PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS DONGI Alamat : Jl. Lattabe No 4 Dongi, Kec. Pitu Riawa.

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS DONGI Alamat : Jl. Lattabe No 4 Dongi, Kec. Pitu Riawa.

PEMERINTAH KOTA KOTAMOBAGU DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS GOGAGOMAN. Jl. Inpres, Kelurahan Gogagoman, Kecamatan Kotamobagu Barat 95716

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

KATA PENGANTAR. Sampang, Desember 2015 Tim Penyususn,

PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN IBU, ANAK DAN KELUARGA BERENCANA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN ANAK USIA 7 SAMPAI DENGAN 12 TAHUN TENTANG ORAL HYGIENE BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SIKAT GIGI MASSAL

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB IV UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN (UKMBS) KRITERIA 4.1.2

B. Tujuan Untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam

2015, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

WALIKOTA MOJOKERTO, PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 17 TAHUN 2012 TENT ANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELAKSANAAN KEBIJAKAN BOK DI KAB. OGAN ILIR, SUMATERA SELATAN. Asmaripa Ainy. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

PEDOMAN PELAKSANAAN DAN PEMBINAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS ABCD BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEDOMAN PENGELOLAAN USIA LANJUT (USILA) PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT No. 440/ / /KAK/2016 Dokumen No. revisi Tanggal 20 OKTOBER 2016

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di wilayah puskesmas Padang

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

PEDOMAN IDENTIFIKASI JENIS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MADURATNA

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

PEDOMAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PUSKESMAS AMPLAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)

BAB III PEMECAHAN MASALAH. ke Puskesmas Salam diketehui cukup tinggi, hal ini dapat disebabkan oleh

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BGM di Provinsi Lampung

PEMBERDAYAAN KADER PKK DAN KADER POSYANDU SEBAGAI KADER KESEHATAN GIGI DAN MULUT

PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

B A B P E N D A H U L U A N

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan

PEDOMAN PROGRAM P2P ISPA

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN

LAPORAN BOK UPT DINAS KESEHATAN UNIT PUSKESMAS TAHUN 2013

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

PUSKESMAS. VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010

Nomor SOP Tgl Pembuatan Tgl Revisi Tgl Efektif. Nama SOP

Bab VI. Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat

PERENCANAAN DAN PENGGERAKAN PELAKSANAAN TINGKAT PUSKESMAS REIN MATONDANG OCTAVIANA PUSPARANI ESTHER JUNITA DJARI

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA ( Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta )

PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN PROGRAM PROMOTIF DAN PREVENTIF DI PUSKESMAS DALU SEPULUH KECAMATAN TANJUNG MORAWA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

KERANGKA ACUAN PROGRAM LANSIA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

SEJARAH PUSKESMAS Puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014

Poliklinik Kesehatan Desa

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Komponen input pelaksanaan pelayanan promotif dan preventif dalam era JKN

Instrumen Akreditasi Puskesmas

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WAY DENTE

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

Manajemen Puskesmas 1

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

Berilah tanda centang ( ) pada checklist data dokumen di bawah ini! Dokumen Telusur Internal No. Dokumen Kebijakan

PEDOMAN IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA BAGEUR

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT YANG BERORIENTASI SASARAN SOP identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat/ sasaran terhadap kegiatan UKM.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. (Soetjiningsih, 1995). Pada usia tersebut anak mengalami proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Keberadaan penyakit-penyakit ini seringkali diabaikan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEDOMAN KAJI BANDING UPTD PUSKESMAS PALANG

PEDOMAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN. Kepala Puskesmas A. Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

Pendekatan Kebijakan di Hulu. Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI WILAYAH PUSKESMAS POLONIA KECAMATAN MEDAN POLONIA TAHUN

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) TAHUNAN PROGRAM KIA TAHUN 2017

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

Pedoman Pelaksanaan Mini Lokakarya Puskesmas

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL (BANSOS) PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TAROGONG

2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,

Transkripsi:

PEDOMAN UKGM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu cara untuk mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan. Kegiatan yang dilakukan lebih diarahkan pada pelayanan promotif, dan preventif kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan pada upaya kesehatan berbasis masyarakat diantaranya posyandu dengan sasaran kelompok resiko tinggi meliputi anak usia balita, anak usia pendidikan dasar, ibu hamil dan menyusui, serta kelompok usia lanjut. Berdasarkan data Riskesdas Kementerian Kesehatan RI tahun 2007, prevalensi masalah kesehatan gigi mulut adalah 23%, dengan prevalensi karies aktif sebesar 43,3%, oleh karena itu pemeliharaan gigi harus diperhatikan dan ditingkatkan baik melalui kegiatan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) serta upaya yang dilakukan puskesmas. Berdasarkan kebijakan Pemerintah melalui Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang harus dilaksanakan. Pembangunan kesehatan merupakan suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, salah satu diantaranya pembagunan kesehatan gigi dan mulut. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan gigi, diantaranya derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang optimal, dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan dibutuhkan perubahan cara pandang (mindset) program layanan kesehatan dari paradigma sakit ke paradigma sehat, sejalan dengan visi Indonesia Sehat 2020. Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, diantaranya pembangunan kesehatan gigi dan mulut dibutuhkan peran serta masyarakat sebagai salah satu strategi penyelenggaraan pembangunan kesehatan, meliputi perorangan misalnya kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, politisi, figur masyarakat, kelompok masyarakat misalnya, posyandu, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, lembaga sosial masyarakat dan pemerintah yang berperan sebagai agen perubahan untuk penerapan perilaku hidup sehat. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan gigi dan mulut, merupakan salah satu cara untuk mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan, salah satu diantaranya dengan pemberdayaan kader kesehatan. Kegiatan yang dilakukan lebih diarahkan pada pelayanan promotif, preventiv dan rujukan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan pada upaya kesehatan berbasis masyarakat diantanya posyandu dengan sasaran kelompok resiko tinggi meliputi anak usia balita, anak usia pendidikan dasar, ibu hamil dan menyusui, kelompok usia lanjut. 1

B. TUJUAN PEDOMAN 1. Tujuan Umum PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat dengan kelompok resiko tinggi meliputi anak usia balita, anak usia pendidikan dasar, ibu hamil dan menyusui, serta kelompok usia lanjut. 2. Tujuan Khusus - Meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut masyarakat. - Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap penyakit dan masalahmasalah kesehatan gigi dan mulut. - Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong diri sendiri dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. - Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. - Meningkatkan dukungan dan peran aktif berbagai pihak yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat. C. Sasaran Pedoman Kelompok resiko tinggi penyakit gigi dan mulut : 1. Anak usia bawah lima tahun 2. Ibu hamil 3. Ibu menyusui 4. Usia lanjut D. Ruang Lingkup 1. Kegiatan di Luar Gedung E. Batasan Operasional 1. Kegiatan di Luar Gedung Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut dengan langkah sebagai berikut : a. Menyampaikan pokok bahasan mengenai gambaran umum kesehatan gigi dan mulut, pengertian dan fungsi bibir, gusi, lidah, gigi-geligi dan jaringan lunak lainnya dengan membuat berbagai pertanyaan situasional dan mengungkit pengalaman pribadi peserta. b. Menjelaskan kelainan dan penyakit yang terjadi pada gigi dan mulut antara lain gigi berlubang, radang gusi serta karang gigi. c. Menjelaskan kebiasaan baik dan buruk pada kesehatan gigi dan mulut. d. Menjelaskan penyakit tubuh akibat kerusakan gigi. e. Menjelaskan kelompok masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut antara lain ibu hamil, anak balita, anak usia pendidikan dasar, usila. f. Menjelaskan pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi yang baik dan benar, pemilihan sikat gigi, waktu menyikat gigi, penggunakan alat-alat bantu pembersih gigi, makanan yang dapat merusak gigi, makanan yang baik untuk kesehatan gigi, periksa gigi secara teratur. g. Menjelaskan pemeriksaan dan pengobatan sederhana terhadap penyakit gigi dan mulut F. Landasan Hukum 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 2

3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 951/Menkes/SK/VI/2000 tentang Upaya Kesehatan Dasar di Puskesmas; 4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004 tanggal 10 Februari 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat; 5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 296/Menkes/ SK/III/2008 tentang Pengobatan Dasar Puskesmas; 6. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor: HK.02.04/II/1181/2012HK tentang Pedoman Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Ibu Hamil Dan Anak Usia Balita Bagi Tenaga Kesehatan Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 3

BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Tenaga UKGM Berikut ini kualifikasi Tim UKGM yang ada di Puskesmas Dongi: Kegiatan Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut Kualifikasi SDM Dokter gigi Perawat Gigi Realisasi Telah dibentuk tim UKGM Puskesmas Dongi. SK KEPALA Nomor : 133/SK/PKM-DO/I/2016 TENTANG TIM PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN GIGI MASYARAKAT (UKGM) PUSKESMAS DONGI B. Distribusi Ketenagaan Penanggung jawab Pelayanan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat : Kegiatan Petugas Unit terkait Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut 1. Drg. Habibi Kepala Puskesmas 2. Yuliani Rahman AM.KG. Poli Gigi UKM C. Jadwal Kegiatan Waktu pelaksanaan kegiatan UKGM adalah : No Kegiatan yang dilaksanakan Waktu Pelaksanaan 1. Pemeriksaan dan Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Murid TK Juni-Juli 2. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Kelas Ibu Hamil 3. Penyuluhan Kesehatan Gigi Dan Mulut di Posyandu Menyesuaikan Jadwal Kelas Ibu Hamil Menyesuaikan Jadwal Posyandu. 4

BAB III STANDAR FASILITAS A. Standar Fasilitas Untuk menunjang tercapainya tujuan kegiatan UKGM Puskesmas Dongi memiliki penunjang yang harus dipenuhi : Kegiatan UKGM Sarana Prasana Luar Gedung 1. Alat : a. Alat tulis b. Model gigi dan sikat gigi c. Poster d. LCD 5

BAB IV TATA LAKSANA UKGM A. Lingkup Kegiatan 1. Kegiatan UKGM dilakukan di luar gedung, antara lain : a. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut : i. Persiapan Penjadwalan kegiatan penyuluhan ii. Pelaksanaan : Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut dengan langkah sebagai berikut : - Menyampaikan pokok bahasan mengenai gambaran umum kesehatan gigi dan mulut, pengertian dan fungsi bibir, gusi, lidah, gigi-geligi dan jaringan lunak lainnya dengan membuat berbagai pertanyaan situasional dan mengungkit pengalaman pribadi peserta. - Menjelaskan kelainan dan penyakit yang terjadi pada gigi dan mulut antara lain gigi berlubang, radang gusi serta karang gigi. - Menjelaskan kebiasaan baik dan buruk pada kesehatan gigi dan mulut. - Menjelaskan penyakit tubuh akibat kerusakan gigi. - Menjelaskan kelompok masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut antara lain ibu hamil, anak balita, anak usia pendidikan dasar, usila. - Menjelaskan pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi yang baik dan benar, pemilihan sikat gigi, waktu menyikat gigi, penggunakan alat-alat bantu pembersih gigi, makanan yang dapat merusak gigi, makanan yang baik untuk kesehatan gigi, periksa gigi secara teratur. - Menjelaskan pemeriksaan dan pengobatan sederhana terhadap penyakit gigi dan mulut B. Strategi / Metode strategi pentahapan UKGM sebagai berikut: 1. Menumbuh kembangkan kemampuan dan potensi masyarakat (empowering). 2. Menumbuh kembangkan peranserta masyarakat dalam pembangunan kesehatan. 3. Membangun semangat gotongroyong dalam pembangunan kesehatan. 4. Bekerja bersama masyarakat. 5. Menggalang kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat dan Organisasi Masyarakat. 6. Penyerahan pengambilan keputusan kepada masyarakat. C. Langkah Kegiatan i. Persiapan Penjadwalan kegiatan penyuluhan ii. Pelaksanaan : Penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut dengan langkah sebagai berikut : - Menyampaikan pokok bahasan mengenai gambaran umum kesehatan gigi dan mulut, pengertian dan fungsi bibir, gusi, lidah, gigi-geligi dan jaringan lunak lainnya dengan membuat berbagai pertanyaan situasional dan mengungkit pengalaman pribadi peserta. - Menjelaskan kelainan dan penyakit yang terjadi pada gigi dan mulut antara lain gigi berlubang, radang gusi serta karang gigi. 6

- Menjelaskan kebiasaan baik dan buruk pada kesehatan gigi dan mulut. - Menjelaskan penyakit tubuh akibat kerusakan gigi. - Menjelaskan kelompok masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut antara lain ibu hamil, anak balita, anak usia pendidikan dasar, usila. - Menjelaskan pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi yang baik dan benar, pemilihan sikat gigi, waktu menyikat gigi, penggunakan alat-alat bantu pembersih gigi, makanan yang dapat merusak gigi, makanan yang baik untuk kesehatan gigi, periksa gigi secara teratur. - Menjelaskan pemeriksaan dan pengobatan sederhana terhadap penyakit gigi dan mulut 7

BAB V LOGISTIK Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi. Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan UKGM direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan. 1. Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang meliputi : a. Alat tulis b. Model gigi dan sikat gigi c. Poster d. LCD Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh penanggung jawab UKGM berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh penanggung jawab UKGM berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan (POA Plan Of Action). 8

BAB VI KESELAMATAN SASARAN Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain : 1. Identifikasi Resiko. Penanggung jawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Analisis Resiko. Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang terjadi. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko. Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau meminimalkan resiko yang mungkin terjadi. Rencana Upaya Pencegahan. Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko atau dampak yang terjadi. 5. Monitoring dan Evaluasi. Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang berjalan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah berjalan sesuai dengan perencanaan, apakah ada kesenjangan atau ketidaksesuaian pelaksanaan dengan perencanaan. Sehingga dengan segera dapat direncanakan tindak lanjutnya. Tahap yang terakhir adalah melakukan Evaluasi kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai. 9

BAB VII KESELAMATAN KERJA Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan. Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang benar. 10

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut: 1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal. 2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan. 3. Ketepatan metoda yang digunakan. 4. Tercapainya indikator. Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan. 11

BAB IX PENUTUP Pedoman pelaksanaan UKGM ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan program UKGM di Puskesmas Dongi, penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal. Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan program UKGM di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan. Penanggung Jawab UKGM drg. Habibi NIP. 19850616 201412 1 001 12