PENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYEMPROTAN PUPUK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH JARAK TANAM DAN MACAM PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Paseolus radiatus L.)

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

BAHAN METODE PENELITIAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculantus) PADA PELAKUAN PUPUK DEKAFORM DAN DEFOLIASI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

PENGARUH DOSIS PUPUK SP 36 DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L) VARIETAS GAJAH

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.))

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS ROOTONE-F DAN BAHAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BUGENVIL (Bougainvillea spectabilis L.)

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

Jurnal Cendekia Vol 11 No 3 Sept 2013 ISSN

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

APLIKASI CARA TANAM PADA DNA VARIETAS WIJEN, TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

III. BAHAN DAN METODE

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang sangat

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK TERHADAP PRODUKSI KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

JURNAL SAINS AGRO

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

Upaya Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max) Melalui Aplikasi Mulsa Daun Jati Dan Pupuk Organik Cair.

169 ZIRAA AH, Volume 35 Nomor 3, Oktober 2012 Halaman ISSN

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR BIOAKTIVATOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETEPENG DAN ABU SABUT KELAPA UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH

Pengaruh Jenis Media Tanam Dan Konsentrasi Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Awal Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) Pada Sistem Hidroponik

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH JUMLAH BENIH PERLUBANG DAN INTERVAL PEMBERIAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glicine Max (L.) Merrill).

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Pengaruh Jarak Tanam dan Frekuensi Penyemprotan (Mariyatul Q.) 15 PENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYEMPROTAN PUPUK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.) Mariyatul Qibtyah Fakultas Pertanian Universitas Islam Darul Ulum Lamongan mariyatul@gmail.com Abstract : To increase the maximum green beans production strongly depends from the available land area, technology and systems of cultivation. One of the system or the way it is with the application of cultivation planting distance and frequency of spraying. This research was carried out in the village of Cungkup Sub-district Shoots lamongan. Located at an altitude of place ± 8 meters above sea level. This study used a Randomized Design Group (RAK) factorial. Factor 1: trunks (J) 20 cm x 10 cm, 30 cm and 40 cm x 20 cm x 10 cm. 2 Factors: the frequency of spraying (F) 6 x, 8 x and 10 x spraying. The conclusion that the combination of the best treatment at planting distance 30 cm x 20 cm and spraying frequency 8 x (J2F2). Keywords: planting distance, liquid manure, green beans PENDAHULUAN Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) sebagai sumber protein nabati yang tinggi (A, B1 dan C) serta beberapa mineral yang penting bagi manusia, dan merupakan komoditas strategis karena permintaannya cukup besar setiap tahun, baik untuk bahan pangan, pakan, maupun industri. (Anonymous, 2012) Menurut Atman (2007) Kacang hijau memiliki kelebihan dibandingkan tanaman pangan lainnya, yaitu: (1) berumur genjah (55-65 hari), (2) lebih toleran kekeringan dengan kebutuhan air relatif kecil, yakni 700-900 mm/tahun karena berakar dalam. (3) dapat ditanam pada lahan yang kurang subur dan penyubur tanah karena bersimbiose dengan rhizobium dan menghasilkan biomasa banyak (11-12 t/ha), (4) cara budidayanya mudah, cukup olah tanah minimal dan biji disebar, (5) hama yang menyerang relatif sedikit dan (6) harga jual tinggi dan stabil. Untuk meningkatkan produksi kacang hijau yang maksimal sangat tergantung dari luas

16 Saintis, Vol. 6, No. 2, Oktober 2014 lahan yang tersedia, Teknologi dan sistem budidaya. Salah satu dari sistem atau cara budidaya itu dengan penerapan jarak tanam dan frekuensi penyemprotan yang tepat. Peranan jarak tanam terhadap populasi tanaman per satuan luas sangat penting bagi pertumbuhan tanaman, khususnya tanamn kacang hijau. Disamping untuk menghasilkan pertumbuhan dan produksi kacang hijau yang lebih optimal. Jarak tanam juga berfungsi untuk pemerataan sinar matahari, tidak terjadi perebutan makanan yang berupa unsur hara dalam tanah serta penggunaan benih lebih efisien. (Anonymous, 2011) Selain penggunaan jarak tanam yang tepat, pertumbuhan dan produksi kacang hijau juga di pengaruhi oleh frekuensi penyemprotan yang tepat. Penyemprotan pupuk secara langsung pada bagian daun tanaman atau juga dikenal dengan istilah foliar feeding itu sendiri merupakan salah satu teknik pemenuhan nutrisi bagi tanaman yang saat ini sudah biasa diterapkan petani, terutama untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mikro tanaman, seperti: Fe, Zn, Cu, Mo, dan Ca. Setelah memperhatikan beberapa aspek baik peluang maupun hambatan yang di hadapi maka perlu dilakukan penelitian dangan menggunakan perlakuan jarak tanam dan frekuensi penyemprotan agar dapat menghasilkan produksi yang optimal pada tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan frekuansi penyemprotan pupuk cair terhadap pertumbuhan dan produksi kacang hijau (Phaseolus radiatus L). BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cungkup Kecamatan Pucuk, Kabupaten Lamongan. Ketinggian tempat ±8 meter di atas permukaan laut. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: benih kacang hijau dari varietas kenari, pupuk cair Zumat, pupuk Phonska, pupuk SP- 36. Alat-alat yang digunakan yaitu: cangkul, tugal, handsprayer, meteran, timbangan, papan nama, ajir, tali, ember, dan alat-alat tulis. Penelitian dilakukan dengan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, yang terdiri dari dua faktor, yaitu : Faktor I : Jarak tanam (J) dengan 3 level, antara lain : J1 = Jarak tanam 20 cm x 10 cm; J2 = Jarak tanam 30 cm x 20 cm; J3 = Jarak tanam 40 cm x 10 cm, sedangkan Faktor II : Frekuensi penyemprotan (F) terdiri dari 3 level, antara lain F1= Frekuensi penyemprotan 6 x ; F2 = Frekuensi penyemprotan 8 x ; F3 = Frekuensi penyemprotan 10 x Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi perlakuan yang diulang tiga kali. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji Fisher (Uji-F) pada taraf 5% dan 1%, bila terjadi perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada Taraf Uji 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan jarak tanam dan frekuansi penyemprotan terhadap tinggi tanaman pada umur pengamatan 14 hst, 21 hst dan 28 hst.

Pengaruh Jarak Tanam dan Frekuensi Penyemprotan (Mariyatul Q.) 17 Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) pada Pengamatan Rata-rata Tinggi Tanaman ( cm ) pada Perlakuan Pengamatan 14 hst 21 hst 28 hst J1F1 6,36 bcd 11,33 cd 22,04 ab J1F2 6,04 cd 12,16 b 21,25 bc J1F3 5,96 d 12,12 b 20,11 de J2F1 5,51 e 10,08 e 15,48 f J2F2 6,95 a 13,31 a 22,46 a J2F3 4,59 g 10,95 d 20,05 de J3F1 6,56 b 12,06 b 21,14 bc J3F2 5,34 f 12,11 b 20,89 cd J3F3 6,41 bc 11,94 cb 20,08 de BNT 5% 0,37 0,67 0,84 Keterangan : Angka- angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji bnt 5% Pada tabel 1. dapat dilihat bahwa pengamatan parameter tinggi tanaman menunjukkan interaksi perlakuan jarak tanam (J2 = 30 x 20 cm) dan frekuensi penyemprotan 8 x atau J2F2. Hasil pertumbuhan tinggi tanaman yang baik terdapat pada pengamatan umur 14 hst, 21 hst dan 28 hst. Hal ini dikarenakan penggunaan jarak tanam yang tepat dan frekuensi penyemprotan yang sesuai akan memacu pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau dengan cepat, hal ini tidak hanya didukung oleh faktor di atas akan tetapi faktor luar (lingkungan) juga berpengaruh. Faktor luar (lingkungan) ternyata juga besar pengaruhnya terhadap pemanjangan tinggi tanaman yaitu : curah hujan, suhu, serta intensitas cahaya, menurut Sugito (2000), menyatakan bahwa bila tanaman tumbuh pada intensitas radiasi matahari rendah, sepintas terlihat lebih subur karena tanaman lebih tinggi, daun-daun rimbun, tetapi sebenarnya tanaman tersebut lemah, sebaliknya bila intensitas terlalu tinggi pertumbuhan tanaman terhambat, batang pendek dan daun kecil-kecil. Jumlah Daun Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan jarak tanam dan frekuansi penyemprotan terhadap jumlah daun pada umur pengamatan 21 hst, sedangkan pada pengamatan umur 14 hst dan 28 hst tidak terjadi perbedaan nyata.

18 Saintis, Vol. 6, No. 2, Oktober 2014 Tabel 2. Rata-rata Jumlah Daun (helai) pada Pengamatan Perlakuan Rata-rata Jumlah Daun ( helai ) pada Pengamatan 21 hst J1F1 9,2 b J1F2 8,2 bc J1F3 7,6 de J2F1 8,2 c J2F2 9,6 a J2F3 8 d J3F1 8,2 c J3F2 7,6 cd J3F3 7 e BNT 5% 1,10 Keterangan : Angka- angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji bnt 5% Pada tabel 2. dapat dilihat bahwa pengamatan parameter jumlah daun menunjukkan adanya pengaruh nyata perlakuan jarak tanam dan frekuansi penyemprotan pada umur 21. Setelah dilakukan Uji BNT 5% dapat diperoleh bahwa penggunaan perlakuan jarak tanam (J2 = 30 x 20 cm) dan frekuensi penyemprotan 8 x atau J2F2 menghasilkan jumlah helai daun yang lebih baik. Hasil jumlah daun yang baik terdapat pada umur pengamatan 21 hst. Hal ini dikarenakan penggunaan jarak tanam (J2 = 30 x 20 cm) tidak terjadi kompetisi antar tanaman dalam perolehan unsur hara, air, dan cahaya matahari, sehingga semua kebutuhan tanaman terpenuhi. Hal ini akan mempengaruhi proses fotosintesis untuk membentuk gula yang akan digunakan dalam pertumbuhan tanaman diantaranya pembentukan daun. Menurut Najiyati (1997) bahwa faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan daun antara lain intensitas cahaya, suhu udara, ketersediaan air, dan unsur hara. Berat dan volume daun maksimum lebih tinggi pada intensitas cahaya yang tinggi, tetapi luas daun maksimum tercapai pada intensitas cahaya yang relatif rendah. Tanaman yang menerima cahaya lebih banyak, cenderung memiliki jumlah daun lebih banyak dibandingkan dengan tanaman yang kurang menerima cahaya (Danarti, 1997) Pengaturan jarak tanam yang tepat (30 cm x 20 cm) dan penambahan unsur hara melalui penyemprotan memberi stimulus yang baik untuk pertumbuhan vegetatif maupun generatif, akan menyebabkan pertumbuhan tanaman (jumlah daun) memiliki hasil yang terbaik dibandingkan yang lain. Jumlah Cabang Hasil analisis ragam menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara perlakuan jarak tanam dan frekuansi penyemprotan terhadap jumlah cabang pada umur pengamatan 21 hst sedangkan pada pengamatan umur 14 hst dan 28 hst terdapat interaksi.

19 Tabel 3. Rata-rata Jumlah Cabang (buah) pada Pengamatan Rata-rata Jumlah Cabang ( buah ) pada Perlakuan Pengamatan 21 hst J1 8,33 b J2 8,60 a J3 7,73 c BNT 0,39 F1 8,08 F2 8,53 F3 8,07 BNT tn Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji bnt 5%. Pada tabel 3. dapat dilihat bahwa, pengamatan parameter jumlah cabang menunjukan adanya pengaruh pada perlakuan jarak tanam. Percabangan yang banyak terbentuk pada jarak 30 x 20 cm J2, karena pada jarak tanaman tersebut jumlah populasi tanamanya lebih sedikit jika dibandingkan dengan jarak tanaman yang lain. Dan didukung oleh penyemprotan pupuk cair yang berguna untuk pertumbuhan vegetatif. Jarak tanam 30 x 20 cm J2, intensitas matahari yang diterima optimal karena daun-daun tanaman tidak saling menaungi. Akibatnya auksin yang sifatnya tidak menyenangi cahaya matahari akan bergerak kebawah dan membentuk tunas-tunas samping yang akan membentuk percabangan pada batang bagian bawah, (Sugito, 2000) Jumlah Bunga Hasil analisi ragam menunjukkan, terdapat interaksi antara perlakuan jarak tanam dan frekuansi penyemprotan terhadap jumlah bunga pada umur pengamatan 35 hst dan 42 hst. Hasil selengkapnya mengenai pengaruh jarak tanam dan frekuansi penyemprotan terhadap ju mlah bunga tertera pada tabel 5 dibawah. Tabel 4. Rata-rata Jumlah Bunga (kuntum) pada Pengamatan Perlakuan Rata-rata Jumlah Bunga ( kuntum ) pada Pengamatan 35 hst 42 hst J1F1 4,8 de 6,13 c J1F2 5,53 c 6,13 c J1F3 4,73 e 5,73 d J2F1 4,27 f 5,07 g J2F2 5,87 a 6,6 a J2F3 4,93 cd 5,53 e J3F1 5,6 ab 6,33 b J3F2 5,6 bc 5,33 e J3F3 5,53 c 5,13 f BNT 5% 0,05 0,23 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji bnt 5%.

20 Saintis, Vol. 6, No. 2, Oktober 2014 Jumlah bunga pada tanaman kacang hijau yang dicobakan menjadi baik, hal ini dikarenakan adanya pengaruh penggunaan frekuensi penyemprotan pupuk cair lewat daun, karena cara tersebut akan memacu mempercepat penyerapan unsur hara dan menstimulasi saat pertumbuhan generatif (Mashudi, 2007). Ditambahkan dalam Anonymous (2008), bahwa saat pertumbuhan generatif dibutuhkan sumber air yang cukup dalam usaha metabolisme pembentukan organorgan pertumbuhan generatif terutama bunga. Sehingga pembungaan diduga dapat pula dipicu oleh adanya ketersediaannya air yang dibutuhkan saat pemunculan bunga. Jumlah Polong Hasil analisis ragam menunjukan adanya interaksi antara perlakuan jarak tanam dan frekuensi penyemprotan terhadap jumlah polong pada umur pengamatan 35 hst, 49 hst dan 56 hst. tertera pada tabel 5 dibawah. Tabel 5. Rata-rata Jumlah Polong (buah) pada Pengamatan Perlakuan Rata-rata Jumlah Polong ( buah ) pada Pengamatan 42 hst 49 hst 56 hst J1F1 4,27 d 8,07 g 12,33 f J1F2 4,73 b 8,50 de 13,93 bc J1F3 4,2 e 8,53 d 13,8 c J2F1 4,07 f 8,6 cd 13,27 d J2F2 4,87 a 9 a 14,13 a J2F3 4,73 b 8,27 f 14,07 ab J3F1 4,73 b 8,67 bc 13,27 d J3F2 4,67 c 8,6 cd 12,53 e J3F3 4,73 b 8,73 b 13,8 c BNT 5% 0,79 0,11 0,19 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji bnt 5%. Tabel 5. menunjukan, bahwa hasil uji BNT 5 % yang terbaik ditunjukan oleh jarak tanam 30 cm x 20 cm dan frekuensi penyemprotan 8 x (J2F2). Hal ini dikarenakan Jarak tanam 30 cm x 20 cm memiliki jumlah bunga yang paling banyak sehingga pembentukan buah atau polong juga banyak. Dimana kerontokan bunga lebih kecil jika di bandingkan pembentukan polong atau buah. Berat Polong Panen Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan jarak tanam dan frekuensi penyemprotan

21 terhadap berat polong panen pada umur pengamatan 65 hst. Hasil selengkapnya mengenai berat polong panen tertera pada tabel 6 dibawah. Tabel 6. Rata-rata Berat Polong Panen (g) pada pengamatan umur Rata-rata Berat Polong Panen ( g ) pada Perlakuan Pengamatan 65 hst J1 18,07 b J2 21,07 a J3 17,60 c BNT 0,71 F1 19,73 F2 18,73 F3 18,27 BNT tn Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji bnt 5%. Pada tabel 6. dapat dilihat bahwa tidak adanya interaksi antara perlakuan jarak tanam dan frekuensi penyemprotan terhadap berat polong panen. Tetapi adanya berbeda nyata pada perlakuan jarak tanam. Peningkatan produksi kacang hijau dapat dilakukan dengan memperbaiki kultur teknis petani. Diantaranya dengan pengaturan jarak tanam, pupuk yang berimbang, dan penggunaan varietas unggul yang berproduksi tinggi. Pada perlakuan jarak tanam 30 cm x 20 cm tanaman mendapat air dan sinar matahari secara merata. Berat Polong Kering Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi berat polong kering pada umur pengamatan 65 hst.. Tabel 7. Dapat dilihat bahwa perlakuan jarak tanam dan frekuensi penyemprotan terhadap berat polong kering tidak terdapat interaksi, tetapi menunjukkan adanya berbeda nyata pada perlakuan jarak tanam. Tabel 7. Rata-rata Berat Polong Kering (g) pada pengamatan umur Rata-rata Berat Polong Kering ( g ) pada Perlakuan Pengamatan 65 hst J1 15,80 b J2 17,47 a J3 13,73 c BNT 0,39 F1 17,40 F2 14,73 F3 14,87 BNT tn Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji bnt 5%. Berat Biji Kering Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat

22 Saintis, Vol. 6, No. 2, Oktober 2014 interaksi antara perlakuan jarak tanam dan frekuensi penyemprotan terhadap berat biji kering pada umur pengamatan 65 hst. Tabel 8. Rata-rata Berat Biji Kering pada pengamatan umur Rata-rata Berat Biji Kering ( g ) pada Pengamatan Perlakuan 65 hst J1 4,12 b J2 4,73 a J3 3,31 b BNT 0,16 F1 4,39 F2 3,66 F3 3,93 BNT tn Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji bnt 5%. Pada tabel 8. dapat dilihat bahwa tidak adanya interaksi antara perlakuan jarak tanam dan frekuensi penyemprotan terhadap berat biji kering. Tetapi adanya berbeda nyata pada perlakuan jarak tanam. Pemanenan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas biji kacang hijau. Oleh karena itu pemanenan harus dilakukan apabila tanaman sudah masak secara fisiologis, yaitu apabila polong pada setiap tanaman sebagian besar telah kering, mudah pecah dan warna polong yang telah kering biasanya berwarna hitam. Berat 100 Biji Kering Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan jarak tanam dan frekuensi penyemprotan terhadap berat 100 biji kering pada umur pengamatan 65 hst. (Lampiran 18). Hasil selengkapnya tertera pada tabel dibawah. Tabel 9. Rata-rata Berat 100 Biji Kering (g) pada Pengamatan Rata-rata Berat Biji Kering ( g ) pada Pengamatan Perlakuan 65 hst J1 6,00 J2 6,33 J3 6,00 BNT tn F1 6,11 F2 5,89 F3 6,33 BNT tn

23 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata dengan uji bnt 5%. Tabel 9. dapat dilihat bahwa tidak adanya interaksi antara perlakuan jarak tanam dan frekuensi penyemprotan terhadap berat 100 biji kering. KESIMPULAN Berdasarkan pengamatan dan perhitungan melalui analisa sidik ragam penelitian dengan judul Pengaruh Jarak Tanam dan Frekuensi Penyemprotan pupuk cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) dari awal pertumbuhan sampai produksi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat interaksi antara jarak tanam dan frekuensi penyemprotan pupuk cair pada tinggi tanaman, jumlah daun umur 21, jumlah bunga, dan jumlah polong. Dan terdapat perbedaan nyata pada jumlah daun umur 14, 28 hst, jumlah cabang, berat polong panen, berat polong kering, berat biji kering dan berat 100 butir biji kering. 2. Berdasarkan dari hasil analisis dari beberapa indikator pengamatan pengaruh jarak tanam dan frekuensi penyemprotan yang mampu memberikan produksi yang tinggi adalah pengaruh jarak tanam 30 cm x 20 cm dan frekuensi penyemprotan 8 x (J2F2). DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 2008. http://ozone.wordpress.com/2 008/04/29/pupuk-artipenting-dan-perhitungankebutuhannya diunduh pada tanggal 12 Maret 2013 pukul 09.40 ----------------, 2011. http://budidayakacang.blogsp ot.com/2011/06/kacanghijau.html diunduh pada tanggal 12 Juli 2014 pukul 20.35 ----------------, 2012. http://infowongtani.blogspot. com/2012/05/pupukdaun.html diunduh pada tanggal 12 Maret 2013 pukul 09.35 ----------------, 2012. http://www.sarjanaku.com/20 12/04/06/macam-macampupuk-organik-dananorganik.html diunduh pada tanggal 12 Maret 2013 pukul 09.45 Atman, 2007. Budidaya Kacang Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta. Ayu Dyah, 2004. Pengaruh Penggunaan Pupuk Daun dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Phasoolus radiatus L.). Skripsi p 8: Unisda Lamongan.

24 Saintis, Vol. 6, No. 2, Oktober 2014 Bartelsi, 2008. Manfaat Kacangkacangan dan Pengolahannya. Sahabat: Klaten. Budiastuti, Mth. Sri. 2000. Penggunaan Triakontanol dan Jarak Tanam Pada Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.). http://www.iptek.net.id. Diakses pada 20 Desember 2008 Danarti dan Sri Najiyati.1997. Budidaya Tanaman Palawija dan Analisis Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta. Fachruddin, Lisdiana, 2007. Budidaya Kacang-kacangan. Kansius: Jakarta. Iswanto Didik, 2002. Pengaruh Dosis Pemupukan SP36 dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.). Skripsi p 32-33: Unisda Lamongan. Mashudi, 2007. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya: Jakarta. Najiyati Sri dan Danarti, 1997. Palawija Budidaya dan Analisa Usaha Tani. Penebar Swadaya: Jakarta. Purwono dan Heni. 2009. Budidaya 8 Jenis tanaman pangan unggul. Penebar Swadaya. Depok. Purwono dan Rudi Hartono, 2012. Kacang Hijau. Penebar Swadaya: Jakarta. Riadi Sugeng, 2009. Pengaruh Jarak Tanam dan Macam Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.). Skripsi p 36: Unisda Lamongan. Rosmarkam Afandie, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kansius: Jogjakarta. Sitompul,S.M.dan B.Guritno.1995.Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Sugito, 2000. Jarak Tanam Pada Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.). http://www.iptek.net.id. Diakses pada 12 Juli 2015 Suprapto, 2004. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya: Jakarta. Suwahyono Untung, 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik Secara Efektif dan Efisien. Penebar Swadaya: Jakarta. Syam,R.1992. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Gandasil dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau Varietas Parkit. Skripsi: Fakultas Pertanian Universitas Muhamadiyah Malang.67h. (tidak dipublikasikan)