BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai Perbedaan Intensitas Berahi pada Generasi Pertama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Tampilan Ferning Pre-Post Inseminasi Buatan

SKRIPSI. Oleh ISTI PRAHESTI

CARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI INSEMINASI BUATAN(IB).

MATERI DAN METODE. Januari hingga Maret Penelitian ini telah dilaksanakan di Pondok Pesantren

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan reproduksi akan sangat mendukung peningkatan populasi sapi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Ternak Manunggal IV Dusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi PO adalah sapi persilangan antara sapi Ongole (Bos-indicus) dengan sapi

TAMPILAN FERNING PRE - POST INSEMINASI BUATAN BERDASARKAN UMUR SAPI SIMPO F1 DAN F2 DI KECAMATAN PATEAN, KABUPATEN KENDAL SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. kebutuhan sehingga sebagian masih harus diimpor (Suryana, 2009). Pemenuhan

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

I. PENDAHULUAN. jika ditinjau dari program swasembada daging sapi dengan target tahun 2009 dan

MATERI DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 1999 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. maka hasil produksi ternak dapat terus ditingkatkan. Kendala yang. betina muncul. Hal ini yang menentukan keberhasilan dari proses

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kecamatan Botupingge, Kabupaten Bone

BAB III MATERI DAN METODE. Ongole (PO) dan sapi Simmental-PO (SIMPO) dilaksanakan pada tanggal 25 Maret

menghasilkan keturunan (melahirkan) yang sehat dan dapat tumbuh secara normal. Ternak yang mempunyai kesanggupan menghasilkan keturunan atau dapat

Lampiran 1. Prosedur Pemeliharaan Kelinci Lokal Koloni dan Individu. 1. Pembuatan kandang untuk 2 perlakuan, yaitu koloni dan individu.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Bahan Kering (BK) 300, ,94 Total (g/e/hr) ± 115,13 Konsumsi BK Ransum (% BB) 450,29 ± 100,76 3,20

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. indicus yang berasal dari India, Bos taurus yang merupakan ternak keturunan

Pengaruh Body Condition Score (BCS) Berbeda terhadap Intensitas Birahi Sapi Induk Simmental Peranakan Ongole (SIMPO)

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN FLUSHING DAN NON FLUSHING TERHADAP INTENSITAS BERAHI DAN ANGKA KEBUNTINGAN INDUK SAPI POTONG SKRIPSI.

penampungan [ilustrasi :1], penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu kabupaten diantara 5

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Persilangan Simmental Peranakan Ongole (SimPO)

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

PERFORMANS REPRODUKSI SAPI BALI DAN SAPI PO DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR

Pemantauan dan Pengukuran Proses Layanan Purna Jual. Kegiatan Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal. Kepala BIB Lembang

BAB 3 Analisis Ketepatan Prediksi Bobot Hidup Induk Sapi PO Dari Ukuran Lingkar Dada dan Panjang Badan

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

PENDAHULUAN. yang terdiri dari kecamatan Baraka 49 ekor, kecamatan Baroko 13 ekor,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilakukan dengan purposive sampling, menggunakan 25 ekor

KAWIN SUNTIK/INSEMINASI BUATAN (IB) SAPI

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang penangkaran lovebird Jl. Pulau Senopati Desa

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

I. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga

POLA ESTRUS INDUK SAPI PERANAKAN ONGOLE DIBANDINGKAN DENGAN SILANGAN SIMMENTAL-PERANAKAN ONGOLE. Dosen Fakultas Peternakan UGM

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

Sexual behaviour Parturient behaviour Nursing & maternal behaviour

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Simmental, antara lain warna bulu penutup badan bervariasi mulai dari putih

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Peternakan Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

PERFORMAN REPRODUKSI SAPI PERANAKAN ONGOLE DAN SAPI PERANAKAN LIMOUSINE DI KECAMATAN BERBEK KABUPATEN NGANJUK

BAB 4 Analisis Ketepatan Prediksi Bobot Lahir Anak Dari Lama Waktu Kelahiran dan Ukuran Tubuh Induk Remaja Sapi PO

INDEK FERTILITAS SAPI PO DAN PERSILANGANNYA DENGAN LIMOUSIN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

SERVICE PER CONCEPTION (S/C) DAN CONCEPTION RATE (CR) SAPI PERANAKAN SIMMENTAL PADA PARITAS YANG BERBEDA DI KECAMATAN SANANKULON KABUPATEN BLITAR

SISTEM PEMELIHARAAN DAN PRODUKTIVITAS SAPI POTONG PADA BERBAGAI KELAS KELOMPOK PETERNAK DI KABUPATEN CIAMIS SKRIPSI ELIS NURFITRI

Pembibitan dan Budidaya ternak dapat diartikan ternak yang digunakan sebagai tetua bagi anaknya tanpa atau sedikit memperhatikan potensi genetiknya. B

HASIL DAN PEMBAHASAN. pejantan untuk dikawini. Diluar fase estrus, ternak betina akan menolak dan

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Potong. potong adalah daging. Tinggi rendahnya produksi penggemukan tersebut

HASIL DAN PEMBAHASAN

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Propinsi Lampung memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar untuk

EFISIENSI REPRODUKSI SAPI POTONG DI KABUPATEN MOJOKERTO. Oleh : Donny Wahyu, SPt*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Flemish giant dan belgian hare dan berasal dari Amerika. Kelinci ini mempunyai

Pengaruh Pemberian Pakan Flushing dan Non Flushing terhadap Intensitas Birahi dan Angka Kebuntingan Induk Sapi Potong

MATERI DAN METODE. Materi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Persilangan Simmental dan Peranakan Ongole. Sapi hasil persilangan antara sapi peranakan Ongole (PO) dan sapi

Prediksi Kemajuan dan Respon Seleksi Bobot Badan dan GenotipGH Induk Sapi PO

ABSTRACT

RINGKASAN. Pembimbing Utama : Dr. Bagus P. Purwanto, M.Agr. Pembimbing Anggota : L-. Aiidi Murfi, MSi.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya daging sapi dari tahun ke tahun di Indonesia mengalami peningkatan

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Permintaan daging sapi terus meningkat seiring pertumbuhan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

I. PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk menghasilkan daging, susu, dan sumber tenaga kerja sebagai

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Peranakan Ongole (PO) merupakan salah satu sapi yang banyak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Mekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Lokasi

PUBERTAS DAN ESTRUS 32 Pubertas 32 Estrus 32 Waktu kawin 33

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

PREFERENSI DAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK TENTANG TEKNOLOGI IB DI KABUPATEN BARRU. Syahdar Baba 1 dan M. Risal 2 ABSTRAK

PERBANDINGAN EFISIENSI REPRODUKSI SAPI BRAHMAN CROSS YANG DIINSEMINASI TAHUN **** DAN TAHUN *** DI KECAMATAN (X) KABUPATEN (Y) PROPINSI (Z)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Sistem Pemeliharaan Domba di UPTD BPPTD Margawati

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada peternakan sapi rakyat di Kabupaten

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN

D.B.A. San, I.K.G.Yase Mas dan E. T. Setiatin* Program S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro

Lampiran 1. Peta penyebaran A. atlas (Peigler, 1989) Lampiran 2. Tempat Perkawinan dan Pemeliharaan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

Kinerja Reproduksi Induk Sapi Potong pada Usaha Peternakan Rakyat di Kecamatan Mojogedang

BAB II TINGKAH LAKU TERNAK RIMINANSIA

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di

Transkripsi:

17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai Perbedaan Intensitas Berahi pada Generasi Pertama (F1) dan Generasi Kedua (F2) Sapi Hasil Persilangan SimPO ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2014. Tempatnya di Kelompok Tani Ternak Desa Plososari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal. 3.1. Materi Penelitian Materi yang digunakan dalam Penelitian adalah 26 ekor sapi SimPO yang diberi pakan konsentrat (13 ekor F1 dan 13 ekor F2) dengan umur kisaran 4 tahun dan berat badan kurang lebih 200 kg yang terdapat di Desa Plososari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal. Peralatan yang digunakan yaitu sebagai berikut: 1. Termometer digital untuk mengukur suhu vulva. 2. Jangka sorong untuk melihat perubahan pembengkakan pada vulva. 3. Senter untuk memudahkan melihat sampel di dalam kandang. 4. Termometer ruangan untuk mengetahui suhu dan kelembaban di dalam kandang. 5. Round-O untuk mengukur lingkar dada sapi untuk mengetahui bobot badannya.

18 6. Alat tulis untuk mencatat data yang diperoleh, kamera digunakan untuk mendokumentasi sampel. Peralatan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2. 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Tahap persiapan penelitian Materi penelitian digunakan sebanyak 26 ekor sapi hasil persilangan Simmental Peranakan Ongole yang masing-masing 13 ekor generasi pertama (F1) dan 13 ekor generasi kedua (F2) dengan kisaran umur 4 tahun serta bobot badan 200 kg yang sudah memenuhi syarat yaitu dewasa tubuh. Bobot badan diukur dengan cara mengukur lingkar dada menggunakan round-o. Kemudian wawancara dilakukan guna recording umur induk, silsilah bangsanya dan terakhir kali dikawinkan. 3.2.2. Tahap penelitian Tahap penelitian dilakukan dengan cara pengamatan atau deteksi berahi setiap hari pagi pukul 06.00 WIB dan sore pukul 16.00 WIB. Data pengamatan berupa skor tentang intesitas berahi (vulva, lendir, tingkah laku dan ereksi uterus) serta lama dan siklus berahi. Pengamatan yang dilakukan pertama adalah perubahan vulva yaitu tentang warna, kebengkakan dan suhu. Data yang dicatat yaitu sebelum dan saat berahi pada sampel. Kebengkakan pada vulva diukur dengan menggunakan jangka sorong saat sebelum berahi dan saat berahi. Sedangkan untuk suhu vagina diukur menggunakan termometer digital sebelum

19 dan saat berahi. Pengamatan yang kedua yaitu kuantitas lendir yang dikeluarkan saat sedang berahi. Pengamatan yang ketiga adalah tingkah laku sapi saat sedang berahi. Pengamatan keempat yaitu ereksi uterus saat Inseminator melakukan IB pada materi penelitian. Pengamatan yang kelima yaitu lama berahi dengan cara melakukan diamati dari awal munculnya tanda-tanda berahi hingga akhir tanda-tanda berahi. Berahi diamati setiap empat jam untuk seluruh ternak. Ternak menunjukkan tanda-tanda berahi pada waktu pengamatan muncul maka berahi dianggap mulai pada 2 jam yang lalu (pertengahan durasi dari dua kali pengamatan), apabila pada saat pengamatan tidak menunjukkan tanda-tanda berahi maka berahi dianggap berakhir 2 jam sebelum waktu pengamatan. Pengamatan yang terakhir yaitu siklus berahi yaitu dengan cara melihat data recording pada materi penelitian terakhir kali dikawinkan, dan siklus akan terhitung apabila ternak tersebut dikawinkan kembali. Kegiatan penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3. 3.3. Rancangan Percobaan Setelah mendapatkan data pengamatan pada setiap parameter penelitian. Layout yang digunakan untuk mengolah data pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.

20 Tabel 3. Layout Intensitas Birahi (Vulva, Lendir, Tingkah Laku dan Ereksi Uterus) pada Generasi Pertama (F1) dan Generasi Kedua (F2) Sapi SimPO. Intensitas Birahi Skor Vulva Lendir Tingkah Laku Ereksi Uterus F1 F2 F1 F2 F1 F2 F1 F2 (O) (E) (O) (E) (O) (E) (O) (E) (O) (E) (O) (E) (O) (E) (O) (E) - n n n n n n n n n n n n n n n n + n n n n n n n n n n n n n n n n ++ n n n n n n n n - - n n n n +++ n n n n n n n n - - n n n n Keterangan (pada parameter tingkah laku skor yang digunakan hanya dan +) n : jumlah (ekor) Objek (O) : nilai observasi (pengamatan jumlah ekor sapi yang menunjukan skor +, ++, +++) Ekspektasi (E) : nilai ekspetasi (nilai harapan) 3.4. Teknik Pengumpulan Data Pengambilan data intesitas birahi dimana pada setiap parameter (vulva, lendir, tingkah laku dan ereksi uterus) diberi skor satu (+), skor dua (++) dan skor tiga (+++), tetapi pada parameter tingkah laku hanya digunakan skor (-) dan skor (+) yang keterangannya dapat dilihat pada Tabel 5.

21 Tabel 4. Skor Intensitas Birahi pada Generasi Pertama (F1) dan Generasi Kedua (F2) Sapi Simpo (Kune dan Solihati, 2007). Skor Vulva Lendir Tingkah Laku - Tidak ada tandatanda berahi (silent heat) Tidak ada tandatanda berahi (silent heat. Tidak ada tandatanda berahi (silent heat) Ereksi Uterus Tidak ada tanda-tanda berahi (silent heat) + Perubahan warna (merah pucat) Lendir yang dikeluarkan sangat sedikit (di dalam vulva) Gelisah, nafsu makan menurun, sering melenguh, sering mengibaskan ekor dan menaiki sapi lainnya. Uterus tidak terlalu tegang saat dipegang. ++ Perubahan warna (merah/merah terang). +++ Perubahan warna (merah tua). Lendir yang dihasilkan cukup banyak (terlihat diluar bibir vulva) Lendir yang dihasilkan sangat banyak (hingga tumpah/meluber) - Uterus cukup tegang saat dipegang - Uterus sangat tegang saat dipegang 3.5. Analisis Data Data pengamatan Intensitas Berahi yang sudah diperoleh akan diuji dengan uji kesesuaian Chi Square (X 2 ) dimana nilai pengamatan (Observed) disesuaikan dengan nilai yang diharapkan (Expected), diuji dengan taraf nyata 5% dan 1% (Sudjana, 1996).

22 ; Keterangan: O = Nilai pengamatan E = Nilai yang diharapkan X 2 = Nilai Khi kuadrat (Sudjana, 1996) Sedangkan untuk parameter lama berahi dan siklus berahi data dihitung menggunakan Uji T test dari keseluruhan masing-masing generasi. Hipotesa: H 0 = Tidak ada perbedaan nilai pengamatan dengan nilai yang diharapkan H 0 diterima jika nilai X 2 dan t hitung < X 2 dan t tabel (Artinya, tidak terdapat perbedaan tampilan birahi antara F1 dan F2 pada sapi persilangan SimPO. H 1 = Ada perbedaan nilai pengamatan dengan nilai yang diharapkan H 1 diterima jika nilai X 2 dan t hitung > X 2 dan t tabel (Artinya, semakin tinggi generasi pada sapi persilangan SimPO maka kualitas tampilan birahinya semakin menurun).