BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di berbagai bidang perekonomian. Pembangunan ekonomi secara

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang yang mampu membayar serta tidak demokratis, telah

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

1 Universitas indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di mana di dalam pembangunan ini tidak bisa terlepas. penggerak pertumbuhan dan mengurangi kemiskinan.

Perekonomian Suatu Negara

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang baik akan mendorong terciptanya stabilitas sistem keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Kondisi ini antara lain didorong oleh adanya peningkatan

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menganut sistem. perekonomian terbuka di mana dalam menjalankan roda perekonomiannya,

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa

PENGGUNAAN SPN 3 BULAN SEBAGAI PENGGANTI SBI 3 BULAN DALAM APBN (Perspektif Bank Indonesia)

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. institution) sendiri mempunyai peran yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara sangat menentukan tingkat. kesejahteraan masyarakat suatu negara, yang berarti bahwa suatu negara

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Modal memegang peranan penting dalam perusahaan untuk pembiayaan

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat Indonesia beberapa tahun terakhir ini sedang dalam fase

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peran perbankan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan perekonomian suatu bangsa, bank memegang peranan

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal. Penambahan modal ini berupa investasi dan tabungan. Di satu sisi

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Perkembangan Industri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. Gejolak krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat dan beberapa negara

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian Indonesia. Menurut Tandelilin (2001:3)

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan secara terbuka dan lebih meluas ke negara-negara lain. Keterbukaan

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua ahli ekonomi berpendapat bahwa modal merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BABI PENDAHVLUAN Latar BelaJamg. jasa serta arus finansial entar negara. Pada waktu yang sama deregulasi dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan termasuk sebagai salah satu negara berkembang di dunia membutuhkan dana untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut pemerintah tidak hanya memperoleh dana dari sumber pembiayaan dalam negeri tetapi juga mengeluarkan kebijakan untuk mengundang pembiayaan luar negeri untuk membantu perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Salah satu kebijakan tersebut adalah dengan mengundang Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia. Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan aliran arus modal yang berasal dari luar negeri yang mengalir ke negara tujuan penanaman modal tersebut baik secara Investasi Asing Langsung (FDI) maupun investasi tidak langsung dalam bentuk portofolio. Investasi Asing Langsung disebut juga sebagai Foreign Direct Investment (FDI) merupakan suatu bentuk investasi bagi negara asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia dengan cara membangun, membeli total atau mengakuisisi perusahan di wilayah negara Indonesia. Studi menemukan bahwa FDI membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di suatu negara ketika negara tersebut dapat menyerap pengetahuan dan ilmu dari FDI secara cepat. Selain itu, FDI sendiri juga memiliki hubungan yang kuat dengan sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu negara karena dengan 1

adanya sumber daya manusia yang cukup yang dapat menyerap pengetahuan dari FDI yang pada akhirnya akan dapat memicu pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Foreign Direct Investment (FDI) sendiri memiliki keuntungan untuk negara tempat investasi diantaranya adalah sifatnya yang berjangka panjang, transfer teknologi, pembukaan lapangan kerja baru, pelatihan tenaga kerja, serta modal yang dapat secara langsung diterima untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di negara tersebut (Borenzstein, Gregorio & Lee, 1998). Gambar 1.1 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 Sumber: http://www.kemenkeu.go.id/publikasi/budget-brief-apbn-2015 Berdasarkan data yang diperoleh dari kementerian keuangan pada Gambar 1.1 dinyatakan bahwa tingkat pendapatan negara pada tahun 2015 sebesar Rp 1.793,6 triliun sedangkan tingkat belanja negara sebesar Rp 2.039,5 triliun. Walaupun tingkat pendapatan negara sudah meningkat 9,7% dari periode sebelumnya tetapi tingkat pendapatan negara masih tidak dapat memenuhi 2

keseluruhan kebutuhan belanja negara di mana pemerintah hanya mampu untuk memenuhi sebesar 87.94% dari keseluruhan dana untuk memenuhi kebutuhan belanja negara. Terlebih lagi, pemerintahan Joko Widodo saat ini sedang merencanakan pembangunan pasokan listrik 35 ribu megawatt yang membutuhkan dana yang sangat besar, oleh karena itu tidak heran bahwa pemerintah banyak meminjam dana dari luar negeri untuk dapat menutupi defisit anggaran negara dan mengeluarkan kebijakan salah satunya adalah Foreign Direct Investment (FDI) untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan anggaran negara serta mendukung pertumbuhan ekonomi secara langsung. Grafik 1.2 Perkembangan GDP dan FDI Indonesia Tahun 1991-2013 25000 20000 15000 10000 5000 0-5000 -10000 1991 1992 1993 1994 Perkembangan GDP dan FDI Indonesia (1991-2013) 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1000000 900000 800000 700000 600000 500000 400000 300000 200000 100000 0 FDI Inflows( dalam jutaan US$) GDP (dalam jutaan US$) Sumber: http://databank.worldbank.org/data/views/reports/tableview.aspx 3

Investasi merupakan unsur GDP yang paling sering berubah ketika pengeluaran atas barang dan jasa turun selama resesi, sebagian besar penurunan tersebut berkaitan dengan anjloknya pengeluaran investasi (Mankiw, 2006, p476). Pada Grafik 1.2, dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan FDI di Indonesia (indikator angka FDI terletak di sebelah kiri pada Grafik 1.2) cenderung berbanding lurus dengan tingkat pertumbuhan GDP di Indonesia (indikator angka GDP terletak di sebelah kanan pada Grafik 1.2). Pertumbuhan FDI di Indonesia di Indonesia pada tahun 1998 mengalami penurunan secara signifikan yang diikuti dengan penurunan pada GDP di Indonesia yang diakibatkan oleh terjadinya krisis moneter pada tahun 1997-1998. Pada tahun 2013 pertumbuhan FDI di Indonesia sendiri mencapai US$ 23,32 miliar dengan tingkat GDP di Indonesia mencapai US$ 868,35 miliar. Krisis moneter pada tahun 1997 pada awal nya disebabkan oleh pemerintah Thailand yang terbelit hutang luar negeri yang jumlah nya cukup besar, memutuskan untuk membiarkan mata uang baht mengambang dengan tujuan menstimulasi pendapatan ekspor. Akan tetapi hal tersebut tidak tercapai dan memperburuk keadaan. Investor asing mulai kehilangan kepercayaan terhadap negara Asia dan segera menjual asset nya. Indonesia juga menjadi salah satu korban dari krisis tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari Grafik 1.2 di mana pada tahun 1997-1998, GDP di Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan. Melihat dari melemahnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, pendapatan FDI pun mengalami penurunan, bahkan Indonesia mengalami capital outflow (keluarnya dana ke luar negeri). Menurunnya pendapatan FDI bukan 4

hanya semata-mata disebabkan oleh melemahnya ekonomi di Indonesia, tetapi juga disebabkan oleh ketidakstabilan politik dalam negeri yang meningkatkan resiko investasi di dalam negeri. Kondisi di Indonesia mulai membaik ketika presiden Habibie menggantikan kepemimpinan presiden Suharto pada tahun 1998. Pada era kepemimpinan Habibie, pertumbuhan ekonomi pun mulai pulih dan juga kepercayaan investor asing terhadap Indonesia pun mulai meningkat kembali, sehingga pendapatan FDI pun mulai meningkat (Indonesia Investments, 2012). Pada tahun 2008-2009, terjadi krisis finansial global di mana seluruh pasar keuangan terkena dampaknya dan jika dilihat pada Grafik 1.2 FDI di Indonesia mengalami penurunan secara signifikan pada tahun 2009. Akan tetapi, dapat dilihat bahwa GDP di Indonesia tetap menunjukan kenaikan pada Grafik 1.2. Penurunan pada FDI disebabkan oleh krisis finansial global yang mengakibatkan investor asing mengalami kesulitan likuiditas dan hal ini menyebabkan ketidakpercayaan investor asing terhadap negara yang masih berkembang atau emerging markets karena memiliki risiko lebih di mana salah satunya adalah negara Indonesia. Para investor asing lebih memilih untuk menarik dana mereka dari Indonesia dan menanamkan dana tersebut ke investasi yang lebih aman untuk mengurangi kesulitan likuiditas yang disebabkan oleh krisis finansial global. Perilaku investor asing yang berusaha untuk menghindari risiko ini menyebabkan terjadinya capital outflows dari negara Indonesia. Selain itu, krisis finansial global juga mengakibatkan terjadinya hambatan terhadap ketersediaan pembiayaan ekonomi yang berasal dari perbankan, lembaga keuangan, dan pihak-pihak 5

lainnya. Hal ini berdampak terhadap penyaluran dana kredit oleh bank yang menyebabkan pelaku usaha tidak dapat melakukan pinjaman kredit dan pada akhirnya pelaku usaha akan menggunakan dana internal sebagai pembiayaan untuk kelangsungan usahanya dan hal ini akan mengurangi kemampuan pelaku usaha untuk melakukan ekspansi bisnis yang pada akhirnya akan berujung terhadap penghambatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal tersebut yang pada akhirnya memicu terjadinya penurunan pada tingkat pertumbuhan FDI di Indonesia pada tahun 2009 sedangkan pada GDP tetap mengalami kenaikan disebabkan oleh berbagai kebijakan diarahkan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan di tengah kondisi masih kuatnya ketidakpastian di sektor keuangan dan sektor riil di Indonesia sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap mengalami kenaikan. Mantan presiden Susilo Bambang Yudhyono menyatakan pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 4,5% tertinggi ketiga setelah China dan India (Viva News, 2010). Dapat kita lihat bahwa selain GDP ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi FDI di Indonesia. Pada Februari 2015, Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan dari 7,75% menjadi 7,5%. Menteri Keuangan Bambang P.S Brodjonegoro menyatakan bahwa langkah yang dilakukan oleh BI sangat membantu pemerintah untuk menarik investasi dengan suku bunga bank yang rendah dan diharapkan bahwa investasi dari swasta juga bertumbuh serta investasi akan menjadi yang paling penting di tahun 2015 (CNN Indonesia, 2015). 6

Grafik 1.3 Perkembangan BI Rate dan FDI per Kuartal Tahun 2008 2014 9,000,000. 8,000,000. 7,000,000. 6,000,000. 5,000,000. 4,000,000. 3,000,000. 2,000,000. 1,000,000. 0. 2008 2008 Perkembangan BI Rate dan FDI Indonesia (2008-2014) 2009 2009 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014 10.00% 9.00% 8.00% 7.00% 6.00% 5.00% 4.00% 3.00% 2.00% 1.00% 0.00% FDI (Dalam US$ Ribu) BI Rate Sumber: Bank Indonesia & BKPM (Data diolah) Jika dilihat pada Grafik 1.3 terlihat bahwa pada kuartal 4 tahun 2008 ketika BI Rate mencapai angka tertinggi di atas 9% tingkat Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke Indonesia (indikator angka FDI dalam ribuan US$ terletak pada sebelah kiri) mengalami penurunan mendekati US $ 1.000.000 sedangkan pada kuartal 1 tahun 2012 sampai pada kuartal 2 tahun 2013, tingkat BI Rate cenderung stabil dan berada pada angka 5,75% hingga 5,83% dan tingkat FDI yang masuk ke Indonesia mengalami kenaikan dari kuartal 1 tahun 2012 hingga kuartal 2 tahun 2013. Dengan melihat pada hal tersebut dapat dilihat bahwa tingkat FDI yang masuk ke Indonesia cenderung berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan bahwa suku 7

bunga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi masuknya investasi asing ke Indonesia. Ekonom Standard Chartered Indonesia, Eric Sugandi menyatakan bahwa Penanaman Modal Asing (PMA) atau yang disebut juga dengan Foreign Direct Investment (FDI) serta Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sangat memperhatikan inflasi, oleh karena itu pengendalian inflasi sangat penting untuk menarik investasi di Indonesia (Harian Kompas, 2012). Hal ini disebabkan inflasi menjadi salah satu indikator dalam melihat stabilitas suatu negara, ketika suatu negara mengalami inflasi yang stabil maka investor akan melihat bahwa tingkat stabilitas suatu negara sedang terkendali dan akan memiliki risiko yang lebih kecil sehingga akan menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia. Berikut merupakan perkembangan inflasi dan FDI di Indonesia. Grafik 1.4 Perkembangan Inflasi dan FDI per Kuartal Tahun 2008 2014 Perkembangan Inflasi dan FDI (2008-2014) 9,000,000. 8,000,000. 7,000,000. 6,000,000. 5,000,000. 4,000,000. 3,000,000. 2,000,000. 1,000,000. 0. 2008 Q2 2008 2008 Q4 2008 2009 Q2 2009 2009 Q4 2009 2010 Q2 2010 2010 Q4 2010 2011 Q2 2011 2011 Q4 2011 2012 Q2 2012 2012 Q4 2012 2013 Q2 2013 2013 Q4 2013 2014 Q2 2014 2014 Q4 2014 14.00% 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% FDI (Dalam US$ Ribu) Inflasi Sumber: Bank Indonesia & BKPM (Data diolah) 8

Pada data yang dipublikasikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada Grafik 1.5 dapat dilihat bahwa saat ini tingkat Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 174,2 triliun pada Januari- Juni 2015 dan tingkat Domestic Direct Investment (DDI) di Indonesia sebesar Rp 85,5 triliun. Pada Grafik 1.5 dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan Foreign Direct Investment (FDI) cenderung berbanding lurus dengan tingkat Domestic Direct Investment (DDI) di Indonesia, di mana ketika tingkat pertumbuhan DDI mengalami penurunan pada kuartal I 2015 mencapai Rp 42,5 triliun dibandingkan pada Januari Juni 2014 yang mencapai Rp 72,8 triliun, tingkat pertumbuhan FDI juga mengalami penurunan sebesar Rp 150 triliun pada Januari Juni 2014 menjadi sebesar Rp 82,1 triliun pada kuartal I 2015. Dengan melihat pada hal tersebut dapat dikatakan bahwa domestic investment dapat menjadi salah satu faktor yang mendorong masuknya FDI di Indonesia karena secara tidak langsung domestic investment dapat menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang sedang terjadi di Indonesia di mana ketika terjadinya investasi dalam negeri yang tinggi maka dapat dinyatakan bahwa daya beli masyarakat sedang meningkat dan hal ini berarti pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang meningkat dan hal ini dapat mendorong investor asing untuk melihat bahwa prospek untuk berinvestasi di Indonesia baik dan akan mendorong masuknya FDI di Indonesia. Pada data tersebut dinyatakan juga bahwa BKPM menargetkan tingkat Foreign Direct Investment yang diharapkan untuk masuk ke Indonesia sebesar Rp 343,7 triliun di mana pada saat ini FDI yang masuk ke Indonesia telah mencapai 50,7% dari yang diharapkan. 10

Dengan melihat pada hal tersebut dapat dilihat bahwa pemerintah Indonesia saat ini bermaksud untuk meningkatkan Foreign Direct Investment (FDI) dengan cara menciptakan iklim yang bagus untuk para investor serta di tengah kondisi ekonomi global yang melambat saat ini masih terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi masuknya FDI di Indonesia yang dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk melihat dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi FDI di Indonesia dan apakah faktor-faktor tersebut dapat menjadi determinan dari FDI di Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Foreign Direct Investment, baik di negara-negara maju maupun berkembang. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui seberapa signifikan variable-variabel (meliputi GDP, tingkat suku bunga, tingkat inflasi, dan domestic investment) terhadap tingkat FDI dengan mengambil penelitian pada tahun 2006-2014 Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka beberapa pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah Gross Domestic Product (GDP) berpengaruh terhadap Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia Tahun 2006-2014? 2. Apakah tingkat Suku Bunga berpengaruh terhadap Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia Tahun 2006-2014? 11

3. Apakah tingkat Inflasi di Indonesia berpengaruh terhadap Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia Tahun 2006-2014? 4. Apakah Domestic Investment di Indonesia berpengaruh terhadap Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia Tahun 2006-2014? 5. Apakah Gross Domestic Product (GDP), tingkat Suku Bunga, tingkat Inflasi di Indonesia, dan Domestic Investment di Indonesia secara bersama-sama berpengaruh terhadap Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia Tahun 2006-2014? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh Gross Domestic Product (GDP) terhadap Foreign Direct Investment di Indonesia Tahun 2006-2014. 2. Mengetahui pengaruh tingkat Suku Bunga terhadap Foreign Direct Investment di Indonesia Tahun 2006-2014. 3. Mengetahui pengaruh Inflasi di Indonesia terhadap Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia Tahun 2006-2014. 4. Mengetahui pengaruh Domestic Investment di Indonesia terhadap Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia Tahun 2006-2014. 5. Mengetahui pengaruh Gross Domestic Product (GDP), tingkat Suku Bunga, tingkat Inflasi di Indonesia, dan Domestic Investment di Indonesia secara bersama-sama terhadap Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia Tahun 2006-2014. 12

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai maanfaat, baik bersifat akademis maupun praktis, yaitu: 1. Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat digunakan untuk melihat pengaruh Gross Domestic Product (GDP), tingkat Suku Bunga, tingkat Inflasi di Indonesia, dan Domestic Investment di Indonesia terhadap peningkatan Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran, pandangan, tambahan informasi dan saran yang berguna bagi pembaca pada umumnya dan pada mahasiswa. 13