BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, Pelayanan Umum Bentuk Usaha. Pembangunan Proyek Nasional serbaguna Jatiluhur yang meliputi bendungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahan Umum yang bergerak di bidang penyediaan air baku dan listrik bagi

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab III Studi Kasus. Daerah Aliran Sungai Citarum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat saat ini

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

TEKNOLOGI HUJAN BUATAN DALAM SISTEM PENGELOLAAN WADUK IR. JUANDA, DAS CITARUM. JAWA BARAT

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prasarana pengairan seperti waduk. Sejumlah besar waduk di Indonesia saat ini

DAFTAR PERATURAN Versi 31 Agustus 2012

I. PENDAHULUAN. di Jawa dengan wilayah tangkapan seluas ribu kilometer persegi. Curah

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha

PENINGKATAN EFISIENSI IRIGASI UNTUK KEBERLANJUTAN MANFAAT POTENSI SUMBERDAYA AIR

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERIZINAN PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1990 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) "OTORITA JATILUHUR" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 42/1990, PERUSAHAAN UMUM (PERUM) "OTORITA JATILUHUR... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat. Daerah Irigasi Jatiluhur dibangun oleh Pemerintah Republik

BAB II GAMBARAN UMUM PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM. A. Sejarah Singkat dan Perkembangan PT. Indonesia Asahan Aluminium

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PEMBENTUKAN PERUSAHAAN UMUM "OTORITA JATILUHUR" (Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1970 Tanggal 23 Mei 1970) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan sumber daya perairan umum untuk aktivitas budidaya ikan air tawar menjadi sangat penting seiring

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan Daerah Provinsi Bali. Nomor 7 Tahun Tentang. Usaha Penyediaan Sarana Wisata Tirta DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

WALIKOTA TASIKMALAYA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli Tahun 1950);

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA OTORITA DANAU TOBA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1967 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN NEGARA JATILUHUR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1970 Tentang : Pembentukan Perusahaan Umum "Otorita Jatiluhur"

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 60 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

Gubernur Jawa Barat;

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 36 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 89 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI

KOMPENSASI HULU-HILIR DAN INSENTIF PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG SEBAGAI PENGATUR TATA AIR

BAB I PENDAHULUAN. situ, sungai, maupun cekungan air tanah. Indonesia memiliki lebih dari

7. PERUBAHAN PRODUKSI

- 5 - BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

VI. GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI JATILUHUR. 6.1 Perekonomian Wilayah Jawa Barat dan Wilayah Sekitar Daerah Irigasi Jatiluhur

PERENCANAAN STRATEGIS

Manual Mutu. Jurusan Teknik Pengairan

PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN TENTANG TATA RUANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 25 TAHUN 2003 SERI : D. 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG

PENGANTAR. Ir. Suprapti

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG

3. METODOLOGI PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Gambar 4.1: Gedung Operasional PDAM Tirta Indragiri

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB VI OPTIMALISASI PENGENDALIAN PENTAAN RUANG DALAM RANGKA PERUBAHAN FUNGSI LAHAN SAWAH IRIGASI TEKNIS DI KAWASAN PANTURA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Tugas Akhir Kinerja Pengoperasian Waduk Sempor Jawa Tengah dan Perbaikan Jaringan Irigasinya

I. PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia memposisikan pembangunan pertanian sebagai basis utama

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

Tiga Bendungan di Sulsel Dipercepat Penyelesaiannya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DEIYAI DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI MANDAILING NATAL

Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 1990 Tentang : Perusahaan Umum (Perum) "Otorita Jatiluhur"

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Bentuk, Bidang, Pelayanan Umum 1.1.1. Bentuk Usaha Pembangunan Proyek Nasional serbaguna Jatiluhur yang meliputi bendungan utama dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) serta sarana sistem pengairan dinyatakan selesai pada tahun 1967. Proyek Serbaguna Jatiluhur tahap 1 dari Pengembangan Sumber Daya Air di wilayah Sungai Citarum dengan tujuan utama meningkatkan produksi bahan pangan nasional yaitu beras. Untuk mengenang jasa salah satu putra terbaik Bangsa Indonesia, maka proyek serba guna bendungan dan PLTA Jatiluhur diresmikan dengan namair. H. DJUANDA. Perusahaan Negara/PN Jatiluhur (1967-1970) Agar potensi yang timbul dengan selesainya proyek PLTA Jatiluhur dapat diusahakan secara maksimal maka dibentuk Badan Usaha Negara dengan namaperusahaan Negara (PN) Jatiluhur berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1967, Tanggal 24 Juli 1967. Perum Otorita Jatiluhur (1970-1999) Sebagai badan usaha, pada waktu itu PN Jatiluhur dalam usahanya harus memupuk keuntungan.penyediaan air untuk pertanian yang bersifat sosial diusahakan secara komersial, sehingga pengelolaan sumber daya air menjadi tidak harmonis dan tujuan utama proyek menjadi tidak tercapai.agar pemanfaatan dan pengembangan potensi

potensi ekonomi yang dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. Dengan dasar tesebut maka pemerintah membentuk Perusahaan Umum dengan nama Otorita Jatiluhur. Dengan dibentuk POJ, maka badan-badan/proyek-proyek dan dinas-dinas yang berada diwilayah pengembangannya dan yang tugas secara kewajibannya menyangkut tujuan, tugas dan lapangan POJ dilebur ke dalam POJ.Badan-badan tersebut adalah Proyek Irigasi Jatiluhur (Dep. PU), Proyek Pengairan Tersier Jatiluhur (Dep. Dagri), PN. Jatiluhur (Dep. Industri), Dinas PU Jawa Barat-Wilayah Purwakarta (Propinsi Jawa Barat). Perum Jasa Tirta II (1999 - Sekarang) Perum Otorita Jatiluhur dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1970, kemudian disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1980, dan Pada Tahun 1990 disesuaikan lagi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 42. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1998 tentang perusahaan umum, maka POJ diubah dan disesuaikan lagi dengan nama Perum Jasa Tirta II (PJT II). Sifat Usaha PJT II adalah menyediakan pelayanan bagi pemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan 1.1.2 Bidang Usaha Pelaksanaan tugas-tugas pokok dilaksanakan melalui dukungan, pengelolaan yang baik prasarana dan sarana pengairan, ketenagalistrikan dan pelayanan umum, yang dapat dijabarkan sebagai berikut : Bidang Usaha Pelistrikan Listrik Tenaga Air (PLTA) Ir. H. Djuanda di Jatiluhur antara tahun 1994 s.d. 1998 telah ditingkatkan (uprating) dari 150 MW menjadi 187 MW. Produksi listrik rata-rata 2

dalam setahun sebesar 826 kwh, sebagian untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan pengembangan usaha, sedangkan sisanya dijual ke PT. PLN (Persero), melalui tegangan 150 kv dan 70 kv. Selain itu pada sistem pengairan terdapat banyak bangunan terjun dengan potensi minihidro 50 kva sampai 5.000 kva. Usaha Air Baku Air baku dari sumber-sumber air bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten dan Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya, mencapai 465 juta m 3 (tahun 2009). Disamping itu menyediakan pula air baku kawasan industri dan zona-zona industri di daerah kerja Perusahaan. Usaha Kepariwisataan Jatiluhur merupakan salah satu tujuan wisata di Jawa Barat dengan objek danau buatan yang sangat luas (+ 8.300 ha), dengan pemandangan alam yang sangat indah dipadukan dengan karya teknik hidrolis (ilmiah) berupa bendungan yang sangat besar dan PLTA. Usaha kepariwisataan dilengkapi dengan hotel, bungalow, convention hall, rekreasi air (jet sky), kapal pesiar, dayung, Water World. Usaha Lain-lain Pemanfaatan Lahan Dalam upaya pengamanan dari pemanfaatan lahan dilakukan dengan cara sewa dalam waktu tertentu dan kerjasama usaha. 3

Alat Berat dan Laboratorium PJT II memiliki berbagai jenis alat-alat besar untuk pemeliharaan jaringan pengairan, yang dapat disewakan kepada pihak lain. Disamping itu PJT II menyediakan jasa pelayanan laboratorium untuk pengujian kualitas air yang merupakan salah satu laboratorium rujukan Komite Akreditasi Nasional di Jawa Barat. 1.1.3 Perkembangan Usaha Pembangunan waduk serba guna jatiluhur dimulai persiapannya pada tahun 1957 dan selesai pada tahun 1967 yang diresmikan oleh presiden Soeharto pada tanggal 26 Agustus 1967. Kemudian waduk serbaguna jatiluhur di serahkan kepada Perusahaan Negara (PN) yang perturan pemerintah nomor 8 tahun 1967. Pada tahun 1970 pengembangan dan pengelolaan sumber daya air diwilayah jatiluhur yang semula ditangani oleh berbagai intansi kemudian disatukan dilenggarakan oleh Perum Otoritar Jatiluhur berdasarkan peraturan pemerintah nomor 20 tahun 1970. Dengan adanya perkembangan tugas-tugas dan usaha Perum Otorita Jatiluhur dibentuklah Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 1990 dan dilakukan penyesuaian organisasi yang ditetapkan dengan keputusan Direksi Perum Otorita Jatiluhur Nomor 1/51/KPTS/1991 terakhir dilanjutkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 94 tahun 1999 tanggal 13 Oktober 1999 Perum Otorita JAtiluhur Menjadi Perum Jasa Tirta II (PJT II) 4

1.1.4 Pelayanan Umum Pengelolaan Irigasi Dalam rangka penyediaan pangan nasional terutama beras. Perusahaan senantiasa mengupayakan penyediaan air rata-rata sejumlah 5,75 milyar m 3 setiap tahun. PJT II menyediakan air irigasi untuk sawah seluas 305.000 ha yang meliputi 240.000 ha sawah yang mendapatkan air dari Bendungan Ir. H. Djuanda Jatiluhur (irigasi Jatiluhur) dan 56.000 ha sawah yang mendapatkan air dari sumber setempat (irigasi Selatan Jatiluhur). Dari areal irigasi tersebut setiap tahunnya memberikan kontribusi 6% terhadap produksi beras nasional atau 40 % terhadap produksi beras Jawa Barat. Pengelolaan Daerah aliran Sungai Dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, PJT II mempunyai kewenangan pengelolaan dalam batas-batas aliran sungai (in-stream), serta melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air. Selain itu juga turut serta dalam upaya pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan air dan sumber-sumber air dengan memberikan informasi, rekomendasi, penyuluhan/bimbingan kepada pemanfaatan air dan sumber-sumber air. 1.1.5 Visi Visi Perusahaan adalah menjadi perusahaan yang terkemuka di ASEAN dalam bidang pengelolaan sumber daya air 5

1.1.6 Misi Menyelenggarakan pengelolaan Sumber Daya Air dengan tata kelola perusahaan yang baik dan inovatif melalui : 1. Pengoptimalan pengusahaan sumber daya air dengan cara yang efisien, efektif inovatif, dan berkelanjutan dengan tujuan menjaga kelestarian dan pengelolaan sumber daya air. 2. Menciptakan sumber daya manusia yang mempunyai daya kreatifitas dan inovasi dalam pengelolaan sumber daya air. 3. Penerapan Teknologi tepat guna dan ramah lingkungan. 1.1.7 Struktur Organisasi Untuk dapat saling mendukung dalam kebersamaan melangkah pada satu tujuan untuk kemajuan perusahaan serta kesejahteraan karyawannya dalam mengelola dan pengembangan perusahaan dibutuhkan system organisasi ytang baik. Dalam hal ini PJT II terbentuk dalam struktur organisasi yang baik. Dalam hal ini PJT II terbentuk dalam struktur organisasi yang mana organisasinya terbagi tiga direkrorat, yaitu : a. Direktorat Teknik, dipimpin oleh Direktur Teknik b. Direktorat Pengelolaan, dipimpin oleh Direktur Pengelolaan c. Direktorat Administrasi dan keuangan, dipimpin oleh Direktur Administrasi dan keuangan. 6

Ketiga Direktur tersebut dibawah Pengawasan satuan intern yang dipimpin oleh seorang direktur utama yang juga bertanggung jawab langsung kepada menteri kimpraswil dibawah pengawasan Dewan Pengawasan. Selain yang disebutkan diatas, ketiga direktorat juga membawahi beberapa biro dimana biro tersebut terdiri dari : A. Satuan Pengawas Intern B. Biro Biro-biro terdiri dari : a. Biro Penelitian dan Pengembangan b. Biro Program c. Biro eksploitasi dan Pemeliharaan Lingkungan d. Biro Sumber Daya Manusia e. Biro Keuangan f. Biro Umum C. Divisi Divisi-divisi terdiri dari : a. Divisi Pengairan Barat (Divisi I) b. Divisi Pengairan Tengah (Divisi II) c. Divisi Pengairan Timur ( Divisi III) d. Divisi PLTA e. Divisi Citarum Hulu 7

1.1.8 Wilayah kerja perusahaan Adapun luas wilayah kerja Perum Jasa Tirta II 11000 km 2, yang meliputi seluruh daerah aliran sungai di utara jawa barat, yang dibatasi sebelah barat adalah sungai Ciliwung dan disebelah timur adalah sungai cilalanang dengan daerah aliran sungai Citarum. Wilayah Perum Jasa Tirta II berpenduduk sekitar 10 juta jiwa dan serkitar 8 juta jiwa adalah petani. Wilayah ini mencakup 9 Kabupaten yaitu : a. Kabupaten Bekasi b. Kabupaten Purwakarta c. Kabupaten Bandung d. Kabupaten Subang e. Sebagian Kabupaten Bogor f. Sebagian Kabupaten Cianjur g. Sebagian Kabupaten Indramayu h. Sebagian Kabupaten Sumedang 1.1.9 MOTTO BERKEMBANG : 1. Bekerja untuk kepentingan dunia seakan-akan kita akan hidup abadi, mempunyai arti bahwa seakan-akan kita semua, baik yang tua maupun yang muda akan sempat mengalami/menikmati hasil karya kita dan karenanya kita, baik yang tua maupun yang muda. Sanggup bekerja dengan semangat dan dedikasi yang sama, sehingga kita sama-sama BERKEMBANG 8

BERBAKTI : 2. Bekerja untuk kepentingan akhirat, seakan-akan kita akan segera mati esok hari, mempunyai arti bahwa kita setiap saat harus berusaha untuk menepati ajaran-ajaran agama, menunaikan tugas sebaik-baiknya serta BERBAKTI sehingga kita setiap saat dapat mempertanggungjawabkan segenap tugas kewajiban kita karena hidup kita ada ditangan Tuhan Yang Maha Esa yang setiap saat dapat pula mengakhirinya. Ditetapkan Kebijakan Mutu Yaitu: Perum Jasa Tirta II berkomitmen senantiasa meningkatkan kualitas pengelolaan perusahaan melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2000 secara konsisten. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 94 Tahun 1999 Tanggal 13 Oktober 1999 dan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 18/KPTS/M/2000 Tanggal 15 Desember 2000, tentang pedoman kegiatan yaitu : Eksploitasi dan pemeliharan prasarana pengairan dan ketenaga listrikan; 1. Pengusahaan air, sumber-sumber air dan ketenaga listrikan; 2. Pengelolaan daerah aliran air sungai : perlindungan perkembangan dan penggunaan air serta sumber air; 3. Rehabilitasi prasarana kelistrikan. 9

1.1 Tujuan dan Ruang Lingkup Unit Kerja Sumber Daya Manusia Setiap perusahaan mengadakan kegiatan, pasti telah menetapkan suatu tujuan yang telah direncanakan dengan matang. Dengan adanya petetapan tujuan yang tegas dan jelas maka dapat mengarahkan perusahaan dengan baik sehingga diharapkan dengan berjalannya rencana tersebut, maka perusahaan akan memperoleh hasilnya. Saat kegiatan magang di Perusahaan Umum Jasa Tirta II, Penulis ditempatkan pada divisi Sumber Daya Manusia bagian manajemen kinerja, karena dibagian inilah data seluruh para pegawai tersimpan. Selain itu Sumber Daya Manusia jugamemberikan perencanaan, pengadaan, pembinaan, pengembangan, pendidikan dan pelatihan, kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan kerja seluruh pegawainya. 1.2 Hubungan Kerja dengan Unit Lain 1. Sub Bagian Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan SDM; Bagian Pengembangan SDM mempunyai tugas dibidang pembinaan karyawan, pendidikan dan pelatihan karyawan, pengelolaan pemagangan, administrasi kepegawaian, manajemen kinerja, pengadaan karyawan, serta perencanaan karir karyawan. 2 Sub Bagian Manajemen Talenta dan Pengadaan SDM Bagian Pengadaan SDM mempunyai tugas dibidang administrasi karyawan, manajemen kinerja, pengadaan karyawan, perencanaan karir dan pengelolaan berkas kepegawaian. 10

3 Bagian Hubungan Industrial dan Personalia; Bagian Hubungan Industrial dan Personalia mempunyai tugas dibidang rencana anggaran, pemeliharaan system informasi kepegawaian, melaksanakan administrasi penggajian dan emolument, hubungan industrial dan pelayanan kesehatan. 4 Tenaga Fungsional/Staf Bidang Organisasi dan Sistem Pengelolaan SDM; Tenaga Fungsional/Staf Bidang Organisasi dan Sistem Pengelolaan SDM mempunyai tugas dibidang perencanaan pengembangan organisasi dan budaya kerja, analisis jabatan serta perencanaan dan pengembangan pengelolaan sumber daya manusia meliputi peraturan- peraturan kepegawaian serta prosedur- prosedur yang diperlukan. 5 Bagian Tata Usaha Kepegawaian Bagian Tata Usaha Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pembinaan kepangkatan, pemeliharaan data dan dokumen pegawai, pembinaan dan usulan tindakan disiplin pegawai dan tata usaha Biro 6 Sub Bagian Informasi dan Penggajian Sub bagian Industrial dan K3 mempunyai tugas dibidang hubungan Industrial dan K3 7 Bagian Kesejahteraan Bagian Kesejahteraan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, kesehatan dan keselamatan kerja serta memberikan pelayanan dan kesejahteraan pegawai dan kegiatan social di liongkungan perusahaan 11

1.4 Tujuan Magang dan Tujuan Penulisan Laporan 1.4.1 Tujuan Magang Tujuan penulisan ini Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dari jurusan dan syarat untuk meraih gelar Ahli Madya (A.Md). Adapun tujuan penulisan laporan magang atau Tugas Akhir yang dilakukan oleh penulis diantaranya sebagai berikut : 1. Sebagai persiapan keterampilan kerja mahasiswa/i yang nanti akan memasuki dunia kerja 2. Memberikan pandangan yang nyata tentang dunia kerja 3. Menyeimbangkan antara keampuan berkomunikasi secara lisan dengan keterampilan berkomunikasi melalui tulisan dalam dunia kerja. 4. Rasa disiplin & tanggung jawab dalam mengerjakan pekerjaan 1.4.2 Tujuan Penulisan Laporan Adapun tujuan penulisan laporan magang atau Tugas Akhir yang dilakukan oleh penulis diantaranya sebagai berikut : 1. Memadukan pengalaman magang dengan teori yang didapat selama kuliah dalam sebuah Laporan Magang atau Tugas Akhir. 2. Melatih mahasiswa/i dalam mengelola suatu data yang telah didapat dari kegiatan pelatihan kerja atau magang. 3. Sebagai syarat kelulusan pada Program Studi D-III Manajemen. 4. Melatih penulis untuk dapat menganalisa pengalaman kerja yang pernah dilakukan dengan teori yang pernah di serap selama masa perkuliahan. 12