Analisa Mercu Bendung Daerah irigasi Namurambe

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU

PERTEMUAN KE-4 SEBRIAN MIRDEKLIS BESELLY PUTRA HIDROLIKA TERAPAN. Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

Stenly Mesak Rumetna NRP : Pembimbing : Ir.Endang Ariani,Dipl. H.E. NIK : ABSTRAK

BAB 1 KATA PENGANTAR

PERENCANAAN BENDUNG. Perhitungan selengkapnya, disajikan dalam lampiran. Gambar 2.1 Sketsa Lebar Mercu Bendung PLTM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai

KAJIAN PERILAKU ALIRAN MELALUI ALAT UKUR DEBIT MERCU BULAT TERHADAP TINGGI MUKA AIR

Kehilangan Energi Pada Pipa Baja Dan Pipa Pvc

PENGARUH VARIASI PANJANG JARI-JARI (R) TERHADAP KOEFISIEN DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE BUSUR

PERENCANAAN BENDUNG UNTUK DAERAH IRIGASI SULU

BAB II KONDISI EKSISTING

EVALUASI PERENCANAAN BENDUNG PADA SUNGAI ULAR KABUPATEN DELI SERDANG PROPINSI SUMATERA UTARA (STUDI KASUS)

BAB VII PERENCANAAN JARINGAN UTAMA

STUDI MENGENAI PENGARUH VARIASI JUMLAH GIGI GERGAJI TERHADAP KOEFISIEN DEBIT (Cd) DENGAN UJI MODEL FISIK PADA PELIMPAH TIPE GERGAJI

KAJIAN PERILAKU DEBIT ALAT UKUR AMBANG LEBAR TERHADAP PROFIL ALIRAN

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

PENGARUH BENTUK MERCU BENDUNG TERHADAP TINGGI LONCAT AIR KOLAM OLAK MODEL USBR IV (SIMULASI LABORATORIUM)

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

BAB VIII PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY)

PERHITUNGAN BENDUNG SEI PARIT KABUPATEN SERDANG BEDAGAI LAPORAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN» KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK. 1.

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

6 BAB VI EVALUASI BENDUNG JUWERO

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

ABSTRAK Faris Afif.O,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

BAB II STUDI PUSTAKA

ANALISA DESAIN BENDUNG D.I KAWASAN SAWAH LAWEH TARUSAN (3.273 HA) KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DIMENSI HIDROLIS BANGUNAN AIR BENDUNG PADA SUNGAI MANAU JAMBI

4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4.

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN BENDUNG TETAP DI DESA NGETOS KECAMATAN NGETOS KABUPATEN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan I 1

FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

1.1 Latar Belakang Tujuan Lokasi proyek Analisis Curali Hujan Rata-rata Rerata Aljabar 12

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB III METODOLOGI

PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH :

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

STUDI PERENCANAAN HIDROLIS PELIMPAH SAMPING DAM SAMPEAN LAMA SITUBONDO LAPORAN PROYEK AKHIR

STRATEGI PEMILIHAN PEREDAM ENERGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

PERANCANGAN ULANG BENDUNG TIRTOREJO YOGYAKARTA (ANALISIS HIDRAULIKA) (181A)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB VI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HUJAN PADA STASIUN HUJAN DALAM DAS BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT

PERHITUNGAN DEBIT DAN LUAS GENANGAN BANJIR SUNGAI BABURA

RANCANGAN TEKNIS RINCI (DED) BANGUNAN UTAMA BENDUNG DAN JARINGAN IRIGASI D.I. SIDEY KABUPATEN MANOKWARI PAPUA TUGAS AKHIR

PERENCANAAN TUBUH EMBUNG ROBATAL, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. curah hujan ini sangat penting untuk perencanaan seperti debit banjir rencana.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PERENCANAAN EMBUNG KEDUNG BUNDER KABUPATEN PROBOLINGGO AHMAD NAUFAL HIDAYAT

BAB III ANALISA HIDROLOGI

BAB I ALIRAN MELEWATI AMBANG ( AMBANG LEBAR DAN AMBANG TAJAM )

ANALISIS VOLUME TAMPUNGAN KOLAM RETENSI DAS DELI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGENDALIAN BANJIR KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu daerah irigasi di Sumatera Utara adalah Bendungan Namu Sira-sira.

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

Studi Pengendalian Banjir Sungai Kalidawir Tulungagung

Analisis Hidrologi Kebutuhan Air Pada Daerah Irigasi Pakkat

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR KAJIAN PERENCANAAN EMBUNG UNTUK KEPERLUAN IRIGASI DI DAERAH BATU BETUMPANG KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi pada Proyek Detail Desain Bendung D.I.

ANALISIS DAN PERENCANAAN PENGAMAN DASAR SUNGAI DIHILIR BENDUNG CIPAMINGKIS JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

EVALUASI HIDROLIS BENDUNG LAMA TERHADAP RENCANA BENDUNG BARU PADA BENDUNG TIMBANG LAWAN DI KABUPATEN LANGKAT

SIMULASI PROFIL MUKA AIR PADA BENDUNG MRICAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS PROYEK AKHIR

BAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

PERENCANAAN TUBUH EMBUNG BULUNG DI KABUPATEN BANGKALAN TUGAS AKHIR

RC MODUL 1 TEKNIK IRIGASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.5. Potensi Sumber Air Tawar

BAB III METODOLOGI III-1

BAB IV ANALISIS DAN HASIL. Sungai

PERENCANAAN EMBUNG BLORONG KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH. Muhammad Erri Kurniawan, Yudha Satria, Sugiyanto *), Hari Budieny *)

Perencanaan Saluran Irigasi Primer di Desa Maroko Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI PERENCANAAN CHECK DAM

BAB I PENDAHULUAN. Kuta Baru Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai terancam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai pada Semester A tahun ajaran dan

ANALISIS GERUSAN DI HILIR BENDUNG TIPE USBR-IV (UJI MODEL DI LABORATORIUM)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Perubahan iklim didefinisikan sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi oleh

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

PENYELIDIKAN OPERASI PINTU INTAKE EMBUNG SAMIRAN DENGAN UJI MODEL HIDROLIK. Dwi Kurniani *) Kirno **)

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH UTAMA BENDUNGAN LAWE-LAWE DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONTROL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN PRIMER DAN DIMENSI KOLAM OLAK BANGUNAN TERJUN 13 SALURAN SEKUNDER DI BENDUNG NAMU SIRA SIRA

Transkripsi:

Laporan Penelitian Analisa Mercu Bendung Daerah irigasi Namurambe Oleh Ir. Salomo Simanjuntak, MT Dosen Tetap Fakultas Teknik LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2009

KATA PENGANTAR Pertama sekali dipanjatan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan anugerahnya sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Peneliti menyadari bahwa dengan segala keterbatasannya laporan penelitian ini masih kurang dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran untuk menyempurnakan laporan penelitian ini. Penulis juga menyadari bahwa penelitian ini tanpa bantuan dari berbagai pihak, penelitian dan laporan penelitian ini tidak akan selesai sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Prof.Dr.Ir. Hasan Sitorus sebagai Ketua Lembaga Penelitian UHN. 2. Bapak Ir. Humisar Sibarani, MS.Met sebagai Dekan FT UHN. 3. Badan Meteorologi dan Geofisika Sampali 4. PT. Deka Konsultan 5. Kepala Pekerjaan Umum Deli Serdang. 6. Serta pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi yang membacanya. Medan, Oktober 2009 Peneliti i

ABSTRAK Daerah Irigasi Namorambe seluas 1036 Ha terletak di Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara, merupakan salah satu lumbung beras bagi provinsi Sumatera Utara. Diharapkan pembangunan Daerah Irigasi Namorambe akan meningkatkan sumber daya pangan di Kabupaten Deli Serdang provinsi Sumatera Utara. Perencanaan bendung Namorambe oleh pt. Deka Konsultan membuat bentuk mercu Ogee dengan kemiringan hulu 3:1 dan tinggi mercu (Po) 1,61 m dan lebar bendung (B) 40 m, dimana debit banjir 100 tahun (Q) sebesar 136 m 3 /det. Pada kesempatan ini penulis menganalisa mercu bendung daerah irigasi Namorambe kabupaten Deli Serdang. Dalam hal ini bentuk mercu bendung dibagi atas 2 tipe yaitu mercu bulat dan mercu Ogee. Masing-masing bentuk mercu tersebut mempunyai lebar (B) 40 m dengan tinggi mercu (Po) 1,61 m, kemudian dialirkan debit banjir 100 tahun yaitu Q = 136 m 3 /det. Dengan menggunakan rumus debit aliran melalui mercu dengan akan diperoleh harga-harga q persatuan meter dan harga tinggi air diatas mercu. Dengan diperolehnya harga tinggi air diatas mercu maka akan diperoleh tipe mercu yang lebih besar melewatkan debit, dapat dilihat bahwa debit persatuan lebar, yang paling besar melewati mercu adalah mercu Ogee dengan kemiringan kehulu 3:2, yaitu sebesar 3,417 m 3 /det. ii

DAFTAR ISI Halaman Kata pengantar... i Abstrak... ii Daftar Isi... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. UMUM... 1 1.2. LATAR BELAKANG...1 1.3. TUJUAN DAN TUJUAN... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 2 2.1. SIFAT-SIFAT ALIRAN... 2 2.2. ALIRAN MELALUI MERCU BENDUNG... 2 BAB III LANDASAN TEORI... 6 3.1. DESKRIPSI AREAL... 6 3.2. DEBIT ALIRAN... 6 3.3. KETERSEDIAAN AIR... 7 3.4. DEBIT BANJIR... 7 3.5. KEADAAN GEOLOGI DAN MEKANIKA... 8 TANAH BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA... 9 4.1. Penyajian Data... 9 4.2. Perhitungan mercu Bendung... 9 4.3. Pembahasan... 11 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 12 5.1. Kesimpulan... 12 5.2. Saran... 12 Daftar Pustaka... 13 iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Bangunan utama (Head Works) merupakan semua bangunan yang direncanakan di sepanjang sungai untuk membelokkan air ke jaringan saluran irigasi agar dapat dipakai untuk keperluan irigasi, biasanya dilengkapi dengan kantong lumpur agar bisa mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan. Salah satu dari beberapa jenis bangunan utama adalah bendung dengan pelimpah tetap ataupun bendung tetap. Bendung adalah bangunan pelimpah di sungai yang berfungsi memberikan tinggi muka air minimum kepada pintu bangunan pengambilan guna keperluan irigasi. Keberadaan bendung di sungai dapat menimbulkan genangan air di hulu sungai tertentu saat terjadi banjir. Hal ini sering terjadi pada bendung tetap yang dibangun pada ruas sungai yang sangat landai, guna mengatasi terjadinya pelimpahan/genangan air ke kiri dan ke kanan sungai di hulu bendung dilakukan dengan pembangunan tanggul atau pemakaian bendung gerak. 1.2. Latar Belakang Daerah Irigasi Namurambe seluas 1.036 Ha terletak di Kecamatan Namurambe Kabupaten Deli Serdang provinsi Sumatera Utara. Diharapkan dengan pembangunan Daerah Irigasi Namurambe akan meningkatkan sumber daya pangan di Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu lumbung beras bagi Provinsi Sumatera Utara.Desain mercu bendung pada Daerah Irigasi Namurambe dirancang dengan perhitungan debit banjir 100 tahun yaitu sebesar 136 m 3 /det. 1.3. Maksud dan Tujuan Maksud untuk menganalisa bentuk mercu bendung pada bendung Namurambe. Tujuan penulis menganalisa mercu bendung tersebut untuk membandingkan debit aliran yang terjadi melalui mercu, hasil perencanaan PT. DEKA KONSULTAN dengan debit aliran melalui mercu dari berbagai bentuk mercu bendung lainnya, serta mendalami masalah atau problem debit aliran melalui suatu mercu bendung tetap. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat - Sifat Aliran Aliran berubah tiba-tiba memiliki kelengkungan garis aliran yang sangat jelas. Perubahan kelengkungan dapat terjadi sedemikian mendadak sehingga profil aliran terputus, menghasilkan keadaan turbulensi tinggi, inilah yang disebut aliran berubah tibatiba dengan profil terputus, dengan loncatan hidrolik sebagai salah satu contohnya. 1.2 Aliran Melalui Mercu Bendung 2.1.1 Bentuk Bendung Mercu Tajam Bentuk tirai bendung mercu tajam ini dapat ditaksir berdasarkan prinsip lemparan peluru (Gambar 2.1). Menurut prinsip ini, komponen kecepatan mendatar dari aliran dianggap konstan dan satu-satunya gaya yang bekerja pada tirai luapan adalah gaya berat. Untuk waktu t, sebutir air di permukaan bendung, yang sama dengan persamaan : x = V0. t. Cos V 0 = Kecepatan di titik x = 0 = Sudut kemiringan dari kecepatan V0 terhadap bidang datar 2.1.2 Bentuk Bendung Mercu Ogee (Lengkung) Profil tirai luapan diatas bendung puncak tajam telah dibahas analisa data yang telah dikumpul oleh USBR telah menghasilkan hubungan yang relative lebih sederhana dan berguna dalam merencankan profil pelimpah lengkung, dengan menganggap kasus pelimpah yang biasa dengan muka vertical dan ketinggiannya besar (dengan menyatakan kecepatan pendekatan dapat diabaikan), profil itu dapat diperoleh seperti yang ditunjukkan dala gambar. Profil hilir dari awalnya dinyatakan dengan persamaan : yy xx 1,85 = 0,5 HHHH HHHH 2

Profil ini dibuat turun ketinggian dimana ketinggian profil sama dengan kemiringan muka hilir dari penampang tanpa pelimpah dari bendung, profil itu dijaga agar lurus di bawah ketinggian ini (muka tegak pelimpah ada kalanya perlu diatur kembali dari muka hulu penampang pelimpah guna mencapai keperluan yang terdahulu). Modifikasi profil yang dinyatakan dalam gambar disebabkan karena kehadiran kecepatan pendekatan dan disebabkan karena muka hulu tidak tegak adalah tersedia sebagai hasil penelitian USBR. Profil tirai luapan atas diatas pelimpah adalah penting karena ketinggian dinding pangkal pelimpah itu ditentukan oleh ketinggian aliran diatas pelimpah pada elevasi itu. Tabel 2.1 memberikan koordinat tirai luapan atas diatas muka tegak pelimpah lengkung yang tinggi. Tabel 2.1 Koordinat tirai luapan atas diatas muka tegak pelimpah lengkung y/hd x/hd H/Hd = 0,5 H/Hd = 1,0 H/Hd = 1,33-1,0-0,49-0,933-1,21-0,6-0,475-0,893-1,151-0,2-0,425-0,821-0,106 0-0,371-0,755-1,00 0,4-0,20-0,586-0,821 0,8 0,075-0,320-0,22 1,8 1,269 0,857 0,531 2.1.3 Persamaan Debit Bentuk Mercu Ogee (Lengkung) Karena profil pelimpah lengkung diperoleh dari profil tirai luapan bawah di atas bendung puncak tajam, hubungan debit yang sama dengan bentuk bendung akan berlaku sama dalam hal pelimpah. Persamaan debit sehubungan dengan tinggi tekan rencana dapat ditulis sebagai : QQ = 2 3 CC 3/2 0BB 2ggHH 0 Dimana : Co = Koefisien debit Ho = Hd + V 0 2 /2g (V 0 adalah pendekatan) 3

Penelitian USBR telah menunjukkan bahwa C 0 adalah fungsi dari ww HH 0 seperti ditunjukkan pada gambar. Harga C 0 yang relative tinggi apabila dibandingkan dengan bendung puncak tajam ialah karena perbedaan dasar dari ketinggian tekan yang diambil, pada ketinggian tekan selain dari tinggi rencana, persamaan debit dapat ditulis sebagai QQ = 2 3 CCCC 2ggHHHH3/2 Dimana C adalah koefisien debit dan HHHH = HH + HH + VV 0 2 2gg 2.1.4 Bentuk Bendung Mercu Bulat Tekanan pada mercu adalah fungsi perbandingan antara H 1 dan r (H 1 /r) (lihat gambar 2.6). Untuk bendung dengan jari-jari (R2) (lihat gambar 2.5), jari-jari yang akan digunakan untuk menentukan harga koefisien debit untuk menghindari bahaya kavasitas lokal, tekanan minimum pada mercu bendung harus dibatasi sampai 4m tekanan air jika mercu terbuat dari beton. 2.1.5 Persamaan Debit Mercu Bulat Debit yang melalui pelimpah dapat dihitung dengan suatu persamaan dalam bentuk persamaan (2.9). Untuk pelimpah yang dirancang dengan bentuk-bentuk WES, persamaannya adalah : 1,5 QQ = CCCCHH ee Dimana : He = Tinggi energi total pada mercu (ft), termasuk tinggi kec. pd saluran masuk L = Panjang efektif mercu debit H = Tinggi yang diukur di atas mercu, tanpa tinggi kecepatan. Hasil pemeriksaan terhadap model pelimpah ini membuktikan bahwa pengaruh kecepatan masuk dapat diabaikan bila tinggi h dari pelimpah melebihi 1,33 H d, dengan H d adalah tinggi tekan rancangan tanpa tinggi kecepatan masuk. Berdasarkan keadaan ini dan dengan tinggi tekan rancangan (yakni h/h d melebihi 1,33 dan He = H d untuk 4

kecepatan tinggi kecepatan masuk diabaikan), koefisien debit C diketahui sebesar Cd = 4,03 2.2 Tekanan Pada Mercu Bendung Distribusi tekan pada mercu pelimpah dengan dan tanpa tiang pada rasio tinggi tekan yang berbeda-beda berdasarkan percobaan CW 801 untuk bentuk WES diperhatikan dalam disamping. Tekanantekanan untuk rasio tinggi tekan lainnya dapat diperoleh dengan interpolasi 2.3 Lebar Bendung Lebar efektif mercu (Be) dihubungkan dengan lebar mercu yang sebenarnya (B) yakni jarak antara pangkal-pangkal bendung di pilar dengan persamaan berikut : Kp Ka H 1 Be B BBBB = BB 2(nn KKKK + KKKK) HH 1 Dimana : n = Jumlah pilar = Koefisien konstruksi pilar = Koefisien pangkal bendung = Tinggi energi (m) = Lebar efektif bendung (m) = Lebar bendung (m) 5

BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Areal Daerah Irigasi (DI) Namurambe seluas 1.036 Ha merupakan areal yang berfungsional untuk dikembangkan menjadi lahan persawahan teknis. Hal ini ditinjau atas dasar tingkat kesesuaian tata guna lahan serta ketersediaan sumber airnya baik kualitas maupun kuantitas. Sumber air yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi pada daerah irigasi Namurambe direncanakan dialirkan dari sungai Deli. Dimana ketersediaan debit airnya cukup untuk memenuhi kebutuhan air irigasi pada areal rencana. Daerah irigasi Namurambe terletak di Kecamatan Namurambe, Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis lokasi bendung terletak pada posisi 3 39-3 40 LU dan 98 39-98 40 BT. Kondisi Topografi Bentuk daerah aliran sungai (DAS) berbentuk ellips. Untuk menentukan luas daerah tangkapan hujan di suatu areal dapat digambarkan dengan memperoleh batas-batas aliran sungai dari seluruh panjang sungai. Didalam catchment area terdapat 2 (dua) stasiun pencatat curah hujan diantaranya : Stasiun Sei Semayang dan Stasiun Aek Pancur. Bendung yang sudah direncanakan berada pada alur sungai yang lurus (± 300 m) dan berada pada daerah berbukit, dan di sebelah kiri dan kanan alur sungai terdapat daerah berbukit-bukit, sehingga bila terjadi genangan di hulu bendung akibat banjir tidak lagi membutuhkan tanggul di sebelah kiri dan kanan alur sungai atau genangan tersebut tidak lagi meluap melewati batas alur sungai tersebut. Lebar sungai sebelum dibendung kira-kira 20 m, dan setelah dibendung lebar sungai diperlebar hingga 40 m, sehingga aliran sungai tersebut menjadi stabil dan mempunyai 4 (empat) pilar bendung dan 2 (dua) buah pintu pembilas. 3.2. Debit Pada sekitar lokasi proyek terdapat data debt yang berupa pencatatan AWLR di Simeme. Data yang tersedia selengkapnya disajikan pada Lampiran 2 dan data bulanan disajikan pada tabel berikut ini 6

3.3. Ketersediaan Air atau Debit Andalan Perhitungan ketersediaan air atau debit andalan diperlukan untuk perhitungan neraca air sehingga dapat diketahui kemampuan air mengairi areal irigasi. Analisis ketersediaan air pada pekerjaan ini berdasarkan data debit yang tersedia pada AWLR Simeme. 3.4. Debit Banjir Menghitung debit banjir digunakan curah hujan periode ulang tertentu yang dihitung dengan metode Gumbel. Besarnya debit banjir hasil analisa digunakan untuk mendimensi tubuh bendung. Periode ulang yang diperkirakan dalam analisis debit banjir rencana ini adalah periode ulang 100 (seratus) tahun. Dalam hal ini diambil debit rencana 100 tahun yang telah dihitung oleh PT. Deka Konsultan yaitu sebesar 136 m 3 /det dengan menggunakan metode distribusi Gumbel dan Log Person III. 7

3.5. Keadaan Geologi dan Mekanika Tanah Pekerjaan geologi dan mekanika tanah merupakan sub-bagian rencana pembangunan bendung yang membutuhkan adanya penelitian tanah khususnya pada lokasi rencana pondasi atau letak tubuh bendung, maka dalam hal ini diperlukan adanya penelitian mengetahui parameter-parameter tanah yang akan digunakan dalam perhitungan daya dukung pondasi dan stabilitas bendung. Untuk dapat memenuhi hal diatas dilaksanakan pengujian yang dilakukan pada lokasi rencana bendung Namurambe adalah pengujian Sondir dan Hand bor. 8

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA 4.1. Penyajian Data 4.2. Perhitungan Mercu Bendung Untuk Mercu Bulat Lebar bendung= 40,00 m Elevasi dasar bendung= 129,29 m Elevasi puncak mercu = 130,90 m Tinggi mercu bendung (P)= 1,61 m Elevasi muka air normal= 130,94 m Elevasi muka air banjir= 131,97 m Debit melalui mercu (Q)= 136 m 3 /det Luas catchment di lokasi = 99,5 km Luas catchment di AWLR= 106,3 km Tiper mercu ogee 3:1 2 2 Persamaan tinggi energi debit untuk bendung ambang pendek dengan pengontrol segi empat adalah : Lebar Efektif Bendung (Be) Lebar efektif bendung diperoleh : Dimana : QQ = CCCC 2 3 2 3 gg BBBB HH 1,5 1 Q = Debit (m 3 /detik) Cd g H 1 Be 1,5 = Koefisien debit (Cd = C0C 1 C 2 ) 2 = Percepatan gravitasi (9,81 m/detik ) = Tinggi energy diatas mercu (m) = Lebar efektif bendung Be = B 2 (n. Kp + Ka). H 1 Be = 40 2 (4. 0,01 + 0,10). 1,3305 = 39,5702 m = 39,5 meter 9

Debit Melalui Mercu Debit banjir rencana Q 100 = 136 m 3 /det Tinggi mercu bendung = 1,6100 m Lebar efektif (Be) = 39,5702 m Tinggi energy diatas mercu (H 1 ) = 1,3305 m Maka tinggi air diatas mercu = H0 K 0 1,259 m Perhitungan Panjang Genangan akibat Bendung Panjang genangan untuk 2 x h dimana he = 1,2905 adalah A = Mercu Ogee 2 xx 1,2905 XX = 1 mm 233,04 mm Tabel bentuk mercu dan debit yang mengalir = 561,6264 meter = 1,3305 0,0715 = BentukMercuBendung Satuan Bulat Ogee Ogee Ogee Ogee Kemiringankehulu - - Tegakl urus 3:1 3:2 3:3 Debit rencana Q100 thn m 3 /det 136,0 136,0 136,0 136,0 136,0 Jari-jarimercu (r) m 1,000 0,629 0,264 0,250 0,277 Co - 1,250 1,340 1,486 1,485 1,486 C1-0,980 0,960 0,960 0,960 0,960 Cd (koefisienbendung) - 1,300 1,286 1,422 1,425 1,426 Tinggienergidiatasmercu (Ho) m 1,330 1,403 1,398 1,333 1,329 Lebarefektifbendung (Be) m 39,570 39,819 39,800 39,800 39,830 Tinggimercu (Po) m 1,610 1,610 1,610 1,610 1,610 to = (Po + Ho) m 2,940 2,944 2,876 2,870 2,866 Vo = q/to m 3 /det/ 1,156 m 1,159 1,093 1,190 1,190 Ko = Vo 2 /to m 0,071 0,068 0,060 0,072 0,072 Tinggi air diatasmercu (H1) = Ho - Ko m 1,259 1,343 1,256 1,255 1,256 Debit persatuanlebar (q) m 3 /det 3,400 3,415 3,417 3,417 3,414 10

4.3. Pembahasan Debit melalui mercu diformulakan dengan QQ = CCCC 2 3 2 gg BBBB HH 1,5 3 1 dimana harga Cd adalah koefisien debit (Cd = C 0 C 1 C 2 ) dan harga C 0 diambil dari grafik perbandingan H 1 /r, harga C 1 diambil dari grafik perbandingan P/H 1, harga C 2 diambil dari grafik perbandingan H 2 /H, g adalah gaya gravitasi bumi (9,81 m/det 2 ), Be adalah lebar efektif bendung dan H 1 adalah tinggi energi diatas mercu bendung. Lebar efektif bendung diformulakan dengan Be = B 2 (n. Kp + Ka). H dimana harga n adalah jumlah pilar dan harga Kp = 0,01 dan Ka = 0,10 maka harga dari Be dapat ditentukan, dan untuk menentukan harga H 1 terlebih dahulu mencari debit persatuan lebar (q) maka harga H 1 dapat ditentukan. Untuk mendapatkan harga-harga variabel lainnya seperti harga h0, V 0, k 0 dan t 0 dilakukan dengan cara perhitungan pendekatan-pendekatan, dimana harga V 0 (kecepatan aliran) = q/t 0 dan k 0 = V 2 /2.g dan H 0 = h 0 + k 0 dari hasil analisa dan perhitungan maka diperoleh harga-harga besaran seperti pada tabel diatas. 1 1,5 11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Debit banjir rencana Q 100 = 136 m 3 /det Tinggi mercu bendung = 1,6100 m Lebar efektif (Be) = 39,5702 m Tinggi energy diatas mercu (H 1 ) = 1,3305 m 5.2. Saran 1. Agar dapat dibandingkan, maka dicoba untuk bentuk mercu lainnya. 2. Perlu diperhatikan penempatan bendung yang lebih efektif. 12

DAFTAR PUSTAKA 1. Ranga Raju K.G, Aliran Melalui Saluran Terbuka, Jakarta : Erlangga, 1986 2. Ven Te Chow, Phd, Hidrolika Saluran Terbuka, Jakarta : Erlangga, 1989 3. Direktorat Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, CV. Galang Persada Bandung, KP-02 : Kriteria Perencanaan bagian Bangunan Umum 4. Kensaku, Bendungan Type Urugan, PT. Pradya Paramita, Jakarta, 1997. 5. Linsley & Branzini, Teknik Sumber Daya Air. Jakarta, Erlangga 6. Guna Darma, Irigasi dan Bangunan Air, Universitas Guna Darma 42