Lampiran 1. Tingkat Organisasi. Skor. Tinggi 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

ANALISIS KAPASITAS FUNGSIONAL RUMAH SAKIT UMUM PRAMBANAN DALAM MENGHADAPI BENCANA BERDASARKAN HOSPITAL SAFETY INDEX

PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT

Materi Inti 4: FASILITAS RUMAH SAKIT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

D. DAFTAR PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (PERFORMANCE APPRAISAL) 1

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

MITIGASI BENCANA BANJIR DI WILAYAH DKI JAKARTA BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Tris Eryando

DISASTER PLAN. Oleh : dr. Iryani R ambarwati

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dan kesimpangsiuran informasi dan data korban maupun kondisi kerusakan,

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

BAB I PENDAHULUAN. Menurut indeks rawan bencana Indonesia (BNPB, 2011), Kabupaten

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan bencana. maupun buatan manusia bahkan terorisme pernah dialami Indonesia.

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

EMERGENCY SIGN. Emergency Sign. Hospital Disaster Plan Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki berbagai fungsi didalam peningkatan produktivitas kerja dan

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

PEDOMAN BANTUAN PERALATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk pasien yang membutuhkan perawatan akut atau mendesak. (Queensland

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

C. PERANCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

PEDOMAN BANTUAN LOGISTIK

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

PENDAHULUAN BAB I A. LATAR BELAKANG

Materi Kuliah Manajemen Risiko Bencana Magister Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Agus Setyo Muntohar, Ph.

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

PANDUAN MENGHADAPI BENCANA

DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN MUSRENBANG KABUPATEN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2009 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Bantuan Kesehatan. Penanggulangan Bencana. Pedoman.

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH

Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM)

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Anna Ngatmira,SPd,MKM ( Jogjakarta, 25 November 2014)

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

3/17/2015 STANDAR PELAYANAN DI PUSKESMAS DESAIN KAMAR OPERASI

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Pedoman Assesment Tanggap Darurat Bencana

ANALISIS KAPASITAS FUNGSIONAL RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Aktifasi dan Deaktifasi

JUDUL : Managemen Tanggap Darurat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Bantuan logistik. Pedoman. Perubahan.

DISASTER NURSING R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom Mata Kuliah Gadar dan Bencana Tingkat III Semester VI Prodi Keperawatan Persahabatan Juli

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan L

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. Menyiapkan upaya penyelamatan

KEBIJAKAN PENGELOLAAN MASALAH PENANGGULANGAN BENCANA BIDANG KESEHATAN

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Terdapat perbedaan hasil antara level kesiapsiagaan antara konsep

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN DASAR PERAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

Pedoman Fasilitas (PMK, download dan dijilid)

1. Melakukan kajian situasi

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

Korban banyak, kerusakan infra struktur, disertai ancaman keamanan.

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN PASIEN TAHUN 2015

Powered by TCPDF (

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Korban Bencana dan Kecelakaan. Pencarian. pertolongan. Evakuasi. Standar Peralatan.

2016, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. dari segi modal maupun sumber daya manusia.

#7 PENGELOLAAN OPERASI K3

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat. darurat (Permenkes RI No. 147/ Menkes/ Per/ 2010).

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

Sambutan Presiden RI pada Peragaan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Wil. Timur, Senin, 29 Maret 2010

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana

Transkripsi:

Lampiran 1 Tabel Hasil Wawancara a. Sistem Komando Penanggulangan Bencana dan Pusat Komando 1. Sistem Komando telah secara resmi dibentuk untuk menanggapi keadaan bencana. Rendah=tidak ada sistem; Rata-rata=sistem ada tapi tidak berfungsi; Tinggi=sistem berfungsi 2. Keanggotaan Sistem Komando bersifat multidisiplin. Rendah=0-3 disiplin terwakili; Rata-rata=4-5 disiplin terwakili; Tinggi=6 atau lebih disiplin terwakili 3. Setiap anggota mengetahui tanggung jawab spesifikasinya. Rendah=tanggung jawab tidak ditugaskan; Ratarata=tanggung jawab telah secara resmi ditugaskan; Tinggi=semua anggota mengetahui tanggung jawabnya 4. Ruang yang digunakan sebagai Pusat Komando (PK) Rendah=tidak ada; Ratarata=ruang telah secara resmi ditunjuk; Tinggi=PK berfungsi 5. PK ada dilokasi yang terlindung dan aman. Rendah=ruang PK tidak berada dalam lokasi aman; Rata-rata=PK berada dalam Tingkat Organisasi Tinggi 1 Tinggi 1 Skor

lokasi aman tapi tidak mudah dijangkau; Tinggi=PK berada dalam lokasi aman, terlindung dan mudah dijangkau 6. PK memiliki komputer dan sistemnya Rendah=tidak ada; Ratarata=tidak lengkap; Tinggi=memadai 7. Sistem komunikasi internal dan eksternal berfungsi dengan baik Rendah=tidak berfungsi atau tidak ada; Ratarata=berfungsi sebagian; Tinggi=memadai dan berfungsi 8. PK memiliki sistem komunikasi alternatif Rendah=tidak ada; Ratarata=tidak memadai; Tinggi=memadai 9. PK mempunyai peralatan dan perabot yang memadai Rendah=tidak; Ratarata=tidak memadai; Tinggi=memadai 10. Buku alamat telepon yang terbaru tersedia di PK Rendah=tidak ada; Ratarata=buku alamat ada tetapi tidak yang terbaru; Tinggi=tersedia dan terbaru 11. Kartu tugas tersedia bagi semua personalia Rendah=tidak ada; Ratarata=tidak mencukupi (jumlah dan kualitas); Tinggi=semua staf mempunyai kartu Tinggi 1 Tinggi 1

b. Rencana Kontijensi (Disaster Plan) Tingkat Implmentasi Skor 1. Memperkuat layanan RS pelatihan; Tinggi= rencana melaksanakan rencana tersebut 2. Prosedur untuk mengaktifkan dan menonaktifkan Rencana Kontijensi pelatihan; Tinggi=rencana melaksanakan prosedur tersebut 3. Prosedur administratif (kontrak personalia) Rendah=rencana ada atau hanya sebagai dokumen; Rata-rata=rencana pelatihan; Tinggi=rencan melaksanakan tata cara tersebut

4. Sumberdana untuk keadaan darurat dianggarkan dan dijamin Rendah=tidak dianggarkan; Rata-rata=dana Tinggi=dana dijamin untuk atau lebih 5. Prosedur untuk memperluas ruang yang bisa digunakan, termasuk ketersediaan tempat tidur tambahan (ranap) Rendah=ruang untuk perluasan belum diidentifkasi; Ratarata=ruang telah diidentifikasi dan personalia telah mendapatkan pelatihan untuk melaksanakan perluasan; Tinggi=prosedur ada, personalian telah sumberdaya ada untuk melaksanakan perluasan ruang 6. Prosedur penerimaan (admisi) ke IGD 7. Prosedur untuk memperluas IGD

8. Prosedur untuk melindungi rekam medis pasien 9. Pemeriksaan keselamatan reguler (penanggulangan kebakaran) dilakukan oleh pihak yang berwenang Rendah=pemeriksaan tidak dilakukan; Ratarata=pemeriksaan tidak lengkap atau kadarluwarsa; Tinggi=pemeriksaan lengkap dan terbaru 10. Prosedur surveilans epidemiologis RS

11. Prosedur penempatan sementara mayat dan kedokteran forensik 12. Prosedur triase, resusitasi, stabilisasi dan perawatan 13. Dukungan transportasi dan logistik Rendah=ambulans dan kendaraan untuk dukungan logistik tidak tersedia; Ratarata=terdapat kendaraan tetapi tidak mencukupi; Tinggi=tersedia kendaraan yang sesuai dalam jumlah yang cukup 14. Jatah makanan bagi staf RS pada keadaan darurat Rendah=tidak ada; Ratarata= kurang dari ; Tinggi=dijamin Tinggi 1

15. Kewajiban yang ditugaskan bagi personalia tambahan yang dikerahkan selama keadaan darurat Rendah= penugasan tidak ada dokumen; Ratarata=kewajiban ditugaskan, pelatihan dan sumber daya ada untuk pengerahan personalia 16. Kepastian kesejahteraan personalia tambahan yang di kerahkan selama keadaan darurat Rendah=tidak ada; Ratarata=tindakan Tinggi=tindakan dipastikan 17. Pengaturan kerjasama dengan Rencana Penanggulangan Bencana Lokal (daerah) Rendah=tidak ada pengaturan; Ratarata=pengaturan ada tetapi tidak dilaksanakan; Tinggi=pengaturan dilaksanakan 18. Mekanisme sensus pasien masuk Rendah=mekanisme tidak ada dokumen; Ratarata=mekanisme pelatihan; Tinggi=mekanisme ada, pelatihan dan sumber daya

ada untuk melaksanakan sensus 19. Sistem untuk rujukan dan rujukan balik Rendah=sistem tidak ada dokumen; Rata-rata=sistem personalia telah diberikan pelatihan; Tinggi=sistem ada, pelatihan dan sumber daya ada untuk 20. Prosedur komunikasi publik dan media 21. Prosedur untuk tanggap pada jam kerja malam, akhir pekan dan hari libur 22. Prosedur untuk evakuasi fasilitas

23. Jalur darurat dan jalur keluar lain mudah dijangkau Rendah=jalur keluar tidak ditandai dengan jelas dan banyak terhalang; Ratarata=beberapa jalur keluar ditandai dan sebagian besar bersih dari hambatan; Tinggi=semua jalur keluar ditandai dan bebas hambatan 24. Simulasi dan drill Rendah=rencana tidak diuji; Rata-rata=rencana diuji tapi tidak setiap tahun; Tinggi=rencana diuji setiap tahun dan diperbaharui sesuai dengan hasil latihan c. Rencana darurat untuk penanganan berbagai bencana Tingkat Implementasi Skor 1. Gempa bumi, tsunami, erupsi gunung berapi, dan tanah longsor (jika bahayabahaya ini tidak ada dimana RS berada, kotak dapat dibiarkan kosong) pelatihan; Tinggi=rencana Tinggi 1

2. Konflik sosial dan terorisme pelatihan; Tinggi=rencana 3. Banjir dan badai (jika bahaya-bahaya ini tidak ada dimana RS berada, kotak dapat dibiarkan kosong) pelatihan; Tinggi=rencana 4. Kebakaran dan ledakan pelatihan; Tinggi=rencana 5. Kecelakaan kimia atau terkena radiasi ionisasi

pelatihan; Tinggi=rencana 6. Patogen dengan potensi epidemik pelatihan; Tinggi=rencana 7. Perawatan psikososial bagi pasien, keluarga dan petugas kesehatan pelatihan; Tinggi=rencana 8. Kontrol infeksi nosokomial (Hospital Acquired Infection)

pelatihan; Tinggi=rencana d. Rencana Operasional, pemeliharaan prenventif, dan pemulihan layanan penting 1. Persediaan listrik dan generator cadangan 2. Persediaan air minum 3. Cadangan bahan bakar Tingkat Ketersediaan Skor

4. Gas medis 5. Sistem komunikasi standar dan cadangan 6. Sistem pengelolaan limbah cair 7. Sistem pengelolaan limbah padat

8. Pemeliharaan sistem penanganan kebakaran e. Ketersediaan obat-obatan, alat kesehatan, instrumen dan peralatan lain untuk digunakan dalam keadaan darurat 1. Obat-obatan 2. Alat kesehatan dan bahanbahan lain 3. Instrumen Tingkat Ketersediaan Skor

4. Gas medis 5. Ventilator 6. Perlengkapan elektro-medis 7. Perlengkapan pendukung kehidupan 8. Alat pelindung diri (APD) untuk epidemik (disposable)

9. Alat defibrilasi untuk kegagalan sistem jantung dan paru-paru 10. Kartu triase untuk korban luka dan meninggal massal Tinggi 1 Tinggi 1