BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi, dewasa, hingga menjadi tua. Lanjut usia (Lansia) merupakan suatu proses fisiologis yang pasti akan dialami oleh setiap individu, dimana seseorang mulai mengalami penurunan kemampuan fisik, mental, sosial, serta fungsi organ secara perlahan yang berpengaruh terhadap kemampuan tubuh beradaptasi dengan lingkungan dan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Ketika seseorang memasuki fase lansia, orang tersebut memiliki tugas perkembangan yang berbeda dengan sebelumnya. Berdasarkan data yang diperoleh WHO, pada tahun 2012 jumlah lansia di dunia sebanyak 600 juta jiwa. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah lansia cukup besar. Badan Pusat Statistik Indonesia sendiri mencatat jumlah lansia mengalami peningkatan dari tahun 2006 sebanyak 19 juta jiwa menjadi 28 juta pada tahun 2012. DI Yogyakarta merupakan provinsi yang memiliki persentase jumlah lansia tertinggi yaitu 13,04% kemudian Jawa Timur yang berjumlah 10,40 % dan Jawa Tengah 10,34%. (Depkes,2013). Proses menua dimulai sejak usia 45 tahun dan mengalami penurunan kemampuan yang menimbulkan masalah di usia 60 tahun. Penurunan fungsi organ yang sering terjadi pada lansia salah satu nya adalah kemampuan sistem kardiovaskuler. Pada usia lanjut jantung dan pembuluh darah mengalami perubahan struktural maupun fungsional. Perubahan sistem kardiovaskuler 1
2 meliputi perubahan aorta dan pembuluh darah sistemik, Penebalan dinding aorta dan pembuluh darah serta elastisitas pembuluh darah yang menurun seiring dengan usia menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah perifer yang berpengaruh pada tekanan darah dan denyut nadi (Anne,2001). Selain penurunan sistem kardiovaskuler masalah kesehatan yang sering dialami lansia adalah permasalahan psikologis seperti depresi. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa depresi berada pada urutan ke-empat penyakit di dunia. Sekitar 20% wanita dan 12% pria, pada suatu waktu dalam kehidupannya pernah mengalami depresi. Lansia yang berumur >60 tahun rentan terhadap depresi yang membulkan gejala tidak spesifik pada populasi geriatric (Czeresna, 2007). Tekanan darah yang tinggi memberikan dampak kurang baik bagi kesehatan lansia. Apabila tidak diberikan penanganan,dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak yang negatif bagi tubuh lansia, yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi bahkan mengakibatkan kematian. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan fungsi sistem kardiovaskuler pada lansia. Aktivitas fisik atau olahraga yang dilakukan rutin pada lansia dapat memberikan efek yang baik pada tubuh serta meningkatkan derajat kesehatan pada lansia, salah satu aktifitas fisik yang dapat dilakukan pada lansia adalah senam. Senam merupakan suatu bentuk latihan fisik yang dikemas secara sistimatis yang bertujuan untuk meningkatkan kesegaran tubuh ( Nugroho, 2008 ). Olahraga atau senam yang dilakukan pada lansia dapat menjaga elastisitas
3 pembuluh darah serta melatih otot jantung untuk berkontraksi, sehingga kemampuan memompa nya tetap terjaga. Tai chi merupakan salah satu senam yang saat ini popular dimasyarakat. Tai chi merupakan senam tradisional china dengan menggunakan gerakan yang lambat. Senam ini menggabungkan latihan pernafasan yang mendalam dengan gerakan tubuh hingga mencapai keseimbangan pada tubuh dan pikiran. Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Jie Wang et all (2013) taichi memberikan efek menguntungkan terhadap penderita kardiovaskuler termasuk tekanan darah tinggi (Wang J, 2013). Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan darah, denyut nadi dan skala depresi antara lansia yang mengikuti senam Tai chi dan tidak mengikuti senam Tai chi di Yogyakarta. 1.2 Masalah penelitian 1. Apakah terdapat perbedaan tekanan darah antara lansia yang mengikuti senam Tai chi dengan lansia yang tidak mengikuti senam Tai chi di Yogyakarta? 2. Apakah terdapat perbedaan denyut nadi antara lansia yang mengikuti senam Tai chi dengan lansia yang tidak mengikuti senam Tai chi di Yogyakarta? 3. Apakah terdapat perbedaan skala depresi antara lansia yang mengikuti senam Tai chi dengan lansia yang tidak mengikuti senam Tai chi di Yogyakarta? 1.3 Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tekanan darah antara lansia yang mengikuti senam Tai chi dengan lansia yang tidak mengikuti senam Tai chi di Yogyakarta.
4 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan denyut nadi antara lansia yang mengikuti senam Tai chi dengan lansia yang tidak mengikuti senam Tai chi di Yogyakarta. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan skala depresi antara lansia yang mengikuti senam Tai chi dengan lansia yang tidak mengikuti senam Tai chi di Yogyakarta. 1.4 Manfaat penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi bagi lansia mengenai senam Tai chi sebagai aktifitas fisik. 2. Manfaat Praktis a). Bagi penulis merupakan suatu pembelajaran dalam melakukan penelitian terutama dalam bidang kesehatan pada lansia, serta memberikan informasi mengenai pengaruh senam Tai chi terhadap tekanan darah,denyut nadi dan depresi pada lansia. b). Bagi FK UKDW merupakan informasi tentang pengaruh senam Tai chi terhadap tekanan darah,denyut nadi dan depresi pada lansia. c). Bagi lansia merupakan informasi tentang pengaruh senam Tai chi terhadap tekanan darah,denyut nadi dan depresi pada lansia..
5 1.5 Keaslian penelitian Penelitian yang berkaitan dengan senam Tai Chi terhadap tekanan darah, denyut nadi dan depresi sebelumnya sudah pernah dilakukan. Berikut penelitian serupa yang menjadi acuan tanpa ada unsur plagiasi. No Peneliti Judul Desain Hasil penelitian 1. Istifa Hikmaharidha pengaruh senam Taichi terhadap tekanan darah pada wanita berusia 50 tahun ke atas. Tahun 2011. analitik observasion al dengan pendekatan Cross Sectional. Kelompok yang mengikuti senam Tai Chi memiliki rerata tekanan darah sistolik (126,2 ± 8,24 mmhg) dan diastolik (85,0 ± 6,69 mmhg) lebih rendah dibandingkan kelompok yang tidak mengikuti senam Tai Chi (sistolik 132,5 ± 8,97 mmhg; Populasi & sampel Anggota PKK Kelurahan Kembangsari dan anggota sasana Tai Chi Jogja International Hospital. Subyek penelitian adalah 48 wanita berusia 50 tahun ke atas yang terbagi dalam 2 kelompok, yang tidak mengikuti senam Tai chi dan yang
6 diastolik 89,6 ± mengikuti 7,51mmHg). senam Tai Chi. 2. Nur Annisa pengaruh metode Hasil statistik yang Jumlah sampel Dongoran pemberian senam Tai chi terhadap penurunan 3. Liu Xin, Vitertta Luis, Kostner Karam, denyut nadi pada lansia. Tahun 2014 The effect of Tai chi in centrally obese preexperime ntal dengan rancangan one group pre-test dan post-test des ign. Metode Group Control. didapat denyut nadi istirahat 0.005 (P<0.05), ada pengaruh pemberian senam tai chi terhadap penurunan denyut nadi istirahat pada lansia Dalam 12 minggu terlihat adanya penurunan status adult with Dilakukan 4 depresi, stress, adalah 10 orang dengan usia 60-74 tahun. Penelitian ini dilakukan di RT 01/ RW 06 Kel. Sondakan, Laweyan, Surakarta Jumlah sample adalah 213 orang yang terbagi dalam 2 kelompok. Williams depression kali kecemasan, dan Kelompok senam Gail, et all symptoms. seminggu kekuatan otot pada dan tidak senam. Tahun 2015 selama 24 orang dengan minggu. obesitas.