ESTIMASI CAKUPAN JARINGAN WIMAX DAN ANALISIS PERFORMANSINYA UNTUK DAERAH MAKASSAR, MAROS, SUNGGUMINASA, DAN TAKALAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

Prakiraan Kebutuhan Akses Broadband dan Perencanaan Jaringan Mobile WiMAX untuk Kota Bandung

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

Perancangan dan Analisis Desain Jaringan Mobile WiMax e di daerah Sub urban (Studi Kasus di Kota Kediri)

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3

Perencanaan Wireless Metropolitan Area Network (WMAN) Dengan Menggunakan Worldwide Interoperability For Microwave Access (WIMAX)

ABSTRAK 1 PENDAHULUAN. 2 METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Alat Analisis

ANALISIS PENGARUH HANDOVER PADA MOBILE WIMAX UNTUK LAYANAN LIVE STREAMING

ANALISIS NILAI LEVEL DAYA TERIMA MENGGUNAKAN MODEL WALFISCH-IKEGAMI PADA TEKNOLOGI LONG TERM EVOLUTION (LTE) FREKUENSI 1800 MHz

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center)

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM. Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

ISSN : HANDOVER WIMAX PADA KOMUNIKASI WIRELESS. Abstrak

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI WIMAX UNTUK LAYANAN BROADBAND DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI

Perencanaan Transmisi. Pengajar Muhammad Febrianto

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

Pengaruh Teknik Modulasi Terhadap Kinerja Layanan Voice dan Video Pada Jaringan WiMAX Menggunakan Opnet Modeler

Estimasi Luas Coverage Area dan Jumlah Sel 3G pada Teknologi WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access)

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan

Analisis Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Frekuensi 900 MHz Pada Perairan Selat Sunda


Simulasi Perencanaan Site Outdoor Coverage System Jaringan Radio LTE di Kota Bandung Menggunakan Spectrum Frekuensi 700 MHz, 2,1 GHz dan 2,3 GHz

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

PERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN MODEL QOS WIMAX DENGAN OPNET. Pada bab 3 ini penulis ingin memfokuskan pada system evaluasi kinerja

ANALISA PERENCANAAN PENGEMBANGAN COVERAGE AREA WLAN DI GEDUNG IT TELKOM (STUDI KASUS GEDUNG A, B, C, D, K, LC)

TEKNOLOGI WIMAX UNTUK LINGKUNGAN NON LINE OF SIGHT (Arni Litha)

MODULASI ADAPTIF PADA SISTEM IEEE E DENGAN METODE MMSE UNTUK MEMPREDIKSI KANAL SUI DI SISI DOWNLINK

ANALISIS IMPLEMENTASI JARINGAN CDMA20001X EVDO REV-A DI KOTA MALANG

STUDI KELAYAKAN MIGRASI TV DIGITAL BERBASIS CAKUPAN AREA SIARAN DI BEKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Perancangan Jaringan Seluler 4G LTE Frekuensi MHz di Provinsi Papua Barat

Analisis Kinerja Subscriber Station WiMAX di Urban Area Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang)

III. METODE PENELITIAN

Wireless Communication Systems. Faculty of Electrical Engineering Bandung Modul 14 - Perencanaan Jaringan Seluler

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM

Syailendra Dwitama Iskandar 1, Ir. Endah Budi P., MT. 2, Dwi Fadila K.. ST., MT. 3

Perencanaan Kebutuhan Base Station Jaringan Fixed WiMAX Berdasarkan Demand Site

PERBANDINGAN NILAI BREAKPOINT DI DAERAH RURAL, URBAN DAN SUB URBAN PADA FREKWENSI CDMA

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III JARINGAN BWA WIMAX

STUDI SISTEM VERTICAL HANDOVER PADA JARINGAN WIRELESS HETEROGEN MENGGUNAKAN ALGORITMA ADAPTIVE LIFETIME BASED

Analisis Penggunaan Frequency Band 400 MHz dan 700 MHz untuk Layanan Broadband PPDR di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

Penerapan Jaringan WiMAX di Malang

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

Analisis Pengaruh Model Propagasi dan Perubahan Tilt Antena Terhadap Coverage Area Sistem Long Term Evolution Menggunakan Software Atoll

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

PERHITUNGAN LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI GSM DI DAERAH URBAN CLUSTER CENTRAL BUSINESS DISTRIC (CBD), RESIDENCES, DAN PERKANTORAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

Komunikasi Bergerak Frekuensi 2.3 GHz Melewati Pepohonan Menggunakan Metode Giovanelli Knife Edge

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JUDUL SKRIPSI : Pengaruh Fading Lintasan Jamak Terhadap Performansi High Speed Downlink Packet Access (HSDPA)

ANALISIS PENINGKATAN KINERJA SOFT HANDOFF TIGA BTS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROPAGASI OKUMURA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

PERENCANAAN AWAL JARINGAN MULTI PEMANCAR TV DIGITAL BERBASIS PENGUKURAN PROPAGASI RADIO DARI PEMANCAR TUNGGAL

BAB IV PEMODELAN SIMULASI

LINK BUDGET. Ref : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

Pengukuran Model Propagasi Outdoor dan Indoor Sistem WiMAX 2.3GHz di Lingkungan Kampus ITB

UNJUK KERJA ALGORITMA HARD HANDOFF TERHADAP VARIASI KECEPATAN MOBILE STATION

PENGGUNAAN ADAPTIVE CODED MODULATION DAN SELECTION COMBINING UNTUK MITIGASI PENGARUH REDAMAN HUJAN DAN INTERFERENSI PADA SISTEM LMDS

Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis dan Perancangan Jaringan WiMAX di Fakultas Teknik UNSRAT Manado

ESTIMASI KAPASITAS TRAFIK BASE STATION MOBILE WIMAX BERBASIS TEKNOLOGI OFDMA PADA LEBAR PITA 5 MHZ DAN 10 MHZ

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

Universitas Kristen Maranatha

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 96/DIRJEN/2008 TENTANG

TUGAS AKHIR. Analisa Perencanaan Frekuensi pada Jaringan W-MAN Menggunakan Sistem WiMAX pada Area Jakarta

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Perbandingan Nilai Breakpoint Pemancar CDMA Menggunakan Model Okumura-Hata di Daerah Surabaya

ANALISIS PENGARUH SLOPE TERRAIN TERHADAP PATHLOSS PADA DAERAH SUBURBAN UNTUK MODE POINT TO POINT PADA SISTEM GSM 900

Bab 7. Penutup Kesimpulan

ANALISA PERBANDINGAN PEMODELAN PROPAGASI PADA SISTEM DCS 1800 DI KOTA SEMARANG

BAB II TEORI DASAR. dimana : λ = jumlah panggilan yang datang (panggilan/jam) t h = waktu pendudukan rata-rata (jam/panggilan)

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian Judul

Analisis Performansi WCDMA-Diversitas Relay pada Kanal Fading

ANALISIS UNJUK KERJA RADIO IP DALAM PENANGANAN JARINGAN AKSES MENGGUNAKAN PERANGKAT HARDWARE ALCATEL-LUCENT 9500 MICROWAVE PACKET RADIO (MPR)

Journal of Informatics and Telecommunication Engineering

Perencanaan Jaringan 3G UMTS. Kota Bekasi, Jawa Barat. Aldrin Fakhri Azhari

SIMULASI MODEL EMPIRIS OKUMURA-HATA DAN MODEL COST 231 UNTUK RUGI-RUGI SALURAN PADA KOMUNIKASI SELULAR

Analisis Model Kanal SUI Berdasarkan Modulasi QAM dan Variasi Bandwidth

Transkripsi:

PRO S ID IN G 20 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK ESTIMASI CAKUPAN JARINGAN WIMAX DAN ANALISIS PERFORMANSINYA UNTUK DAERAH MAKASSAR, MAROS, SUNGGUMINASA, DAN TAKALAR Merna Baharuddin 1), Nien Khamsawarni N, Subaer Kanata Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea - Makassar, 90245 Telp./Fax: (0411) 588111 e-mail: merna@unhas.ac.id 1) Abstrak Penelitian ini akan menganalisis perencanaan jaringan WiMAX Fix (3,3 GHz) dan Mobile (2,3 GHz) di kawasan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar. Perencanaan dilakukan dengan menghitung radius jangkauan sel dan jumlah sel kemudian menguji dengan menggunakan program simulasi software Opnet Modeler 14.0. Radius masing-masing BS disesuaikan dengan keadaan geografis dan hasil perhitungan matematis dengan menggunakan model propagasi yang dikeluarkan oleh Vinco Erceg. Pada pengujian digunakan 3 jenis layanan dan dengan menempatkan 3 MS pada salah satu BTS di tiap kota. Pengujian dimulai dengan pembuatan topologi jaringan fixed dan mobile kemudian menjalankan simulasi dan akan menghasilkan throughput dan delay. Kata kunci: model propagasi jaringan wireless, jaringan WIMAX, path loss PENDAHULUAN Perencanaan jaringan WiMAX ini dilakukan di daerah Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa, dan Takalar). Untuk mempermudah perencanaan maka ditetapkan bahwa pelanggan primer adalah pelanggan perumahan dimana untuk kota Makassar perumahan tersebar diseluruh kota, begitu pula dengan kota Sungguminasa, untuk daerah Maros perumahan tersebar di sepanjang jalan yang menghubungkan antara kota Maros dan Makassar sedangkan untuk daerah Takalar perumahan tersebar di sepanjang jalan yang menghubungkan antara kota Sungguminasa dan Takalar. METODE ANALISIS Perencanaan jaringan WiMAX menggunakan perangkat yang diproduksi oleh Airspan Networks, Inc. untuk kondisi fixed dan diproduksi oleh Cisco untuk kondisi mobile. Spesifikasi teknis dari perangkat yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Spesifikasi Teknis Perangkat WiMAX. [1] Parameter Fixed Mobile HiperMAX Cisco BWX 8300 Series Daya pancar (PT) +36 dbm 40 dbm Frekuensi (f) 3.3GHz 2.3 GHz Gain (G) 18 dbi 16 dbi Tipe Modulasi OFDM-64 QAM, 16 QAM, QPSK, 16 QAM, 64 QAM QPSK, BPSK Metode Dupleks TDD TDD Bandwidth (BW) 3,5 MHz 7 MHz N FFT 256 512 Volume 6 : Desember 2012 Group Teknik Elektro ISBN : 978-979-127255-0-6 TE8-1

Estimasi Cakupan Jaringan Wimax... Merna Baharuddin, Nien Khamsawarni N, Subaer Kanata Pada perhitungan link budget dan luas area cakupan (coverage area), salah satu hal yang perlu diperhatikan dan sangat mempengaruhi adalah parameter SNR (Signal To Noise Ratio). Nilai SNR yang disyaratkan pada standar IEEE 802.16D-2004 untuk nilai BER < dari 1 x 10-6 dan IEEE 802.16e-2005 ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2. Parameter SNR. [2] Modulasi QPSK 16QAM 64QAM Receiver SNR (db) Coding Rate Fixed Mobile ½ 12,1 6,0 ¾ 14,6 8,5 ½ 17,2 11,5 ¾ 19,9 15,0 2/3 23,2 19,0 ¾ 24,5 21,0 Pada perencanaan jaringan WiMAX ini, model propagasi yang digunakan adalah model propagasi Erceg [2,3] yang dikembangkan oleh Vinko Erceg, karena Model Erceg ini cocok untuk bekerja pada parameter-parameter berikut: 1900MHz f 3500MHz, 10m h b 80m, 2m h r 10m. Sesuai dengan frekuensi kerja yang digunakan yaitu 3,3 GHz dan 2.3 GHz. Model propagasi Erceg dibagi dalam 3 (tiga) kategori permukaan (terrain) yaitu: o o o Tipe A: daerah berbukit dengan kerapatan pohon yang sedang atau padat. Tipe B: daerah berbukit dengan kerapatan pohon yang rendah atau daerah datar dengan kerapatan pohon yang sedang atau tinggi. Tipe C: daerah datar dengan kerapatan pohon yang rendah. dimana ketiga kategori ini memiliki nilai konstanta a, b, c, sesuai Tabel 3. Tabel 3. Parameter a, b, dan c sesuai kategori [2] Parameter Type of Terrain A B C a 4,6 4,0 3,6 b (m -1) 0,0075 0,0065 0,005 c (m) 12,6 17, 20 s (db) 10,6 9,6 8,2 Untuk menghitung redaman propagasi (pathloss), digunakan rumus [4]: PL = 20 log ( 4πd 0 λ ) + 10γ log ( d d 0 ) + X f + X h + s (1) Dimana : λ = panjang gelombang γ = pathloss exponent d = jangkauan BTS d 0 = 100 m (jarak referensi) X f = faktor koreksi frekuensi X h = factor koreksi tinggi antenna penerima s = shadow fading ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Elektro Volume 6 : Desember 2012 TE8-2

PRO S ID IN G 20 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK dan d 0 = 100 m; d adalah radius sel (m), dan γ adalah pathloss eksponen yang diperoleh dari : λ = C f (2) γ = a (b x h B ) + c h B (3) Sementara X f dan X h adalah faktor koreksi frekuensi dan faktor koreksi frekuensi tinggi antena yang diperoleh : X f = 6 log ( f(ghz) ) 2 (4) X h = -10,8 log ( h R ) Untuk kondisi Urban dan Sub Urban 2 (5) X h = -20 log ( h R ) Untuk kondisi Rural 2 (6) Untuk menentukan link budget dari area cakupan dari suatu sel, harus diketahui daya yang diterima (PR) oleh SS yaitu : P R = P T + G T + G R - L S - P L (7) P T = Daya pancar G T = Gain pemancar G R = Gain penerima L S = Loss sistem P L = Pathloss Perhitungan luas sel sangat tegantung pada dua hal yaitu daya yang diterima SS (P R) dan sensitivitas SS (RSS). Agar sistem dapat bekerja dengan baik, maka RSS diperoleh dari P R R SS (8) R SS = -102 + SNR RX + 10 log (F S x N used N FFT Dengan asumsi bahwa P R lebih besar daripada RSS maka diperoleh: x N subchannels ) (9) 16 PL = P T + G T + G R - L S - R SS (10) Sehingga persamaan untuk memperoleh nilai radius (dmax) dari setiap BS, yaitu: [ d max (m) = d 0. 10 { P T + G T + G R L S R SS X f X h S 20 log(4πd 0 λ )} ] 10γ (11) Setelah radius sel diketahui maka Luas Sel dapat dihitung dengan menggunakan rumus L = π x d 2 (12) Dari hasil perhitungan luas sel maka dapat diketahui jumlah sel yang dibutuhkan : sel = Luas Daerah Layanan Luas Sel (13) Dari hasil perhitungan jumlah sel,maka dapat diketahui letak BS yang dibutuhkan. Lokasi BS akan ditentukan dengan menggunakan software Google Earth dengan tetap berpedoman pada hasil perhitungan radius sel, luas sel dan jumlah sel. Pengujian perencanaan jaringan WiMAX ini dibuat dengan menggunakan perangkat lunak OPNET modeler 14.0. Perangkat lunak ini memberikan kemudahan dalam membangun jaringan WiMAX baik dalam bentuk gambar, data, grafik dan animasi. Hal ini yang menjadikan dasar pertimbangan dipilih OPNET 14.0 sebagai Volume 6 : Desember 2012 Group Teknik Elektro ISBN : 978-979-127255-0-6 TE8-3

Estimasi Cakupan Jaringan Wimax... Merna Baharuddin, Nien Khamsawarni N, Subaer Kanata bahasa program dalam pembuatan simulasi perencanaan jaringan wimax fixed dan mobile pada sistem komunikasi wireless berbasis WiMAX. Teknik modulasi yang digunakan adalah QPSK dengan coding rate ½. Teknik modulasi ini dipilih karena memberikan radius sel yang lebih besar dibandingkan dengan teknik modulasi 16 QAM maupun 64 QAM yang merupakan teknik modulasi yang digunakan untuk standar teknologi IEEE 802.16d-2004 (fixed WiMAX). Topologi jaringan dibangun mengikuti topologi jaringan untuk aplikasi Fixed dan Mobile broadband seperti pada Gambar 1. Dengan menggunakan topologi ini maka SS pada setiap wilayah baik berupa PC maupun laptop yang sudah mendukung teknologi WiMAX dapat langsung terhubung ke jaringan WiMAX semudah membangun koneksi ke jaringan WiFi. Gambar 1. Topologi WiMax di Perkotaan dan Pedesaan [5] Jenis aplikasi yang digunakan adalah aplikasi e-mail, video conference, dan voice over IP (IP telephony). Setiap aplikasi memiliki model karakteristik trafik yang berbeda-beda. Masing-masing SS memakai jenis aplikasi/layanan yang berbeda satu dengan yang lainnya berdasarkan profil untuk tiap SS. Aplikasi dan profil yang untuk masing-masing SS ditunjukkan pada tabel 4. Tabel 4. Aplikasi dan Profil untuk setiap SS. BS PROFILL SS APLIKASI MAKASSAR SUDIANG SS1 E-mail SS2 Web Browsing SS3 VoIP MAROS PANAIKANG SS1 E-mail SS2 Web Browsing SS3 VoIP SUNGGUMINASA LIMBUNG SS1 E-mail SS2 Web Browsing SS3 VoIP TAKALAR POLONGBANGKENG SS1 E-mail SS2 Web Browsing SS3 VoIP ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Elektro Volume 6 : Desember 2012 TE8-4

PRO S ID IN G 20 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK HASIL DAN DISKUSI Perhitungan Radius Sel disesuaikan dengan karakteristik masing-masing wilayah dan dengan menggunakan parameter perhitungan yang sesuai dengan perangkat dan model propagasi yang digunakan seperti terlihat pada tabel 5. Tabel 5. Parameter Perhitungan Radius Sel WiMAX Parameter Fixed Mobile Frekuensi (f) 3,3 GHz 2,3 GHz Bandwidth (BW) 3,5 MHz 7 MHz Metode Duplex TDD TDD Daya Pancar BS (PT) 36 dbm 40 dbm Parameter Fixed Mobile Daya Pancar SS (PR) 24 dbm 23 dbm Gain BS (GT) 18 dbi 16 dbi Gaian SS (GR) 8,5 dbi 3,5 dbi Tinggi BTS Sub Urban 40 m 40 m (hb) Rural 20 m 20 m Tinggi SS (hr) 6 m 6 m Sampling frequency (Fs) 8 MHz 9,93 MHz Loss sistem (Ls) Urban 3 db 3 db Sub Urban - - Rural - - Nused 192 360 NFFT 256 512 Nsubchanel 7 15 Hasil perhitungan cakupan sel WiMAX dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Radius dan Luas Sel WiMAX Mamminasata. Radius Sel (km) Coding Modulasi Suburban Rural Rate fixed mobile fixed mobile QPSK 1/2 3,2 2,871 4,388 3,926 Luas Sel (km 2 ) Coding Modulasi Suburban Rural Rate fixed mobile fixed mobile QPSK 1/2 32,16 25,87 60,48 48,42 Jumlah BS yang diperlukan untuk mencakup wilayah Mamminasata untuk modulasi QPSK pada keadaan fixed adalah 13 dan mobile 19. Letak BS ditentukan dengan menggunakan software Google Earth dengan tetap berdasarkan hasil perhitungan radius sel, Luas Sel dan Jumlah Sel, sehingga diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada tabel 7 dan tabel 8. Volume 6 : Desember 2012 Group Teknik Elektro ISBN : 978-979-127255-0-6 TE8-5

Estimasi Cakupan Jaringan Wimax... Merna Baharuddin, Nien Khamsawarni N, Subaer Kanata Tabel 7. Letak Base Station Fixed Jaringan WiMAX Mamminasata Parameter Kota Sel Koordinat Daya 5 6'0.98"LS, 119 30'52.39"BT Makassar Tol Ir. Sutami 5 5'47.94"LS, 119 28'4.81"BT Tamalanrea 5 8'34.85"LS, 119 29'18.48"BT Jl. Pengayoman 5 9'43.95"LS, 119 26'54.44"BT Jl. Urip Sumoharjo 5 7'51.22"LS, 119 25'31.59"BT Tanjung Bunga 5 10'50.45"LS, 119 24'2.48"BT Kota Maros 5 0'39.69"LS, 119 34'10.85"BT Maros Mandai 5 3'15.45"LS, 119 32'21.03"BT Jl. Aeropala 5 11'52.01"LS, 119 28'56.24"BT Palangga 5 12'39.83"LS, 119 25'58.21"BT Sungguminasa Limbung 5 16'25.75"LS, 119 25'48.98"BT Bontonompo 5 20'35.18"LS, 119 26'37.36"BT Takalar Kota Takalar 5 24'20.10"LS, 119 26'38.58"BT Tabel 8. Letak Base Station mobile Jaringan WiMAX Mamminasata Parameter Kota Sel Koordinat Sudiang 5 5'24.90" LS, 119 31'52.34"BT Makassar Jl. Talendong 5 4'46.20" LS, 119 29'29.24"BT Tamalanrea 5 7'48.29" LS, 119 30'26.61"BT Jl. Tol Ir. Sutami 5 6'39.90" LS, 119 27'33.28"BT J. G. Latimojong 5 7'57.25" LS, 119 25'11.12"BT Jl. Urip Sumoharjo 5 8'52.56" LS, 119 27'42.62"BT Antang 5 10'28.58"LS, 119 29'27.91"BT Jl. Alauddin 5 10'34.07"LS, 119 26'16.77"BT Tanjung Bunga 5 10'27.06"LS, 119 24'5.21" BT Barombong 5 12'51.96"LS, 119 23'19.01"BT Jl. Kota Maros 5 0'39.69" LS, 119 34'10.85"BT Maros Mandai 5 2'59.01" LS, 119 32'47.96"BT Jl. Poros Malino 5 14'3.88" LS, 119 29'47.39"BT Pallangga 5 12'24.01"LS, 119 27'50.90"BT Sungguminasa Limbung 5 13'1.79" LS, 119 25'38.16"BT Bajeng 5 16'22.20"LS, 119 25'46.90"BT Bontonompo 5 20'21.13"LS, 119 26'25.50"BT Polongbangkeng Utara 5 24'1.97" LS, 119 26'45.34"BT Takalar Kota Takalar 5 26'43.68"LS, 119 25'22.25"BT Gambar 2 memperlihatkan topologi jaringan WiMAX fixed Mamminasata yang digunakan pada pengujian. ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Elektro Volume 6 : Desember 2012 TE8-6

PRO S ID IN G 20 1 2 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Gambar 2. Topologi Jaringan WiMAX fixed Mamminasata Keterangan gambar : Jumlah BTS fixed : 13 BTS : Aliran trafik dari SS ke Server, begitupun sebaliknya. : Aliran trafik dari Server menuju BS Seperti terlihat pada gambar 2 pengujian dilakukan dengan 16 sel fixed. Diambil 4 sel sebagai sampel dan 3 layanan yang berada pada masing-masing kota. Gambar 3 memperlihatkan topologi jaringan WiMAX mobile Mamminasata yang digunakan pada pengujian. Gambar 3. Topologi Jaringan WiMAX mobile Mamminasata Volume 6 : Desember 2012 Group Teknik Elektro ISBN : 978-979-127255-0-6 TE8-7

Estimasi Cakupan Jaringan Wimax... Merna Baharuddin, Nien Khamsawarni N, Subaer Kanata Keterangan gambar : Jumlah BTS Mobile : 19 BTS : Aliran trafik dari MS ke Server, begitupun sebaliknya. : Aliran trafik dari Server menuju BS Seperti terlihat pada gambar 3, pengujian dilakukan dengan 18 sel mobile. Digunakan 3 pelanggan dan tiga layanan yang berbeda yaitu email, web browsing dan video conference. Berdasarkan simulasi yang dilakukan, bisa dinyatakan bahwa Throughput yang dihasilkan pada keadaan Fixed berkisar antara 190261.33 bits/sec hingga 192097.77 bits/sec.throughput yang dihasilkan pada keadaan mobile berkisar antara 62320 bits/sec hingga 64097.77 bits/sec. Throughput yang dihasilkan ketika terjadi handover akan menurun secara signifikan. Throughput saat terjadi handover pada kecepatan 50 km/jam layanan email menurun hingga 22083,55 bits/sec, layanan web browsing hingga 23564,44 bits/sec, layanan video conference hingga 3712 bits/sec, untuk ketiga layanan hingga 17144,88 bits/sec.throughput saat terjadi handover pada kecepatan 75 km/jam layanan email menurun hingga 3911,11 bits/sec, layanan web browsing hingga 39564,44 bits/sec, layanan video conference hingga 3633,77 bits/sec, untuk ketiga layanan hingga 20033,33 bits/sec.delay yang diperoleh pada kondisi fixed pada layanan video conference berkisar antara 0.004856 sec sampai 0.005286 sec, pada web browsing berkisar antara 0.00311 sec sampai 0.00462 sec dan pada email berkisar antara 0.00196 sec sampai 0.00529 sec. Delay yang diperoleh pada kondisi mobile pada layanan video conference berkisar antara 0.00355 sec sampai 0.00644 sec, pada web browsing berkisar antara 0.004847 sec sampai 0.005052 sec dan pada email berkisar antara 0.004847 sec sampai 0.005052 sec. KESIMPULAN Perencanaan jaringan WiMAX ini menggunakan frekuensi 3,3 GHz untuk fixed dan 2,3 GHz untuk mobile. Digunakan 13 titik BTS untuk keadaan fixed dan 19 titik BTS untuk keadaan mobile dengan radius masingmasing untuk layanan fixed pada tipe suburban 3,2 Km dan rural 3,38 Km, untuk layanan mobile pada tipe sub urban 2,8 Km dan rural 3,9 Km. Bandwith fixed 3,5 MHz dan Mobile 7 MHz. Daya pancar BS fixed 36 dbm dan mobile 40 dbm. Daya pancar SS fixed 24 dbm dan mobile 23 dbm. Gain fixed 18 dbi dan mobile 16 dbi. Tinggi BS tipe sub urban 40 m dan 20 m untuk rural. Pada pengujian digunakan 3 jenis layanan yaitu email, web browsing dan video conference, dan dengan menempatkan 3 MS pada salah satu BTS di tiap kota. Throughput yang dihasilkan pada keadaan fixed berkisar antara 190261.33 bits/sec hingga 192097.77 bits/sec dan pada keadaan mobile berkisar antara 62320 bits/sec hingga 64097.77 bits/sec. Delay yang dihasilkan pada keadaan fixed berkisar antara 0,00340223 second hingga 0,00518983 second dan pada keadaan mobile berkisar antara 0,00348032 second hingga 0,00543716 second. DAFTAR PUSTAKA 1. Wimax Forum, Mobile WiMAX-Part I: A Technical Overview And Performance Evaluation, US: WiMAX Forum: August 2006. 2. Mobile WiMAX group, Coverage of mobile WiMAX http://www.scribd.com/doc/12867873/mobile- WiMAX-link-budget,last visited: 12 januari 2010, jam 00.15 WITA. 3. Sumantri Joyoboyo, Perencanaan Sistem Wireless Metropolitan Area Network Dengan MenggunakanTeknologi WiMAX pada Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung, Bandung, 2005. 4. IEEE 802.16.3c-01/29r4, Channel Models for Fixed Wireless Applications, Erceg et al., IEEE 802.16 Broadband Wireless Access Working Group, January 2001. 5. Gunawan Wibisono, Gunadi Dwi Hantoro, WiMAX Teknologi Broadband Wireless Access (BWA) Kini dan Masa Depan, Bandung : Informatika Bandung, 2006. ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Elektro Volume 6 : Desember 2012 TE8-8