I. PENDAHULUAN. terutama nomor lari jarak pendek 200 meter, maka dari itu peneliti mencoba

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lompat, lari, dan. lempar (Eddy Purnomo, 2007:1). Bila dilihat dari arti atau istilah

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Bila

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Atletik merupakan kegiatan jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengacu pada. kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh

HUBUNGAN TINGGI BADAN, BERAT BADAN, VO2MAX

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu sarana dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan dalam bidang jasmani

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 PENGARUH LATIHAN BARBELL LUNGES D AN D UMBELL ONE-ARM SHOULD ERS PRESS TERHAD AP HASIL TOLAK PELURU

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

PENGARUH LATIHAN PUSH UP TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 TAKENGON. Zikrurrahmat 1 dan Teguh Prihatin 2.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut adalah melalui pendidikan jasmani (Penjas). Pendidikan Jasmani

BAB I PENDAHULUAN. mother of sport. Semua negara di dunia memasukkan atletik sebagai cabang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Selanjutnya menurut Nurhuda dan Kusumawaty (2010 : 47) bahwa istilah

METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu wujud yang bisa mengembangkan sumber daya manusia serta

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT COACHING CLINICS ATHLETICS

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. yang terpendam tanpa dapat kita lihat dan rasakan hasilnya. Menindak lanjuti. mahluk yang butuh berinteraksi dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Yunani athon yang berarti kontes. Atletik merupakan cabang olahraga

I. Pendahuluan. berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

PENGARUH LATIHAN VARIASI SPEED LADDER DRILL TERHADAP HASIL LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN SKIPIING TERHADAP KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAMPELAS. Maspar Addriana Bulu Baan Muh.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan hidup sehari-hari, (2) olahraga pendidikan yang menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu hal yang paling sangat penting untuk

2015 UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI TAG GAMES

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

merupakan olahraga pertama kali yang ada di dunia menurut Eddy Purnomo dimulai dari negara Yunani, negara negara dibenua Eropa sampai Amerika dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan jasmani. Kegiatan diarahkan dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS IV - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini, gerakan-gerakan yang terkandung didalam olehraga atletik adalah gerakan yang biasa

Yan Indra Siregar. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Sejak jaman olimpiade kuno sampai dengan olimpiade modern, tujuan pelompat jauh dalam

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelum eksperimen (pre test) pada kelompok siswa SMA Negeri 1 Gorontalo yang telah

I. PENDAHULUAN. pendidikan jasmani erat kaitannya dengan usaha-usaha pendidikan yang terencana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia pernah memiliki beberapa pelari kenamaan di nomor elite.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. olahraga atletik maka atletik terbagi dalam 4 nomor pokok, yaitu: nomor lari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS VI - SEMESTER 1

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

PENGARUH LATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP HASIL LARI SPRINT 50 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan rasa kebangsaan Nasional. Dalam kehidupan modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam cabang olahraga atletik, nomor lompat merupakan nomor lomba

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang di sukai oleh peneliti terutama nomor lari jarak pendek 200 meter, maka dari itu peneliti mencoba melakukan penelitian dengan di perkuat beberapa masalah yang ada dan berdasarkan observasi melalui pengamatan, wewancara pada guru olahraga serta kepala sekolah yang bertepatan di SMP N 2 Purbolinggo Lampung Timur, dari tahun ke tahun kemampuan lari sprint mengalami kemunduran padahal guru yang mengajar dan teknik yang diajarkan dalam kelas sewaktu melaksanakan pembelajaran juga sama, tetapi sampai sekarang kemampuan lari sprint siswa SMP N 2 Pubolinggo Lampung Timur belum mengalami peningkatan. Lari sprint merupakan cabang olahraga atletik. Atletik atau track and field merupakan olahraga tertua, inti utama olahraga atletik adalah lari, jalan, lompat, dan lempar (Anwarudin 2010:1). Berarti atletik adalah aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerak-gerak seperti jalan, lari, lompat, dan melempar. Bila dilihat dari arti atau istilah Atletik berasal dari bahasa

2 Yunani yaitu Athlon atau Athlum yang berarti lomba atau perlombaan atau pertandingan. Amerika dan sebagian di Eropa dan Asia sering memakai istilah/kata dengan Track and Field dan Negara Jerman memakai kata leicht athletik dan negara belanda memakai istilah athletiek. Atletik merupakan salah satu pelajaran Pendidikan Jasmani yang wajib diberikan kepada siswa dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA). Sedangkan, bagi mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan merupakan mata kuliah yang wajib harus diambil. Atletik merupakan cabang olahraga yang tertua dan juga merupakan induk atau ibu dari semua cabang olahraga. Atletik sudah sejak zaman dulu secara tidak langsung dan disadari telah dilakukan orang seperti: berjalan, berlari, melompat, melempar tombak untuk berburu, ini semua telah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Lari jarak pendek merupakan lari yang menggunakan tenaga semaksimal mungkin atau berlari secepat-cepatnya dalam jarak 100 meter sampai dengan 400 meter. Untuk dapat menghasilkan kecepatan yang maksimal seseorang dalam menjalankan aktivitas atau gerak olahraga tergantung faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu: 1. Frekuensi (kecepatan gerakan), 2. Kekuatan (daya yang cepat) 3. Panjang langkah (stradle/relaxition) 4. Kapasitas neuro-muscular 5. Kapasitas elastisitas dan flexibilitas 6. Teknik (koordinasi) 7. Kapasitas energi secara maksimal, 7. Kapasitas physiologis untuk semua jarak lari. 8. Usaha/tenaga (Heru Sulistianta 2014:39). Lari sprint 200 meter merupakan nomor lari jarak pendek, dimana pelari harus berlari dengan sekencang-kencangnya dalam jarak 200 Meter.

3 Seperti yang dikemukakan di atas untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka unsur-unsur yang menunjang kemampuan lari sprint 200 meter harus selalu dilatih dan dibina berdasarkan pola kekhususan yang ada di dalam lari sprint 200 meter itu sendiri. Dalam bukunya Yoyo B, Ucup Y, adang S (2000:12) kecepatan lari ditentukan oleh panjang langkah (stide length) dan frekuensi langkah (stide frequency). Prestasi sprint ditentukan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah. Panjang langkah dipengaruhi oleh kekuatan, teknik, kelenturan dan daya tahan. Frekuensi langkah dipengaruhi oleh koordinasi, teknik, kelenturan dan daya tahan (Purnomo 2007: 30). Lari sprint 200 meter merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Jasmani yang wajib diberikan kepada peserta didik, mulai dari tingkat SD bahkan sampai Perguruan Tinggi, tak terkecuali SMP N 2 Purbolinggo Lampung Timur. Dampak diwajibkannya mata pelajaran atletik dalam Pendidikan Jasmani membawa angin segar untuk meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti atletik. SMP N 2 Purbolinggo Lampung Timur merupakan Sekolah Menengah Pertama dengan menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan Kurikulum 2013, di dalam KTSP dan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani memuat 7 materi, antara lain: 1). Permainan dan Olahraga; 2). Aktivitas pengembangan; 3). Senam; 4). Aktivitas ritmik; 5). Akuatik; 6). Aktivitas diluar Sekolah dan 7). Pendidikan Kesehatan. Lari sprint 200 meter termasuk ke dalam materi Atletik yang merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan dalam KTSP dan Kurikulum 2013, yang mana dalam materi Kurikulum tersebut termasuk dalam kategori Permainan dan

4 Olahraga. Lari bergerak maju ke depan yang dilakukan dengan cepat, karena adanya menolak tanah oleh ujung kaki terhadap tanah yang dilakukan dengan mengais. Untuk mencapai kecepatan dan daya tahan yang tinggi diperlukan daya tahan yang maksimal (VO 2 max) Kekuatan otot tungkai dan IMT (Indeks Massa Tubuh) yang meliputi tinggi badan, berat badan. Pelari memiliki teknik lari harus didukung oleh tinggi badan, berat badan, VO 2 max dan kekuatan otot tungkai. Dari penjelasan diatas peneliti menduga, dengan adanya tinggi badan, berat badan, VO 2 max dan kekuatan otot tungkai diharapkan kemampuan lari sprint 200 meter mendapatkan hasil yang baik. Apalagi seseorang yang memiliki tinggi badan dan berat yang ideal, VO 2 max yang maksimal, kekuatan otot tungkai yang kuat maka dalam berlari bisa memperoleh kecepatan yang maksimal. Hal ini akan lebih mendukung dalam kemampuan lari sprint 200 meternya. Dari rangkaian uraian di atas penulis tertarik untuk mengulas tentang apakah benar faktor tinggi badan, berat badan, VO 2 max dan kekuatan otot tungkai berpengaruh dengan kemampuan lari sprint 200 meter di SMP N 2 Purbolinggo Lampung Timur. Lalu seberapa besar sumbangan yang diberikan tinggi badan, berat badan, VO 2 max dan kekuatan otot tungkai terhadap keberhasilan lari sprint 200 meter? Mengingat di SMP N 2 Purbolinngo Lampung Timur belum pernah diadakan penelitian mengenai hubungan tinggi badan, berat badan, VO 2 max dan kekuatan otot tungkai dengan lari sprint 200 meter, maka hal ini lebih menambah ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian di SMP N 2 Purbolinggo

5 B. Identifikasi Masalah 1. Belum diketahui faktor-faktor yang menentukan kecepatan lari sprint 200 meter. 2. Belum diketahui hasil lari jarak pendek (sprint) 200 meter pada siswa SMP N 2 Purbolinggo Lampung Timur. 3. Belum diketahui hubungan antara tinggi badan, berat badan, VO 2 max dan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan lari jarak pendek (sprint) 200 meter siswa SMP N 2 Purbolinggo Lampung Timur. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas serta adanya keterbatasan waktu, biaya, tenaga, dan kemampuan peneliti maka di dalam penelitian ini perlu kiranya diberikan pembatasan permasalahan. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi tentang hubungan tinggi badan, berat badan, VO 2 max dan kekuatan otot tungkai terhadap lari jarak pendek (sprint) 200 meter siswa SMP N 2 Purbolinggo Lampung Timur. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan tinggi badan dengan kemampuan lari jarak pendek (sprint) 200 meter siswa SMP N 2 Purbolinggo? 2. Apakah terdapat hubungan berat badan dengan kemampuan lari jarak pendek (sprint) 200 meter siswa SMP N 2 Purbolinggo?

6 3. Apakah terdapat hubungan VO 2 max dengan kemampuan lari jarak pendek (sprint) 200 meter siswa SMP N 2 Purbolinggo? 4. Apakah terdapat hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan lari jarak pendek (sprint) 200 meter siswa SMP N 2 Purbolinggo? E. Tujuan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan tinngi badan dengan kemampuan lari jarak pendek (sprint) 200 meter siswa SMP N 2 Purbolinggo. 2. Untuk mengetahui hubungan berat badan dengan kemampuan lari jarak pendek (sprint) 200 meter siswa SMP N 2 Purbolinggo. 3. Untuk mengetahui hubungan VO 2 max dengan kemampuan lari jarak pendek (sprint) 200 meter siswa SMP N 2 Purbolinggo. 4. Untuk mengetahui hubungan kekuatan otot tungkai dengan kemampuan lari jarak pendek (sprint) 200 meter siswa SMP N 2 Purbolinggo. F. Manfaat Penelitian Hasil yang peneliti harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagi siswa Agar siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang lari jarak pendek (sprint) 200 meter sehingga dapat dijadikan pembanding atau langkah kedepannya. b. Bagi guru penjasorkes Sebagai sarana untuk keberhasilan tugas dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam lari jarak pendek (sprint) 200 meter.

7 c. Bagi pihak sekolah Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan kemampuan siswa, khususnya pada peningkatan hasil lari jarak pendek (sprint) 200 meter. d. Program Studi Pendidikan Olahraga Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan ilmu keolahragaan, khususnya untuk Atletik lari jarak pendek (sprint) 200 meter.selain itu juga memberikan sumbangan pemikiran untuk kemajuan program studi pendidikan jasmani dan kesehatan. e. Bagi peneliti lain Diharapkan terangsang untuk meneliti secara mendalam tentang masalah yang berhubungan dengan cabang olahraga atletik yang belum terjangkau dalam penelitian.