BAB II KAJIAN MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN MASALAH

BAB II KAJIAN MASALAH

BAB II KAJIAN MASALAH

BAB II KAJIAN MASALAH

BAB II KAJIAN MASALAH

BAB II KAJIAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Logo, sebuah istilah sejak awal dari Bahasa Yunani logos sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. PT. Globalindo 21 Express atau yang lebih familiar disebut PT. 21 Express ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Branding

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. menurut penilaian konsumen yang menggunakan produk tersebut. perhatian dan memberikan penjelasan tentang produk-produknya.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB 4 KONSEP DESAIN. adanya persepsi (yang berkembang dalam benak publik) terhadap realitas (yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB 4 KONSEP DESAIN. Jika berbicara tentang brand, pastilah selalu dihubungkan dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pembelian. Sehingga pemberian merek (branding) sebenarnya merupakan

1. PENDAHULUAN. Persaingan ini muncul karena semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan

BAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai perubahan pata perilaku terhadap. Penggunaan Perceived Fit dalam penelitian mengenai Brand

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usaha untuk memperkenalkan sebuah produk pada masyarakat pasti dilakukan

Sejarah Logo di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak di bidang suplai material khususnya di batu kapur,

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk membedakan secara fisik maupun non fisik dengan perusahaan

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk. merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan.

BAB V PENUTUP. pembuatan barang-barang kerajian maupun furniture dengan bahan baku. Menumbuhkan keyakinan bahwa merek dapat memiliki intangible value

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tingkat persaingan produsen kendaraan bermotor dewasa ini semakin

BAB 4. KONSEP DESAIN. Corporate Branding, merupakan sebuah proses bisnis yang terencana, dan secara

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat begitu sengitnya persaingan pasar riil, tentunya setiap perusahaan di dalam satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya berbagai kebebasan dan kemudahan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang

BAB 1. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. lembaga riset pemasaran Euro Monitor International, nilai industri kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat baik melalui

BAB II LANDASAN TEORI. ukuran iklan (air time untuk media penyiaran), penggunaan warna (spot atau full

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan

BAB IV PENUTUP. perasaan konsumen dengan pendekatan psikologis dan emosional, menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. berupa logo sebagai pembeda antara perusahaan yang dikelolanya dengan

Kesimpulan dan Saran

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB IV ANALISIS DATA. data yang diperoleh. Analisis data ini sudah dilakukan sejak awal penelitian

BAB 5 PEMBAHASAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. dan dampaknya bagi perusahaan adalah semakin beragam pilihan jenis media

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga daya saing semakin meningkat, salah satu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Memuat Latar Belakang Pemilihan Studi Judul Perancangan BRANDING TOKO FASHION CASUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas & Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Robin Landa (2006) dalam bukunya Designing Brand. Denise Anderson berpendapat bahwa logo itu harus dapat menjelaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan bisnis saat ini membuat perusahaan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

Integrated Marketing Communication I

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Pemasaran merupakan

BAB III STRATEGI PERENCANAAN DAN STRATEGI KREATIF

Bab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia terkenal dengan pariwisatanya yang menawarkan keindahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB II KAJIAN MASALAH 2.1 Tinjauan Teori Proses perumusan dan pembatasan masalah dari Perancangan Branding Taman Budaya Jawa Barat telah selesai ditentukan, selanjutnya akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendasari Perancangan Branding Taman Budaya Jawa Barat. Fungsi dari teori ialah untuk mempermudah perencanaan dan konsep yang telah disusun melalui langkah kerja yang lebih terperinci, sehingga teori dapat dipertanggungjawabkan dalam perancangan branding yang akan digunakan. 2.1.1 Branding Brand atau merek adalah hal yang dimiliki suatu perusahaan karena dapat mewakili suatu produk secara keseluruhan. Branding adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan dalam rangka membangun atau membesarkan brand atau merek bisnis. Branding tak sekedar desain, iklan atau langkah komunikasi lainnya, tapi kesatuan dari semua langkah tersebut agar pesan yang disampaikan memiliki kekuatan yang jauh lebih besar, akhirnya brand atau merek bisnis akan dikenal baik dan kepercayaan serta loyalitas pelanggan pun didapat. Landa (2006: 4) kini istilah brand telah berkembang, dari sekedar merek atau nama dagang dari suatu produk, jasa atau perusahaan, yang berkaitan dengan hal-hal yang kasat mata dari merek; seperti nama dagang, logo atau ciri visual lainnya; kini juga berarti citra, kredibilitas, karakter, kesan, persepsi dan anggapan di benak konsumen. 8

9 Landa (2006: 4-7) makna brand terbangun oleh tiga aspek: identitas visual (brand identity: logo dengan seluruh sistem visual penerapannya), kumpulan karakter khusus suatu brand (halhal yang tidak kasat mata dari suatu produk / jasa: daya guna, kemampuan, nilai, gaya pemasaran, hingga ke budaya perusahaan), dan yang terpenting adalah bahwa brand ditentukan juga oleh audience perception (tafsiran atau anggapan pemirsa). Gambar 2.1 The three integrated meanings of brand. Robin Landa (2006). Sumber : Designing Brand Experiences 2.1.2 Manfaat Branding Pada mulanya, brand hadir sebagai tanda pembeda kepemilikan atas suatu komoditi namun seiring perkembangan dunia industri yang sangat panjang sekaligus sangat pesat, terjadilah ledakan jumlah dan ragam komoditi yang menyulitkan konsumen untuk memilih. Landa (2006: 4) seluruh produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kesetaraan nilai dan kelebihan. Brand-lah yang berperan membangun perbedaan dan kekhususan, tanpa brand semua produk dan jasa hanyalah komoditi biasa. Neumeier (2003:46) brand mampu memenuhi perkembangan tuntutan kebutuhan konsumen. Karena di masa kini konsumen tidak lagi sekedar membeli produk dalam kerangka memenuhi keperluan yang bersifat fungsi, fisikal dan rasional;

10 konsumen masa kini membeli sekaligus untuk memenuhi keinginan yang diwarnai unsur non-fungsional, psikis, aspirasional, dan emosional. Jadi suatu brand telah memiliki pembeda, kekhususan, manfaat rasional-emosional, dan kesan atau persepsi yang terkandung, dapat memenuhi kebutuhan, identitas dan status bagi konsumennya. 2.1.3 Unsur-unsur Branding Seiring perkembangan dalam dunia brand dan strategi branding, Dubberly (www.dubberly.com) mengungkapkan nama brand tidak cukup bila hanya didukung dengan lambang atau simbol identitas visual yang secara konsisten dan sistematis diterapkan pada berbagai media pendukung komunikasi pemasaran suatu brand. Secara lengkap, unsur-unsur suatu brand adalah terdiri dari beberapa unsur atau hal: 1. Nama Merek 2. Peranti grafis (graphic device): logo, logotype, monogram, bendera. 3. Pakaian (penampilan visual) pendukung daya jual: desain kemasan, desain produk, desain seragam, desain bangunan, desain kendaraan. 4. Juru bicara: pesohor, tokoh pendiri, tokoh perusahaan, tokoh ciptaan, mascot. line, jingle. 5. Kata-kata: akronim, nama panggilan, slogan, tag 6. Suara: lagu, icon bunyi / nada, lagu tematik. Semua unsur di atas merupakan lambang-lambang yang jika dirancang secara utuh, sistematis dan sinergis dapat mendukung eksistensi dan persepsi positif suatu brand di dalam pemikiran konsumen sasaran.

11 2.1.4 Strategi Branding Strategi branding diperlukan agar brand dapat tersampaikan dengan baik kepada konsumen dengan cara tertentu. Dubberly (www.dubberly.com) menekankan hanya kepada satu hal; bahwa suatu merek bisa dikatakan telah menjelma menjadi suatu brand bila: ketika merek tersebut terindra (terdengar / terlihat) oleh konsumen, lalu muncul suatu anggapan atau persepsi positif tertentu atas merek tersebut. Untuk mencapai terbentuknya suatu persepsi atas suatu brand, Dubberly (www.dubberly.com) menyatakan bahwa strategi kuncinya adalah: menciptakan pengalaman dari produk. Artinya, persepsi terbentuk oleh pengalaman konsumen atas produk (produk di sini berarti suatu hasil produksi yang ditawarkan). Gambar 2.2 Proses Pembentukan Brand Hugh Dubberly (2001). A Sumber : Model of Brand. Maka dapat disimpulkan bahwa, brand adalah anggapan yang terbentuk oleh pengalaman konsumen atas suatu produk. Pengalaman terbagi dua jenis: pengalaman langsung (menerima tawaran promosi, membeli, menggunakan, mengalami layanan purna jual); dan pengalaman tidak langsung (rujukan dari sumber yang dipercaya konsumen).

12 2.2 Kerangka Pemikiran Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran Sumber : Dokumentasi Pribadi 2.3 Kerangka Kerja Tahap dalam merancang strategi branding diperlukan suatu perencanaan untuk menciptakan keteraturan dan kejelasan arah tindakan. Teknis perencanaan harus dilaksanakan agar branding dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Branding memerlukan perencanaan dengan alasan untuk memfokuskan usaha, mengembangkan sudut pandang berjangka waktu panjang, mengurangi kemungkinan kegagalan,

13 mengurangi konflik, dan memperlancar kerjasama dengan pihak lain. Langkah perancangan Branding Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat adalah sebagai berikut. 1. Produk Taman Budaya Jawa Barat adalah sebagai pusat informasi seni dan budaya, mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap seperti gedung pertunjukan terbuka dan tertutup, galeri seni, dan ruang tari dengan lingkup kegiatan seni dan budaya daerah yang dapat dipergunakan untuk berolah seni. 2. Pengalaman Taman Budaya Jawa Barat membantu para seniman, budayawan dengan memfasilitasi sarana maupun prasarana untuk penyelenggaraan berbagai bentuk kegiatan pagelaran melalui pengemasan seni, dalam menyelenggarakan program kegiatan seni dan budaya dimaksudkan sebagai upaya penggalian potensi bagi seluruh masyarakat khususnya generasi muda, dan upaya peningkatan apresiasi serta kreativitas masyarakat dalam mencintai seni dan budaya di daerahnya. 3. Persepsi Taman Budaya Jawa Barat adalah pusat seni dan budaya Jawa Barat.