Cape Buton Seal (CBS)

dokumen-dokumen yang mirip
SEKSI Skh 6.8 CAPE BUTON SEAL

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6

SPESIFIKASI KHUSUS-2 INTERIM SEKSI 6.6 LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON LAWELE (LPMAL)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PEDOMAN. Penggunaan tailing untuk lapis pondasi dan lapis pondasi bawah DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

Spesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir)

DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR DAN BETON SEMEN

DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR DAN BETON SEMEN SEKSI 5.1 LAPIS FONDASI AGREGAT. 1) Standar Rujukan Metode Pengujian Kepadatan Berat untuk Tanah.

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

Spesifikasi bahan lapis penetrasi makadam (LAPEN)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

BAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang

BAB III LANDASAN TEORI

DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN SEKSI 5.1 LAPIS PONDASI AGREGAT

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PELAKSANAAN LABURAN ASPAL SATU LAPIS (BURTU) UNTUK PERMUKAAN JALAN

DIVISI 6 PERKERASAN BERASPAL SEKSI 6.1 LAPIS RESAP IKAT DAN LAPIS PEREKAT UMUM PERSYARATAN

DIVISI 6 PERKERASAN ASPAL SEKSI 6.1 LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT. 2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet

BAB II LANDASAN TEORI

TATA CARA PELAKSANA LABURAN ASPAL DUA LAPIS (BURDA) UNTUK PERMUKAAN JALAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN UMUM PERSYARATAN

BAB III METODE PENELITIAN. aspal dan bahan tambah sebagai filler berupa abu vulkanik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

BAB III LANDASAN TEORI. dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus (well graded)

Spesifikasi lapis fondasi agregat dan campuran beraspal panas menggunakan batukarang kristalin

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

BAB I PENDAHULUAN. golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur

BAB III LANDASAN TEORI

optimum pada KAO, tahap III dibuat model campuran beton aspal dengan limbah

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

BAB III LANDASAN TEORI

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

Spesifikasi agregat untuk lapis permukaan jalan tanpa penutup

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN BAHAN PENGISI TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON-LAPIS ANTARA BERGRADASI HALUS

berlemak, larut dalam CCU serta tidak larut dalam air. Jika dipanaskan sampai suatu

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1.a. Bagan Alir Penelitian

DIVISI 8 PENGEMBALIAN KONDISI SEKSI 8.1 PENGEMBALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA

CAMPURAN BERASPAL PANAS DENGAN MENGGUNAKAN ASPAL MODIFIKASI SBMA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. aspal keras produksi Pertamina. Hasil Pengujian aspal dapat dilihat pada Tabel 4.1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengujian Agregat. Hasil pengujian agregat ditunjukkan dalam Tabel 5.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD PADA CAMPURAN ASPAL BETON

SNI 6832:2011. Standar Nasional Indonesia. Spesifikasi aspal emulsi anionik

I Made Agus Ariawan 1 ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. 2. METODE Asphalt Concrete - Binder Course (AC BC)

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

METODE PELAKSANAAN LAPIS PONDASI ATAS (BASE COUSE) PADA RUAS JALAN WAILAN-G. LOKON KOTA TOMOHON

Spesifikasi aspal emulsi kationik

3. pasir pantai (Pantai Teluk Penyu Cilacap Jawa Tengah), di Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam

Berdasarkan bahan pengikatnya konstmksi perkerasanjalan dapat dibedakan atas:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Kaku (Rigid Pavement) Pada Ruas Jalan Tol Solo - Ngawi, yaitu :

PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC

DIVISI 6 PERKERASAN ASPAL SEKSI 6.1 LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT. 2) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

PEDOMAN. Pemanfaatan Asbuton Buku 5 Campuran Beraspal Dingin dengan Asbuton Butir Peremaja Emulsi

PENGGUNAAN SIRTU MALANGO SEBAGAI BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH DITINJAU DARI SPESIFIKASI UMUM 2007 DAN 2010

JURNAL PORTAL, ISSN , Volume 4 No. 1, April 2012, halaman: 1

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (AASHTO,1998) dan Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan tahun 2010.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SOL PADA BETON ASPAL YANG TERENDAM AIR LAUT (204M)

BAB III LANDASAN TEORI. perkerasan konstruksi perkerasan lentur. Jenis perkersana ini merupakan campuran

PENGGUNAAN ASBUTON EKSTRAKSI SEBAGAI BAHAN CAMPURAN LATASTON HOT ROLLED SHEET WEARING COARSE

BAB III LANDASAN TEORI. keras lentur bergradasi timpang yang pertama kali dikembangkan di Inggris. Hot

PENGGUNAAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pemeriksaan mutu bahan yang berupa serat ijuk, agregat dan aspal, perencanaan

KAJIAN PROPERTIES DARI AGREGAT BATU GUNUNG YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MATERIAL CAMPURAN BERASPAL

DIVISI 6 PERKERASAN ASPAL SEKSI 6.1 LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA. penetrasi, uji titik nyala, berat jenis, daktilitas dan titik lembek. Tabel 4.1 Hasil uji berat jenis Aspal pen 60/70

NASKAH SEMINAR INTISARI

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KEDALAMAN ALUR RODA PADA CAMPURAN BETON ASPAL PANAS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan analisis data dan pembahasa, maka dapat diambil kesimpulan sebagi berikut :

KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Agregat dari AMP Sinar Karya Cahaya (Laboratorium Transportasi FT-UNG, 2013)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terletak pada lapis paling atas dari bahan jalan dan terbuat dari bahan khusus

Bab IV Penyajian Data dan Analisis

PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1

MANUAL. Pekerjaan Lapis Pondasi Jalan Buku 8 PERMASALAHAN LAPANGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA. Konstruksi dan Bangunan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix

Transkripsi:

Cape Buton Seal (CBS) 1 Umum Cape Buton Seal (CBS) ini pertama kali dikenalkan di Kabupaten Buton Utara, sama seperti Butur Seal Asbuton, pada tahun 2013. Cape Buton Seal adalah perpaduan aplikasi teknologi campuran yang diadopsi dari teknologi Cape Seal dan Otta Seal dengan Butur Seal Asbuton. CBS dapat diartikan sebagai lapisan perkerasan jalan yang secara metode pelaksanaan pekerjaannya relatif sama dengan metode pelaksanaan Cape Seal dan atau Otta Seal, namun menggunakan lapisan Asbuton B 50/30 sebagai bahan pengikat bagian atasnya. CBS digunakan sebagai lapis permukaan, yang dihampar dan dipadatkan di atas lapis fondasi atau permukaan jalan baru atau untuk pemeliharaan pada perkerasan jalan lama. CBS merupakan teknologi asbuton yang diperuntukkan untuk melayani lalu lintas antara 200 -- 300 kendaraan per hari per 2 arah dengan maksimum 5 % jumlah kendaraan berat. Teknologi ini digunakan untuk lapis permukaan pada jalan baru ataupun untuk pemeliharaan. Untuk jalan baru lapis CBS diletakkan di atas lapisan fondasi, sedangkan untuk pemeliharaan, lapisan ini diletakkan di atas permukaan lapisan perkerasan jalan lama yang sudah disiapkan. Ketebalan minimum lapisan agregat yang digunakan pada lapis CBS ini adalah 4 cm dengan toleransi 0,8 cm. Sedangkan ketebalan minimum lapisan Asbuton yang digunakan adalah 1 cm dengan toleransi 0,2 cm, sehingga ketebalan total lapisan CBS adalah 5 cm dengan toleransi 1 cm. Keunggulan CBS dibandingkan dengan teknologi surface dressing antara lain adalah penggunaan agregat dengan kualitas yang lebih rendah dan pelaksanaan pekerjaan yang dapat dilakukan secara manual. Gambar tipikal struktur CBS, dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Tipikal Lapisan CBS

2 Spesifikasi Teknis Standar atau spesifikasi teknis untuk CBS sudah tersedia dalam RSNI-3 CBS yang disahkan oleh BSN (Badan Standardisasi Nasional). CBS ini sebagai lapisan penutup atasnya menggunakan bahan Asbuton B 50/30, sehingga bahan Asbuton B 50/30 tersebut harus memenuhi persyaratan pada Tabel 1. Tabel 1. Persyaratan Asbuton B 50/30 Agregat (termasuk batu kapur kristalin) untuk lapisan CBS terdiri dari partikel atau pecahan batu atau kerikil pecah yang keras dan awet. Agregat yang digunakan harus bebas dari gumpalan lempung atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki, memiliki sifat-sifat atau mutu seperti yang diberikan dalam Tabel 2 dan bila diuji sesuai SNI ASTM C 136:2012 memiliki ukuran maksimum 19 mm dan gradasi sesuai dengan Tabel 3. Tabel 2 - Persyaratan agregat untuk CBS Sifat-Sifat Standar Nilai Abrasi SNI 2417:2008 Maks 50% Indeks plastisitas SNI 1966:2008 Maks 10% Batas cair SNI 1967:2008 Maks 35% Bagian yang lunak SNI 4141:2015 Maks 5% Tabel 3 - Persyaratan gradasi agregat untuk CBS Ukuran ayakan ASTM mm Berat agregat yang lolos (% terhadap total agregat) ¾ 19 100 ½ 12,5 52-100 3/8 9.5 36-98 No. 4 4.75 10-70 No. 16 1.18 0-38 No. 200 0.075 0-10

Selain bahan Asbuton B 50/30 dan agregat yang digunakan, dalam pelaksanaan pekerjaan lapisan CBS di lapangan, memerlukan juga bahan pengikat, yaitu berupa Aspal Cair MC- 3000. Jenis aspal yang digunakan untuk CBS harus berupa MC-3000 sesuai SNI 4799:2008. Aspal cair MC-3000 yang digunakan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan Tabel 4. Tabel 4 - Persyaratan aspal cair jenis MC-3000 No. Jenis pengujian Metode Pengujian Spesifikasi 1 Viskositas SF pada 82,2ºC SNI 06-6721-2002 300 600 detik 2 Titik Nyala (COC) SNI 2433:2011 Min. 66 o C 3 Penyulingan : Sulingan pada 190 0 C - 225 0 C - 260 0 C SNI 2488:2011 0 15 % isi 315 0 C 15 75 % isi 360 0 C - Sisa pada 360 0 C Min. 80 % isi 4 Penetrasi pada 25 0 C, 100 gram, 5 detik SNI 2456:2011 120 250 dmm 5 Daktilitas pada 25 0 C, 5 cm/menit SNI 2432:2011 Min. 100 Cm 6 Kelarutan dalam C 2 HCl 3 SNI 2438:2015 Min. 99 % 7 Kadar air SNI 2490:2008 Maks. 0,2 % Aspal Cair Mc-3000 juga dapat dibuat dengan cara mencampur aspal Pen 60/70 yang sudah dipanaskan pada temperatur minimum 120 o C dengan oli standar yang setara dengan SAE 40 dengan kuantitas pemakaian antara (2--3)% terhadap berat aspal. Selanjutnya pada campuran tersebut ditambahkan lagi (9--11)% minyak tanah (terhadap berat aspal plus oli). 3 Cara Pembuatan Campuran Beraspal Teknologi CBS tidak melalui proses pencampuran, baik di Unit Pencampur Aspal atau Asphalt Mixing Plant (AMP) maupun pencampuran secara manual di lapangan. Pembuatan lapis CBS dilakukan secara langsung di lapangan dengan cara pemberian MC-3000 pada permukaan jalan atau lapis pondasi yang sudah disiapkan sebelumnya, lalu diikuti dengan penyebaran agregat dan penyebaran bahan Asbuton B 50/30. Pemadatan lapis CBS dilakukan secara 2 tahap, yaitu setelah penghamparan agregat dan penghamparan bahan Asbuton B 50/30.

4 Pelaksanaan Penghamparan 1) Persyaratan alat a. Aspal sprayer Penghamparan aspal cair dapat dilakukan dilakukan secara manual dengan menggunakan alat penakar yang sudah dikalibrasi dan dapat menghamparkan aspal cair dengan cukup merata. Untuk mempermudah atau mempercepat pekerjaan, penggunaan hand sprayer direkomendasikan. b. Peralatan penghampar dan pembentuk 1) Penghamparan agregat dan pembentukan lapisan dapat dilakukan secara manual. 2) Penghamparan asbuton dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan alat perata (raker). Apabila ada penggumpalan pada asbuton, gumpalan ini harus dipecah terlebih dahulu. c. Alat pemadat Alat pemadat harus berupa pemadat getar (vibrator) yang mempunyai berat statis antara 6-8 ton. Roda gilas pemadat harus dalam kondisi baik, tidak penyok, tidak robek atau tidak ada tonjolan yang merusak permukaan perkerasan. d. Perlengkapan lainnya Semua perlengkapan lapangan yang harus disediakan termasuk tidak terbatas pada: - Mistar perata 3 meter. - Termometer 200 C - Sekop, raker, sapu dan alat perlengkapan kecil lainnya 2) Pemakaian Bahan Tingkat penggunaan agregat, aspal, dan asbuton B 50/30 untuk CBS lapis permukaan di atas lapis pondasi atau di atas lapis perkerasan lama, harus sesuai dengan Tabel 5. Urutan kegiatan 1 Tabel 5 - Kuantitas dan urutan penghamparan bahan lapis CBS Jenis kegiatan Kuantitas Satuan Pemberian lapisan MC-3000 sebagai pengikat pertama agregat untuk CBS 2,0--2,2 Kg/m 2 2 Penghamparan dan pemadatan agregat bergradasi 0,75--0,85 Kg/m 3 3 4 Pemberian lapisan MC-3000 di atas lapis agregat padat sebagai pengikat kedua CBS Penghamparan dan pemadatan asbuton butir B 50/30 0,6--0,7 Kg/m 2 14--15 Kg/m 2

3) Persiapan Pelaksanaan a. Penyiapan permukaan yang akan dilapisi 1) Bilamana permukaan yang akan dilapisi dengan CBS dalam kondisi rusak, menunjukkan ketidakstabilan, atau permukaan perkerasan beraspal lama telah berubah bentuk secara berlebihan, harus dibongkar atau dengan cara perataan kembali. Semua bahan yang lepas atau lunak harus dibuang dan permukaannya dibersihkan dan atau diperbaiki dengan bahan sejenis atau bahan lain. Bilamana permukaan yang akan dilapisi terdapat atau mengandung bahan yang bersifat plastis, seluruh lapisan dengan bahan plastis ini harus dibongkar. Pembongkaran semacam ini harus diteruskan ke bawah sampai diperoleh bahan yang keras (sound). Toleransi permukaan setelah diperbaiki harus sama dengan yang disyaratkan dalam gambar rencana yang digunakan. 2) Sesaat sebelum penghamparan bahan untuk CBS, semua bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki harus dibersihkan dari permukaan yang akan dihampar dengan cara manual atau cara lainnya bila diperlukan. Takaran penggunaan dan temperatur penyemprotan prime coat atau tack coat harus sesuai dengan Seksi 6.1 Spesifikasi Umum Revisi 3 Bina Marga. b. Penyiapan aspal cair MC-3000 Aspal cair MC-3000 harus dipanaskan dengan temperatur minimum 120 ºC. Pada setiap harinya, sebelum proses pekerjaan CBS dimulai, kuantitas aspal cair minimum harus mencukupi untuk perkerjaan yang direncanakan pada hari itu. c. Penyiapan asbuton butir B 50/30 Asbuton butir B 50/30 yang akan digunakan masih dalam kantong yang tertutup rapat atau belum sobek, untuk mengantisipasi terjadinya oksidasi atau penuaan bahan asbuton tersebut. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan asbuton yang dipasok ke lapangan harus diperkirakan dengan tingkat pemakaian sesuai dengan Tabel 5. Apabila terdapat asbuton yang menggumpal, pemecahan harus dilakukan terlebih dahulu sebelum penghamparan dilakukan. d. Penyiapan agregat 1) Agregat yang siap dihampar harus dalam keadaan kering dan bebas dari kotoran yang bersifat merusak atau menggangu ikatannya dengan aspal. 2) Agregat harus ditempatkan pada badan jalan. Setiap tumpukan agregat yang diketahui beratnya harus ditempatkan dengan interval jarak tertentu sehingga

dapat menjamin pemenuhan kuantitas penggunaan agregat sebagaimana disyaratkan pada Tabel 5. 4) Penghamparan dan pemadatan CBS Proses penghamparan CBS dimulai dengan penyebaran pertama aspal MC-3000 ke atas lapisan perkerasan lama yang sebelumnya sudah diberi tack coat atau prime coat. Kemudian dilanjutkan dengan penaburan dan pemadatan agregat, penyebaran kedua aspal MC-3000 dan penghamparan serta pemadatan asbuton butir B 50/30. a. Penyiraman aspal 1) Pasang batas-batas samping pengaspalan yang berguna sebagai acuan untuk teknisi. 2) Penyiraman aspal cair dilakukan dalam dua kali operasi. Penyiraman pertama diberikan di atas pekerjaan prime coat pada fondasi atau tack coat pada perkerasan lama. Penyiraman kedua diberikan di atas lapis agregat untuk CBS yang sudah dipadatkan. 3) Setelah pemberian prime coat atau tack coat di atas lapisan yang akan diberi CBS, yang sesuai dengan Seksi 6.1. Spesifikasi Umum Revisi 3 Bina Marga, selanjutnya aspal cair (MC 3000) panas dengan temperatur minimum 120 o C diberikan secara merata di atas lapisan yang sudah diberi prime coat atau tack coat tersebut dengan tingkat pemakaian sesuai dengan Tabel 5. 4) Bila diperlukan, penggunaan lembaran kertas penutup pada tempat awal penyiraman dan tempat akhir dapat dilakukan untuk mendapatkan batas permukaan yang rapi pada awal dan akhir penyiraman. b. Penghamparan dan pemadatan agregat 1) Agregat yang bebas dari kontaminasi bahan yang merusak mutu CBS, yang telah ditempatkan pada badan jalan dihampar secara manual. 2) Agregat untuk CBS harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata sesuai dengan Tabel 5 sehingga dihasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan dalam Ketentuan Umum. 3) Agregat untuk CBS harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yang disetujui yang tidak menyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar dan halus. Bila terjadi segregasi, bahan yang tersegregasi tersebut harus diaduk dihampar kembali. 4) Pada bagian-bagian yang kurang mendapatkan agregat, penambahan dan penebaran agregat harus dilakukan.

5) Pemadatan dilakukan dengan menggunakan pemadat getar. Selama proses pemadatan agregat, penggetar pada alat pemadat harus dihidupkan (diaktifkan). 6) Pemadatan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian dari tepi luar. Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan berurutan menuju ke arah sumbu jalan, kecuali untuk super elevasi pada tikungan, pemadatannya harus dimulai dari tempat yang terendah dan bergerak ke arah yang lebih tinggi. Lintasan yang berurutan harus saling tumpang tindih (overlap) minimum setengah lebar roda dan lintasan-lintasan tersebut tidak boleh berakhir pada titik yang kurang dari satu meter dari lintasan sebelumnya. 7) Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam. Garis, kecepatan dan arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba. 8) Pemadatan agregat minimum dengan 4 lintasan dan dapat dihentikan bila sudah didapatkan permukaan yang rata, kompak dan tidak ada lagi agregat yang lepas. c. Penghamparan dan pemadatan asbuton B50/30 1) Setelah pemadatan lapisan agregat CBS selesai, dilakukan pemberian MC- 3000 kedua dengan kuantitas sebagaimana disyaratkan dalam Tabel 5. 2) Setelah itu, asbuton yang bebas dari gumpalan dapat dihampar. Penempatan karung asbuton harus diatur sehingga tingkat penggunaannya sesuai dengan yang disyaratkan dalam Tabel 5. 3) Penghamparan asbuton dilakukan secara manual dengan menggunakan raker. Asbuton harus dihampar secara merata sehingga didapatkan ketebalan hamparan yang relatif sama. 4) Penghamparan asbuton harus menyisakan lebar 30 cm lapisan agregat CBS untuk sambungan memanjang. 5) Jenis alat pemadat, kecepatan dan teknik pemadatan dilakukan mengikuti prosedur sebagaimana dijelaskan di atas. Namun untuk setiap lajur lintasan, pemadatan dengan kondisi penggetar diaktifkan hanya pada lintasan pertama, 2 lintasan selanjutnya penggetar pada alat pemadatan harus dinonaktifkan. Pemadatan dilanjutkan kembali pada hari ke-2 dan ke-3 dengan jumlah lintasan masing-masing 5 dan 7 lintasan dengan kondisi penggetar dinonaktifkan. 6) Bilamana menggilas sambungan memanjang, 3/4 dari lebar roda alat pemadat harus terletak di atas lapisan lama pada lajur yang sudah padat dan ¼-nya lagi harus terletak dan dapat memadatkan lajur yang belum

dipadatkan. Pemadatan dengan lintasan yang berurutan harus dilanjutkan dengan menggeser posisi alat pemadat sedikit demi sedikit melewati sambungan, sampai tercapainya sambungan yang dipadatkan dengan rapi. d. Pembukaan lalu lintas Lapisan CBS bisa dilewati oleh lalu lintas dengan kecepatan rendah (kecepatan rendah 10 km/jam) setelah pemadatan pada hari ke-1 selesai dilaksanakan dan dibuka secara umum untuk lalu lintas setelah pemadatan pada hari ke-3 selesai dilaksanakan. 5 Quality Control (Kontrol Kualitas) Kegiatan pengendalian mutu dimaksudkan agar setiap tahap kegiatan CBS yang dilaksanakan dapat menjamin pelaksanaan pekerjaan yang baik dan memenuhi perencanaan. 1) Pengujian permukaan perkerasan a. Permukaan perkerasan harus secara visual atau dengan menggunakan mistar lurus sepanjang 3 m yang ditempatkan lurus sumbu jalan untuk memeriksa seluruh permukaan perkerasan. b. Pemeriksaan kerataan harus dilaksanakan segera setelah pemadatan. Ketidakrataan yang mungkin terjadi harus diperbaiki dengan membuang atau menambah bahan sebagaimana diperlukan. 2) Ketentuan ketebalan a. Minimum tiga titik uji yang ditentukan secara acak dibuat dalam setiap segmen dan maksimum setiap 200 meter panjang lajur sesuai dengan SNI 03-6868- 2002. b. Pengukuran tebal lapisan CBS dapat dilakukan dengan mengukur kedalaman titik uji mulai dari permukaan CBS sampai dengan permukaan lapisan di bawahnya atau bila diperoleh benda uji inti, pengukuran tebal lapisan CBS dapat dilakukan dengan mengukur ketebalan benda uji inti tersebut. c. Ketebalan aktual lapisan CBS pada satu titik uji atau benda uji inti adalah nilai rata-rata dari empat kali pengukuran pada titik-titik yang berseberangan dari masing-masing titik uji atau benda uji tersebut. d. Ketebalan aktual untuk satu segmen lapisan CBS adalah nilai rata-rata ketebalan aktual dari seluruh titik uji atau benda uji yang diambil dari satu segmen tersebut. 3) Pengendalian proses Frekuensi minimum pengujian yang diperlukan untuk maksud pengendalian proses harus seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 8.

Bahan dan pengujian Aspal Pen 60 : Aspal berbentuk drum Aspal Cair MC-3000 Asbuton Butir Tabel 6 - Pengendalian mutu Frekuensi pengujian 3 dari jumlah drum untuk setiap pembelian atau setiap merk produk Setiap 1500 kg 3 dari jumlah kemasan untuk setiap pembelian atau setiap merk produk Agregat : - Abrasi dengan mesin Los Angeles Setiap 5.000 m 3 - Gradasi agregat yang ditambahkan ke tumpukan Setiap 1.000 m 3 - Pengujian agregat lengkap sebagaimana disyaratkan pada Tabel 1 dan Tabel 2 Lapisan yang dihampar : - Titik uji atau benda uji inti berdiameter 4 untuk pemeriksaan tebal lapisan : 4) Pemeriksaan dan pengujian rutin Setiap penggantian quari agregat 3 titik uji atau benda uji untuk setiap segmen dan maksimum setiap 200 meter panjang lajur Pemeriksaan dan pengujian rutin harus dilaksanakan untuk menguji pekerjaan yang sudah diselesaikan sesuai toleransi dimensi, mutu bahan secara visual dan setiap ketentuan lainnya yang disebutkan dalam spesifikasi ini. Setiap bagian pekerjaan, yang menurut hasil pengujian tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini harus diperbaiki sedemikian rupa sehingga setelah diperbaiki, pekerjaan tersebut memenuhi semua ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini. 5) Pengujian pengendalian mutu CBS a. Catatan seluruh pengujian harus disimpan. b. Hasil dan catatan pengujian harus dilaksanakan setiap hari produksi, beserta lokasi penghamparan yang sesuai : i) Ukuran dan sifat-sifat agregat; paling sedikit dua contoh agregat untuk setiap quari agregat yang digunakan. ii) Sifat dan proporsi bahan untuk pembuatan MC-3000 6 Kendala dan Kesalahan Umum Pada Aplikasi Teknologi Beberapa kendala dan kesalahan umum yang terkait pada pengaplikasian teknologi CBS ini di lapangan, adalah sebagai berikut: Kendala: a. Banyak terdapat bahan Asbuton B 50/30 yang sudah kadaluarsa atau tidak layak pakai namun tetap digunakan pada pekerjaan di lapangan

b. Bahan Asbuton B 50/30 di lapangan sering kali tidak konsisten, sehingga sering kali di lapangan menerima bahan yang tidak seragam kualitasnya. c. Sering kali juga kualitas bahan Asbuton B 50/30 yang kurang bagus dan kurang memenuhi persyaratan yang tercantum dalam spesifikasi maupun pedoman. d. Pada saat pengaplikasian CBS di lapangan, sering kali lapisan pondasi di bawah lapisan CBS belum stabil atau kurang bagus, sehingga hasil akhir dari aplikasi CBS tersebut tidak atau kurang maksimal. e. Dalam pembuatan Aspal Cair MC-3000 yang digunakan sebagai pengikat lapisan agregat ini sering kali kurang memperhatikan spesifikasi atau pedoman yang sudah ada, yaitu prosentase kadar Aspal pen 60/70, minyak tanah dan oli diesel SAE 40. f. Kendala di lapangan juga terasa pada saat proses pelaksanaan pembuatan Aspal Cair MC-3000 tersebut, yaitu kesulitan untuk mendapatkan minyak tanah dan juga oli diesel SAE 40 di lapangan atau di daerah tempat dilaksanakannya pekerjaan menggunakan CBS. g. Harga minyak tanah dan oli diesel SAE 40 di daerah sangat beragam, sehingga harga satuan pekerjaan CBS tersebut akan lebih mahal jika harga minyak tanah dan oli diesel SAE 40 juga mahal. Kesalahan: a. Tidak jarang juga penempatan bahan Asbuton B 50/30 di lapangan dalam kondisi yang terbuka atau tidak terlindungi oleh penutup seperti terpal maupun penutup lainnya, sehingga dapat menyebabkan kualitas bahan Asbuton B 50/30 menurun akibat temperatur atau kelembaban sekitar. b. Kondisi kantong yang digunakan sebagai tempat bahan Asbuton B 50/30 yang dibiarkan terbuka di lapangan, dapat juga mengurangi kualitas selama digunakan pada pekerjaan di lapangan c. Penghamparan Aspal Cair MC-3000 di lapangan harus benar-benar dalam kondisi hangat (temperatur > 120 o C), tidak boleh dalam kondisi dingin atau suhu sekitar, karena akan berpengaruh terhadap proses penyelimutan agregat di waktu waktu ke depan yang diharapkan Aspal Cair MC-3000 tersebut akan naik menyelimuti agregat dan akan berfungsi sebagai lapis perekat pada lapisan Asbuton diatasnya. d. Penyemprotan atau penghamparan Aspal Cair MC-3000 di lapangan juga harus dilaksanakan secara merata dan sesuai dengan takaran yang sudah tercantum pada spesifikasi atau pedoman CBS, sehingga fungsi dari Aspal Cair MC-3000 tersebut dapat maksimal.