PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK KELAS IV SD NEGERI

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGUNAKAN MEDIA KONKRET KELAS 1 SD NEGERI NO. 05 NANGA UNGAI. Oleh KUMANG NIM: F

PENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS III SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PEMANFAATAN VIDEO DALAM MATERI GEJALA ALAM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DI SD

PENINGKATAN KETERLIBATAN SISWA SECARA AKTIF DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA KELAS IV ARTIKEL PENELITIAN OLEH HASANAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF DI KELAS IV SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

PENINGKATAN MOTIVASI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 3 SUNGAI KUNYIT

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

PENGGUNAAN METODE TALKING STICK DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN PETARANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

Syafaryani, Siti Halidjah, K.Y. Margiati. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan .

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh SISKA DAMAYANTI NIM F

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK TALKING STICK DI KELAS V SD

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII MTsN SUBANG ANAK KABUPATEN TANAH DATAR

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN KETERAMPILAN PROSES PADA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH PANJAITAN F

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK KELAS IV SDN 48 KETANJAK MELIAU ARTIKEL PENELITIAN.

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PENUGASAN KELAS IV SDN 25 SINTANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN. Oleh

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMANFAATAN MEDIA LINGKUNGAN DI KELAS II SD

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PELAJARAN IPS ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK MURID KELAS V SDN 14 BADAT ARTIKEL PENELITIAN OLEH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE DIKSUSI DI KELAS III SD

PENINGKATAN KETERLIBATAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

TEKNIK PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA. Nourina Kartika Sakti, Sihkabuden, Susilaningsih

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA REALISTIK DI KELAS III SD

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN 3 ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PKn DENGAN METODE DISKUSI DI KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

Keywords : Study interest, skill process approach, Natural sciences

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SDN 03 KAWAN KECAMATAN SUNGAI BETUNG ARTIKEL PENELITIAN. Oleh AJUNG NIM F

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MELODI MENGGUNAKAN ALAT MUSIK REKORDER SOPRAN PADA SISWA KELAS VIII

Kata kunci: Talking Stick, Handout, IPS

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Oleh: Ernawati SMA Negeri 1 Gondang, Tulungagung

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA DAN SASTRA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 39 KELEMPU TAYAN HILIR SANGGAU

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MODEL BALOK GARIS BILANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING BERBANTUAN ANIMASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SD

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI KELAS VI SD NEGRI 10 MALENGGANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN. Oleh :

EMILIANA NIM.F

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SD

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERBANTUAN POWERPOINT DI SDS KANISIUS

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SEKOLAH DASAR 17 KETAPANG ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA KANTONG BILANGAN DI SD ARTIKEL PENELITIAN.

Transkripsi:

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK KELAS IV SD NEGERI Sulastri, Maridjo A.H., Christanto Syam PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email : Sulastri331@ymail.com ABSTRAK: Penelitian tentang peningkatan aktivitas pembelajaran ilmu pengetahuan alam dengan menggunakan model Talking Stick pada siswa kelas IV SD Negeri 22 Arak Sintang ini dilakukan dengan dilatarbelakangi oleh penggunaan model maupun metode pembelajaran yang kurang tepat dan menjadi penyebab aktivitas belajar siswa rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk membantu guru dalam pengembangan model pembelajaran IPA, meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick pada siswa kelas IV SD Negeri 22 Arak Sintang yang berjumlah 30 siswa. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah menggunakan model Talking Stick, terdapat peningkatan aktivitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, baik dalam aktivitas fisik, mental maupun emosional. Kata kunci : Model Talking Stick, aktivitas belajar, Ilmu Pengetahuan Alam. ABSTRACT: The Research about improvement sains learning activity using Talking Stick model in grade IV elementary school 22 Arak Sintang is do caused by not suitable using of model or methods learning and make low learning activity of students are. The purpose of this research is to improve students learning activities in learning sains using Talking Stick model in grade IV elementary school 22 Arak Sintang totaling 30 students. The method in this research is descriptive method. The results showed that after using Talking Stick model on the subject of research, there is an increase in the activity of learning sains, both in physical activity, mental, or emotional. Keywords : Talking Stick model, learning activity, sains. D i dalam kelas kegiatan pembelajaran merupakan salah satu tugas guru. Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar yang dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Guru adalah salah satu komponen sumber daya manusia dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukkan sumber daya manusia yang potensial di bidang pendidikan. Oleh karena itu guru merupakan salah satu unsur dibidang pendidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat, khususnya bertanggung jawab untuk membawa siswanya pada suatu kedewasaan. Penggunaan model maupun metode pembelajaran yang kurang tepat merupakan salah satu penyebab aktivitas belajar siswa rendah. Permasalahan ini merupakan permasalahan yang sudah tidak asing lagi dalam dunia pendidikan.

Hal ini juga terjadi di kelas IV SD Negeri 22 Arak yaitu pada pembelajaran tahun ajaran 2010/2011. Hal ini terlihat dari 30 orang siswa dengan rincian 12 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki yang melakukan aktivitas fisik hanya 43,33%, aktivitas mental 36,67% dan aktivitas emosional 33,33% yang berarti bahwa sekitar 62,24% yang tidak aktif selama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berlangsung. Kenyataannya permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran adanya kecenderungan bahwa pembelajaran IPA di kelas masih berjalan monoton dan membosankan sehingga yang terjadi hanya komunikasi satu arah siswa hanya sebagai pendengar informasi dari guru saja hal ini menyebabkan aktivitas siswa kurang berkembang. Menurut Sumartono (dalam Suroso, 2001:3) Aktivitas belajar adalah gerakan yang dilakukan untuk sama-sama aktif ketika belajar dengan memanfaatkan sebanyak mungkin. Aktivitas belajar ini dapat dilihat dari aktifnya siswa dalam proses belajar mengajar dan hasil belajarnya. Untuk itu diperlukannya penggunaan model yang dapat membuat pembelajaran semakin menarik. Model pembelajaran Talking Stick dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 22 Arak, karena model ini merupakan pembelajaran dengan bantuan tongkat dimana setiap siswa yang mendapat tongkat dari gurunya wajib memberikan dan menjawab semua pertanyaan setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Menurut Paul. B Diedrich (dalam Sapiyah, 2007:36) ada beberapa jenis aktivitas dalam belajar antara lain : a. Kegitan visual: membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, mengamati demonstrasi dan pameran, mengamati orang lain bekerja atau bermain. b. Kegiatan Moral; mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi dan interupsi. c. Kegiatan mendengarkan; mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan permainan, mendengarkan musik. d. Kegiatan Menulis; menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket. e. Kegiatan Menggambar; menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, pola. f. Kegiatan Motorik; melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, berkebun. g. Kegiatan Mental; merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan, membuat keputusan. h. Kegiatan Emosional; minat, membedakan, berani, tenang dan lainlain.

Dalam penelitian ini aktivtas yang dteliti adalah aktivitas fisik, mental, emosional dengan indikator kinerja untuk mengukur aktivitas pembelajaran masing-masing aktivitas tersebut adalah : Aktivitas Fisik berupa (1) Menyimak penjelasan guru, (2) Mencatat hal-hal penting sesuai dengan materi yang dipelajari, (3) Mengamati percobaan. Aktivitas Mental berupa (1) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan, (2) Menjawab pertanyaan, (3) Merumuskan hasil percobaan, (4) Aktif berdiskusi dengan temannya, (5) Menyimpulkan hasil pembelajaran, (6) Melaporkan hasil diskusi. Aktivitas Emosional berupa (1) Bersemangat dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru, (2) Keberanian siswa dalam membberikan pendapat, (3) Kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran, (4) Bergembira dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas fisik, mental dan emosional serta hasil belajar siswa dengan diterapkannya model Talking Stick pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 22 Arak. Setelah penelitian tindakan dilaksanaka menggunakan model ini, terjadi peningkatan aktivitas fisik pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model Talking Stick pada siswa kelas IV SD Negeri 22 Arak dari baseline sebesar 34,44% ke siklus III 83,33% meningkat sebesar 48,89%, dimana persentase siklus III dikategorikan sangat tinggi. Untuk aktivitas mental terjadi peningkatan dari baseline sebesar 30% ke siklus III 81,67% meningkat sebesar 51,67%, dimana persentase siklus III dikategorikan sangat tinggi. Untuk aktivitas emosional dari baseline sebesar 32,87% ke siklus III 83,60% meningkat sebesar 50,73%, dimana persentase siklus III dikategorikan sangat tinggi. Selain itu, peningkatan juga terjadi pada hasil belajar dari baseline sebesar 37,57 ke siklus III 82,67 meningkat sebesar 45,10, dimana persentase siklus III dikategorikan sangat baik. Pemilihan model pembelajaran Talking Stick pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 22 Arak karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya : (1) Menguji kesiapan siswa, (2) Melatih membaca dan memahami materi pelajaran yang di sampaikan oleh guru dengan cepat, (3) Agar siswa lebih giat belajar. Adapun langkah-langkah dalam penggunaan model ini adalah (Razakadam, 2008:15) : 1) Guru menyiapkan sebuah tongkat. 2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari. 3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari buku penunjang atau paketnya yang berkenaan dengan materi yang telah disampaikan. 4) Guru menyuruh siswa menutup buku pelajarannya. 5) Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. 6) Guru memberikan kesimpulan. 7) Evaluasi. 8) Penutup.

METODE Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Nawawi (2003:06) metode desktiptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Dengan menggunakan metode deskriptif, peneliti dapat melakukan pengamatan secara berkelanjutan terhadap penelitian berdasarkan apa yang dilihat dan diamati selama berlangsungnya proses penelitian. Hal ini dilakukan agar data tentang penelitian ini dapat diperoleh dengan baik. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Asmara (2004:50) penelitian kualitatif adalah penelitian untuk memecahkan masalah dan menemukan teroi-teori berdasarkan verifikasi data yang dikumpulkan dilapangan, sehingga data yang diterima sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan apa adanya. Langkah Langkah Tindakan : (1) Guru menyiapkan sebuah tongkat, (2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, (3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari buku penunjang atau paketnya yang berkenaan dengan materi yang telah disampaikan, (4) Guru menyuruh siswa menutup buku pelajarannya, (5) Guru mengambil rotan yang akan dijadikan tongkat guna untuk pelaksanaan model Talking Stick yang kemudian diberikan kepada siswa untuk dioper kepada teman-temannya pada saat dinyanyikannya lagu atau pemutaran music, (6) Guru memberikan kesimpulan, (7) Evaluasi, (8) Penutup. Indikator Kinerja Untuk Mengukur Aktivitas Pembelajaran Tabel Indikator Kinerja Keaktifan Siswa Indikator Base Line Aktivitas Fisik 1. Menyimak penjelasan guru 20% 2. Mencatat hal-hal penting sesuai dengan materi yang 33,33% dipelajari 3. Mengamati percobaan 50% Rata-rata 34,44% Aktivitas Mental 4. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan 33,33% 5. Menjawab pertanyaan 20% 6. Merumuskan hasil percobaan 33,33% 7. Aktif berdiskusi dengan temannya 36,67% 8. Menyimpulkan hasil pembelajaran 33,33% 9. Melaporkan hasil diskusi 23,33% Rata-rata 30% Aktivitas Emosional 10. Bersemangat dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru 33,33% Siklus I Siklus II

11. Keberanian siswea dalam memberikan pendapat 36,67% 12. Kesungguhan siswa mengikuti pembelajaran 33,33% 13. Bergembira dalam mengikuti pembelajaran 33,33% Rata-rata 34,16% Berdasarkan tabel 3.1 maka untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan tindakan kelas ini maka indikasi yang dapat dilihat adalah adanya peningkatan persentase aktivitas pembelajaran siswa yaitu sebanyak 80% siswa yang aktif Teknik dan Alat Pengumpul Data Teknik pengumpul data yang digunakan adalah (1) Observasi langsung yang akan mengahsilkan data berupa persentase aktivitas belajar siswa dan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran, (2) Pemberian soal latihan ditiap akhir siklus guna untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Alat pengumpul data berupa (1) Lembar observasi untuk aktivitas siswa dan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Talking Stick, (2) Soal isian sebanyak 5 soal yang diberikan pada siswa setiap akhir pembelajaran ditiap siklus, (3) Dokumenter yang berupa foto-foto yang diambil saat pembelajaran dengan menggunakan model Talking Stick. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian dimulai dari siklus I. Berdasarkan data observasi yang diperoleh mengenai aktivitas pembelajaran yang meliputi aktivitas fisik, mental, dan emosional serta hasil belajar dimana ketiga aktivitas tersebut dijabarkan lagi menjadi indikator kinerja pada setiap aspek yang diamati. Kategori persentase masing-masing aktivitas siswa tiap siklus dengan kategori sebagai berikut : Sangat Tinggi = 81 100% Tinggi = 61 80% Cukup Tinggi = 41 60% Rendah = 21 40 % Sangat Rendah = 1 20% Kategori hasil belajar siswa tiap siklus dengan 10 sehingga dapat dikategorikan dengan kategori sebagai berikut : Sangat Baik (Kategori A) = Nilai 8,00 10,00 Baik (Kategori B) = Nilai 7,00 7,99 Cukup Baik (Kategori C) = Nilai 6,00 6,99 Kurang Baik (Kategori D) = Nilai 5,00 5,99 Tidak Baik (Kategori E) = Nilai 0,00 4,99 Berikut ini akan dijelaskan hasil observasi yang diperoleh di tiap siklusnya : Siklus I Pada indikator aktivitas fisik terbagi menjadi 3 indikator yaitu menyimak, mencatat dan mengamati. Hasil penelitian yang diperoleh meningkat dari rata-rata persentase baseline yaitu dari 34,44% menjadi 41,11% dengan rincian persentase tiap indikator sebagai berikut : a) Keinginan siswa menyimak penjelasan guru pada base line sebesar 20%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 26,67%, terdapat selisih 6,67% b) Kesungguhan siswa mencatat hal-hal penting pada base line sebesar 33,33%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 40%, terdapat selisih 6,67%

c) Keinginan siswa mengamati percobaan pada base line sebesar 50%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 56,67%, terdapat selisih 6,67% Pada indikator aktivitas mental terbagi menjadi 6 indikator yaitu mengajukan pertanyaan, menjawab, merumuskan, berdiskusi, menyimpulkan, dan melaporkan. Hasil penelitian yang diperoleh meningkat dari rata-rata persentase baseline yaitu dari 30% menjadi 37,22% dengan rincian persentase tiap indikator sebagai berikut: a) Keberanian siswa mengajukan pertanyaan pada base line sebesar 33,33%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 40%, terdapat selisih 6,67% b) Keberanian siswa menjawab pertanyaan pada base line sebesar 20%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 26,67%, terdapat selisih 6,67% c) Dengan sungguh-sungguh siswa merumuskan hasil percobaan pada base line sebesar 33,33%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 40%, terdapat selisih 6,67% d) Keaktifan siswa berdiskusi dengan temannya pada base line sebesar 36,67%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 43,33%, terdapat selisih 6,66% e) Kesungguhan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada base line sebesar 33,33%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 40%, terdapat selisih 6,67% f) Keberanian siswa melaporkan hasil diskusi pada base line sebesar 23,33%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 33,33%, terdapat selisih 10% Pada indikator aktivitas emosional terbagi menjadi 4 indikator yaitu bersemangat, keberanian, kesungguhan, dan bergembira. Hasil penelitian yang diperoleh meningkat dari rata-rata persentase baseline yaitu dari 34,16% menjadi 46,67% dengan rincian persentase tiap indikator sebagai berikut : a) Semangat siswa dalam pelaskanaan tugas pada base line sebesar 33,33%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 50%, terdapat selisih 16,67% b) Keberanian siswa dalam memberikan pendapat pada base line sebesar 36,67%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 46,67%, terdapat selisih 10% c) Kesungguhan siswa mengikuti pembelajaran pada base line sebesar 33,33%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 40%, terdapat selisih 6,67% d) Siswa bergembira dalam mengikuti pembelajaran pada base line sebesar 33,33%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 50%, terdapat selisih 16,67% Hasil refleksi pada siklus ini menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan persentase dari baseline terhadap siklus I namun guru kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran sehingga siswa masih terlihat kurang bersemangat dalam pembelajaran selain itu juga guru tidak membimbing siswa saat membuat pertanyaan. Berdasarkan refleksi tersebut, maka guru kembali menyusun rencana pembelajaran utnuk tindakan pada siklus II dengan memperhatikan kekurangankekurangan yang terdapat pada pelaksanaan siklus I. Siklus II Pada indikator aktivitas fisik terbagi menjadi 3 indikator yaitu menyimak, mencatat dan mengamati. Hasil penelitian yang diperoleh meningkat dari rata-rata

persentase siklus I yaitu dari 41,11% menjadi menjadi 64,44% dengan rincian persentase tiap indikator sebagai berikut : a) Keinginan siswa menyimak penjelasan guru pada siklus I sebesar 26,67%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 53,33%, terdapat selisih 26,66% b) Kesungguhan siswa mencatat hal-hal penting pada siklus I sebesar 40%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 66,67%, terdapat selisih 26,67% c) Keinginan siswa mengamati percobaan pada siklus I sebesar 56,67%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 73,23%, terdapat selisih 16,56% Pada indikator aktivitas mental terbagi menjadi 6 indikator yaitu mengajukan pertanyaan, menjawab, merumuskan, berdiskusi, menyimpulkan, dan melaporkan. Hasil penelitian yang diperoleh meningkat dari rata-rata persentase siklus I yaitu dari 37,22% menjadi 66,11% dengan rincian persentase tiap indikator sebagai berikut : a) Keberanian siswa mengajukan pertanyaan pada siklus I sebesar 40%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 70%, terdapat selisih 30% b) Keberanian siswa menjawab pertanyaan pada siklus I sebesar 26,67%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 63,33%, terdapat selisih 36,66% c) Dengan sungguh-sungguh siswa merumuskan hasil percobaan pada siklus I sebesar 40%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 63,33%, terdapat selisih 23,33% d) Keaktifan siswa berdiskusi dengan temannya pada siklus I sebesar 43,33%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 70%, terdapat selisih 26,67% e) Kesungguhan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada siklus I sebesar 40%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 66,67%, terdapat selisih 26,67% f) Keberanian siswa melaporkan hasil diskusi pada siklus I sebesar 33,33%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 63,33%, terdapat selisih 30% Pada indikator aktivitas emosional terbagi menjadi 4 indikator yaitu bersemangat, keberanian, kesungguhan, dan bergembira. Hasil penelitian yang diperoleh meningkat dari rata-rata persentase siklus I yaitu dari 46,67% menjadi 63,34% dengan rincian persentase tiap indikator sebagai berikut : a) Semangat siswa dalam pelaskanaan tugas pada siklus I sebesar 50%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 66,67%, terdapat selisih 16,67% b) Keberanian siswa dalam memberikan pendapat pada siklus I sebesar 46,67%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 60%, terdapat selisih 13,33% c) Kesungguhan siswa mengikuti pembelajaran pada siklus I sebesar 40%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 60%, terdapat selisih 20% d) Siswa bergembira dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I sebesar 50%, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 66,67%, terdapat selisih 16,67% Hasil refleksi pada siklus ini menunjukkan kembali terjadinya peningkatan persentase dari siklus I terhadap siklus II, Guru dapat meguasai kelas dengan baik, dan siswa kelihatan sudah mengerti akan tugasnya pada pembelajaran dengan model Talking Stick. Meskipun demikian siklus ini tidak terlepas dari kekurangankerungan yang ada yaitu guru terlalu terburu-buru dalam memulai kembali pengoperan tongkat sehingga siswa tidak dapat menjawab pertanyaa dengan baik,

dan beberapa siswa kelihatan bermain-main dalam pengoperan tongkat karena tidak mengoper sesuai yang diperintahkan guru. Berdasarkan refleksi tersebut, maka guru kembali menyusun rencana pembelajaran utnuk tindakan pada siklus III dengan memperhatikan kekurangankekurangan yang terdapat pada pelaksanaan siklus II. Siklus III Pada indikator aktivitas fisik terbagi menjadi 3 indikator yaitu menyimak, mencatat dan mengamati. Hasil penelitian yang diperoleh meningkat dari rata-rata persentase siklus II yaitu dari 64,44% menjadi menjadi 83,33% dengan rincian persentase tiap indikator sebagai berikut : a) Keinginan siswa menyimak penjelasan guru pada siklus II sebesar 53,33%, sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 76,67%, terdapat selisih 23,34% b) Kesungguhan siswa mencatat hal-hal penting pada siklus II sebesar 66,67%, sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 83,33%, terdapat selisih 16,66% c) Keinginan siswa mengamati percobaan pada siklus II sebesar 73,23%, sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 90%, terdapat selisih 16,77% Pada indikator aktivitas mental terbagi menjadi 6 indikator yaitu mengajukan pertanyaan, menjawab, merumuskan, berdiskusi, menyimpulkan, dan melaporkan. Hasil penelitian yang diperoleh meningkat dari rata-rata persentase siklus II yaitu dari 66,11% menjadi 81,67% dengan rincian persentase tiap indikator sebagai berikut : a) Keberanian siswa mengajukan pertanyaan pada siklus II sebesar 70%, sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 86,67%, terdapat selisih 16,67% b) Keberanian siswa menjawab pertanyaan pada siklus II sebesar 63,33%, sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 80%, terdapat selisih 16,67% c) Dengan sungguh-sungguh siswa merumuskan hasil percobaan pada siklus II sebesar 63,33%, sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 80%, terdapat selisih 16,67% d) Keaktifan siswa berdiskusi dengan temannya pada siklus II sebesar 70%, sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 86,67%, terdapat selisih 16,67% e) Kesungguhan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran pada siklus II sebesar 66,67%, sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 80%, terdapat selisih 13,33% f) Keberanian siswa melaporkan hasil diskusi pada siklus II sebesar 63,33%, sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 76,67%, terdapat selisih 13,34% Pada indikator aktivitas emosional terbagi menjadi 4 indikator yaitu bersemangat, keberanian, kesungguhan, dan bergembira. Hasil penelitian yang diperoleh meningkat dari rata-rata persentase siklus II yaitu dari 63,34% menjadi 85,80% dengan rincian persentase tiap indikator sebagai berikut : a) Semangat siswa dalam pelaskanaan tugas pada siklus II sebesar 66,67%, sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 90%, terdapat selisih 23,33% b) Keberanian siswa dalam memberikan pendapat pada siklus II sebesar 60%, sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 83,33%, terdapat selisih 23,33% c) Kesungguhan siswa mengikuti pembelajaran pada siklus II sebesar 60%, sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 80%, terdapat selisih 20%

d) Siswa bergembira dalam mengikuti pembelajaran pada siklus II sebesar 66,67%, sedangkan pada siklus III meningkat menjadi 90%, terdapat selisih 23,33% Hasil refleksi pada siklus ini menunjukkan terjadinya peningkatan persentase yang signifikan pada semua aspek aktivitas siswa hal ini dikarenakan guru menguasai model pembelajaran secara keseluruhan, guru menguasai kelas, dan siswa menjadi lebih mengingat materi yang telah disampaikan. Oleh kerena itu peneliti dan guru kolabolator sepakat untuk tidak perlu diadakan tindakan pada siklus berikutnya. Pembahasan Setelah melakukan 3 siklus penelitian pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan model Talking Stick yang dilakukan oleh peneliti dan berkolaborasi dengan Adinan sebagai teman sejawat diperoleh rekapitulasi aktivitas persentase siswa sebagai berikut : Rekapitulasi Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Indikator Base Line Siklus I Siklus II Siklus III Aktivitas Fisik 1. Menyimak penjelasan guru 20% 26,67% 53,33% 76,67% 2. Mencatat hal-hal penting sesuai dengan 33,33% 40% 66,67% 83,33% materi yang dipelajari 3. Mengamati percobaan 50% 56,67% 73,23% 90% Rata-Rata 34,44% 41,11% 64,44% 83,33% Aktivitas Mental 4. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan 33,33% 40% 70% 86,67% 5. Menjawab pertanyaan 20% 26,67% 63,33% 80% 6. Merumuskan hasil percobaan 33,33% 40% 63,33% 80% 7. Aktif berdiskusi dengan temannya 36,67% 43,33% 70% 86,67% 8. Menyimpulkan hasil pembelajaran 33,33% 40% 66,67% 80% 9. Melaporkan hasil diskusi 23,33% 33,33% 63,33% 76,67% Rata-Rata 30% 37,22% 66,11% 81,67% Aktivitas Emosional 10. Bersemangat dalam melaksanakan 33,33% 50% 66,67% 90% tugas yang diberikan guru 11. Keberanian siswea dalam memberikan pendapat 36,67% 46,67% 60% 83,33% 12. Kesungguhan siswa mengikuti pembelajaran 33,33% 40% 60% 80% 13. Bergembira dalam mengikuti pembelajaran 33,33% 50% 66,67% 90% Rata - Rata 34,16% 46,67% 63,34% 85,80% Total 32,87% 41,67% 64,63% 83,60% Hasil Belajar sebagai dampak penggunaan Model Talking Stick 37,67 48 70,33 82,67

Berdasarkan tabel diatas apabila dimasukkan ke dalam grafik tergambar sebagai berikut : Rekapitulasi Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Aktivitas fisik Aktivitas Mental Aktivitas Emosional Hasil Belajar Base Line Siklus I Siklus II Siklus III Siklus I Adapun kategori rata-rata aktivitas siswa pada siklus I dijabarkan sebagai berikut : 1) Rata-rata persentase aktivitas fisik siswa pada baseline sebesar 34,44% dan meningkat sebesar 6,67% pada siklus I sehingga persentase keaktifan siswa pada aktivitas fisik menjadi 41,11%. Dengan demikian rata-rata persentase tersebut dapat dikategorikan cukup tinggi. 2) Rata-rata persentase aktivitas mental siswa pada baseline sebesar 30% dan meningkat sebesar 7,22% pada siklus I sehingga persentase keaktifan siswa pada aktivitas mental menjadi 37,22%. Dengan demikian rata-rata persentase tersebut dapat dikategorikan rendah. 3) Rata-rata persentase aktivitas emosional siswa pada baseline sebesar 34,16% dan meningkat sebesar 12,51% pada siklus I sehingga persentase keaktifan siswa pada aktivitas emosional menjadi 46,67%. Dengan demikian rata-rata persentase tersebut dapat dikategorikan cukup tinggi. 4) Ketika ketiga aktivitas tersebut di rata-ratakan, maka diperoleh persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I yaitu 41,67% yang meningkat dari 32,87% (dari baseline). Dengan demikian aktivitas belajar siswa dapat dikategorikan cukup tinggi. 5) Rata rata hasil belajar yang diperoleh pada baseline sebasar 37,67 dan meningkat menjadi 48 pada siklus I. hasil belajar tersebut dibagi dengan 10 sehingga hasil belajar pada siklus I dapat dikategorikan tidak baik.

Untuk memperbaiki langkah-langkah pembelajaran pada siklus I serta meningkatkan aktivitas siswa maka peneliti dan kolaborator melakukan refleksi sebagai berikut: 1) Pelaksanaan tindakan pada siklus I masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, terutama dalam melaksanakan langkahlangkah pembelajaran melalui metode demonstrasi, cara menjelaskan materi pembelajaran, serta keterlibatan siswa dalam mengikuti langkah-langkah penyajian yang dilakukan oleh guru melalui model Talking Stick. Hal ini disebabkan suasana kelas agak berbeda dari biasanya karena kedatangan kolaborator atau observer di kelas. Untuk itu, disepakati agar pada siklus II dapat diperbaiki. 2) Hasil kesepakatan antara peneliti dan kolaborator, maka penelitian tindakan kelas ini akan dilanjutkan lagi pada penelitian tindakan kelas siklus II. Siklus II Adapun kategori rata-rata aktivitas siswa pada siklus II dijabarkan sebagai berikut: 1) Rata-rata persentase aktivitas fisik siswa pada siklus I sebesar 41,11% dan meningkat sebesar 23,33% pada siklus II sehingga persentase keaktifan siswa pada aktivitas fisik menjadi 64,44%. Dengan demikian rata-rata persentase tersebut dapat dikategorikan tinggi. 2) Rata-rata persentase aktivitas mental siswa pada siklus I sebesar 37,22% dan meningkat sebesar 28,89% pada siklus II sehingga persentase keaktifan siswa pada aktivitas mental menjadi 66,11%. Dengan demikian rata-rata persentase tersebut dapat dikategorikan tinggi. 3) Rata-rata persentase aktivitas emosional siswa pada siklus I sebesar 46,67% dan meningkat sebesar 16,67% pada siklus II sehingga persentase keaktifan siswa pada aktivitas emosional menjadi 63,34%. Dengan demikian rata-rata persentase tersebut dapat dikategorikan tinggi. 4) Ketika ketiga aktivitas tersebut di rata-ratakan, maka diperoleh persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II yaitu 64,63% yang meningkat dari 41,67% (dari baseline). Dengan demikian aktivitas belajar siswa dapat dikategorikan tinggi. 5) Rata rata hasil belajar yang diperoleh pada siklus I sebasar 48 dan meningkat menjadi 70,33 pada siklus II. Hasil belajar tersebut dibagi dengan 10 sehingga hasil belajar pada siklus II dapat dikategorikan baik. Untuk memperbaiki langkah-langkah pembelajaran pada siklus II serta meningkatkan aktivitas siswa maka peneliti dan kolaborator melakukan refleksi sebagai berikut: 1) Pelaksanaan tindakan pada siklus II masih terdapat kekurangan dalam aktivitas belajar siswa, karena siswa masih terlihat banyak yang bermain-main dalam pengoperan tongkat. Hal ini disebabkan karena kurang tegasnya guru dalam pengendalian suasana kelas. Untuk itu, disepakati agar pada siklus III dapat diperbaiki. 2) Hasil kesepakatan antara peneliti dan kolaborator, maka penelitian tindakan kelas ini akan dilanjutkan lagi pada penelitian tindakan kelas siklus III. Siklus III

Adapun kategori rata-rata aktivitas siswa pada siklus III dijabarkan sebagai berikut : 1) Rata-rata persentase aktivitas fisik siswa pada siklus II sebesar 64,44% dan meningkat sebesar 18,89% pada siklus III sehingga persentase keaktifan siswa pada aktivitas fisik menjadi 83,33%. Dengan demikian rata-rata persentase tersebut dapat dikategorikan sangat tinggi. 2) Rata-rata persentase aktivitas mental siswa pada siklus II sebesar 66,11% dan meningkat sebesar 15,56% pada siklus III sehingga persentase keaktifan siswa pada aktivitas mental menjadi 81,67%. Dengan demikian rata-rata persentase tersebut dapat dikategorikan sangat tinggi. 3) Rata-rata persentase aktivitas emosional siswa pada siklus II sebesar 63,34% dan meningkat sebesar 22,46% pada siklus III sehingga persentase keaktifan siswa pada aktivitas emosional menjadi 85,80%. Dengan demikian rata-rata persentase tersebut dapat dikategorikan sangat tinggi. 4) Ketika ketiga aktivitas tersebut di rata-ratakan, maka diperoleh persentase aktivitas belajar siswa pada siklus III yaitu 83,60% yang meningkat dari 64,64% (dari baseline). Dengan demikian aktivitas belajar siswa dapat dikategorikan sangat tinggi. 5) Rata rata hasil belajar yang diperoleh pada siklus II sebasar 70,33 dan meningkat menjadi 82,67 pada siklus III. Hasil belajar tersebut dibagi dengan 10 sehingga hasil belajar pada siklus III dapat dikategorikan sangat baik. Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan siklus III ini, peneliti dan kolaborator sepakat bahwa kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan siklus I dan siklus II sudah diperbaiki dalam pelaksanaan siklus III yang baeracuan dari hasil refleksi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penjabaran dari hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Terdapat peningkatan aktivitas fisik setelah digunakannya model Talking Stick pada pembalajaran IPA, yaitu dari 34,44% pada baseline menjadi 41,11% pada siklus I yang dikategorikan cukup tinggi dengan selisih 6,56%, kemudian meningkat menjadi 64,44% pada siklus II yang dikategorikan tinggi dengan selisih 23,33%, dan meningkat kembali pada akhir sklus yaitu siklus III menjadi 83,33% yang dikategorikan sangat tinggi dengan selisih 18,89 sehingga penelitian dihentikan, (2) Terdapat peningkatan aktivitas mental setelah digunakannya model Talking Stick pada pembalajaran IPA, yaitu dari 30% pada baseline menjadi 37,22% pada siklus I yang dikategorikan rendah dengan selisih 7,22%, kemudian meningkat menjadi 66,11% pada siklus II yang dikategorikan tinggi dengan selisih 28,89, dan meningkat kembali pada akhir sklus yaitu siklus III menjadi 81,67% yang dikategorikan sangat tinggi dengan selisih 15,56% sehingga penelitian dihentikan, (3) Terdapat peningkatan aktivitas fisik setelah digunakannya model Talking Stick pada pembalajaran IPA, yaitu dari 34,16% pada baseline menjadi 46,67% pada siklus I yang dikategorikan cukup tinggi dengan selisih 12,51%, kemudian meningkat menjadi 63,34% pada siklus II yang dikategorikan tinggi

dengan selisih 16,67%,, dan meningkat kembali pada akhir sklus yaitu siklus III menjadi 85,80% yang dikategorikan sangat tinggi dengan selisih 22,46% sehingga penelitian dihentikan, (4) Terdapat peningkatan rata-rata hasil pembelajaran IPA sebagai dampak digunakannya model Talking Stick pada siswa kelas IV SD Negeri 22 Arak Sintang dari base line ke siklus III meningkat sebesar 45% dengan kategori sangat baik. Saran Berdasarkan beberapa kesimpulan penelitian yang telah dikemukakan, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : (1) Suatu kegiatan pembelajaran memerlukan metode dan model pembelajaran yang menarik sehingga pembelajaran tidak membosankan dan dapat menumbuhkan semangat siswa belajar sehingga siswa semakin aktif dalam pembelajaran, (2) Waktu dalam penyajian proses belajar menggunakan model pembelajaran Talking Stick membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk itu waktu pembelajaran perlu diatur semaksimal mungkin, (3) Kepada para guru agar dapat menerapkan strategi pembelajaran secara bervariasi sehingga suasana pembelajaran semakin menarik. DAFTAR RUJUKAN Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Fathurrohman Pupuh. Prof. dkk. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT. Refika Aditama Razakadam, Abdul. 2008. Model-Model Pembelajaran Alternatif. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Sapiyah. 2007. Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Menggunakan Metode Diskusi Dengan Pendekatan SAVI Di Kelas VII B SMP N 7 Pontianak. Skripsi. Pontianak : FKIP Untan Suroso. 2001. Peningkatan Daya Ingat Terhadap Pelajaran IPS Penggunaan Media Pembelajaran. Jakarta : Pelangi Pendidikan Melalui Syamsu Mappa dan Anisah Balemon. 2002. Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tarmizi, Ramadan. 2008. Metode Pembelajaran Efektif. (Online). http://r03d7.wordpress.com/2008/05/14/metode-pembelajaran-efektif/ diakses tanggal 3 Januari 2011