INTERAKSI EDUKATIF DALAM KOMUNIKASI PENDIDIKAN ISLAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada gaya hidup masyarakat. Keinginan untuk selalu tampil menarik

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR. A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memiliki peranan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Kukaba, Yogyakarta, 2012, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2005), hlm Jalaluddin, Psikologi Agama, edisi revisi 2005, (Jakarta: Raja

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. Maju mundurnya suatu bangsa banyak tergantung oleh mutu pendidikannya,

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengaktualisasikan atau menggali segenap potensi yang dibawanya sejak lahir. Abu Ahmadi

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh sebab itu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KOMIK PENDIDIKAN SEBAGAI MEDIA INOFATIF MI/SD Sigit Dwi Laksana (Staf Pengajar di Universitas Muhammadiyah Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Maka dibutuhklan kesadaran dalam diri kita masing-masing untuk bertekat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK ARIF BUDAYA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sitematis ke arah perubahan tingkah laku menuju kedewasaan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan formal tempat pengabdian guru dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses pendewasaan berfikir. Nilai demi nilai

KONSEP FILOSOFIS TENTANG ARTI PENDIDIKAN ISLAM

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

Transkripsi:

INTERAKSI EDUKATIF DALAM KOMUNIKASI PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Normina Dosen pada Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Washliyah Barabai, Kalimantan Selatan Absrtak Interaksi Edukatif dalam Komunikasi Pendidikan merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, di mana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif. Kata Kunci: Interaksi, Edukatif dan Komunikasi Pendidikan A. Pendahuluan Perubahan dan perkembangan zaman membuat masyarakat pendidikan dapat mewujudkan segi dinamika, para warganya mengadakan hubungan satu dengan lainnya, baik dalam bentuk perorangan maupun kelompok sosial. Interaksi sangat berguna dalam memperhatikan dan mempelajari berbagai masalah pendidikan dalam masyarakat. Interaksi adalah kunci utama semua kehidupan, oleh karena itu tanpa adanya interaksi, tak akan mungkin ada hubungan kehidupan bersama. Dalam situasi formal interaksi guru dan murid ada usaha guru mendidik dan mengajar anak dalam kelas, guru harus sanggup menunjukkan kewibawaan atau otoritasnya. Artinya guru mampu mengendalikan, mengatur, dan mengontrol kelakuan anak. Ataupun guru merupakan orang yang paling dekat dengan murid di sekolah. Keberadaan guru sangat dibutuhkan di sekolah dan ia dapat mempengaruhi anak didiknya. Dia dapat mempengaruhi pikiran dan kepribadian anak, kalau apa yang diajarkan oleh guru di sekolah ini dapat ditindaklanjuti di rumah oleh orang tua maka proses belajar mengajar di sekolah akan membentuk kepribadian anak, oleh karena itu waktu anak banyak berada di rumah yang menjadi tanggungjawab pendidikan yang pertama dan utama berada dalam kontrol orang tua. Interaksi antara guru dan murid memberikan kesan yang mendalam dan tidak terlupakan. Guru membangun standar dalam pikiran muridnya yang secara sadar atau tidak akan dijadikan contoh bagi murid tersebut dalam sikap dan tindakannya. Guru yang membangun hubungan yang konsisten dengan muridnya dengan memberikan bimbingan yang Islami. Dengan memberikan kasih sayang yang tulus kepada muridnya di sinilah terjalin hubungan yang membawa kepada cinta kasih sayang sehingga guru disayangi oleh muridnya di sekolah. Guru selalu memotivasi muridnya untuk dapat belajar secara aktif dalam belajar, karena belajar atau menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap orang mukmin. Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan pendidikan berupa 62

materi belajar dari sumber belajar kepada pembelajar. Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Dengan demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut. Dengan demikian pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan yang positif. Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh komponen-komponen instruksional yang terdiri dari pesan berupa materi belajar, penyampaian pesan yaitu pengajar, bahan untuk menuangkan pesan, peralatan yang mendukung kegiatan belajar, teknik atau metode yang sesuai, serta latar atau situasi yang kondusif bagi proses pembelajaran. Dalam komunikasi terdapat berbagai unsur, termasuk komunikasi dalam proses pembelajaran, yaitu Adanya seorang komunikator (pembawa pesan), Komunikan (penerima pesan), Ada tujuan yang hendak dicapai, Adanya suatu pesan atau gagasan yang hendak/perlu disampaikan. Tersedia saluran yang dapat menghubungkan sumber informasi dengan penerima informasi sehingga terjadi hubungan timbal balik antara komunikator dengan komunikan. Adanya umpan balik dari komunikan (respons). Adanya noise, gangguan yang tidak direncanakan dalam proses komunikasi. Pembelajaran sebagai subjek proses pendidikan harus mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan kepahaman mendalam kepada peserta didik atas pesan atau materi belajar. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, di mana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif. B. Interaksi Edukatif dalam Komunikasi Pendidikan Islam 1. Pengertian Interaksi Edukatif Interaksi edukatif terdiri dari dua kata yaitu interaksi dan edukatif. Kedua kata tersebut memiliki arti masing-masing. Untuk merumuskan pengertian interaksi edukatif maka terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian dari masing-masing kata tersebut, kemudian baru menggabungkan dalam satu kalimat yang terpadu dalam maknanya. Interaksi merupakan hubungan antar manusia yang sifat dari hubungan tersebut adalah dinamis artinya hubungan itu tidak statis, selalu mengalami dinamika. (M. Elly Setiadi, dan Kolip Usman 2011; 62). Hubungan antara manusia satu dan lainnya disebut interaksi. Dari interaksi akan menghasilkan produk-produk interaksi, yaitu 63

tata pergaulan yang berupa nilai dan norma yang berupa kebaikan dan keburukan dalam ukuran kelompok tersebut. Pandangan tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk tersebut mempengaruhi perilaku sehari-hari. (M. Elly Setiadi, dan Kolip Usman 2011; 38). Interaksi adalah proses di mana orangorang berkomunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. (M. Elly Setiadi, 2007; 90-91). Dengan demikian pada dasarnya, interaksi ialah hubungan antar individu, kelompok, di mana dengan adanya hubungan itu dapat saling mempengaruhi, merubah baik dari yang buruk menjadi lebih baik atau sebaliknya. Adapun pengertian edukatif secara harfiyah berarti pendidikan. (M. Sastra Pratja 1978; 127) Istilah pendidikan dalam Islam, diyakini berasal dari bahasa Arab yaitu tarbiyah yang berbeda dengan kata ta lim yang berarti pengajaran atau teaching dalam bahasa Inggris. Kedua istilah ( tarbiyah dan ta lim) berbeda pula dengan istilah ta dzib yang berarti pembentukan tindakan atau tatakrama yang sasarannya manusia. Walaupun belum ada kesepakatan di antara para ahli, dalam kajian ini yang dimaksud pendidikan Islam adalah al-tarbiyah, istilah bahasa Arab yang menurut penulis dapat meliputi kedua istilah di atas. Hal yang sama dikemukakan oleh Azyumardi Azra bahwa pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam dalam konotasi istilah tarbiyah, ta lim dan ta dzib yang harus dipahami secara bersamasama. Penggunaan istilah al-tarbiyah berasal dari kata rabb. Walaupun kata ini memiliki banyak arti akan tetapi pengertian dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur dan menjaga kelestarian atau eksistensinya. (Rusli Karim, tt.; 120). Menurut Al-Atas, istilah yang paling tepat untuk menunjukkan pendidikan Islam adalah al-ta dib. Al-ta dib berarti pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini, pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadiannya.(muhammad Nuquib al-attas, Terj. Haidar Bagir, 1994; 60. Istilah al-ta lim telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan pendidikan Islam. Menurut para ahli, kata ini lebih universal dibanding dengan al-tarbiyah maupun al-ta dib, misalnya mengartikan al-ta lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Uraian di atas, secara filosofis mengisyaratkan bahwa pengertian pendidikan yang dikandung dalam term al-tarbiyah terdiri atas empat unsur pendekatan, yaitu: (1) memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa ( baligh). (2) mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan. (3) mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan. (4) melaksanakan pendidikan secara bertahap. (Abdurrahman An-Nahlawi 1992; 23) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Undang -undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1). Senada dengan pengertian di atas, dalam sumber yang lain dijelaskan bahwa 64

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi ( http://tugas sekolah dan kuliah. blogspot. com/ 2013/07/). Menurut John Dewey sebagaimana dikutip oleh Yunus, bahwa pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok di mana dia hidup (A. Yunus 1999; 7). Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada terdidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak menuju kepribadian yang lebih baik, yang pada hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang ideal. (Abudinnata 2001 ; 101). Manusia ideal adalah manusia yang sempurna akhlaknya, nampak dan sejalan dengan misi kerasulan Muhammad Saw. yaitu menyempurnakan akhlak yang mulia. Pendidikan anak-anak adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak-anak yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa yang dimaksudkan dengan edukasi adalah ajaranajaran mendidik yang dapat dijadikan materi pelajaran oleh pendidik untuk disampaikan kepada subjek didik agar dipraktikkan dalam kehidupan keseharian mereka. Interaksi edukatif adalah suatu proses hubungan yang bersifat komunikatif antara guru dengan siswa yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan, dan bersifat edukatif, dilakukan dengan sengaja, direncanakan serta memiliki tujuan tertentu. Sehubungan dengan pengertian interaksi edukatif tersebut, dalam hal ini diperjelas oleh beberapa tokoh pendidikan antara lain: Menurut Shuyadi dan Abu Achmadi pengertian interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan. (Syaiful Bahri Djamarah 2000; 11). Menurut Sadirman A.M. pengertian interaksi edukatif dalam pengajaran adalah proses interaksi yang disengaja, sadar akan tujuan, yakni untuk mengantarkan anak didik ke tingkat kedewasaannya. (Sadirman A.M 2000; 18). Dengan demikan dalam interaksi edukatif harus ada dua unsur utama yang harus hadir dalam situasi yang disengaja, yaitu guru dan siswa. Oleh sebab itu diperlukan seorang guru yang mampu menciptakan interaksi edukatif yang kondusif yang nantinya dapat membantu mencapai prestasi belajar. Jadi, interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran dalam arti yang lebih spesifik pada bidang pengajaran, dikenal adanya istilah interaksi belajar mengajar. Dengan kata lain interaksi edukatif adalah sebagai interaksi belajar mengajar. Guru sebagai tenaga pengajar sekaligus sebagai pendidik harus memiliki orientasi, misi dan visi pendidikan yang jelas serta memiliki komitmen, integritas dan loyalitas yang tinggi dalam mengabdi kepada lembaga 65

pendidikan. Sedangkan murid sebagai anak didik yang memiliki keseriusan dan kesungguhan di dalam belajar. Hubungan antara guru dengan murid dan hubungan murid dengan guru merupakan wujud hubungan timbal balik yang harmonis dan dinamis dengan tujuan demi terwujudnya manusia yang berkualitas, berilmu tinggi, berwawasan luas, beriman dan bertaqwa serta mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Situasi interaksi adalah situasi hubungan sosial, maka dapat dikatakan bahwa manusia itu memasyarakatkan diri atau dengan perkataan lain manusia membudidayakan diri dan permasyarakatan, pembudayaan ini tidak akan ada habis-habisnya sampai akhir zaman.( Abu Ahmadi 2004; 47). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa interaksi yang bernilai edukatif, yaitu interaksi yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang. Interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya sehingga interaksi ini merupakan hubungan yang bermakna dan kreatif. Interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan. Dalam pembelajaran terpadu interaksi edukatif terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sebagaimana diketahui bahwa interaksi edukatif berasal dari dua kata yaitu interaksi dan edukatif yang artinya mempunyai pendidikan. Jadi yang dimaksud interaksi edukatif adalah komunikasi timbal balik antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, sudah mengandung maksud-maksud tertentu yakni mencapai pengertian bersama yang kemudian untuk mencapai tujuan (dalam kegiatan belajar berarti untuk mencapai tujuan belajar).(http: //kumpulanmakalahalfia. blogspot. com/ 2013/03/). Proses interaksi edukatif adalah suatu proses yang mengandung sejumlah norma, semua norma itulah yang harus guru transfer kepada anak didik. Karena itulah wajar bila interaksi edukatif tidak berproses dalam kehampaan tetapi dalam penuh makna, interaksi sebagai jembatan yang menghidupkan persenyawaan antara pengetahuan dan perbuatan yang mengantarkan kepada tingkah laku sesuai dengan pengetahuan yang diterima anak didik. Interaksi yang berlangsung di sekitar kehidupan manusia dapat diubah menjadi interaksi edukatif yakni interaksi yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seorang, interaksi yang bernilai pendidikan ini dalam dunia pendidikan disebut sebagai interaksi edukatif. Interaksi edukatif dapat berlangsung di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah mediumnya, sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang bermakna dan kreatif. Semua unsur interaksi edukatif harus berproses dalam ikatan tujuan pendidikan. Interaksi yang bernilai edukatif yaitu interaksi yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang. Interaksi edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah pengetahuan sebagai mediumnya sehingga interaksi ini merupakan hubungan yang bermakna dan kreatif. Interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan. Dalam pembelajaran terpadu interaksi edukatif terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. (http://melyloelhabox.blogspot.com/2013/05) Kalau dihubungkan dengan istilah interaksi edukatif sebenarnya komunikasi timbal balik antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, sudah mengandung maksud- 66

maksud tertentu, tidak semua bentuk dan kegiatan interaksi dalam suatu kehidupan berlangsung dalam suasana interaksi edukatif, yang didesain untuk suatu tujuan tertentu. Demikian juga tentunya hubungan antara guru dan siswa, anak buah dengan pimpinannya, antara buruh dengan pimpinannya serta lainlain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pola interaksi merupakan suatu cara, model, dan bentuk-bentuk interaksi yang saling memberikan pengaruh dan mempengaruhi dengan adanya timbal balik guna mencapai tujuan. Guru sebagai pengajar memiliki peran penting untuk dapat mengatur jalannya kegiatan belajar mengajar melalui pola interaksi di mana guru berperan sebagai pemberi aksi melalui pengajaran dan juga bisa menjadi penerima aksi melalui pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh siswa. Sebaliknya siswa pun memiliki peran yang sama dengan guru bisa sebagai pemberi aksi melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan olehnya dan juga bisa menjadi penerima aksi melalui belajar dan mendengarkan. Namun, kerjasama dapat sangat membantu dalam proses kegiatan belajar mengajar yang diperlukan oleh guru dan siswa. 2. Pengertian Komunikasi Banyak pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun jika diperhatikan dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai maksud yang hampir sama. Menurut M. Sobry Sutikno (2006) komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan informasi dari suatu pihak ke pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003) secara etimologis komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata communion dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar-menukar, membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakapcakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan demikian, komunikasi mempunyai makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan. Evert M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Theodore Herbert, mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Wilbur Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima. (Suranto, 2005). Tidak seluruh definisi dikemukakan di sini, akan tetapi berdasarkan definisi yang ada di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses penyampaian informasi, dilihat dari sudut pandang ini, kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain pesan atau informasi 67

dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini pengirim dan penerima pesan tidak menjadi komponen yang menentukan. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain. Pengirim pesan atau komunikator memiliki peran yang paling menentukan dalam keberhasilan komunikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan hanya sebagai objek yang pasif. Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen yaitu pengirim, pesan, dan penerima pesan pada posisi yang seimbang. Proses ini menuntut adanya proses encoding oleh pengirim dan decoding oleh penerima, sehingga informasi dapat bermakna. Adapun istilah efektif ialah mencapai sasaran sesuai dengan yang diinginkan. Dengan demikian komunikasi efektif dapat diartikan sebagai penerimaan pesan oleh komunikan sesuai dengan yang dikirim oleh komunikator, kemudian komunikan memberikan respons yang positif sesuai dengan yang diharapkan. C. Tujuan Interaksi Edukatif dan Tujuan Komunikasi Tujuan dalam interaksi edukatif adalah membantu anak didik dalam suatu perkembangan tertentu, inilah yang dimaksud interaksi edukatif sadar akan tujuan, dengan menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian, sedangkan unsur lainnya sebagai pengantar dan pendukung. Tujuan interaksi belajar antara siswa dengan guru merupakan titik temu dan bersifat mengikat serta mengarahkan aktivitas dari kedua belah pihak. Sehingga kriteria keberhasilan keseluruhan proses interaksi hendaknya dievaluasikan agar tercapai tujuan pendidikan. Jadi interaksi di katakan sebagai interaksi edukatif apabila secara sadar mempunyai tujuan untuk mendidik, mengantarkan anak didik ke arah kedewasaanya. Interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran di kelas merupakan salah satu cara untuk menciptakan suatu kondisi edukatif yang nyaman, aman dan tenang menuju efisiensi, efektivitas dan optimalisasi proses pembelajaran yang diperlukan. Bentuk interaksi yang diharapkan adalah adanya suasana yang menyenangkan, akrab, penuh pengertian dan mau memahami sehingga siswa merasakan bahwa dirinya telah di didik, dan tanggung jawab. Bentuk interaksi sosial-edukatif yang akrab dan penuh kekeluargaan antara guru dan siswa ini sangat bermanfaat bagi siswa karena hal itu akan menjadi pergaulan sehari-hari siswa dengan teman-temannya dan lingkungannya. Tujuan utama pendidikan dalam Islam adalah untuk mencari keridhaan Allah Swt. Oleh sebab itu, dengan adanya pendidikan diharapkan akan lahir individu-individu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat kepada dirinya, keluarganya, masyarakatnya, negaranya dan umat manusia secara keseluruhan dalam aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Islam. Tujuan interaksi belajar antara siswa dengan guru merupakan titik temu dan bersifat mengikat serta mengarahkan aktivitas dari kedua belah pihak. Sehingga cerita keberhasilan keseluruhan proses interaksi hendaknya ditimbang atau dievaluasikan agar tercapai tujuan pendidikan. Jadi interaksi di katakan sebagai interaksi edukatif, apabila secara sadar mempunyai tujuan untuk mendidik untuk mendidik, mengantarkan anak didik ke arah kedewasaanya. Interaksi yang bernilai edukatif antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran di kelas merupakan salah satu cara untuk menciptakan suatu kondisi edukatif yang nyaman, aman dan tenang menuju efisiensi, 68

efektivitas dan optimalisasi proses pembelajaran mutlak diperlukan. Bentuk interaksi yang diharapkan adalah adanya suasana yang menyenangkan, akrab, penuh pengertian dan mau memahami sehingga siswa merasakan bahwa dirinya telah di didik dengan penuh cinta dan tanggung jawab. Bentuk interaksi sosial-edukatif yang akrab dan penuh kekeluargaan antara guru dan siswa ini sangat bermanfaat bagi siswa karena hal itu akan menjadi model dalam pergaulan sehari-hari siswa dengan teman-temannya dan lingkungannya. Dalam komunikasi terdapat berbagai unsur, termasuk komunikasi dalam proses pembelajaran, yaitu Adanya seorang komunikator (pembawa pesan), Komunikan (penerima pesan), Ada tujuan yang hendak dicapai, Adanya suatu pesan atau gagasan yang hendak/perlu disampaikan. Tersedia saluran yang dapat menghubungkan sumber informasi dengan penerima informasi sehingga terjadi hubungan timbal balik antara komunikator dengan komunikan. Adanya umpan balik dari komunikan (respons). Adanya noise, gangguan yang tidak direncanakan dalam proses komunikasi. D. Komunikasi Dan Proses Pembelajaran Komunikasi yang dimaksud penulis di sini ialah hubungan atau interaksi antara guru dengan siswa yang berlangsung pada saat proses pembelajaran atau dengan istilah lain yaitu hubungan antara guru dengan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa (Nana Sudjana, 1989). Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah. Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif. Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai satu arah atau komunikasi sebagai aksi. Komunikasi seperti ini kurang banyak menghidupkan kegiatan mahasiswa. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah. Pada komunikasi ini guru dan siswa memiliki peran yang sama yaitu pemberi dan penerima aksi (informasi). Komunikasi ini lebih baik dari yang pertama, sebab kegiatan guru kegiatan guru dan siswa relatif sama. Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi. Komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Kegiatan semacam ini mengarah pada proses pembelajaran yang mengarahkan pada pembelajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif. Diskusi simulasi merupakan strategi yang dapat mengembangkan komunikasi ini. http://deryjamaluddin.page.tl/ Komunikasi-dalam-proses-pembelajaran.htm. E. Prinsip-Prinsip Interaksi Edukatif dalam Pendidikan Islam Dalam rangka menjangkau dan memenuhi sebagian besar kebutuhan anak didik, dikembangkan beberapa prinsip dalam interaksi edukatif dengan harapan mampu menjembatani dan memecahkan masalah yang sedang guru hadapi dalam kegiatan interaksi edukatif. Prinsip tersebut harus dikuasai oleh guru agar dapat tercapai tujuan pengajaran. Prinsip-prinsip ini diharapkan mampu menjembatani dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi guru dalam kegiatan interaksi edukatif. Prinsip-prinsip interaksi edukatif sebagai berikut: 69

1. Prinsip Motivasi: Agar setiap anak dapat memiliki motivasi dalam belajar. Apabila anak didik telah memiliki motivasi dalam dirinya disebut motivasi intrinsik, sangat memudahkan guru memberikan pelajaran, namun apabila anak tersebut tidak memilikinya, guru akan memberikan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang bersumber dari luar diri anak didik tersebut dan dapat berbentuk ganjaran, pujian, hadiah dan sebagainya. 2. Prinsip Berangkat dari Persepsi yang dimiliki. Bila ingin bahan pelajaran mudah dikuasai oleh sebagian atau seluruh anak, guru harus memperhatikan bahan apersepsi yang dibawa anak didik dari lingkungan kehidupan mereka. Penjelasan yang diberikan mengaitkan dengan pengalaman dan pengetahuan anak didik akan memudahkan mereka menanggapi dan memahami pengalaman yang baru dan bahkan membuat anak didik memusatkan perhatiannya. 3. Prinsip Mengarah kepada Titik Pusat Perhatian Tertentu atau Fokus Tertentu: Pelajaran yang direncanakan dalam suatu pola tertentu akan mampu mengaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam suatu pelajaran. Tanpa suatu pola, pelajaran dapat terpecah-pecah dan para anak didik akan sulit memusatkan perhatian. Titik pusat akan tercipta melalui upaya sebagai berikut: a) Merumuskan pertanyaan yang hendak dijawab. b) Merumuskan konsep yang hendak ditemukan. c) Membatasi keluasan dan kedalaman tujuan belajar, serta d) Memberikan arah kepada tujuannya. 4. Prinsip Keterpaduan: Keterpaduan dalam pembahasan dan peninjauan akan membantu anak didik dalam memadukan perolehan belajar dalam kegiatan interaksi edukatif. 5. Prinsip Pemecahan Masalah yang Dihadapi: Salah satu indikator kepandaian anak didik banyak ditemukan oleh kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Pemecahan masalah dapat mendorong anak didik untuk lebih tegar dalam menghadapi berbagai masalah belajar dan anak didik akan cepat tanggap dan kreatif. 6. Prinsip Mencari, Menemukan Dan Mengembangkan Sendiri: Guru yang bijaksana akan membiarkan dan memberi kesempatan kepada anak didik untuk mencari dan menemukan sendiri informasi. Kepercayaan anak didik untuk selalu mencari dan menemukan sendiri informasi adalah pintu gerbang ke arah yang merupakan konsep belajar mandiri yang bertujuan melahirkan anak didik yang aktifkreatif. 7. Prinsip Belajar Sambil Bekerja: Artinya belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil untuk anak didik sebab kesan yang didapatkan anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik. 8. Prinsip Hubungan Sosial: Hal ini untuk mendidik anak didik terbiasa bekerja sama dalam kebaikan. Kerja sama memberikan kesan bahwa kondisi sosialisasi juga diciptakan di kelas yang akan mengakrabkan hubungan anak didik dengan anak didik lainnya dalam belajar. 9. Prinsip Perbedaan Individual: Sudut pandang untuk melihat aspek perbedaan anak didik adalah segi biologis, intelektual dan psikologis. Semua perbedaan ini memudahkan guru melakukan pendekatan edukatif kepada setiap anak didik. Banyak kegagalan guru menuntaskan penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran salah satunya disebabkan karena guru gagal memahami sifat anak didik secara individual. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa prinsip-prinsip dalam interaksi edukatif meliputi prinsip motivasi, prinsip berangkat dari persepsi yang dimiliki, 70

prinsip mengarah pada titik pusat perhatian tertentu atau fokus tertentu, prinsip keterpaduan, prinsip pemecahan masalah yang dihadapi, prinsip mencari, menemukan dan mengembangkan sendiri, prinsip belajar sambil bekerja, prinsip hubungan sosial serta prinsip perbedaan individual. F. Simpulan Interaksi edukatif dalam pendidikan Islam adalah hubungan yang dinamis antara guru dengan siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam untuk mencapai tujuan tertentu sebagaimana yang diharapkan dari tujuan pendidikan Islam itu sendiri. Untuk mencapai interaksi belajar mengajar, perlu adanya komunikasi yang jelas antara guru (pengajar) dengan siswa (pelajar) sehingga terpadunya dua kegiatan, yakni kegiatan mengajar dan kegiatan belajar yang berdaya guna dalam mencapai tujuan pengajaran. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses penyampaian informasi, dilihat dari sudut pandang ini, kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain pesan atau informasi dan cara penyampaiannya. Menurut konsep ini pengirim dan penerima pesan tidak menjadi komponen yang menentukan. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain. Pengirim pesan atau komunikator memiliki peran yang paling menentukan dalam keberhasilan komunikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan hanya sebagai objek yang pasif. Dengan demikian pembelajaran dapat dimaknai sebagai interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sengaja dan terencana serta memiliki tujuan yang positif. Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh komponen-komponen instruksional yang terdiri dari pesan berupa materi belajar, penyampaian pesan yaitu pengajar, bahan untuk menuangkan pesan, peralatan yang mendukung kegiatan belajar, teknik atau metode yang sesuai, serta latar atau situasi yang kondusif bagi proses pembelajaran. Dalam komunikasi terdapat berbagai unsur, termasuk komunikasi dalam proses pembelajaran, yaitu Adanya seorang komunikator (pembawa pesan), Komunikan (penerima pesan), Ada tujuan yang hendak dicapai, Adanya suatu pesan atau gagasan yang hendak/perlu disampaikan. Tersedia saluran yang dapat menghubungkan sumber informasi dengan penerima informasi sehingga terjadi hubungan timbal balik antara komunikator dengan komunikan. Adanya umpan balik dari komunikan (respons). Adanya noise, gangguan yang tidak direncanakan dalam proses komunikasi. 71

DAFTAR PUSTAKA Abudinnata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 2001 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam, Bandung: Diponegoro,1992. A. Yunus, Filsafat Pendidikan, Bandung: Citra Sarana Grafika, 1999. Ibn Abdullah Muhammad bin Ahmad al- Anshary al-qurthubiy, Tafsir Qurthuby, Juz1, (Kairo: Dar al-sya biy. tt Muhammad Nuquib al-attas, Konsep Pendidikan Islam, Terj. Haidar Bagir, Bandung: Mizan, 1994. Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-qur an al-hakim; Tafsir al-manar, Juz VII, Beirut: Dar al-fikr, tt, M. Sastra Pratja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, Surabaya: Usaha Nasional 1978. M. Elly Setiadi, Ilmu sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2007. M. Elly Setiadi, dan Kolip Usman, Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi dan Pemecahannya, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1. Rusli Karim, Pendidikan Islam antara Fakta dan Cita, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991. Sutikno, M. Sobry. 2009. Belajar Dan Pembelajaran Efektif. Bandung: Prospect Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2000 Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010 http://deryjamaluddin.page.tl/komunikasidalam-proses-pembelajaran.htm Diakses tanggal 26 Juli 2016 http: //kumpulanmakalahalfia. blogspot. com/ 2013/03/ psikologi-pendidikan-interaksiedukatif.html. Diakses Tangaal. 10 Agustus 2014. (26 Juli 2016) http: //kumpulanmakalahalfia. blogspot. com/ 2013/03/ psikologi-pendidikan-interaksiedukatif. html. Diakses Tangaal. 10 Agustus 2014 (26 Juli 2016) http://melyloelhabox.blogspot.com/2013/05/int eraksi-edukatif.html, Diakses Tanggal. 10 Agustus 2014. (26 Juli 2016) http://tugassekolah dan kuliah. blogspot. com/ 2013/07/ pengertian-konsep-dan-tujuanpaud.html, Diakses Tanggal. 6 Mei 2014 (26 Juli 2016) http://insthink.wordpress.com/2010/12/09/inter aksi-edukatif-pendidikan-keluarga/, Diakses Tanggal. 20 Agustus 2014. (26 Juli 2016) 72