ANALISA PERPINDAHAN PANAS PAVING BLOCK TERBUAT DARI ABU BOILER SISA PEMBAKARAN SERAT DAN CANGKANG KELAPA SAWIT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

PENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR PANTAI YANG DIBERI PERLAKUAN DAN SUBSTITUSI CANGKANG BUAH SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMANFAATAN BAHAN LIMBAH CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN PENGISI AGREGAT KASAR PADA BETON

PENGENALAN SEMEN SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK BETON. Ferdinand Fassa

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton.

PENENTUAN KUALITAS PAVING BLOCK BERDASARKAN SIFAT FISIS VARIASI CAMPURAN PASIR DAN SEMEN. Yon Fajri, Riad Syech, Sugianto

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

BAB 3 METODOLOGI. berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

PEMANFAATAN LIMBAH PASIR KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PASIR SUNGAI PADA PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

III. METODE PENELITIAN

Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

PENENTUAN KUALITAS BATU BATA MERAH BERDASARKAN KONDUKTIVITAS TERMAL

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN BATAKO DENGAN MEMANFAATKAN CAMPURAN FLY ASH DAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN KADAR YANG TINGGI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk Perendaman

Aditya Kurniawan ( ) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau tanpa

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

/BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh faktor air semen dan suhu selama perawatan.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran

PENGARUH VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN TEMPERATUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Irzal Agus. (Dosen Fakultas Teknik Unidayan Baubau) ABSTRACT

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB I PENDAHULUANb Latar Belakang Permasalahan

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN

STUDI PEMANFAATAN LIMBAH PT BOMA BISMA INDRA UNTUK PEMBUATAN PAVING BLOCK

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

PENGARUH PANAS PEMBAKARAN PADA BETON TERHADAP PERUBAHAN NILAI KUAT TEKAN ( INFLUENCE ON THE COMBUSTION HEAT TO CHANGE THE VALUE OF CONCRETE STRENGTH )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya,

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG

PEMANFAATAN SLUDGE FLY ASH UNTUK PEMBUATAN PAVING BLOK

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

Transkripsi:

ANALISA PERPINDAHAN PANAS PAVING BLOCK TERBUAT DARI ABU BOILER SISA PEMBAKARAN SERAT DAN CANGKANG KELAPA SAWIT Program Studi Pengolahan Hasil Perkebunan Kelapa Sawit Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi Email : nkristono@gmail.com Abstrak Paving block dari abu boiler adalah salah satu produk bahan bangunan yang dibuat dari sisa pembakaran serat dan cangkang kelapa sawit pada boiler, serta semen yang diaduk secara manual lalu dicetak. Paving block digunakan sebagai penutup atau pengerasan permukaan tanah yang bisa menyerap air. Terdapat standarisasi kekuatan paving block. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya perpindahan panas yang terjadi pada paving block terbuat dari abu sisa pembakaran pada boiler di pabrik kelapa sawit dan perpindahan panas pada paving block biasa. Terdapat 4 komposisi yang berbeda antara abu boiler dan semen dalam pembuatan paving block tersebut, yaitu: 1:1; 1: 3 /4; 1: 1 /2; dan 1: 1 /4. Berat jenis (density) paving block dari abu boiler adalah 1.175,26 Kg/m³, sedangkan berat jenis paving block biasa adalah 2.110,10 Kg/m³. Konduktivitas termal paving block adalah 0,72 W/m.K. Diperoleh nilai perpindahan panas yang berbeda antara paving block dari abu boiler dengan paving block biasa. Untuk paving block dari abu boiler dengan komposisi 1:1; 1: 3 /4; 1: 1 /2; dan 1: 1 /4 dengan temperatur panas (Tp) 200⁰C dan temperatur dingin (Td) 32⁰C diperoleh nilai perpindahan panas (q) sebesar 48,98 W. Sedangkan paving block biasa dengan temperatur panas (Tp) 200⁰C dan temperatur dingin (Td) 33⁰C diperoleh nilai perpindahan panas (q) sebesar 37,36 W. Temperature maksimal pengujian sebesar 200⁰C tidak merubah struktur dan dimensi pada paving block dari abu boiler. Kata Kunci Paving Block, Abu Boiler, Perpindahan Panas. Abstract Paving block of boiler ash is a building material product made from residual burning of fiber and palm shells in boiler, as well as manually stirred cement and then printed. Paving block is used as cover or hardening of soil surface that can absorb water. There is standardization of paving block strength. The purpose of this research is to know the amount of heat transfer that occurs in paving block made from burning residue in boiler at palm oil mill and heat transfer in ordinary paving block. There are 4 different compositions between boiler ash and cement in the manufacture of the paving block, ie: 1:1; 1: 3 /4; 1: 1 /2; and 1: 1 /4. The density of paving block from boiler ash is 1,175.26 Kg/m³, while the typical paving block weight is 2,110.10 Kg/m³. The thermal conductivity of the paving block is 0.72 W/m.K. Different heat transfer values are obtained between paving block of boiler ash with regular paving blocks. For paving block of boiler ash with composition 1:1; 1: 3 /4; 1: 1 /2; and 1: 1 /4 with hot temperature (Tp) 200⁰C and cold temperature (Td) 32⁰C obtained heat transfer value (q) of 48.98 W. While the usual paving block with temperature 200⁰C and cold temperature (Td) 33⁰C obtained heat transfer value (q) of 37.36 W. Maximum test temperature of 200⁰C does not change the structure and dimensions of the paving block of boiler ash. Keywords Jurnal Citra Widya Edukasi Vol IX No. 2 Agustus 2017 ISSN. 2086-0412 Copyright 2017 Paving Block, Boiler Ash, Heat Transfer. 173

Pendahuluan P aving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis lainnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut. Sedangkan menurut SK SNI T-04-1990-F, paving block adalah segmen-segmen kecil yang terbuat dari beton dengan bentuk segi empat atau segi banyak yang dipasang sedemikian rupa sehingga saling mengunci (Dudung Kumara, 1992; Akmaluddin dkk, 1998). Paving block abu boiler adalah batu cetak yang berasal dari campuran berupa abu boiler dari pembakaran serat dan cangkang kelapa sawit dan semen dengan perbandingan campuran tertentu, yang mempunyai beberapa variasi bentuk untuk memenuhi selera pemakai. Analisa Perpindahan Panas Paving Block Terbuat dari Abu Boiler Sisa Pembakaran Serat dan Cangkang Kelapa Sawit Abu boiler pembakaran serat dan cangkang kelapa sawit merupakan biomass dengan kandungan silika (SiO 2 ± ) yang potensial dimanfaatkan. Pembakaran cangkang dan serat buah menghasilkan kerak yang keras berwarna putih keabuan akibat pembakaran dengan suhu yang tinggi dengan kandungan silika 58,02%.Selain itu, abu boiler tersebut juga mengandung kation anorganik seperti kalium dan natriimi (Graille dkk, 1985). Spesifikasi dari abu boiler adalah berbentuk halus, seperti serbuk (powder). Ukuran abu boiler < 3 mm. Abu boiler berwama abu-abu hingga hitam (Anonimous, 2007). abu boiler mengandung 3 komponen utama Si02 sebanyak 58,02%, CaO sebanyak 12,65% dan AI 2 O 3 sebanyak 8,70%. Abu boiler merupakan bahan material yang bersifat pozzolan, karena abu boiler yang dihasilkan disisa pembakaran ini mempunyai kandungan silika yang cukup tinggi. Proses pembakaran serat cangkang menjadi abu juga membantu menghilangkan kandungan kimia organik. Perlakuan panas terhadap silika dalam serat cangkang berakibat pada perubahan struktur yang berpengaruh terhadap aktivitas pozzolan abu dan kehalusan butiran Abu boiler mempunyai berat jenis 2,270 (Edison, 2003). Abu boiler ini berasal dari pada kerak boiler yang mengalami proses penggilingan atau yang telah dihaluskan. Salah satu limbah boiler ini pada dasarnya adalah abu yang mengeras pada setiap dinding-dinding boiler akibat endapan-endapan abu yang terperangkap pada mesin siklon saat terjadinya pembakaran cangkang dan serat buah kelapa sawit pada tungku pembakaran boiler. Kerak/slag boiler yang disebabkan adanya endapanendapan deposit mineral yang mengeras. Fenomena ini sangat merugikan bagi pembakaran pada boiler, karena akan mengurangi efisiensi pertukaran panas. Penyebab fenomena ini adalah tekanan gas yang berbeda pada setiap bahan bakar yang mengakibatkan percikan pijar api dan partikel yang relatif ringan, namun tidak mampu keluar daripada mesin pengendap siklon dan akan melekat pada dinding-dinding boiler. Sedangkan partikel yang ringan akan dikeluarkan melalui cerobong asap dan partikel yang relatif berat dan habis terbakar akan tertampung pada tempat abu yang berada dibawah tungku. Slag/kerak boiler kelapa sawit ini adalah memiliki massa yang lebih berat dari pada fly ash (abu terbang) 174 Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

JCWE Vol IX No. 2 (173 182) yang keluar dari pada cerobong asap, dan kerak boiler ini relatif memiliki pori-pori yang banyak. Pada Umumnya kerak ini digunakan oleh Pabrik Kelapa Sawit sebagai pengeras jalan di sekitar pabrik. Berdasarkan uraian diatas, untuk memaksimalkan pemanfaatan sisa dari pembakaran boiler yang berupa abu boiler maka dibuat kajian yang membahas tentang " Analisa Perpindahan panas "Paving Block" terbuat dari abu boiler pembakaran serat dan cangkang Kelapa Sawit". Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pemanfaatan abu hasil pembakaran serat dan cangkang pada boiler. 2. Untuk mengetahui perpindahan panas yang terjadi pada paving block yang terbuat dari abu hasil pembakaran serat dan cangkang pada boiler. 3. Untuk mengetahui letak perbedaan perpindahan panas yang terjadi pada paving block yang terbuat dari abu hasil pembakaran serat dan cangkang pada boiler dengan komposisi material paving block yang berbeda. Metodologi Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017, bertempat di kampus Politeknik Citra Widya Edukasi. Alat-alat yang digunakan adalah seperti yang terlihat pada Tabel 1 dan bahan-bahan yang digunakan adalah seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 1 Alat Tabel 2 Alat-alat Yang Digunakan Cetakan paving block Cetok Palu Timbangan manual Ember plastic Kompor elektrik Termometer stick Bahan Abu boiler Semen Fungsi Bahan-bahan Yang Digunakan Untuk mencetak paving block Untuk mengaduk campuran bahan Untuk memadatkan pada saat pencetakan paving block Untuk mengetahui berat komposisi dari bahan Untuk mencampur bahan dan sebagai tempat air Sumber panas untuk pengujian Alat ukur temperature Fungsi Sebagai sampel dari penelitian Bahan pengikat Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 1. Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi 175

Mulai Studi Literatur Pembuatan Cetakan Analisa Perpindahan Panas Paving Block Terbuat dari Abu Boiler Sisa Pembakaran Serat dan Cangkang Kelapa Sawit Pencampuran Abu dan Bahan Pengikat Ya Pengeringan Pecah? Tidak Pengujian Perpindahan Panas Data dan Analisa Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1 Tahapan Penelitian Hasil dan Pembahasan Proses Pembentukan Paving Block Paving block yang dibuat dari bahan abu boiler (sisa pembakaran di dalam ruang bakar untuk mengubah fase cair menjadi gas bertekanan pada ketel uap) dengan bahan perekat semen, makan terbentuk ikatan antara keduanya. Pada proses pencampuran tersebut abu boiler yang berwarna hitam pekat dan berbentuk butiran disatukan dengan bahan perekat semen. Abu boiler yang ditimbang terlebih dahulu, kemudian menimbang kembali semen dengan komposisi yang telah diukur, yaitu 1:1 (satu kg abu boiler berbanding 1 kg semen). Adapun komposisi yang diatur selanjutnya adalah 1 : ¾; 1 : ½; dan 1 : ¼. Adapun gambar dari bahan dan hasil pencampuran tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Setelah melakukan pencampuran antara abu boiler dengan bahan semen maka dilakukan pencetakan. Adapun gambar cetakan dan hasil cetakan dapat dilihat pada Gambar 3. Setelah paving block terbentuk, maka dilakukan proses pengeringan dan mengurangi kadar air yang masih ada. Setelah paving block mengeras, maka dilakukan proses pengujian perpindahan panas. 176 Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

JCWE Vol IX No. 2 (173 182) (a) (b) (c) (d) Gambar 2 Bahan Utama Paving Block: (a) Abu Boiler; (b) Semen; (c) Pencampuran Abu Boiler dengan Semen; dan (d) Pengadukan Bahan dengan Penambahan Air (a) (b) Gambar 3 Pencetakan Paving Block: (a) Bahan Paving Block dicetak; dan (b) Hasil Cetakan Paving Block Pengujian Perpindahan Panas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui besar perpindahan panas yang terjadi pada paving block dengan menggunakan perpindahan panas konduksi. Pada saat pelaksanaan pengujian perpindahan panas konduksi pada paving block abu boiler ini harus dipastikan bahwa temperatur ruangan normal dan stabil. Dengan mengetahui beberapa parameter yang terdapat pada paving block, yaitu: dimensi, konduktivitas termal benda, perbedaan temperatur dari paving block (Tp = Temperatur panas/sumber, Td = Temperatur dingin/sisi yang tidak terkena panas), maka dapat Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi 177

dihitung perpindahan panas yang terjadi. Perhitungan perpindahan panas yang terjadi pada paving block abu boiler dengan menggunakan persamaan (1) adalah sebagai berikut: q = ( T x ) K.A q = ( (200 32 ) 0,067 m ) (0,72 W m.k)(0,02714 m 2 ) (1) Analisa Perpindahan Panas Paving Block Terbuat dari Abu Boiler Sisa Pembakaran Serat dan Cangkang Kelapa Sawit = 48,98 W Dari pengujian semua sampel dengan komposisi yang berbeda diperoleh data pengujian dan nilai hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 3 6. Tabel 3 Data Pengujian Paving Block dengan Komposisi 1:1 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 No Tp Td Waktu Tp Td Waktu Tp Td Waktu (⁰C) (⁰C) (s) (⁰C) (⁰C) (s) (⁰C) (⁰C) (s) Perpindahan Panas (W) 1 50 32 39 50 32 45 50 32 50 5,25 2 60 32 75 60 32 85 60 32 90 8,16 3 70 32 105 70 32 110 70 32 130 11,08 4 80 32 130 80 32 135 80 32 158 13,99 5 90 32 160 90 32 163 90 32 187 16,91 6 100 32 200 100 32 190 100 32 227 19,83 7 110 32 254 110 32 215 110 32 243 22,74 8 120 32 315 120 32 270 120 32 283 25,66 9 130 32 370 130 32 315 130 32 310 28,57 10 140 32 455 140 32 380 140 32 323 31,49 11 150 32 490 150 32 440 150 32 405 34,40 12 160 32 515 160 32 495 160 32 457 37,32 13 170 32 560 170 32 540 170 32 476 40,23 14 180 32 594 180 32 585 180 32 510 43,15 15 190 32 718 190 32 615 190 32 574 46,06 16 200 32 780 200 32 660 200 32 624 48,98 Dengan memberikan temperatur panas yang dinaikkan secara perlahan dari temperatur 50 C sampai dengan 200 C (Tp), sisi lain dari paving block tidak mengalami kenaikan temperatur, dimana hanya terbaca di dalam termometer sebesar 32 C. Ini menandakan bahwa bahan paving block menyerap panas dan merupakan bahan peredam panas. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai laju perpindahan panas sebesar 48,98 W. Pada paving block yang mengunakan komposisi 1 : ¾, dengan menaikkan temperatur sumber secara bertahap sebesar 10 C, dari temperatur 50 C sampai dengan 200 C, pada sisi yang tidak terkena langsung sumber panas tidak terjadi perubahan yaitu 32 C (sama seperti temperatur lingkungan). Ini menandakan bahwa paving block dalam perpindahan panasnya masih dapat menahan panas. Sehingga paving block disebut isolator. 178 Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

JCWE Vol IX No. 2 (173 182) Tabel 4 Data Pengujian Paving Block dengan Komposisi 1: 3 /4 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 No Tp Td Waktu Tp Td Waktu Tp Td Waktu (⁰C) (⁰C) (s) (⁰C) (⁰C) (s) (⁰C) (⁰C) (s) Perpindahan Panas (W) 1 50 32 53 50 32 41 50 32 57 5,25 2 60 32 110 60 32 84 60 32 95 8,16 3 70 32 147 70 32 131 70 32 118 11,08 4 80 32 173 80 32 165 80 32 142 13,99 5 90 32 215 90 32 205 90 32 180 16,91 6 100 32 249 100 32 233 100 32 200 19,83 7 110 32 267 110 32 261 110 32 213 22,74 8 120 32 280 120 32 300 120 32 227 25,66 9 130 32 306 130 32 341 130 32 250 28,57 10 140 32 334 140 32 370 140 32 269 31,49 11 150 32 367 150 32 392 150 32 282 34,40 12 160 32 389 160 32 420 160 32 298 37,32 13 170 32 402 170 32 473 170 32 311 40,23 14 180 32 447 180 32 534 180 32 327 43,15 15 190 32 523 190 32 585 190 32 356 46,06 16 200 32 574 200 32 613 200 32 417 48,98 Tabel 5 Data Pengujian Paving Block dengan Komposisi 1: 1 /2 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 No Tp Td Waktu Tp Td Waktu Tp Td Waktu (⁰C) (⁰C) (s) (⁰C) (⁰C) (s) (⁰C) (⁰C) (s) Perpindahan Panas (W) 1 50 32 57 50 32 52 50 32 56 5,25 2 60 32 103 60 32 87 60 32 85 8,16 3 70 32 127 70 32 110 70 32 121 11,08 4 80 32 153 80 32 129 80 32 160 13,99 5 90 32 199 90 32 145 90 32 210 16,91 6 100 32 237 100 32 169 100 32 227 19,83 7 110 32 256 110 32 182 110 32 250 22,74 8 120 32 273 120 32 202 120 32 283 25,66 9 130 32 291 130 32 221 130 32 321 28,57 10 140 32 305 140 32 242 140 32 339 31,49 11 150 32 328 150 32 271 150 32 352 34,40 12 160 32 365 160 32 312 160 32 371 37,32 13 170 32 382 170 32 330 170 32 390 40,23 14 180 32 402 180 32 352 180 32 413 43,15 15 190 32 420 190 32 379 190 32 427 46,06 16 200 32 467 200 32 423 200 32 458 48,98 Dengan melihat kembali data pengujian Tabel 5, dengan komposisi antara abu boiler dengan semen 1 : ½, kami melakukan kembali menaikkan temperatur sebesar 10 C setiap langkahnya, dimulai dari 50 C sampai dengan 200 C. Perubahan disisi yang tidak terkena panas masih sama seperti tabel 3 dan 4 yang tidak mengalami perubahan temperatur seperti temperatur lingkungan (32 C). Ini menunjukkan bahwa paving block merupakan bahan isolator untuk panas. Pada komposisi 1 : ¼, tidak terjadi perubahan temperatur, sehingga temperaturnya seperti temperatur lingkungan. Bahan ini menunjukkan bahwa dapat menahan panas/sebagai bahan isolator untuk panas (sampel No. 3 pecah, maka tidak dilakukan pengujian). Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi 179

Tabel 6 Data Pengujian Paving Block dengan Komposisi 1: 1 /4 Sampel 1 Sampel 2 No Tp Td Waktu Tp Td Waktu (⁰C) (⁰C) (s) (⁰C) (⁰C) (s) Perpindahan Panas (W) 1 50 32 62 50 32 56 5,25 2 60 32 121 60 32 100 8,16 3 70 32 143 70 32 119 11,08 4 80 32 184 80 32 151 13,99 5 90 32 218 90 32 172 16,91 6 100 32 249 100 32 194 19,83 7 110 32 265 110 32 240 22,74 8 120 32 290 120 32 268 25,66 9 130 32 305 130 32 301 28,57 10 140 32 316 140 32 330 31,49 11 150 32 325 150 32 357 34,40 12 160 32 341 160 32 381 37,32 13 170 32 357 170 32 410 40,23 14 180 32 369 180 32 437 43,15 15 190 32 393 190 32 462 46,06 16 200 32 420 200 32 493 48,98 Analisa Perpindahan Panas Paving Block Terbuat dari Abu Boiler Sisa Pembakaran Serat dan Cangkang Kelapa Sawit Perhitungan perpindahan panas yang terjadi pada paving block biasa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (1) sebagai berikut: q = Tabel 7 ( (200 32 ) 0,072 m ) (0,72 W m.k )(0,02236 m 2 ) = 37,36 W Data Pengujian Paving Block Biasa No Tp (⁰C) Td (⁰C) Waktu ( s ) Perpindahan Panas (W) 1 50 32 65 3,80 2 60 32 116 6,04 3 70 32 138 8,28 4 80 32 162 10,51 5 90 32 181 12,75 6 100 32 205 14,99 7 110 32 220 17,23 8 120 32 235 19,46 9 130 32 257 21,70 10 140 32 280 23,94 11 150 32 304 26,17 12 160 32 329 28,41 13 170 32 367 30,65 14 180 32 393 32,89 15 190 32 427 35,12 16 200 32 493 37,36 Pada Tabel 8 menunjukkan terjadi perubahan nilai perpindahan panas yang berbeda dari tabel sebelumnya, ini dikarenakan adanya perbedaan luas penampang yang dilalui oleh panas dan tebal benda, sehingga hasil perpindahan panasnya berbeda. Pada Tabel 8, dilakukan percobaan pengujian mengukur panas 1 cm dari sumber panas, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara komposisi abu boiler paving block dengan yang biasa, dimana dengan menggunakan abu boiler temperatur antara 40 43 C. Sedangkan dengan paving block biasa dalam pengungujian menunjukkan temperatur yang berpindah sebesar 48 C. Ini menunjukkan paving block biasa mempunyai perpindahan panas yang lebih daripada bahan abu boiler. 180 Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

JCWE Vol IX No. 2 (173 182) Tabel 8 Data Pengujian Pengukuran Temperatur dengan Ketebalan 1 cm di atas Sumber No Jenis Paving Block Tp (⁰C) Td (⁰C) Perpindahan Panas (W) 1 Komposisi 1:1 1 200 41 46,36 2 200 41 46,36 3 200 41 46,36 2 Komposisi 1: 3 /4 1 200 42 46,06 2 200 42 46,06 3 200 42 46,06 3 Komposisi 1: 1 /2 1 200 43 45,77 2 200 42 46,06 3 200 41 46,36 4 Komposisi 1:1/4 1 200 42 46,06 2 200 40 46,65 3 200 41 46,36 5 Paving block biasa 1 200 48 33,48 Tabel 9 Data Pengujian Berat dan Dimensi Paving Block No Komposisi Dimensi Volume Volume Densitas Berat (kg) Paving Block (cm x cm x cm) (cm 3 ) (m 3 ) (kg/m 3 ) 1 Komposisi 1:1 2,05 23 x 11,8 x 6,7 1.818,38 0,00181838 1.127,377116 2 2,07 23 x 11,8 x 6,7 1.818,38 0,00181838 1.138,375917 3 1,85 23 x 11,8 x 5,8 1.574,12 0,00157412 1.175,259828 1 Komposisi 1: 3 /4 1,95 23 x 11,8 x 6,7 1.818,38 0,00181838 1.072,383110 2 2,03 23 x 11,8 x 6,7 1.818,38 0,00181838 1.116,378315 3 1,95 23 x 11,8 x 6,7 1.818,38 0,00181838 1.072,383110 1 Komposisi 1: 1 /2 1,80 23 x 11,8 x 6,7 1.818,38 0,00181838 989,892102 2 1,82 23 x 11,8 x 6,7 1.818,38 0,00181838 1.000,890903 3 1,87 23 x 11,8 x 6,7 1.818,38 0,00181838 1.028,387906 1 Komposisi 1:1/4 1,62 23 x 11,8 x 6,7 1.818,38 0,00181838 890,9028916 2 1,60 23 x 11,8 x 6,7 1.818,38 0,00181838 879,9040905 3 1,60 23 x 11,8 x 6,7 1.818,38 0,00181838 879,9040905 1 Paving block biasa 3,35 21 x 10,5 x 7,2 1.587,60 0,0015876 2.110,1033010 Dengan melihat Tabel 9, paving block biasa mempunyai berat yang lebih tinggi (3,35 kg) dibandingkan dengan paving block abu boiler, yaitu antara 1,6 kg 2,05 kg (tergantung perbandingan campuran yang dilakukan). Dengan melihat densitas (kerapatan) yang dimiliki oleh paving block (biasa) memiliki kerapat yang besar (2.110,103 kg/cm 3 ) dibandingkan dengan paving block abu boiler sebesar 879,91 kg/m3 sampai dengan 1.127,38 kg/cm 3. Dengan melihat Tabel 7, 8 dan 9 dapat disimpulkan bahwa dengan kerapatan yang besar, konduktivitas termal bahan yang digunakan, maka perambatan/perpindahan panas yang terjadi semakin lebih cepat dan mudah. Penutup Kesimpulan Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pada temperatur panas 200⁰C diperoleh temperatur dingin yang berbeda antara paving block abu boiler sebesar 32 ⁰C dan paving block biasa sebesar 33⁰C. Pada ketebalan 1 cm diatas permukaan sumber diperoleh nilai temperatur dingin pada paving block abu boiler sebesar Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi 181

41⁰C, 42⁰C, 43⁰C, sedangkan pada paving block biasa diperoleh nilai sebesar 48⁰C. Panas lebih cepat merambat pada paving block biasa dibandingkan dengan paving block abu boiler. 2. Pada paving block abu boiler dengan temperatur panas 200⁰C dan temperatur dingin 32⁰C diperoleh nilai perpindahan panas sebesar 48,69 W dan dengan temperatur panas 200⁰C dan temperatur dingin 32⁰C nilai perpindahan panas yang terjadi pada paving block biasa sebesar 37,36 W. Paving block abu boiler mampu menahan panas lebih besar dibandingkan abu boiler biasa. Analisa Perpindahan Panas Paving Block Terbuat dari Abu Boiler Sisa Pembakaran Serat dan Cangkang Kelapa Sawit 3. Nilai density paving block abu boiler 1.175,26 kg/m³ sedangkan nilai density paving block biasa 2.110,10 kg/m³. Massa paving block lebih ringan dari pada paving block biasa. 4. Pada temperatur maksimal pengujian sebesar 200⁰C paving block abu boiler tidak mengalami perubahan struktur dan dimensi. Saran Untuk mengetahui perpindahan panas yang terjadi dengan temperatur sumber lebih dari 200⁰C dan mengetahui titik lebur paving block abu boiler diharapkan melakukan kajian lebih sesuai dengan karakteristik paving block abu boiler. Daftar Pustaka Aditya, C. (2012). Pengaruh Penggunaan Limbah Pasir Onyx Sebagai Substitusi Pasir Terhadap Kuat Tekan, Penyerapan Air Dan Ketahanan Aus Paving Block. Widya Teknika, 20(1). Holman, J.P. (1994). Perpindahan Kalor. Jakarta: Erlangga. Putra, E.A. (2012). Pembuatan Paving Block Dengan Menggunakan Pasir Limbah Rumah Tangga Sebagai Bahan Pengisi Dengan Perekat Alternatif Tepung Kanji. Riyaldi, A. (2015). Studi Eksperimental Proses Pembuatan Paving Block Komposit Concrete Foam Diperkuat Serat TKKS Akibat Beban Tekan Statik. Tugas Akhir. Medan: Universitas Sumatera Utara. Prestika, M. (2016). Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Brožovský, J., Matějka, O., & Martinec, P. (2005). Concrete Interlocking Paving Blocks Compression Strength Determination Using Non-Destructive Meth. The 8 th International Conference of the Slovenian Society for Non- Destructive Testing: Application of Contemporary Non-Destructive Testing in Engineering, September 1 st 3 rd, 2005, 91-97. 182 Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi