PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN : ERICA PUSPA NINGRUM : J1C111208

dokumen-dokumen yang mirip
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

PERCOBAAN VI PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN (SISTEM EKSRESI)

Sistem Ekskresi Manusia

Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

SISTEM EKSKRESI SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

Melakukan Uji Protein Urin

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

PERANCANGAN ALGA PURIN (ALAT PERAGA PEMBENTUKAN & PENGUJIAN URIN) MELALUI MANIPULASI CARA KERJA NEFRON

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.1

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

Sistem Ekskresi pada Manusia. mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 9. Ciri-Ciri Makhluk Hidup Latihan Soal 9.1

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH

Pemeriksaan Urine Metode Carik Celup

Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Bab. Sistem Ekskresi. A. Sistem Ekskresi pada Manusia B. Sistem Ekskresi pada Hewan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkandung di dalam urine serta adanya kelainan-kelainan pada urine.

MODUL MATA PELAJARAN IPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis

Bab 8 Sistem Ekskresi

BAB II PEMBAHASAN A. GINJAL

Struktur bagian dalam ginjal

SISTEM EKSKRESI. Sistem Ekskresi Manusia. Zat sisa yang Diproduksi. Pemecahan Hb. H a t i. Respirasa sel. Deaminasi asam amino. Urea. Asam urat.

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

VII. EKSKRESI 7.1. KONSEP.

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh hormon pankreas atau tidak berfungsinya hormon insulin dalam menyerap gula

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

BAB I PENDAHULUAN. suatu industri minuman yang dikemas dalam kantong plastik. Minuman

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

SCIENCE MODULE GRADE IX JULY-AUGUST 2015 ACADEMIC YEAR 2015/2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

Tujuan : untuk mengetahui atau melihat ph, warna, kekeruhan, Bj, bau dan buih

SISTEM EKSKRESI MANUSIA

LAMPIRAN KUESIONER AWAL

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat.

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 )

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

Sistem Osmoregulasi Pada Ikan

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA

HISTOLOGI URINARIA dr d.. K a K r a ti t k i a a R at a n t a n a P e P r e ti t w i i

Kesetimbangan asam basa tubuh

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA Oleh: Melviana Aditya Candra

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode analitik. Penelitian dilaksanakan di laboratorium puskesmas Bumiayu dimana sampel

LAPORAN PRAKTIKUM. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Alat Ekskresi. pada Manusia. meliputi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

SISTEM EKSKRESI LKS IPA TERPADU -SMP KELAS IX/1 1

yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

BAB 1. Sistem Ekskresi. A. Struktur Alat Ekskresi pada Manusia B. Kelainan dan Penyakit Sistem Pengeluaran. Bab 1 Sistem Ekskresi Pada Manusia 1

TUJUAN ANALISIS BIOKIMIA URIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL TAHUN

A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013

Transkripsi:

PEMERIKSAAN PROTEIN DAN GLUKOSA URINE LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN NAMA : ERICA PUSPA NINGRUM NIM : J1C111208 KELOMPOK : II (DUA) ASISTEN : TAUFIK NOOR KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI BIOLOGI BANJARBARU 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Glukosa merupakan gula monosakarida adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewa dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat dimana-mana dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan. Rendahnya glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang relatif. Meski begitu komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal, kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein (Ayu,2012). Glukosa mempunyai sifat mereduksi. Ion cupri direduksi menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk merah bata. Semua larutan sakar yang mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan reaksi positif. Na sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat) berguna untuk mencegah pengendapan Cu++. Sukrosa memberikan reaksi negatif karena tidak mempunyai gugusan aktif (Ayu,2012). Reaksi benedict sensitif karena larutan sakar dalam jumlah sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, hingga praktis lebih mudah mengenalnya. Uji benedict lebih peka karena benedict dapat dipakai untuk menafsir kadar glukosa secara kasar, karena dengan berbagai kadar glukosa memberikan warna yang berlainan (Ayu,2012). 1.2 Tujuan Praktikum Tujuan praktikum kali ini adalah menjelaskan fungsi ginjal melalui pemeriksaan warna urine, pemeriksaan kejernihan urine, dan pemeriksaan ph urine.

BAB II PENDAHULUAN Sistem eksresi merupakan hal yang pokok dalam homeostatis karena sistem tersebut membuang limbah metabolisme dan merespons terhadap tingkat keseimbangan cairan tubuh dengan cara mengeksresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan dan mengeluarkan sebagian dari sisa metabolisme yang tidak terpakai lagi oleh tubuh dalam bentuk yang bermacam-macam, baik itu berupa lewat urine yang di didalamnya terkandung berbagai macam kandungan mineral, glukosa, dan zat lain yang tidak diperlukan tubuh. selain urine juga bisa melalui keringat (Campbell, 2004). Pembentukan urine dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam tubuh maupun lingkungan, misalnya minum cairan hipotonik dalam jumlah besar, tingkat stress, ketakutan, dan lain-lain. Faktor dari luar tubuh berupa pengaruh suhu lingkungan, topografi, tempat tinggal seseorang. Sekresi dan ekskresi memiliki nilai yang sangat penting dalam proses metabolisme dan kehidupan hewan dan manusia. Tanpa kedua sistem ini pastilah mahluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup dan kesintasannya tidak akan terjaga (Yuwono, 2001). Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks yang berisi nefron (terdiri dari glomerulus dan kapsul bowman), bagian dalam lagi disebut medulla yang berisi tubulus ginjal. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medula ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula (Wulangi, 1993). Proses-proses di dalam Ginjal Di dalam ginjal terjadi rangkaian proses filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi. 1. Penyaringan (Filtrasi) Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses

penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan (Supeni, 1995). 2. Penyerapan kembali (Reabsorbsi) Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin seku Zder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zatzat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zatzat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder (Supeni, 1995). 3. Augmentasi Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada urin (Supeni, 1995). Faal ginjal dapat terganggu oleh berbagai penyakit / keadaan patologik baik yang mengenai ginjal maupun yang primernya bukan pada ginjal. Gangguan tersebut juga dapat berupa terganggunya faal tertentu ginjal atau beberapa faal ginjal sekaligus. Walaupun terganggunya faal ginjal pada tingkat yang lanjut mudah diketahui secara klinik tetapi pemeriksaan biokimia masih diperlukan untuk memastikan, baik untuk diagnosa maupun untuk menentukan cara

pengobatannya serta prognosanya. Gangguan yang ringan hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan biokimiawi. Pemeriksaan biokimiawi untuk faal ginjal juga mempunyai beberapa keterbatasan misalnya memerlukan banyak waktu, memberatkan / membeban penderita. Kemajuan cara-cara diagnostik lain seperti pielografi intravena dan renografi radioisotop telah mengurangi peranan beberapa emeriksaan biokimiawi. Pemeriksaan lain seperti mikrobiologik, mikroskopi (visual sampai elektron), imuno dan histokimiawi terhadap jaringan biopsi ginjal juga panting untuk mengetahui secara tepat aspek proses patologik yang menyebabkan terganggunya faal ginjal. Faal ginjal dapat dibedakan menjadi faal ekskresi, faal regu-lasi, faal endokrin dan aspek metabolik (Jungueira L. C. et al., 1998).

BAB II METODE PRAKTIKUM 2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum ini dilaksanakan pada Jumat, 22 Maret 2013 bertempat di Laboratorium Fisiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat. 2.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan adalah tabung reaksi, lampu spritus, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, reagen robert, larutan fehling A, dan larutan fehling B. 2.3 Metode Praktikum 2.2.1 Pemeriksaan Protein dengan Uji Robert 1. Dimasukkan 2 ml larutan reagen Robert melalui dinding tabung reaksi dengan pipet. 2. Urine dimasukkan dan diamati ada tidaknya cincin putih yang ada di dalam larutan dengan cara menggoyangkan tabung reaksi. 2.2.2 Pemeriksaan Glukosa dalam Urine 1. Reagen fehling A dan B dicampur masing masing 2,5 ml kemudian dituangkan kedalam tabung reaksi. 2. Pada tabung reaksi yang berisi reagen kemudian dicampurkan dengan urine sebanyak 2,5 ml kemudian dibagi kedalam dua tabung reaksi dengan volume yang sama. 3. Tabung reaksi yang sudah tersedia tadi kemudian dipanaskan diatas hotplate hingga mendidih. 4. Apabila sudah mendidih kemudian diamati adanya endapan berwarna kuning kemerahan atau tidak. Hal yang sama dilakukan pada larutan tanpa reagen.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil yang diperoleh dari praktikum kali ini dapat disarikan dalam tabel sebagai berikut.

No 1. Perlakuan Keterangan Pemeriksaan Protein dengan Uji Robert -2 ml reagen Robert dimasukkan dalam tabung reaksi - Urine dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi reagen - Tabung reaksi yang sudah berisi reagen dan urine diamati dengan keberadaan ada tidaknya cincin pada larutan tersebut. 2. Pemeriksaan Glukosa dalam Urine - Reagen Fehling A dan B dicampurkan masing masing 2,5 ml. - Urine dilarutkan dalam tabung reaksi yang sudah berisi reagen. Kemudian dibagi menjadi dua bagian sama banyak. - Satu tabung reaksi di masukkan

No Kode Adanya Protein Adanya Glukosa Keterangan 1 2 3 4 A B C D Urine (+/-) - Urine (+/-) + + + + Oranye, 2% Oranye, 2% Oranye, 2% Oranye, 2% Keterangan Warna Endapan Mengandung Glukosa : Hijau : 1% Merah : 1,5 % Oranye : 2 % Kuning : 5 % 3.2 Pembahasan Sistem eksresi merupakan hal yang pokok dalam fungsi homeostatis karena sistem tersebut membuang limbah metabolisme dan merespons terhadap tingkat keseimbangan cairan tubuh dengan cara mengeksresikan ion-ion tertentu sesuai kebutuhan dan mengeluarkan sebagian dari sisa metabolisme yang tidak terpakai lagi oleh tubuh dalam bentuk yang bermacam-macam, baik itu berupa lewat urine yang di didalamnya terkandung berbagai macam kandungan mineral, glukosa, dan zat lain yang tidak diperlukan tubuh. selain urine juga bisa melalui keringat. Praktikum kali ini adalah mengetahui dan mempelajari fungsi ginjal dalam memproduksi urine dalam pemeriksaan kadar protein dan glukosa yang ada pada urine. Pada hasil percobaan ini terdapat sampel A, B, C dan D yang setelah diuji pada pemeriksaan protein pada sampel tersebut semuanya menyatakan negatif karena tidak adanya cincin yang terbentuk setelah proses pencampuran reagen Robert dengan sampel urine yang diuji. Pada dasarnya urine yang normal tidak ditemukan protein yang ada didalam urine nya, jika ditemukan maka bisa terjadi

kelainan atau gangguan fisiologi yang terjadi pada ginjal atau hal yang lain yang menyangkut fungsi ginjal. Pada proses pemeriksaan glukosa dalam urine terdapat hasil yang positif dengan adanya endapan yang terbentuk yang menjadi indikatornya, suatu sampel dinyatakan positif apabila endapan terbentuk melebihi 1,5 % dengan demikian semua sampel berturut turut A, B, C dan D ternyata terdapat endapan yang berwarna oranye dan menunjukkan kadar endapan glukosa senilai 2 %. Hal ini terjadi dikarenakan pada saat pengambilan sampel tidak dilakukan proses puasa yang dilakukan minimal 3-5 jam sebelum proses pengambilan sampel. Hal ini mengakibatkan glukosa darah masih terbawa ke urine karena aktifitas fisiologis yang ada pada tubuh manusia akan terus disekresikan oleh ginjal terhitung 3 jam terakhir sebelum memproduksi sekret (urine). Pada semua proses pemeriksaan sampel protein dan glukosa pada urine digunakan beberapa reagen, yang berfungsi sebagai indikator dalam mengetahui adanya suatu glukosa dan protein seperti yang terjadi pada reagen Robert dan Fehling A dan B. Larutan fehling mereduksi glukosa terhadap kuprioksida (CuSO4) sehingga terbentuk endapan berwarna merah bata (merah kekuningan). Untuk mendapatkan hasil yang baik sebelum digunakan sebaiknya urine dan reagen disaring terlebih dahulu seperti yang dilakukan pada prosedur.

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Ginjal merupakan organ yang memproduksi urine dan mengelurakan asam urat yang terkandung didalamnya namun juga ada beberapa unsur yang tersisa sehingga perlu adanya pemeriksaan urine. 2. Ginjal berperan mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air jika berlebihan serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. 3. Hasil pemeriksaan protein tidak ditemukan adanya endapan yang merupakan indikator ada tidaknya protein pada sampel A, B, C dan D. 4. Hasil pemeriksaan glukosa pada sampel A, B, C dan D terdapat hasil yang postif karena mengandung endapan senilai 2% dan berwarna oranye hal ini terjadi karena tidak adanya puasa sebelum proses pengambilan sampel urine. 4.2 Saran Saran pada praktikum kali ini adalah hendaknya semua praktikan dan asisten dapat bekerja sama dengan lebih baik lagi mengingat percobaan ini baru pertama kali dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA Ayu,Munawir. Makalah Uji Glukosa. http://ayyunaw.blogspot.com/2012/05/makalah-uji-glukosa.html Diakses pada 30 Maret 2013 Campbell, N.A, Jane B.C, dan Lawrence G.M. 2004. Biologi. Jilid III 2nd edition. Penerbit Erlangga. Jakarta. Jungueira L. C. et al. 1998. Histologi Dasar. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Supeni, T. 1995. Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta. Wulangi, K. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Yuwono, Edy. 2001. Fisiologi Hewan I. Depertemen Pendidikan Nasional, Universitas Jenderal Soedirman, Fakultas Biologi. Purwokerto.