelitian. dengan wawasanya. Sebagian orang menyatakan paradigma (Paradigm) sebagai

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD. interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan

KRISIS ILMU BARAT SEKULER DAN ILMU TAUHIDILLAH

Membaca Sosiologi dan Sosiologi Pedesaan sebagai Ilmu Pengetahuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut:

PENGENALAN PANDANGAN ORGANISASI

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PARADIGMA POSITIVISME DAN POSTPOSITIVISME

Filsafat Ilmu : Kajian atas Asumsi Dasar, Paradigma, dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan RESENSI BUKU

BAHAN AJAR PEMBELAJARAN VIII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Frankfurt. Para tokoh Mazhab Frankfurt generasi pertama terjebak dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGANTAR METODE PENELITIAN. Pertemuan Kesatu

Selamat membaca, mempelajari dan memahami

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DEFINISI, OBJEK DAN KELAHIRAN SOSIOLOGI. Pertemuan 2

BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik

Metodologi Penelitian Kuantitatif

METODE PENELITIAN. Penelitian dan Ilmu Pengetahuan. MR Alfarabi Istiqlal, SP MSi

PENDIDIKAN PANCASILA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN Pertemuan 3 JENIS DAN METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Paradigma Peneliti yang menggunakan metode penelitian studi kasus harus

Interaksionisme Simbolik dalam Penelitian Kualitatif

Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S-1 UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO HAKIKAT IPA. By Nurratri Kurnia Sari, M. Pd

Transkripsi:

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

Paradigma dalam Penelitian Kualitatif Paradigma Interpretif Paradigma Konstruktivisme Paradigma Kritis

Paradigma Positivis Positivisme dibidani oleh dua pemikir Prancis, yaitu Henry Sain Simon (1760-1825) dan muridnya Auguste Comte (1798 1857) Studi ilmiah terhadap masyarakat berdasarkan prinsip studi ilmu-ilmu alam. Kontrarevolusioner terhadap proyek pencerahan yang masih bersifat metafisika. Tedapat tiga kategori positivisme, yaitu positivisme sosial (Auguste Comte), positivisme evolusioner, dan Positivisme Logis. Positivisme sosial----fenomena sosial hanya bisa dipahami melalui penerapan ilmu-ilmu positif Positivisme evolusioner hampir sama dengan positivisme sosial. Perbedaannya hanya pada cara pandang mereka terhadap kemajuan. Positivisme sosial memangdang kemajuan berlangsung berdasarkan ilmu pengetahuan, sedangkan positivisme evolusioner memandang bahwa penentu kemajuan adalah interaksi manusia dengan alam semesta. Positivisme logis----berkembang pada tahun 1920-an Pengaturan masyarakat secara rasional harus dilandasi kesatuan pengetahuan, dan kesatuan pengetahuan hanya dapat dicapai bila dikembangkan satu bahasa ilmiah yg berlaku pada semua bidang ilmu pengetahuan.

Gagasan Positivisme Yang Nyata Yang Pasti Yang Tepat Yang Berguna POSITIVISME NON POSITIVISME Yang Khayal (chimrique) Yang Meragukan (indecision) Yang Kabur (vague) Yang sia-sia (oiseux) Yang mengklaim memiliki Kesahihan Mutlak Yang mengkalin memiliki Kesahihan Relatif Pengetahuan tentang suatu masyarakat dapat digunakan untuk meramalkan dan mengendalikan masa depannya. Melalui cara ini, ilmu sosial dapat membantu penciptaan susunan masyarakat sesuai dengan teori

Gagasan Positivisme Positivisme adalah aliran filsafat ilmu yang didasari atas keyakinan atau asumsi-asumsi dasar : 1. Ontologi : Realisme. Semesta digerakkan oleh hukum-hukum alam secara mekanis dalam hukum jika... Maka... 2. Epistemologi : Dualisme. Menggambarkan semesta apa adanya tanpa keterlibatan nilai-nilai subjektif peneliti. 3. Metodologi : eksperimental. Hipotesis dirumuskan lebih awal lalu diverivikasi dibawah situasi yg terkontrol (Doni Gahral Adian, 2002 : 136) Ciri-ciri Positivisme (Doni Gahral Adian, 2002 : 68) : 1. Bebas Nilai : keyakinan, gagasan, emosi peneliti tidak terlibat. Peneliti Objektif 2. Fenomenalisme : Peneliti mengamati gejala belaka. Bukan dibalik fenomena itu 3. Nominalisme : kebenaran berdasarkan nama atau ukuran. Bukan kenyataan itu sendiri 4. Reduksionisme : mereduksi kenyataan menjadi fakta-fakta yg dapat dipersepsi 5. Naturalisme : semua gejalah berjalan secara alamiah tanpa campur tangan hal-hal mistis 6. Mekanisme : semua gejala dapat dijelaskan secara mekanis-determinis layaknya sebuah mesin

Paradigma Post-Positivis Muncul pada tahun 1970/1980an Tokohnya adalah Karl R. Popper Memiliki perbedaan dengan paradigma positivis dalam memandang realitas. Paradigma positivis memandang realitas yg diamati sebagaimana adanya. Sedangkan post-positivis memandang adanya peran serta subjek yg menentukan ada tidaknya realitas. Oleh karena itu, kaum post-positivis mengakui realitas yg beragam.

Ciri Utama Post-Positivisme Ontologi Post Positivisme : Critical Realism. Realitas memang ada dalam kenyataan tetapi suatu hal yg mustahil bila peneliti dapat melihat realitas itu secara benar Epistemologi Post Positivisme : Objektivisme yg dimodifikasi. Mendasari pada kausalitas dan keteraturan, namun relasi kausal tidak sederhana tetapi multiplisitas faktor Aksiologi Post Positivisme : Tidak bebas nilai. Hubungan antara peneliti dan objek yg diteliti tidak bisa dipisahkan. Peneliti dapat melihat kebenaran apabila berinteraksi dengan objek yg diteliti

Sejarah Paradigma Interpretif Berkembang pada abad 20an Paradigma ini lahir sebagai kritikan pada paradigma post positivis. Paradigma post positivis dipandang terlalu umum, terlalu mekanis, dan tidak mampu menangkap keruwetan,nuansa dan kompleksitas dari interaksi manusia. Sebuah pemahaman dari kehidupan sosial harus memperhitungkan subjektivitas dan makna pribadi dari individu. Paradigma ini dibentuk oleh fenomenologi, hermeuneutika, dan interaksi simbolik

Fenomenologi Tokohnya Edmund Husserl (Fenomenologi Transedental) dan Alfred Schutz (Fenomenologi Sosial) Ciri Utama : Pengetahuan tidak dapat ditemukan pada pengalaman eksternal tetapi dalam diri kesadaran individu---pemahaman subjektif Makna adalah derivasi dari potensialitas sebuah objek atau pengalaman yg khusus dalam kehidupan pribadi

Hermeunetika Objek dari ilmu sosial adalah simbol yg muncul dalam percakapan dan tindakan (pikiran, perasaan dan keinginan). Fenomena khas manusia adalah bahasa. Oleh karena itu untuk memahami manusia maka pahamilah bahasanya.

Interaksi Simbolik Tokohnya adalah George Herbert Mead (1863 1931) Teori Interaksi Simbolik berorientasi pada prinsip bahwa orang-orang merespons makna yg mereka bangun sejauh mereka berinteraksi satu sama lain (Miller, 2002 : 51)

Paradigma Konstruktivisme Pencetus Paradigma Kontruktivis (1973) adalah Karl Poper Objektivitas tidak dapat dicapai dalam dunia fisik tetapi hanya melalui pemikiran manusia Gagasan Kontruktivis mengenai Pengetahuan (Von Glasersferld dan Kitchener, 1987) Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek. Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan. Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Struktur konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi itu berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang atau realitas bergantung pada konstruksi pikiran

Gagasan Utama Paradigma Konstruktivis Ontologi : Relativism: Realitas merupakan konstruksi sosial. Kebenaran realitas bersifat relatif, berlaku konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. Epistemologi : Transactionalist/ subjectivist: Pemahaman realitas atau temuan suatu penelitian merupakan produk interaski peneliti dengan objek yg diteliti Aksiologi : Facilitator: Nilai, etika, moral bagian yang tidak terpisahkan dari penelitian. Peneliti sebagai passionate participant, fasilitator yang menjembatani keragaman subjektivitas pelaku sosial Tujuan penelitian: rekonstruksi realitas sosial secar dialektis antara peneliti dengan yang diteliti

Paradigma Kritis Teori ini dikembangkan oleh Mazhab Franfurt. Mendefinisikan fenomena sosial sebagai suatu proses yang secara kritis berusaha mengungkap the real structure dibalik ilusi, yang dinampakkan dunia materi, dengan tujuan membantu membentuk suatu kesadaran sosial agar memperbaiki dan merubah kondisi kehidupan manusia.

Gagasan Utama Paradigma Kritis Ontologi : Historical realism: Realitas semu (virtual reality) yang telah terbentuk oleh proses sejarah dan kekuatan sosial, budaya, politik, ekonomi, dsb. Epistemologi : Transactionalist/ subjectivist: Hubungan peneliti dengan yang diteliti selalu dijembatani nilai tertentu. Pemahaman suatu realitas merupakan value mediated findings Aksiologi : Activist: Nilai, etika, moral bagian yang tidak terpisahkan dari penelitian Penelit menempatkan diri sebagai transformative intelectual, advokat dan aktivis Tujua penelitian : kritik sosial, transformasi, emansipasi dan social empowerment

METODE KUALITATIF : MENGURAI FENOMENA FENOMENA KUSUT FENOMENA TERURAI

METODE KUALITATIF = MENGKONSTRUKSI FENOMENA

MASALAH SEBELUM DAN SESUDAH MASUK OBYEK PENELITIAN MSLH SEBLM MASUK OBYEK MSLH SETELAH MASUK OBYEK TETAP BERKEMBANG PENELITI MASUK OBYEK BERUBAH

TAHAPAN DALAM PENELITIAN KUALITATIF 1 2 3 Memasuki Situasi Sosial : tempat, aktor, dan aktivitas. Tahap deskripsi Tahap Data Reduksi. Menentukan fokus Tahap Seleksi : mengurai fokus Mengkosntruksi Makna, menemukan hipotesis X v f t 7 & ^ % N G B D z < + _ & h g T s I II a sv % $ # >, j B a @ & ^ % + - k jn ) H D G A S S h F # * ^ : < H F a s 4 9 2 3 7 s D & % I H D R a w ) ( * & b 2 3 III IV a r e t b % ^ 6 2 9 0 7 T g s W a d h v D >, : } { 0 ( 2 % * & s D A S a h III IX a n % # q O K % # 2 9 5 v sd ah R + - ah > B zc ^ $ * : a $ a s 2 ) f ) ( 753442492376290702295 XNGBDTBHDGSSHFDIHDRDDASOKRB Cvfthgajahass ahanvsdq ah zc ^% <+&^ $#>, #% & % >:{ } % + > $ I II III IX 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A b c d e f g h I j k l m n o p X1 X2 X5 X4 X3