Konservasi Ekosistem Nipah dan Hutan Penyangga Bagian Timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Sebagai Kawasan Pencadangan Hutan Kemasyarakatan (HKm)

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Triwulan I Perjalanan Tindak Lanjut Kampanye REDD+ dan HKm Ekosistem Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Oktober-Desember 2011

Laporan Triwulan Kedua Inisiatif Masyarakat Kelompok dalam Persiapan HKm dan REDD+ = Bonus sebagai Pencapaian Triwulan Kedua Januari-Maret 2012

Memanen padi tanpa asap di gambut Lamandau

Kelompok HKm Danau Seluluk Jaya- Menginspirasi Gerakan Kebun Bibit Rakyat di Kotawaringin Barat dan Lamandau

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat Konsorsium Perkumpulan WALESTRA (WALESTRA, ICS &

Judul. Rehablitasi Lahan Dan Hutan Melalui Pengembangan Hkm Untuk Peningkatan Daya Dukung DAS Moyo Kabupaten Sumbawa Lembaga Olah Hidup (Loh)

Laporan Final. STRATEGI TINDAK LANJUT KAMPANYE REDD dan HKm EKOSISTEM SUAKA MARGASATWA SUNGAI LAMANDAU Oktober 2011-September 2012

Oleh: PT. GLOBAL ALAM LESTARI

West Kalimantan Community Carbon Pools

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

Konservasi dan Rehabilitasi Lahan dan Hutan Gambut di Area PT Hutan Amanah Lestari Barito Selatan dan Barito Timur

STRATEGI TINDAK LANJUT

ProKlim sbg Penguatan Inisiatip Pengelolaan SDH Berbasis Masyarakat

Terms Of Reference Round Table Discussion 2 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya dan Aceh Barat Daya

Program Mitigasi Berbasis Lahan pada Kawasan Karst, DAS Kritis, dan Kawasan Konservasi di Kabupaten Gunungkidul Yayasan JAVLEC Indonesia

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

Conservation and Rehabilitation of Hutan Amanah Lestari Peat Swamp Forest as a Working Classroom Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA (RENJA)

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Mitigasi Berbasis Lahan

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

LAPORAN FINAL 20 Februari September 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

ProKlim Asdep Adaptasi Perubahan Iklim Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkugan dan Perubahan Ikllim Kementerian Lingkungan Hidup Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sebagai proses perubahan

Pembuat Laporan : Eddy Santoso-Manajer Kampanye Bangga SMSL

VISI ACEH YANG BERMARTABAT, SEJAHTERA, BERKEADILAN, DAN MANDIRI BERLANDASKAN UNDANG-UNDANG PEMERINTAHAN ACEH SEBAGAI WUJUD MoU HELSINKI MISI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Ilmuwan mendesak penyelamatan lahan gambut dunia yang kaya karbon

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

HUTAN KEMASYARAKATAN (HKm) Oleh Agus Budhi Prasetyo

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 4

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wilayah pesisir mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan

Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

SUMATERA BARAT, SEBAGAI JANTUNG SUMATERA UNTUK PERLINDUNGAN HUTAN MELALUI SKEMA HUTAN NAGARI DAN HKM, DAN KAITANNYA DENGAN SKEMA PENDANAAN KARBON

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

: Cetak, Bea Kirim dan Distribusi Media Pemasaran Pesan Kampanye Pride SM Sungai Lamandau. : Manajer Alumni Kampanye Bangga SMSL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

1/12 COLABORATIVE MANAGEMENT UNTUK KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL DI KABUPATEN PEMALANG

Oleh: Ir. Agus Dermawan, M.Si. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

ALAM. Kawasan Suaka Alam: Kawasan Pelestarian Alam : 1. Cagar Alam. 2. Suaka Margasatwa

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan yang mengancam eksistensi kawasan konservasi (khususnya

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN RESTORASI EKOSISTEM

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

A. Bidang. No Nama Bidang Nama Seksi. 1. Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan. - Seksi Perencanaan dan Penatagunaan Hutan

PELUANG IMPLEMENTASI REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Degradation) DI PROVINSI JAMBI

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

MODEL IMPLENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN MANGROVE DALAM ASPEK KAMANAN WILAYAH PESISIR PANTAI KEPULAUAN BATAM DAN BINTAN.

STRATEGI IMPLEMENTASI RAD-GRK

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KAPUAS DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN REDD+

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

DISAMPAIKAN OLEH Ir. BEN POLO MAING (Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTT)

TINJUAN PUSTAKA. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

INDONESIA - AUSTRALIA FOREST CARBON PARTNERSHIP (IAFCP)

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI

GREEN PROSPERITY PROJECT PERTEMUAN MITRA JENDELA-2 PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM BERBASIS MASYARAKAT

Memperkuat Kapasitas Kelembagaan PemerintahDaerah untuk Mengintegrasikan Adaptasi Perubahan Iklim dalam Rencana Pembangunan Daerah

Policy Brief. Skema Pendanaan Perhutanan Sosial FORUM INDONESIA UNTUK TRANSPARANSI ANGGARAN PROVINSI RIAU. Fitra Riau

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah

peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya disekitar hutan dan juga penciptaan model pelestarian hutan yang efektif.

2017, No kelestarian keanekaragaman hayati, pengaturan air, sebagai penyimpan cadangan karbon, penghasil oksigen tetap terjaga; c. bahwa revisi

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

Pusat Penelitian Perubahan Iklim dan Kebijakan

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

Terms Of Reference Round Table Discussion 1 Rawa Tripa, penyangga kehidupan masyarakat Nagan Raya

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

Transkripsi:

Judul Pelaksana Fokus Area Konservasi Ekosistem Nipah dan Hutan Penyangga Bagian Timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Sebagai Kawasan Pencadangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) YAYORIN Mitigasi Berbasis Lahan

Kerangka Presentasi 1. Deskripsi Kegiatan 2. Tujuan & Output 3. Capaian Tahun Pertama 4. Dukungan Stakeholders 5. Tantangan 6. Lessons Learned & Best Practices 7. Strategi Keberlanjutan

Deskripsi Kegiatan Judul: Konservasi Ekosistem Nipah dan Hutan Penyangga Bagian Timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Sebagai Kawasan Pencadangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) Pelaksana: YAYORIN (YAYASAN ORANGUTAN INDONESIA), Pangkalan Bun Kalteng Fokus: Mitigasi Berbasis Lahan Waktu: Durasi 2 tahun (April 2016-Maret 2018) Total Pendanaan : Rp.2.576.720.000,- Latar belakang: kawasan proyek adalah kawasan ekosistem nipah dan hutan rawa bergambut dengan gambut dalam dengan rata-rata 130-an meter (ICRAFT 2010); matapencaharian masyarakat setempat masih bergantung pada hasil hutan/sda; masyarakat desa penyangga masih sebagian besar mengelola lahan bergambut untuk lahan pertanian/perkebunan dengan cara tebas bakar; HKm adalah solusi melindungi dan melestarikan hutan dengan pemberdayaan dan penguatan kapasitas masyarakat desa sekitar kawasan penyangga (kawasan lokasi proyek) pengelolaan lahan pertanian yang mengurangi aktivitas pembakaran, upaya perlindungan kawasan nipah dan hutan melalui perdes dan pencadangan HKm, pengembangan matapencaharian alternatif ramah lingkungan dan kegiatan reforestasi akan mengurangi emisi dan masyarakat dapat beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim

Latar belakang Program Tahun 2009-2012, Yayorin sebagai salah satu pelaksana pilot project REDD+ di Kalimantan Tengah melalui program Community Forest Carbon mendukung pelestarian hutan hujan tropis dan rawa bergambut, pengurangan emisi akibat perubahan alih fungsi hutan dan kerusakan hutan akibat kebakaran hutan/lahan serta mendukung pengembangan mata pencaharian alternatif yang mendatangkan pendapatan tambahan bagi masyarakat yang sumber kehidupannya masih bergantung pada hutan. Berdasarkan RPJP SM Sungai Lamandau 2011-2020 Kotawaringin Barat dan Sukamara menjelaskan dukungan berusaha yang lestari di kawasan dan adanya kerjasama perindungan kawasan dengan Pemantung dan Pengikan serta pengembangan usaha berskema REDD (Bab VI hal 125-126) Akibat Perubahan Iklim, dampak yang dirasakan masyarakat adalah sumber air bersih di desa tersebut semakin sulit, karena rawa-rawa gambut dan nipah serta hutan penyangga beralih fungsi dan praktiknya banyak menimbulkan kebakaran lahan/hutan. Pasca kebakaran besar 2015 (yang diperkirakan siklus 5 tahunan el nino), iklim di kabupaten Kotawaringin Barat kembali normal; sebagai antisipasi program ini turut mendukung pencegahan kebakaran hutan dan lahan dari pertanian tebas bakar dan menekan laju alih fungsi hutan penyangga SMSL menjadi perkebunan sawit

Latar belakang Program Catatan ICRAF di laporannya 2010 berjudul Invenstment in Carbon Stocks in the eastern buffer zone of Lamandau River Wildlifer Reserve, Central Kalimantan province, Indonesia: REDD+ feasibility study menyatakan bahwa kawasan gambut di penyangga SMSL termasuk kawasan gambut dalam dan didominasi oleh tanaman jelutung (Dyera costulata) dan strategi yang bisa dilakukan untuk penyelamatan hutan penyangga SMSL dengan pencadangan Hutan Kemasyarakatan dan reforestasi dengan tanaman jelutung. Ada 5 kelompok calon Pengelola HKm yang komitmen dengan HKm Langkah HKm ini dipilih sebagai strategi untuk mitigasi dan adaptasi terhadap ancaman perubahan iklim dan alih fungsi lahan berhutan dan melindungi habitat orangutan Kalimantan, Pongo pygmaeus wurumbii dan juga pengelolaan lahan dan hutan produksi yang lestari dan berkelanjutan. Sebagai langkah kelanjutannya masih diperlukan : Dukungan peningkatan kapasitas kelompok calon pengelola HKm Dukungan perlindungan ekosistem penting Desa Tanjung Putri dan penyangga Desa/SMSL Dukungan terhadap peningkatan pendapatan alternatif dari jasa lingkungan dan non kayu Dukungan Bupati untuk membantu membuatkan pengajuan rekomendasi pencadangan kawasan HKm sesuai Surat Pertek Dinas Kehutanan Kotawaringin Barat

Tujuan & Output Maksud dan Tujuan Output Indikator Kegiatan ini bermaksud diajukan untuk mendukung pengurangan emisi dengan kegiatan perlindungan dan rehabilitasi pada kawasan gambut, kawasan konservasi, kawasan bernilai konservasi tinggi dan ekosistem bakau (nipah) di blok hutan penyangga bagian timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, kabupeten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah yang juga mendukung Program Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan mendukung program REDD+ serta Perubahan Iklim. Pada 2017-2018, terehabilitasinya kawasan hutan terdegradasi seluas 400 hektar dan bermanfaat menunjang kehidupan ekonomi kelompok HKm di hutan penyangga SM Sungai Lamandau di blok Sungai Buluh dan Sungai Pengkajangan, Desa Tanjung Putri, Kalimantan Tengah dan terlindunginya 200 hektar ekosistem nipah-mangrove dan 2000 hektar hutan penyangga SM Sungai Lamandau di blok hutan Sungai Buluh-Sungai Pengkajangan melalui Peraturan Desa Tanjung Putri dan Rekomendasi Bupati untuk Pencadangan kawasan Hutan Kemasyarakatan. Output 1: Pelestarian Kawasan Hutan di Blok Penyangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau wilayah Sungai Pengkajangan- Sungai Buluh Desa Tanjung Putri melalui penanaman pohon jelutung dan tanaman kehutanan lainnya (seperti belangeran, pulai, idat, nyatoh) Output 2: Peningkatan Kapasitas Kelompok HKm SEPAKAT Desa Tanjung Putri dalam mendukung pengelolaan HKm berbasis tanaman kehutanan dan jasa lingkungan 1. Ada 20 orang anggota Kelompok HKm SEPAKAT Desa Tanjung Putri yang akan melakukan penanaman jelutung di kawasan Blok Sungai Pengakajangan dan Sungai Buluh. 2. Pada Februari 2018, 40.000 pohon jelutung tertanam jelutung dan tanaman kehutanan lainnya tersebar di 40% lahan terdegradasi (400 hektar) dari 1000 hektar lahan hutan terdegradasi di Blok Sungai Pengkajangan-Sungai Buluh, kawasan Penyangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. 1. Pada September 2016, 75% (18 orang) anggota kelompok hadir dalam pelatihan teknis pengelolaan kawasan. 2. Pada Januari 2017, 75% (18 orang) anggota kelompok hadir dalam pelatihan monitoring kawasan dan pembuatan laporan kegiatan.

Tujuan & Output Maksud dan Tujuan Output Indikator Kegiatan ini bermaksud diajukan untuk mendukung pengurangan emisi dengan kegiatan perlindungan dan rehabilitasi pada kawasan gambut, kawasan konservasi, kawasan bernilai konservasi tinggi dan ekosistem bakau (nipah) di blok hutan penyangga bagian timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, kabupeten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah yang juga mendukung Program Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan mendukung program REDD+ serta Perubahan Iklim. Output 3: Konservasi ekosistem nipah dan hutan di wilayah blok penyangga bagian timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau melalui dukungan peraturan desa dan kawasan penyangga sebagai HKM melalui surat pencadangan HKm dari Bupati 1. Pada 2016, ada rencana dukungan untuk kelompok HKm dari pihak daerah bersama pemerintah pusat (BPDAS) bersama Ditjend Perhutanan Sosial KemenLHK untuk menginisiasi pertemuan dengan Bupati dalam mendorong dikeluarkan surat rekomendasi pencadangan HKm di wilayah blok penyangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau oleh Bupati. Pada 2017-2018, terehabilitasinya kawasan hutan terdegradasi seluas 400 hektar dan bermanfaat menunjang kehidupan ekonomi kelompok HKm di hutan penyangga SM Sungai Lamandau di blok Sungai Buluh dan Sungai Pengkajangan, Desa Tanjung Putri, Kalimantan Tengah dan terlindunginya 200 hektar ekosistem nipah-mangrove dan 2000 hektar hutan penyangga SM Sungai Lamandau di blok hutan Sungai Buluh- Sungai Pengkajangan melalui Peraturan Desa Tanjung Putri dan Rekomendasi Bupati untuk Pencadangan kawasan Hutan Kemasyarakatan. 2. Pada 2017, ada draft peraturan desa untuk perlindungan ekosistem nipah dan hutan penyangga (daerah reforestasi jelutung Kelompok HKm SEPAKAT) yang diketahui warga desa Tanjung Putri. 3. Pada awal 2018, Peraturan Desa untuk konservasi ekosistem Nipah dan hutan penyangga (daerah reforestasi jelutung Kelompok HKm SEPAKAT) ditandatangani Pemerintah Desa dan masuk ke Biro Hukum Pemda Kabupaten Kotawaringin Barat.

Tujuan & Output Maksud dan Tujuan Kegiatan ini bermaksud diajukan untuk mendukung pengurangan emisi dengan kegiatan perlindungan dan rehabilitasi pada kawasan gambut, kawasan konservasi, kawasan bernilai konservasi tinggi dan ekosistem bakau (nipah) di blok hutan penyangga bagian timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, kabupeten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah yang juga mendukung Program Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan mendukung program REDD+ serta Perubahan Iklim. Pada 2017-2018, terehabilitasinya kawasan hutan terdegradasi seluas 400 hektar dan bermanfaat menunjang kehidupan ekonomi kelompok HKm di hutan penyangga SM Sungai Lamandau di blok Sungai Buluh dan Sungai Pengkajangan, Desa Tanjung Putri, Kalimantan Tengah dan terlindunginya 200 hektar ekosistem nipah-mangrove dan 2000 hektar hutan penyangga SM Sungai Lamandau di blok hutan Sungai Buluh-Sungai Pengkajangan melalui Peraturan Desa Tanjung Putri dan Rekomendasi Bupati untuk Pencadangan kawasan Hutan Kemasyarakatan. Output Output 4: Pengembangan usaha peningkatan ekonomi dan ketahanan pangan melalui pengelolaan usaha pertanian rendah emisi dan perikanan serta pengelolaan usaha 1. Pada pertengahan tahun 2017, masyarakat 30% petani desa Tanjung Putri mengelola lahan pertanian dengan mengantisipasi api/kebakaran. 2. Masyarakat berhasil memanen usaha perikanan karambanya 3. Pada 2017, kelompok HKm SEPAKAT dan kelompok wanita pendukung HKm memasarkan hasil dari olahan nipah/mangrove dan olahan produk perikanan. 4. Pada akhir 2016, Kelompok HKm SEPAKAT mempunyai Tempat Pertemuan Usaha dan outlet penampungan produk olahan pertanian, olahan perikanan, getah jelutung, produk olahan nira nipah.

Tujuan & Output Maksud dan Tujuan Output Indikator Kegiatan ini bermaksud diajukan untuk mendukung pengurangan emisi dengan kegiatan perlindungan dan rehabilitasi pada kawasan gambut, kawasan konservasi, kawasan bernilai konservasi tinggi dan ekosistem bakau (nipah) di blok hutan penyangga bagian timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, kabupeten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah yang juga mendukung Program Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan mendukung program REDD+ serta Perubahan Iklim. Output 5: Meningkatkan Pengetahuan dan dukungan konservasi Masyarakat Desa Tanjung Putri tentang Manfaat Melestarikan Hutan dan Dampak Perubahan Iklim 1. Antara 2016-2017, ada 2 Iklan Layanan Masyarakat di Radio yang disiarkan masingmasing 6 bulan untuk mendukung pelestarian hutan penyangga SM Sungai Lamandau terjaga dari kebakaran hutan, pembalakan liar dan alih fungsi lahan menjadi perkebunan sawit. 2. Pada 2016 mencetak dan membagikan 200 brosur tentang manfaat HKm mengurangi dampak Perubahan Iklim dan praktek pertanian mencegah kebakaran lahan dan hutan. Pada 2017-2018, terehabilitasinya kawasan hutan terdegradasi seluas 400 hektar dan bermanfaat menunjang kehidupan ekonomi kelompok HKm di hutan penyangga SM Sungai Lamandau di blok Sungai Buluh dan Sungai Pengkajangan, Desa Tanjung Putri, Kalimantan Tengah dan terlindunginya 200 hektar ekosistem nipah-mangrove dan 2000 hektar hutan penyangga SM Sungai Lamandau di blok hutan Sungai Buluh-Sungai Pengkajangan melalui Peraturan Desa Tanjung Putri dan Rekomendasi Bupati untuk Pencadangan kawasan Hutan Kemasyarakatan. 3. Pada akhir tahun 2016, mencetak dan membagikan 200 kalender berisi manfaat Hutan Penyangga dan HKm dalam mengurangi dampak perubahan iklim, mencegah kebakaran lahan dan hutan 4. Pada April-Mei 2016, mencetak dan membagikan 250 t-shir kampanye pelestarian ekosistem nipah dan hutan penyangga SM Sungai Lamandau dalam pertemuan kelompok, pelatihan, sosialisasi dan pertemuan dengan pemerintah daerah/stake holder

Tujuan & Output Maksud dan Tujuan Output Indikator Kegiatan ini bermaksud diajukan untuk mendukung pengurangan emisi dengan kegiatan perlindungan dan rehabilitasi pada kawasan gambut, kawasan konservasi, kawasan bernilai konservasi tinggi dan ekosistem bakau (nipah) di blok hutan penyangga bagian timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, kabupeten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah yang juga mendukung Program Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan mendukung program REDD+ serta Perubahan Iklim. Output 6: Penyampaian laporan kegiatan dan Survey KAP 1. Kelompok HKm SEPAKAT paham pentingnya manfaat mengelola Hutan Kemasyarakatan berbasis tanaman kehutanan bernilai ekonomis berkelanjutan. 2. Masyarakat petani mengelola lahan pertanian dengan tidak melakukan atau mengurangi pembakaran. Pada 2017-2018, terehabilitasinya kawasan hutan terdegradasi seluas 400 hektar dan bermanfaat menunjang kehidupan ekonomi kelompok HKm di hutan penyangga SM Sungai Lamandau di blok Sungai Buluh dan Sungai Pengkajangan, Desa Tanjung Putri, Kalimantan Tengah dan terlindunginya 200 hektar ekosistem nipah-mangrove dan 2000 hektar hutan penyangga SM Sungai Lamandau di blok hutan Sungai Buluh-Sungai Pengkajangan melalui Peraturan Desa Tanjung Putri dan Rekomendasi Bupati untuk Pencadangan kawasan Hutan Kemasyarakatan. Output 7: Manajemen 3. Kelompok wanita pendukung HKm masih mengelola nipah. 4. Tidak ada alih fungsi lahan ekosistem nipah dan hutan penyangga menjadi perkebunan sawit. 5. Laporan tersusun dan diterima lembaga dana. Ada dan tersusun dokumen administrasi pendukung kelengkapan laporan keuangan dan kegiatan

Capaian Tahun Pertama Dari 400 ha (4000x 1000 m2) yang ditanami baru 20% (80 ha) sampai Maret 2017. Tertanam 20% bibit jelutung dari 20.000 bibit jelutung dan sudah 20 jalur dibuat dengan 4000 bibit tertanam (1 jalur panjang 1 km, dengan jarak tanam 5 meter; jadi per 1 km tertanam rata-rata 200 tanaman jelutung) 20 ribu berikutnya akan ditanam Mei dan penanaman selesai paling lambat Agustus 2017

Capaian Tahun Pertama Sosialisasi proyek dihadiri 100 orang dari desa Tanjung Putri, Mendawai RT 23, Tanjung Terantang dan 5 dinas pemda Kab. Kotawaringin Barat terkait Pelatihan Pencegahan dan Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan diikuti 30 peserta dari 2 desa (Tanjung Putri dan Mendawai RT 23) Pelatihan Pengelolaan Pertanian Organik di Lahan Tanpa Bakar diikuti oleh 30 orang petani desa Tanjung Putri Pelatihan Kepemanduan,Pemetaaan Potensi dan Pengelolaan Kawasan terkait HKm diikuti 5 kelompok HKm dari 2 desa, 2 kelurahan dan 1 kelompok tani Wanita desa Tanjung Putri Pelatihan Budidaya Ikan di KJA dan Kolam Terpal diikuti oleh 40 peserta dari 3 desa (Tanjung Putri, Mendawai dan Tanjung Terantang)

Capaian Tahun Pertama Mendapat Rekomendasi Pencadangan Area HKm dari Bupati Kotawaringin Barat Mendapat Surat Pernyataan Bupati Kotawaringin Barat bahwa kawasan usulan HKm tidak untuk alih fungsi lahan lain Terbentuk draft dan kesepakatan desa untuk Konsultasi Publik Draft Perdes Perlindunbgan Ekosistem Nipah Desa Tanjung Putri, Kec. Arut Selatan kab. Kotawaringin Barat Propinsi Kalteng Seluas 15.000-an hektar kawasan penyangga hutan bagian timur SM Sungai Lamandau dan lebih dari 200 hektar ekosistem nipah tidak terbakar dan beralih fungsi status kawasannya. Usulan HKm sudah sampai diketahui MenLHK dan dilanjutkan Koordinasi untuk verifikasi dengan BPSKL Banjar Baru dan tim Dit.PKPS, Ditjen PSKL KemenLHK

Capaian Tahun Pertama Terbangunnya rumah outlet sekaligus sekretariat kelompok tani HKm Terbangun Demplot Percontohan Pertanian Organik Tanpa Bakar Terbangun 10 Keramba Jaring Apung dan 4 Kolam Terpal Diinisiasinya pintu air untuk menanggulangi kebanjiran lahan pertanian akibat pasang laut dan luapan karena banjir hujan Sebanyak 70 orang petani dari Desa Tanjung Putri dan 24 petani dari RT 23 Kelurahan Mendawai mengadopsi pola pertanian di demplot pertanian proyek

Capaian Tahun Pertama Ada 5 kelompok tani HKm komitmen mendukung kelestarian hutan penyangga SMSL bagian timur Ada sebanyak 150 orang petani dari 6 kelompok tani desa Tanjung Putri yang tidak membakar lahan untuk bertani padi maupun ladang dan sekitar 300 hektar lahan pertanian Desa Tanjung Putri tidak terbakar untuk pembukaan pertanian sampai Maret 2017 Kelompok tani di Tanjung Putri ada 1 tertarik KJA, ada 1 yang tertarik Kolam Terpal, di RT 23 Mendawai ada 24 orang tertarik mengelola perikanan KJA ikan haruan/gabus Terbentuk Kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) bernama CAHAYA FAJAR dengan anggota 30 orang dari 2 desa (Tanjung Putri dan Kelurahan Mendawai) dan 2 lagi terinisiasi dari program lain di 2 desa penyangga lainnya (Mendawai Seberang dan Desa Tanjung Terantang)

Capaian Tahun Pertama Tercetak 200 kalender dengan pesan global perubahan iklim dan pesan khusus manfaat HKm Tersebar lebih dari 130 kalender di kelompok tani ladang dan tani ikan, kelompok wanita, kelompok HKm desa Tanjung Putri, kantor desa dan kelompok nelayan

Capaian Tahun Pertama Kelompok HKm membuat RKT 5 tahun untuk persiapan pasca Verifikasi (diantaranya penanaman, pemanfaatan HHBK dan Jasa Lingkungan: Ekowisata) Kelompok HKm SEPAKAT terus berkomitmen rehabilitasi hutan penyangga area calon HKm SEPAKAT dengan tanaman jelutung dan kehutanan lainnya dan akan mengembangkan ide pelestarian hutan terintegrasi dengan perikanan (sistem bejekolam embung parit) Kelompok Tani Wanita Mandiri Desa Tanjung Putri mulai kembangkan Usaha Olah Produk Perikanan (ada pembeli) dan tetap mengolah nira tandan buah nipah menjadi gula merah Kelompok MPA merancang program Perikanan dan beberapa proposal telah diajukan program desa Konservasi BKSDA Kalteng dan BPBD Kotawaringin Barat serta Dinas Perikanan Kotawaringin Barat 1 kelompok tani di Desa Tanjung Putri didampingi Dinas Tanaman Pangan Hortikulturan dan Perkebunan Kotawaringin Barat untuk bantuan Optimalisasi Lahan dan 4 pintu air permanen

Dukungan Stakeholders Bupati Kotawaringin Barat Sekda, Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Pemda Kotawaringin Barat bagian Pemerintahan BPSKL Banjar Baru Dit PSKL, Ditjen PSKL KemenLHK Jakarta Dinas Kehutanan Kab. Kobar dan Propinsi Kalteng Proses Rekomendasi HKm Dinas Tanaman Hortikultura dan Perkebunan Kotawaringin Barat Dinas Perikanan Kotawaringin Barat BPBD Kotawaringin Barat KPHP Kotawaringin Barat BKSDA Kalteng Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Kalteng Bappeda Kotawaringin Barat Desa Tanjung Putri Pelatihan dan Pembinaan Pertanian dan Perikanan serta Pelibatan Pengamanan Karhutla, dokumen KLHS RPJMD Kab.

Dukungan Stakeholders Dukungan stakeholders lainnya yang diperlukan: BUMDES Desa dapat mendukung pengembangan usaha kelompok masyarakat, khususnya kelompok tani tanaman pangan dan kelompok tani ikan juga kelompok HKm Program Pemda untuk bantuan peningkatan kapasitas, seperti studi banding menilik kawasan HKm sebagai bentuk pembelajaran HKm ke kawasan HKm yang telah berjalan baik, pembinaan dan sarpras di masyarakat tani dan pendukung program kehutanan Kedepan program ini masuk dalam RPJMD 2017-2021 kabupaten Kotawaringin Barat. Yayorin sudah menyurati Kepala Bappeda Kotawaringin Barat dan siap menerima masukan untuk RPJMD Kabupaten dan Yayorin juga telah masuk dalam tim Penanggulangan Bencana Karhutla dan Musrenbang Kabupatenm Kotawaringin Barat Ada dukungan penghitungan emisi dari lembaga terkait Ada tindak lanjut dari lembaga donor untuk support tindak lanjut program pasca proyek

Tantangan Tantangan atau kendala yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan ini. Dinamika dalam kelompok masyarakat yang didampingi Solusi penerapan pertanian tanpa bakar untuk tanaman padi di lahan bergambut masih terus diujicoba Nilai ekonomis (finance) dari pertanian tradisional dan pendekatan semi modern masih kalah dengan hasil perkebunan sawit Perluasan perkebunan sawit pekarangan (menurut masyarakat/pola pikir masyarakat belum sampai) perlu terus bukti dan pemahaman Kebakaran Hutan Lahan mengkhawatirkan program rehabilitasi lahan Masa Pilkades dan Pilkada - Perubahan pimpinan daerah (kabupaten Kotawaringin Barat) dikhawatirkan terjadi perubahan kebijakan untuk pengelolaan lahan dan kawawan hutan Menghitung Emisi Karbon dilahan pertanian bergambut (belum pernah),jika hutan sudah punya data ICRAF 2010 Pembelajaran mekanisme APBN menjadi baru buat YAYORIN

Lessons Learned & Best Practices Pembelajaran dari pelaksanaan kegiatan. Bila ada disertai dengan studi kasus terkait dengan praktik-praktik baik. Pembelajaran pengolahan lahan bergambut terkena dampak pasut dan banjir luapan saat hujan dengan mempelajari waktu-waktu pasut dan penerapan pintu air membuahkan ide Pembuatan PINTU AIR. Pengelolaan ikan di KJA yang sempat mengalami gagal panen pada salah satu jenis ikan, menjadikan kelompok pengelola mempelajari jenis ikan yang kuat dibudidaya dengan turunnya kualitas perairan dan terkena pengaruh pergantian air Pengelolaan perawatan dan pemanfaatan nira nipah yang terkendala dengan sedikitnya nira yang disadap mampu beberapa orang anggota kelompok Wanita Mandiri mempu mengidentifikasi masalah terkait kemampuan tanda buah nipah dalam menghasilkan nira Budidaya ikan lokal di kolam terpal untuk jenis haruan/gabus (Canna striata) menjadi praktik pertama pengembangan budidaya ikan lokal haruan di Kotawaringin Barat dan mendorong ide pengelolaan perikanan di dalam area HKm mendukung progam Gubernur Kalteng : melindungi hutan dengan pengembangan perikanan melalui sistem kolam embung parit besar (beje) dalam hutan. Saat kemarau embung kolam ini menyimpan ikan dan air,ikan di panendan air dimanfaatkan sebagai cadangan air dalam antisipasi kebakaran hutan jika air tak terjangkau

Strategi Keberlanjutan Strategi yang akan dilakukan untuk memastikan keberlanjutan kegiatan ini Mengajukan permohonan usulan HKm ke MenLHK sampai Verifikasi Area Usulan Pencadangan HKm (perlu dukungan BPSKL dan Dit. PKPS, Ditjen PSKL,KemenLHK) Pasca Proyek : mendapat SK Pencadangan Area HKm dan IUPHKm (mendapat dukungan MenLHK melalui Dit.PKPS, Ditjen PSKL, KemenLHK) Pasca Proyek: Menjadikan Desa Target di kawasan Penyangga SMSL bagian timur sebagai Desa Konservasi atau Kampung Proklim (mendapat dukungan Balai PPI, Ditjen PPI,KemenLHK) Identifikasi peluang untuk replikasi atau scale-up Kegiatan dapat direplikasikan di desa lainnya, seperti Kelurahan Mendawai dan Desa Tanjung Terantang di kab. Kotawaringin Barat atau di kabupaten lain di desa-desa dampingan Yayorin di Belantikan Hulu,Kab.Lamandau Kalteng

Lampiran: Pencapaian Keuangan Output Output 1: Pelestarian Kawasan Hutan di Blok Penyangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau wilayah Sungai Pengkajangan-Sungai Buluh Desa Tanjung Putri melalui penanaman pohon jelutung dan tanaman kehutanan lainnya (seperti belangeran, pulai, idat, nyatoh) Output 2: Peningkatan Kapasitas Kelompok HKm SEPAKAT Desa Tanjung Putri dalam mendukung pengelolaan HKm berbasis tanaman kehutanan dan jasa lingkungan Output 3: Konservasi ekosistem nipah dan hutan di wilayah blok penyangga bagian timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau melalui dukungan peraturan desa dan kawasan penyangga sebagai HKM melalui surat pencadangan HKm dari Bupati Output 4: Pengembangan usaha peningkatan ekonomi dan ketahanan pangan melalui pengelolaan usaha pertanian rendah emisi dan perikanan serta pengelolaan usaha Output 5: Meningkatkan Pengetahuan dan dukungan konservasi Masyarakat Desa Tanjung Putri tentang Manfaat Melestarikan Hutan dan Dampak Perubahan Iklim Jumlah Dana Tahun Pertama Prosentase (%) Rp. 126.925.000 37 Rp. 18.110.250 55 Rp. 153.934.500 41 Rp. 222.327.780 49 Rp. 184.609.900 35 Output 6: Penyampaian laporan kegiatan dan Survey KAP Rp. 8.885.991 8 Output 7: Manajemen Rp. 316.122.400 44