PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN JARING INSANG HANYUT DAN KOMPOSISI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN DI SEKITAR PULAU BENGKALIS, SELAT MALAKA

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA)

seine yang digunakan sebagai sampel, ada 29 (97%) unit kapal yang tidak

PENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN

PENGARUH JUMLAH LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN MINI DI PERAIRAN PEMALANG DAN SEKITARNYA

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR

PENDAHULUAN. yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan

KAPAL IKAN PURSE SEINE

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

Erwin Tanjaya ABSTRAK

5 PEMBAHASAN 5.1 Unit Penangkapan Ikan

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

KAJIAN KECEPATAN KAPAL PURSE SEINER TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN PROBOLINGGO

PURSE SEINE (PUKAT CINCIN)

Jumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100

STUDI PEMANFAATAN TEKNOLOGI RUMPON DALAM PENGOPERASIAN PURSE SEINE DI PERAIRAN SUMATERA BARAT. Oleh : Universitas Bung Hatta Padang

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN ALAT CANTRANG DI PERAIRAN TELUK JAKARTA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Perikanan Tangkap

Tabel 1 Contoh spesifikasi kapal purse seine Pekalongan No. Spesifikasi Dimensi

SISTEM BAGI HASIL USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BUNGUS KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT. Oleh

Jaring Angkat

4 HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN

PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PANCING TONDA DI LAUT BANDA YANG BERBASIS DI KENDARI

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumberdaya Ikan Pelagis

5 HASIL PENELITIAN. Tahun. Gambar 8. Perkembangan jumlah alat tangkap purse seine di kota Sibolga tahun

TEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Hubungan Panjang Alat Tangkap Purse Seine Dengan Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Samudera (Pps) Lampulo, Aceh

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Keragaman Unit Penangkapan Ikan Purse seine (1) Alat tangkap

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN SIDAT DENGAN MENGGUNAKAN BUBU DI DAERAH ALIRAN SUNGAI POSO SULAWESI TENGAH

8 SELEKSI ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU (Sardinella lemuru Bleeker 1853) DI SELAT BALI

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

PSPK STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013

BAB III BAHAN DAN METODE

EFFECT OF PRODUCTION FACTORS ON PURSE SEINE FISH CAPTURE IN THE LAMPULO COASTAL PORT, BANDA ACEH

1) The Student at Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Riau.

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT

4 HASIL 4.1 Proses penangkapan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor

PENDAHULUAN. Malaysia, ZEE Indonesia India, di sebalah barat berbatasan dengan Kab. Pidie-

Harry Kurniawan 1), Ir. Arthur Brown, M.Si 2), Dr. Pareg Rengi, S.Pi, M.Si 2) ABSTRAK

SELEKSI JENIS ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU DI SELAT BALI

Sumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

KAJIAN UNIT PENANGKAPAN PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN (Catching Unit Studies of Purse Seine in Ocean Fishing Port of Belawan)

5. HASIL PENELITIAN 5.1 Distribusi Spasial dan Temporal Upaya Penangkapan Udang

TINJAUAN PUSTAKA. Alat ini umumnya digunakan untuk menangkap ikan menhaden (Brevoortia

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Rodo Lasniroha, Yuniarti K. Pumpun, Sri Pratiwi S. Dewi. Surat elektronik :

5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Komposisi Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Kecil

PERIKANAN PANCING TONDA DI PERAIRAN PELABUHAN RATU *)

Status Perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP RI 571) Laut Andaman dan Selat Malaka 1

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Kapal / Perahu

ANALISIS HASIL TANGKAPAN PURSE SEINE WARING UNTUK PELESTARIAN SUMBERDAYA IKAN TERI (Stolephorus devisi) DI PERAIRAN WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN

4 HASIL. Gambar 8 Kapal saat meninggalkan fishing base.

Distribusi tertangkapnya ikan selar pada lembaran jaring soma darape di rumpon

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) :

Daerah penangkapan ikan pelagis kecil di Selat Sunda yang diamati dalam

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

STUDITENTANG HBSFL TANGNAPAN IKAH KEMBUNG DENGWN klat TANGKWP PURSE SlhlNE DI PELABUNWN PEFaIKANWH NUSAWTARA BELAWAH KOTAMYA MEDAN, SUMATERA UTARA

STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN JARING BOBO DI OHOI SATHEAN KEPULAUAN KEI MALUKU TENGGARA. Jacomina Tahapary, Erwin Tanjaya

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara

Analysis of Net length difference and Size of Purse seine fishing vessel in Mayangan coastal fishing port in Probolinggo, East Java

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Simulasi pengaruh trim terhadap stabilitas kapal pukat cincin

UJI COBA DAN PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP JARING IKAN TERUBUK LAPIS DUA DI PERAIRAN BENGKALIS, PROVINSI RIAU

Menwut Direktorat Jenderal (Dirjen) Perikanan (1991), purse seine adalah

C E =... 8 FPI =... 9 P

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Payang Alat tangkap payang

4 HASIL 4.1 Proses penangkapan

Effectiveness of fishing gear of lemuru fish in Kotabaru District, South Kalimantan

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

I. PENDAHULUAN Visi

Analisis Faktor-Faktor Produksi Terhadap Hasil Tangkapan Purse Seine di TPI Ujong Baroh, Aceh Barat, Aceh

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Kesesuaian ukuran soma pajeko dan kapalnya di Labuan Uki Kabupaten Bolaang Mongondow

mungkin akan lebih parah bila tidak ada penanganan yang serius dan tersistem. Bukan tidak mungkin hal tersebut akan mengakibatkan tekanan yang luar

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKTIVITAS PANCING ULUR UNTUK PENANGKAPAN IKAN TENGGIRI (Scomberomorus commerson) DI PERAIRAN PULAU TAMBELAN KEPULAUAN RIAU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL TANGKAPAN KAPAL MINI PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PEKALONGAN

4 KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Umum PPN Pekalongan Letak, klasifikasi dan pengelolaan

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

SELEKTIVITAS ALAT TANGKAP PURSE SEINE DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) MUARA ANGKE JAKARTA

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

6 KELAYAKAN USAHA PERIKANAN

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net ) induk udang

Transkripsi:

Pengamatan Aspek Operasional Penangkapan...di Selat Malaka (Yahya, Mohammad Fadli) PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA Mohammad Fadli Yahya Teknisi pada Balai Penelitian Perikanan Laut, Muara Baru Teregistrasi I tanggal: 11 Agustus 2014; Diterima setelah perbaikan tanggal: 08 September 2014; Disetujui terbit tanggal: 03 Oktober 2014 PENDAHULUAN Kabupaten Bengkalis adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau dengan ibu kota Bengkalis yang berada di Pulau Bengkalis, terpisah dari Pulau Sumatera. Luas wilayah Kabupaten Bengkalis 11.481,77 Km², terdiri dari pulau-pulau dan lautan. Tercatat sebanyak 26 pulau utama disamping pulaupulau kecil lainnya yang berada di wilayah Kabupaten Bengkalis. Wilayah Kabupaten Bengkalis terletak pada bagian pesisir Timur Pulau Sumatera antara 2º 30' Lintang Utara - 0º 17' Lintang Utara dan 100º 52' Bujur Timur 102º 10 Bujur Timur. Kabupaten Bengkalis memiliki batas-batas di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Siak. Di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hilir dan di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Pukat cincin merupakan alat tangkap ikan pelagis yang diperkenalkan pertama kali di pantai Utara Jawa pada tahun 1991. Pada perkembangannya, alat tangkap ini semakin produktif dan tersebar di hampir seluruh wilayah di Indonesia, hal ini terlihat dari hasil tangkapan pukat cincin yang menyumbang terbesar produksi ikan pelagis kecil. Di perairan Selat Malaka, alat tangkap pukat cincin digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil seperti layang (Decapterrus sp), kembung (Rastrralliger sp.) dan tongkol (Euthynus affinis). Pukat cincin dioperasikan dengan menggunakan satu kapal dibantu perahu lampu yang digunakan untuk membantu pencahayaan dan mengatur jaring pada saat operasi penangkapan dan memuat ikan hasil tangkapan ke atas kapal. Pada umumnya pengoperasian pukat cincin di Selat Malaka menggunakan alat bantu pengumpul ikan (rumpon atau lampu) atau dengan cara mengejar melingkari gerombolan ikan (schooling); cara ini dinilai lebih tepat karena kondisi perairan Selat malaka yang berarus kencang maka secara ekonomis sangat menguntungkan bila aktifitas penangkapan pada saat siang dan malam hari dilakukan. Dalam rangka meningkatkan efektifitas penangkapan, kajian stok dan sumberdaya perikanan perlu mengetahui tentang aspek operasional penangkapan yang dilakukan oleh nelayan untuk mengawal pengelolaan perikanan yang bertanggung jawab. Monintja et al. (1986) menyatakan bahwa aspek teknis dari suatu usaha penangkapan yang perlu diperhatikan adalah jenis alat dan ukurannya, jenis kapal (termasuk jenis penggerak yang digunakan), kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan, metode penangkapan, lama trip, daerah penangkapan, waktu penangkapan dan kapasitas tangkap dari unit usaha yang digunakan. Faktor lain yang turut menentukan peningkatan produksi adalah penyempurnaan alat, metode dan teknik penangkapan (Monintja, 1986 dalam Yusron 2011 ). Pada tulisan ini menjelaskan aspek operasional penangkapan pukat cincin di Langsa yang beroperasi di Selat Malaka. Informasi daerah penangkapan, hasil tangkapan dan komposisi jenis hasil tangkapan diperoleh dengan mengikuti aktifitas kegiatan penangkapan nelayan (onboard observer) dalam satu trip aktifitas penangkapan di laut. POKOK BAHASAN Bahan dan Metode Kegiatan penelitian dilakukan pada tgl. 30 Juni sampai 7 Juli 2014 dengan mengikuti aktifitas penangkapan kapal pukat cincin KM. Laskar Mina Bahari Malahati (49 GT). Kapal Tersebut beroperasi di perairan Selat Malaka bagian Aceh Timur (Gambar 1). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi lapangan. HASIL PEMBAHASAN 1. Spesifikasi kapal dan alat tangkap a. Spesifikasi Kapal Kapal pukat cincin merupakan jenis kapal yang mempergunakan alat tangkap pukat cincin, dimana alat ini tidak membutuhkan tenaga penarikan yang besar untuk menarik jaring. Akan tetapi tenaga ini ditujukan untuk mencapai kecepatan melingkar bebas yang baik dengan memiliki bentuk lambung yang dirancang khusus agar memiliki kemampuan olah gerak berputar yang baik (Fyson, 1985). Fyson (1985) juga menambahkan alat pukat cincin ditujukan untuk menangkap jenis ikan yang berenang bebas, hasil 77

BTL. Vol.12 No. 2 Desember 2014 : 77-82 Gambar 1. Peta lokasi penelitian dan daerah penangkapan KM. Laskar Mina Bahari Malahati pada tanggal 01 Juli 05 Juli 2014. Gambar 2 : Kapal Pukat cincin Km Laskar Mina Bahari Malahati. 78

Pengamatan Aspek Operasional Penangkapan...di Selat Malaka (Yahya, Mohammad Fadli) tangkapannya umumnya besar, untuk itu kapal perlu di desain untuk daya muat yang tinggi per unit panjang. Kapal yang digunakan pada survey ini (Gambar 2) adalah milik nelayan Kuala Langsa dengan spesifikasi sebagai berikut : Nama Kapal : KM. Laskar Mina Bahari Malahati Gross Tonnage : 49 GT Ukuran Kapal(PxLxD) : 24 x 6 x 2 (m) Pencahayaan : 20 Lampu (1000 watt) Mesin Induk : Yuchai 240 pk Mesin Bantu : Yuchai 120 pk Jumlah ABK : 24 Orang b. Pukat Cincin Pukat cincin (Purse Seine) merupakan alat tangkap aktif yang sangat potensial untuk menangkap ikan pelagis dalam kawanan yang besar pada lapisan permukaan laut (Sainsbury, 1986). Pukat Cincin pada dasarnya terdiri dari sambungan jaring yang membentang dengan dilengkapi dengan pelampung di bagian atas dan pemberat di bagian bawah serta tali kerut di bagian bawah, sehingga pada pengoperasiannya jaring purse seine akan berbentuk kerucut sehingga ikan terperangkap dan tidak bisa meloloskan diri baik dari samping maupun bawah. Alat tangkap pukat cincin yang digunakan KM. Laskar Mina Bahari Malahati berukuran panjang 600 m dan dalam 60 m, terdiri dari 6 set, dimana setiap setnya merupakan bagian lebar yakni 100 m. Bagian kantong terletak di set pertama (bagian pinggir jaring), yang membedakan bagian kantong dengan badan jaring hanyalah di ukuran benang yang lebih besar dimana bagian badan jaring menggunakan benang berukuran d 9 dengan ukuran mata jari 2 4 dan bagian kantong menggunakan benang berukuran d 15 dengan ukuran mata jaring yang sama yakni 1 (Gambar 3). Gambar 3. Spesifikasi Alat tangkap pukat cincin pada KM. Laskar Mina Bahari Malahati. (Sumber : observasi dilapangan). c. Operasional Penangkapan Lokasi kegiatan penangkapan berada di perairan Aceh Timur yang merupakan daerah operasi penangkapan ikan pelagis kecil khususnya bagi nelayan Langsa dan sekitarnya (Gambar 1). Subani dan Barus (1989) menyatakan bahwa menangkap ikan dengan pukat cincin dilakukan pada malam hari, antara matahari terbenam atau senja sampai terbit matahari. Akan tetapi ada juga Pukat Cincin yang dioperasikan pada siang hari. Pengumpulan ikan ada yang menggunakan Rumpon, ada yang menggunakan lampu, dan bahkan ada yang tidak menggunakan alat bantu, hanya mencari gerombolan ikan. Aktifitas penangkapan pada penelitian ini dilakukan pada malam hari sampai dengan pagi hari, yaitu pukul 20:00 WIB sampai dengan 06:00 WIB. Metode yang digunakan adalah dengan cara mengumpulkan ikan pada rumpon dengan pemberian cahaya pada daerah penangkapan dan juga dilakukan dengan cara memburu gerombolan ikan pelagis yang berada di lapisan permukaan perairan. Rincian aspek operasional dan daerah penangkapan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: 79

BTL. Vol.12 No. 2 Desember 2014 : 77-82 Pengoperasian alat tangkap dalam satu hari dilakukan 2 3 kali penurunan jaring (setting) yang dilakukan pada siang dan malam, Pada saat operasi siang hari nahkoda mencari gerombolan ikan dengan memperhatikan tanda-tanda seperti burung dan ikan yang timbul dipermukaan laut. Setelah menemukan gerombolan ikan, nahkoda membunyikan bell sebagai tanda kepada seluruh ABK agar bersiap-siap untuk melakukan setting. Dan setelah diperintahkan setting maka pelampung pertama diburitan diturunkan dan diikuti dengan penurunan pemberat beserta cincin, kapal maju dengan kecepatan 5-7 knot membentuk lingkaran. Setelah seluruh pelampung dan pemberat diturunkan selanjutnya dilakukan penarikan tali kolor dan tali ris bawah sampai pemberat dan cincin naik keseluruhannya diatas kapal sehingga jaring sudah dalam keadaan terkunci dan ikan tidak bisa keluar lagi dari jaring tersebut, selanjutnya jaring ditarik bersamaan dengan ditariknya pelampung di bagian buritan kapal secara manual, seluruh ABK menarik jaring dan pelampung sampai bagian kantongnya. Pada prinsip kerjanya aktifitas setting pada siang hari maupun pada malam hari sama, yang membedakan adalah pada saat setting malam hari dengan bantuan rumpon dan lampu. Pada Gambar 4 dapat dilihat beberapa aktifitas penangkapan nelayan pukat cincin Langsa. Gambar 4. Aktifitas penangkapan kapal pukat cincin di perairan Selat Malaka oleh nelayan Kuala Langsa. 2. Komposisi Hasil Tangkapan Hasil tangkapan terdiri dari ikan pelagis kecil dan ikan pelagis besar; total hasil tangkapan pada trip ini (8 kali setting/tawur) sebesar 3550 kg, variasi hasil tangkapan per tawur (setting) pada masing masing stasiun terlihat pada Gambar 5. Hasil observasi selama tanggal 1 s/d 5 Juli 2014 diketahui hasil tangkapan tertinggi pada setting ke 5 (posisi 04 0.51.015 LU dan 98 0.35.208" BT) dengan hasil tangkapan 900 kg. Komposisi jenis didominasi oleh jenis ikan layang (Decapterrus ruselli) sebanyak 59% dan kembung lelaki (Rastraliger kanagurta) sebanyak 28%; lainnya (13%) berupa tongkol lisong, bentong dan jenis lainnya. Hal yang sama dinyatakan ole Atmaja el al. (1986) bahwa di setiap daerah penangkapan hasil tangkapan per hari ikan layang merupakan hasil tangkapan terbesar dari keseluruhan hasil tangkapan kapal pukat cincin (Purse Seine). 80

Pengamatan Aspek Operasional Penangkapan...di Selat Malaka (Yahya, Mohammad Fadli) N (Kg) 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Variasi Hasil Tangkapan per Setting Komposisi Hasil Tangkapan Kapal Pukat Cincin Langsa Lain lain 3% Benton g 3% Layang 59% Banyar 28% Tongko l 7% Setting 8 Setting 7 Setting 6 Setting 5 Setting 4 Setting 3 Setting 2 Setting 1 Gambar 5. Variasi hasil tangkapan dan komposisi jenis hasil tangkapan pukat cincin di Selat Malaka oleh kapal pukat cincin KM Laskar Mina Bahari Malahati pada tanggal 1 5 Juli 2014. 3. Sebaran Ukuran Panjang (fork length) Selama penangkapan dapat diukur ikan contoh sebanyak 693 ekor, terdiri dari 2 jenis dominan, yaitu ikan layang (D. ruselli) sebanyak 444 ekor dan kembung lelaki (R. kanagurta) sebanyak 249 ekor. Ukuran ikan layang berkisar antara 10 sampai 21 cm, sedang banyar antara ukuran 15 sampai 23 cm. Pada jenis D. ruselli menunjukkan dua modus ukuran, yaitu kelas panjang 15,0 15,5 cm (76 ekor) dan kelas panjang 16,5 17,5 (69 ekor). Pada jenis R. kanagurta didominasi ukuran kelas panjang 18,5 19,0 cm (85 ekor) yang sangat jelas, Pada Gambar 6 disajikan sebaran ukuran panjang (fork-length) kedua jenis ikan dominan. Gambar 6. Sebaran ukuran panjang (fork-length) ikan layang (D. russelli) dan banyar (R. kanagurta) di Selat Malaka, 1-5 Juli 2014. 81

BTL. Vol.12 No. 2 Desember 2014 : 77-82 KESIMPULAN 1. Kapal pukat cincin KM. Laskar Mina Bahari Malahati terbuat dari bahan kayu, ukuran panjang (P) 24 m, lebar (L) 6 m, dalam (D) 2 m. Ukuran alat pukat cincin panjang 600 m, dalam 60 m. Alat bantu pengumpul ikan berupa rumpon dan lampu. 2.Pengoperasian alat tangkap dilakukan pada pagi dan siang hari dengan cara melingkari gerombolan ikan yang ada dibawah perahu lampu dan menarik jaring ke atas dengan selang waktu 1.5 2 jam. 3. Hasil tangkapan terbanyak pada stasiun 5 (setting 5) pada posisi 04 0.51.015 LU dan 98 0.35.208" BT. Total hasil tangkapan sebanyak 900 kg. Jenis dominan berupa ikan layang (Decapterrus ruselli) sebanyak 59%, dan ikan kembung lelaki (Rastraliger kanagurta) sebanyak 28%. 4. Sebaran ukuran masing-masing jenis: D. ruselli berkisar antara 10 sampai 21 cm, banyar antara 15 sampai 23 cm. Pada D. ruselli menunjukkan dua modus ukuran, yaitu kelas panjang 15,0 15,5 cm dan 16,5 17,5; sedang pada R. kanagurta didominasi ukuran kelas panjang 18,5 19,0 cm. PERSANTUNAN Tulisan ini merupakan bagian dari hasil kegiatan penelitian berjudul Kajian Stok, Distribusi dan Biologi Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil di Laut China Selatan (WPP 571) dan Selat Malaka (WPP 711) Tahun Anggaran 2014. Balai Penelitian Perikanan Laut. DAFTAR PUSTAKA Monintja, D. R. B. P. Pasaribu dan I. jaya. 1986. Manajemen Penangkapan Ikan. SISDIKSAT BKS INTIM- IPB-AUSAID/AED, Bogor. Sainsburry, J. C 1986. Comersial Fishing Method, Second Edition. England; Fishing News Book Ltd. Farnham, Survey P 112-119. Fyson, J. 1985. Design of Small Fishing Vessel. London. FAO Fishing News Books Ltd. P. 1983-208. Subani, W & Barus, H. R. 1989 Alat Penangkap Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No 50 Tahun 1988/1989. Jakarta. Balai Penelitian Perikanan laut, Departemen Pertanian 248 hal. 82