BAB 1 PENDAHULUAN. juga terdapat dalam Al-Qur an surat Al- Baqarah ayat 275, yang potongan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. ialah pihak manajemen, pemilik, pemerintah, karyawan dan investor.

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dua atau lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut prinsipal (principal)

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Selain itu fungsi bank sebagai lembaga termediasi keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor

BAB 5 PENUTUP. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB IV ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dalam sumber hukum Islam yaitu Al-Qur an dan As-Sunah. Sumber. hukum Islam ini adalah dasar sebagai pedoman untuk melakukan

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

kemaslahatan, Keseimbangan, dan Universalisme.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan telah menjadi ujung tombak

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan tidak sedikit pula bank yang tutup akibat kondisi krisis ekonomi. memberikan jasanya dalam bidang perbankan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bisnis modern di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Bank merupakan satu lembaga yang berfungsi sebagai perantara

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan negara yang bersangkutan. Oleh karena itu bank dapat. berupa Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, maupun Badan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. faktor RGEC (Risk profile, Good Corporate Governance, Earnigs, Capital).

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks dan beragam. Oleh karena itu, kinerja bank harus

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank syariah adalah bank yang menjalankan sistemnya berdasarkan prinsip syariah. Terdapat dua jenis yaitu Bank Umum Syariah (BUS), dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Adapun prinsip syariah yang sesuai dengan hukum-hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh Lembaga Dewan Syariah Nasional (DSN) yang berwenang dalam penetapan fatwa dibidang akuntansi syariah. Dalam prinsip syariah, bank syariah menjalankan konsep yang berbeda dengan bank konvensional pada umumnya yakni melarang penetapan bunga dalam semua transaksi yang dijalankan karena tergolong kategori riba. Dalam hal tersebut pelanggaran riba juga terdapat dalam Al-Qur an surat Al- Baqarah ayat 275, yang potongan ayatnya berbunyi : Allazina ya kulunar riba la yakumuna illa kama yakumullazi yatahabbatuhus saytanu minal mass(massi), zalika bi annahum kalu innamal bay u mislur riba, wa ahallallahul bay a wa harramar riba fa man jaahu maw izatun min rabbihi fantaha fa lahu ma salaf (salafa), wa amruhu ilallah(ilallahi), wa man ada fa ulaika ushabun nar(nari), hum fiha halidun (haliduna). Artinya : Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal, Allah telah

menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal didalamnya. Dalam operasinya, bank syariah menggunakan sistem bagi hasil dan imbalan lainnya sesuai dengan syariah Islam. Kehadiran bank syariah dapat menjadi alternatif bagi umat muslim dalam bertransaksi sesuai syariat agama islam tanpa adanya sistem bunga yang dilarang oleh agama Islam. Seiring berjalannya waktu, bank syariah mengalami perkembangan yang signifikan. Perkembangan akuntansi perbankan syariah secara konkrit baru dikembangkan pada tahun 1999, Bank Indonesia sebagai pemrakarsa, membentuk tim penyusun PSAK Bank Syariah, yang tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia 1/16/KEP/DG8B/1999, yang meliputi unsur-unsur komponen dari Bank Indonesia, Bank Muamalat Indonesia dan Departemen Keuangan, hal ini seiring dengan pesatnya perkembangan perbankan syariah yang merupakan implementasi dari Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 (Wiroso, 2011). Bank sebagai lembaga yang berperan dalam mengarahkan dana yang berasal dari masyarakat berupa simpanan dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat berupa pinjaman. Bank sebagai industri yang dalam kegiatan usahanya memerlukan kepercayaan masyarakat. Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia mengakibatkan menurunnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam terhadap dollar Amerika. Tingginya inflasi yang terjadi, mengakibatkan dampak yang luas terhadap perokonomian dan dunia perbankan. Akibatnya terjadi

krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1997 dalam dunia perbankan mengakibatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan menurun, sehingga perbankan mengalami kesulitan dalam menghimpun dana dari masyarakat yang menyebabkan masyarakat takut dana yang disimpan di bank tidak dapat kembali. Dengan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap bank akibat krisis tahun 1997, maka bank diharuskan memperbaiki kinerjanya untuk memperoleh kembali kepercayaan masyarakat terhadap bank maupun terhadap sistem bank secara keseluruhan. Kondisi tersebut mendorong pihak-pihak didalamnya untuk melakukan penelitian atas kesehatan bank. Pihak investor penting untuk mengetahui kinerja dari bank, karena semakin baik kinerja bank tersebut maka jaminan keamanan dana investasi juga semakin besar. Laporan keuangan bank adalah salah satu indikator utama dalam menilai kesehatan bank. Bank dapat melakukan kegiatan operasional secara maksimal jika bank tersebut sehat. Penilaian kesehatan bank dilakukan untuk menilai keberhasilan perbankan dalam menjaga fungsi intermediasi. Suatu bank dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dan berkembang usahanya jika kemampuan manajer atau pimpinan dalam mengelola usahanya sangat baik. Apalagi pada kondisi yang seperti saat ini, efisiensi sangat diperlukan di segala bidang. Maka peranan manajer dituntut lebih besar lagi dalam mengelola semua potensi yang dimiliki oleh perusahaan. Karena tujuan dari setiap bank konvensional maupun bank syariah diarahkan untuk mendapat keuntungan yang

maksimal yang telah direncanakan demi terus berlangsungnya hidup dari bank itu sendiri. Akhir-akhir ini istilah bank sehat atau tidak sehat semakin populer. Berbagai kejadian dalam perbankan seperti merger dan likuidasi selalu dikaitkan dengan kesehatan bank. Oleh karenanya bank memerlukan suatu analisis untuk mengetahui kondisi bank setelah melakukan kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu tertentu. Analisis yang dilakukan berupa penilaian tingkat kesehatan bank. Sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 Tanggal 12 April 2004 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, adapun penilaian kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMEL yaitu capital, asset, management, earning, dan liquidity. Melalui CAMEL dapat diketahui bagaimana kondisi kesehatan suatu bank. Kondisi kesehatan bank yang tidak sehat merupakan indikasi adanya manajemen bank yang tidak baik, serta kinerja bank yang tidak baik pula. Bank yang tidak selalu mendapatkan laba disetiap tahunnya dan bank yang tidak mampu memenuhi kewajibannya adalah salah satu contoh bank yang memiliki kinerja yang buruk dan apabila hal ini tidak diantisipasi maka bank yang kurang sehat tersebut akan mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya dan akan ditinggalkan oleh nasabah dan menyebabkan bank tersebut gulung tikar. Pada sisi lain kinerja keuangan bank dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai kesehatan bank (Sofyan, 2002). Kinerja bank yang baik diharapkan mampu meraih, meningkatkan, dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap

suatu bank ataupun sistem perbankan secara menyeluruh. Kinerja tersebut dapat dilihat melalui penyajian informasi yang berupa laporan keuangan kepada pihak intern dan ekstern. Laporan keuangan disajikan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Salah satu informasi yang penting adalah laba yang diperoleh bank pada tahun tersebut. Informasi laba dinilai penting karena laba memberikan informasi dalam kinerja bank selama satu periode di masa lalu. Selain itu, sifat laba yang setiap tahun berubah membuat informasi laba sangat bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan. Adapun Fitriani dalam Widawati (2012) mengungkapkan bahwa sehat tidaknya suatu perusahaan atau perbankan dapat dilihat dari kinerja keuangan terutama kinerja profitabilitasnya dalam suatu perusahaan perbankan tersebut. Ukuran dalam penilaian profitabilitas pada industri perbankan pada umumnya menggunakan Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). Return On Asset (ROA) lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan, sedangkan Return On Equity (ROE) hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut. Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian Return On Asset (ROA) daripada Return On Equity (ROE) karena lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar dari dana simpanan masyarakat. Peneliti menggunakan ROA sebagai salah satu proksi dalam mengukur kinerja keuangan bank. Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektivitas suatu perusahaan yang didalamnya menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio laba sebelum pajak

terhadap total aset bank. Semakin besar ROA, maka semakin baik pula kinerja keuangan perusahaan tersebut karena return yang didapatkan perusahaan semakin besar. ROA juga merupakan perkalian antara faktor net income margin dengan perputaran aktiva. Net income margin merupakan kemampuan dalam memperoleh laba pada setiap penjulan dari perusahaan, sedangkan perputaran aktiva menunjukkan seberapa jauh perusahaan menciptakan penjualan dari aktivanya. Penelitian mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap kinerja bank telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Prasnanugraha (2007), Mahardian (2008), Puspitasari (2009), dan Srihastuti (2013). Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada perusahaan perbankan syariah dengan periode 3 tahun yaitu 2013-2015. Varibel dalam penelitian ini merupakan variabel yang menurut penelitian sebelumnya berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank. Variabel independen yang digunakan oleh peneliti antara lain yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing financing (NPF), Net Profit Margin (NPM), Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO), Finance to Deposit Ratio (FDR) dan pengaruhnya terhadap variabel dependen yang digunakan oleh peneliti adalah kinerja keuangan yang diukur dengan Return On Asset (ROA).

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Apakah rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan ROA? 2. Apakah rasio keuangan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan ROA? 3. Apakah rasio keuangan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan ROA? 4. Apakah rasio keuangan Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA? 5. Apakah rasio keuangan Finance to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji apakah rasio keuangan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan ROA. 2. Untuk menguji apakah rasio keuangan Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan ROA.

3. Untuk menguji apakah rasio keuangan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan ROA. 4. Untuk menguji apakah rasio keuangan Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. 5. Untuk menguji apakah rasio keuangan Finance to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain : a. Kontribusi Teoritis Memberikan informasi mengenai pengaruh CAR, NPF, NPM, BOPO, dan FDR terhadap kinerja keuangan ROA. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pengembangan penelitian mengenai pengaruh CAMEL terhadap kinerja keuangan pada perbankan di Indonesia. b. Kontribusi Praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam menganalisis kinerja keuangan bank sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi baik kreditor maupun investor.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi dalam konteks menguji variabelvariabel rasio CAMEL yang terdiri dari capital yang diukur dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), asset diukur dengan rasio Non Performing Financing (NPF), management diukur dengan rasio Net Profit Margin (NPM), earning diukur dengan rasio Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO), liquidity diukur dengan rasio Finance to Deposit Ratio (FDR). Dalam pengaruhnya terhadap kinerja keuangan bank yang diukur dengan Return On Asset (ROA). Selain itu peneliti juga berfokus pada perbankan syariah yang terdaftar di Bank Indonesia dengan rentang periode 2013 2015.