HUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK MARGA Tarenna DI SUMATERA

dokumen-dokumen yang mirip
6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

Lili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka(

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

SUBDIVISI KEANEKARAGAMAN AFFINSYAH ARRAFIQAH RAHMAH

HUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK TUJUH ANGGOTA FAMILIA APOCYNACEAE. Rahmawati, Hasanuddin, Cut Nurmaliah, Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah,

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb.

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

BAB III METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 191/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK SIEM KINTAMANI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Lampiran 1. Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Melon (Deptan, 2007)

SIFAT-SWAT MORFOLOGIS DAN ANATOMIS LANGKAP (Arenga obtusifolia Blumme Ex. Mart) Haryanto dan Siswoyo'"

MATERI DAN METODE. Gambar 3.1.Lokasi Penelitian

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 513/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN APEL ANNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DESKRIPSI TANAMAN. Acriopsis javanica Reinw.

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

III. METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 171/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN DUKU PRUNGGAHAN TUBAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 514/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JERUK BESAR KOTARAJA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 210/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK GAYO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 491/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SALISUN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

Flora Mangrove Berhabitus Pohon di Hutan Lindung Angke-Kapuk

Keanekaragaman dan Kekerabatan Syzygium aksesi Purwokerto

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi secara morfologi beberapa kultivar cabai di Yogyakarta

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Morfologi Tanaman Begonia

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian Asam Gelugur. Kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

Badak Jawa Badak jawa

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

Ini Dia Si Pemakan Serangga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

Floribunda 5(3) INDIGOFERA LONGERACEMOSA BOIV. EX BAILL. DI JAWA

II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kamboja (Plumeria sp.)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN CABE BESAR HIBRIDA DEWARENGKU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM I KUNCI DETERMINASI KELAS DICOTYLEDONAE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi morfologi Ipomoea batatas Lamk.

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berada dikawasan lingkungan STAIN Palangka Raya ditemukan

Lampiran 1. Hasil Karakterisasi tiap OTU's

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 68/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN SIMEMANG SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KAJIAN TAKSONOMI KULTIVAR DURIAN DI KABUPATEN SUBANG JAWA BARAT 1) Budi Irawan, Joko Kusmoro dan Sri Rejeki Rahayuningsih 2)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 472/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN GAPU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 340/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN DURIAN BIDO WONOSALAM SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

PERAKITAN VARIETAS SALAK :

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan

VARIASI MORFOLOGI PEPAYA (Carica papaya L.) DI KOTA PEKANBARU

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 470/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TERONG PANJANG HIBRIDA RAOS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 303/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN SAWO SEDAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI BAMBU DI DESA TALANG PAUH BENGKULU TENGAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 126/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA EQUATOR SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 175/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA PURWO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Floribunda 4(7) ANALISIS KEKERABATAN MORFOLOGI MANGIFERA DARI SUMATERA TENGAH

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016.

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 345/Kpts/SR.120/9/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI RAWIT HIBRIDA DEWATA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi jamur yang didapat dari Resort Pematang Raman Taman

Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 493/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN BENTARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi ,

Pandanus dubius Spreng Sinonim P. bidur Jungh. Ex Mig., P. compressus Martelli, P. pasificus Hort. Klasifikasi :

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN JAMBU AIR (Syzigium aqueum (Burm.f.). Alston) DI KOTA PEKANBARU DAN KABUPATEN KAMPAR BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI

II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Karakteristik Tanaman Durian. dikonsumsi ada Sembilan species, yaitu D. zibethinus, D. kutejensis (lai), D.

Transkripsi:

15-146 HUBUNGAN KEKERABATAN FENETIK MARGA Tarenna DI SUMATERA Novita Kartika Indah Jurusam Biologi FMIPA Univ. Negeri Surabaya E-mail : kartikanovi@rocketmail.com ABSTRAK Tarenna merupakan kerabat dekat dari Ixora atau soka yang keberadaannya belum dikenal masyarakat luas karena marga ini hanya dijumpai di hutan. Selain itu Tarenna tidak memiliki variasi warna bunga yang menarik seperti Ixora. Keanekaragaman jenis Tarenna tidak dikenal di Indonesia, hanya masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seperti masyarakat pulau Sumatra yang mengenal Tarenna dengan nama seperti kayu tabu (Lampung) kepala tupai dan pelaju (Riau), jalung (Jambi), kayu urat dan melinjung (Palembang) dan masih banyak lagi. Berpijak dari hal tersebut, penelitian ini mencoba mengenalkan Tarenna melalui mendeskripsikan hubungan kekerabatan fenetik 13 jenis Tarenna (T. adpressa. T. bancana, T. confusa, T. constata, T. dasyphylla, T. fragrans. T. incerta, T. kobusii, T. longiflora, T macroptera, T. mollis, T. sumatrana, T. winkleri) di Sumatera. Penelitian ini menggunakan spesimen herbarium yang telah dikoleksi dari berbagai daerah di Sumatera yang tersimpan di Herbarium Bogoriense. Setelah spesimen dideskripsikan secara morfologi dengan menggunakan program clad97, akan dihasilkan fenogram yang digunakan mengetahui hubungan kekerabatan fenetik deskripsi 13 jenis dengan indeks similaritas. Penelitian ini meggunakan 45 karakter morfologi. Hasil fenogram tersebut yaitu terdapat dua kelompok besar. Kelompok pertama yang terdiri T. adpressa. T. confusa, T. constata, T. dasyphylla, T. fragrans. T. incerta, T. kobusii, T. longiflora, T macroptera, T. mollis, T. sumatrana, T. winkleri mempunyai indeks similaritas dengan T. bancana sebesar 0, 58 dan ini merupakan indeks terkecil, sedangkan similaritas tertinggi (0,87) antara T. fragrans dengan T. confusa. Kata kunci: Hubungan Kekerabatan, Fenetik, Tarenna, Sumatera, Program Clad97 PENDAHULUAN Ixora atau soka dikenal masyarakat karena keindahan dan keanekaragaman warna mahkota, tetapi tidak demikian dengan kerabatnya yaitu Tarenna karena sebagian besar warna bunga atau mahkota Tarenna yaitu putih, putih gading, putih kekuningan, dan krem. Ciri khas lain Tarenna antara lain perdu atau pohon, daun berhadapan bersilang, bertangkai, tunggal, tipis, menjangat atau merontal; daun penumpu bulat telur sampai hampir bersegitiga, setiap pasang pinggir basal bersatu, tepi rata, lekas luruh. Perbungaan di terminal, malai, malai rata atau tirsa, tangkai perbungaan panjang dengan daun pelindung pada basal. Bunga putih, putih gading, putih kekuningan, dan krem; bunga bercuping 5 atau 6, jarang 4; kelopak membulat, melonceng, cuping segitiga, memita sampai membulat telur; mahkota menerompet, bagian dalam bertrikom atau berbulu, cuping terpilin atau menyirap waktu kuncup; benangsari epipetal, tangkaisari pendek atau agak duduk menempel pada bagian belakang dekat basal, tertanam pada tabung mahkota, terjulur keluar, kepalasari memita; putik bertangkai panjang, bentuk benang, tangkai putik panjang, kepala putik terjulur memita atau menggada, bakal buah dua ruang, setiap ruang 1, 2 banyak (32-56), plasenta aksil, berdaging. Buah bulat atau bulat telur, buah berdaging dengan endokarp tipis (Oliver (1877), Ridley ((1923), Backer dan Bakhuizen van de Brink (1965), dan Fosberg et al (1993). Marga ini banyak dijumpai di hutan sehingga yang mengenal Tarenna hanyanya masyarakat sekitar hutan. Masyarakat di sekitar hutan di Sumatera misalnya mengenal Tarenna dengan beberapa nama daerah, seperti di Sumatera Utara mengenal dengan nama sim raja, duwa seboru rinjo, tinju belukar, dan semar rata ras, di Riau disebut kepala tupai, sejarum, pelaju, di Jambi dikenal dengan nama jalung, sedangkan di Palembang mempunyai beberapa nama seperti kayu urat, laju, melinjung, pelaju, unjah, dan tinjau blukar dan di Lampung dikenal dengan nama kayu tabu. Di tempat-tempat tersebut Tarenna dijumpai pada ketinggian 0 1450 m di atas permukaan laut dengan persebaran di hutan primer, hutan sekunder, perbatasan hutan, perbukitan, dan di tepi jalan. Penelitian ini dilaksanakan di Sumatra, yang masih banyak dijumpai hutan ini teridentifikasi 13 jenis Tarenna antara lain T. adpressa. T. bancana, T. confusa, T. constata, T. dasyphylla, T. fragrans. T. incerta, T. kobusii, T. longiflora, T macroptera, T. mollis, T. sumatrana, dan T. winkleri. Ketigabelas jenis ini mempunyai kemiripan ciri yang sangat tinggi, sehingga banyak terjadi kesalahan 1 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

mengidentifikasi jenis anggota marga ini. Persamaan ciri ini menandakan adanya hubungan kekerabatan antar jenis yang sangat dekat. Oleh karena itu penelitian ini ingin membuktikan hubungan kekerabatan fenetik. Hubungan kekerabatan yang ditentukan oleh jumlah total persamaan yang tampak (Radford, 1995). Semakin banyak ciri yang sama, semakin dekat kekerabatannya. Semakin banyak ciri yang berbeda, semakin jauh kekerabatannya. Penelitian ini diawali dengan mendeskripsikan 13 jenis Tarenna Sumatera. Hasil deskripsi tersebut dimasukkan ke dalam tabel untuk diberikan kode 0 dan 1 dan dilanjutkan mengolahnya dengan program clad97. METODE PENELITIAN Bahan utama penelitian ini adalah spesimen herbarium yang dikoleksi dari berbagai tempat di pulau Sumatera. Spesimen herbarium ini tersimpan di Herbarium Bogoriense, Bogor. Langkah awal penelitian ini adalah mendeskripsikan ciri dari 13 jenis Tarenna kemudian dipilih ciri-ciri yang baik untuk diberi skor. Ciri baik yang digunakan sebanyak 45 ciri. Hasil penskoran dimasukkan dalam program clad97. Program clad97 ini menghasilkan fenogram untuk 13 jenis, yang kemudian dianalisa secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Fenogram 13 jenis dengan 45 ciri tersebut adalah sebagai berikut Berdasarkan fenogram di atas diketahui terdapat dua kelompok utama yaitu kelompok 1 beranggotakan 12 jenis Tarenna (T. adpressa. T. confusa, T. constata, T. dasyphylla, T. fragrans. T. incerta, T. kobusii, T. longiflora, T macroptera, T. mollis, T. sumatrana, dan T. winkleri) dan kelompok 2 beranggotakan 1 jenis Tarenna yaitu T. bancana. Indeks similaritas kedua kelompok utama ini hanya 0,57776. Indeks similaritas tersebut merupakan indeks terendah. Kesamaan T. bancana dengan 12 jenis yang lain hanya pada ciri batang dikelilingi lampang, bentuk diameter ranting segi empat, warna dalam batang coklat hitam, pangkal daun tirus, adanya daun penumpu, panjang tangkai perbungaan lebih panjang daripada tangkai daun, letak perbungaan di terminal, perbungaan 2 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

malai rata, estivasi kelopak dan mahkota menyirap, dan bentuk biji. T. bancana merupakan endemik yang ada di pulau Bangka. Kelompok utama pertama terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 8 jenis (T. adpressa. T. confusa, T. constata, T. dasyphylla, T. fragrans. T. mollis, T. sumatrana, dan T. winkleri) dan kelompok kedua terdiri dari 4 jenis yaitu T. incerta, T. kobusii, T. longiflora, dan T macroptera. Indeks similaritas dua kelompok ini yaitu 0,68889. Kesamaan kedua kelompok ini adalah pada ciri permukaan batang yang halus, batang dikelilingi lampang, ranting segiempat, ranting berwarna coklat, helaian daun jorong, pangkal daun tirus, petiole berbentuk silindris, tulang daun sekunder datar, tulang tertier terlihat menjala, daun penumpu ada, panjang tangkai perbungaan lebih panjang daripada tangkai daun, letak perbungaan di terminal, perbungaan malai rata, estivasi kelopak dan mahkota menyirap, mahkota berbentuk tabung, Pada kelompok pertama yang beranggotakan 8 jenis terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 terdiri dari 8 jenis tersebut terbagi menjadi 3 sub kelompok. Subkelompok 1 terbagi menjadi 2 subkelompok kecil yang terdiri dari 3 jenis yaitu T. fragrans, T. confusa dan T. constata. T. fragrans dan T. confusa berkerabat dekat dengan indeks similaritas 0,8000 daripada dengan T. constata. Kesamaan. T. fragrans dan T. confusa terletak pada ciri perawakan pohon dengan tinggi lebih dari 10 m, permukaan batang halus dikelilingi oleh lampang, batang bagian dalam berwarna coklat, ranting berbentuk segiempat, berwarna coklat bertrikom halus, daging daun merontal, helaian daun jorong, pangkal daun tirus, ujung daun meruncing, permukaan atas gundul, tulang utama gundul, tulang sekunder datar, tulang tertier terlihat menjala, petiole silindris dengan bertrikrom halus sampai gundul, daun penumpu ada berbentuk triangular, ujung daun penumpu loncos, perbungaan terminal, tangkai perbungaan lebih panjang daripada tangkai daun, rakis bertrikom halus, daun pelindung ada berujung lancip, bunga subsesil, panjang 1 2,5 mm, bagian luar kelopak bertrikom halus, berbentuk bulat telur, estivasi menyirap, mahkota berbentuk tabung, waktu mekar melonceng, tinggi mahkota 0,45 0,7 cm, bertrikom halus, estivasi menyirap, ujung cuping mahkota tumpul, bentuk buah bulat, jumlah biji 20 50, dengan bentuk trapesium, permukaan biji kasar. Kesamaan keduanya 38 ciri dan indeks keduanya merupakan indeks tertinggi kedua. Indeks similaritas T. fragrans dan T. confusa dengan T. constata, sebesar 0,74444. Kesamaan keduanya terletak pada ciri perawakan pohon dengan tinggi lebih dari 10 m, permukaan batang halus, batang dikelilingi oleh lampang, ranting berbentuk segiempat berwarna coklat, tulang sekunder datar, tulang tertier terlihat menjala, panjang tangkai perbungaan lebih panjang daripada tangkai daun, tangkai daun silindris dengan trikrom halus sampai gundul, daun penumpu ada berbentuk segitiga, perbungaan terminal, daun pelindung ada berbentuk garis, tipe perbungaan malai rata, tangkai perbungaan bertrikom halus, panjang kelopak 1 2,5 mm, estivasi kelopak menyirap, mahkota berbentuk tabung, waktu mekar melonceng, bertrikom halus, panjang tabung mahkota 0,3 0,7 cm, estivasi menyirap, ujung cuping mahkota tumpul, bentuk buah bulat, jumlah biji 20 50, dengan bentuk trapesium, permukaan biji kasar. Kesamaan ketiganya sebanyak 30 ciri. Kelompok kedua beranggota 3 jenis dan terbagi menjadi dua, yaitu T. winkleri dan T. mollis berada dalam satu subkelompok dan satu subkelompok lain yaitu T. sumatrana. Indeks similaritas antara kelompok 1 (T. fragrans, T. confusa dan T. constata) dengan kelompok dua (T. winkleri, T. mollis, dan T. sumaterana) adalah indeks 0,70304. Kesamaan kedua kelompok ini yaitu pada ciri permukaan batang halus, batang dikelilingi oleh lampang, ranting berbentuk segiempat berwarna coklat, tulang sekunder datar, pangkal daun tirus, tulang sekunder datar, tulang tertier terlihat menjala, panjang tangkai perbungaan lebih panjang daripada tangkai daun, tangkai daun silindris, daun penumpu ada, perbungaan terminal, daun pelindung ada, tipe perbungaan malai rata, estivasi kelopak menyirap, mahkota berbentuk tabung, waktu mekar melonceng, estivasi menyirap, bentuk buah bulat, jumlah biji 20 50, dengan bentuk trapesium agak tegak, permukaan biji kasar. Kelompok kedua terbagi juga dalam dua subkelompok. Sub kelompok pertama terdiri dari dua jenis yaitu T. mollis dan T. winkleri dan subkelompook kedua T. sumatrana. Kedua subkelompok ini menurut hubungan kekerabatan fenetik berkerabat dekat dengan indeks similaritas sebesar 0,8000. Kesamaan ciri antara T. mollis dan T. winkleri dengan T. sumatrana adalah ciri permukaan batang halus, batang dikelilingi oleh lampang, ranting berbentuk segiempat berwarna coklat, daging daun menjangat, tulang sekunder datar, tulang tertier terlihat menjala, panjang tangkai perbungaan lebih 3 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

panjang daripada tangkai daun, daun penumpu ada berbentuk bulat telur dengan ujung meruncing, perbungaan terminal, daun pelindung ada, tipe perbungaan malai rata, bunga berwarna putih, tangkai bunga sangat pendek/subsesil, kelopak berbentuk bulat telur dengan bagian luar kelopak bertrikom membeledu, estivasi kelopak menyirap, mahkota berbentuk tabung, waktu mekar melonceng, estivasi menyirap, bentuk buah bulat telur, jumlah biji 20 50, dengan bentuk trapesium tidak beraturan, permukaan biji kasar berbentuk seperti jala. Hubungan kekerabatan fenetik paling dekat dimiliki oleh T. winkleri dengan T. mollis karena indeks keduanya merupakan indeks similaritas tertinggi yaitu 0,867. Perbedaan keduanya hanya pada ciri permukaan batang T. mollis lekahan sedangkan T. winkleri permukaan batang halus. Perbedaan selanjutnya 1) warrna dalam batang abu-abu untuk T. mollis, sedangkan T. winkleri coklat, 2) tulang tengah daun penumpu pada T. mollis berjonjot sedangkan T. winkleri gundul, 3) pada rakis berjonjot sedangkan T. winkleri membeledu, 4) bentuk brakte T. mollis yaitu lanset sedangkan T. winkleri bulat telur dan 5) bagian luar mahkota T. mollis bertrikom halus sedangkan T. winkleri membeledu. Ini berarti 40 ciri keduanya sama. Selanjutnya indeks similaritas antara kelompok T. fragrans, T. confusa, T. constata, T. winkelri, T, mollis dan T. sumatrana dengan kelompok T. adpressa dan T. dasypyhlla sebesar 0,616667. Kesamaan kedua kelompok ini sebanyak ciri antra lain batang dikelilingi oleh lampang, ranting berbentuk segi empat, tangkai daun silindris, pangkal daun tirus, tulang sekunder datar, tulang tertier terlihat menjala, daun penumpu ada, tangkai perbungaan lebih panjang daripada tangkai daun, perbungaan terminal, daun pelindung ada, estivasi kelopak dan mahkota menyirap, mahkota berbentuk tabung, buah bulat, biji banyak (20 50), bentuk trapesium dengan permukaan tidak teratur dan kasar, biji agak berdiri. Hubungan kekerabatan kelompok (T. adpressa dan T. dasypyhlla) selanjutnya mempunyai indeks similaritas sebesar 0,77778. Kesamaan keduanya pada ciri-ciri antara lain ciri perawakan perdu dengan tinggi kurang dari 10 m, permukaan batang halus dikelilingi oleh lampang, batang bagian dalam berwarna coklat, ranting berbentuk segiempat berwarna coklat, daging daun menjangat, pangkal daun tumpul, tulang utama bertrikom halus, tulang sekunder datar, tulang tertier terlihat menjala, petiole silindris, daun penumpu ada berbentuk segitiga, perbungaan terminal, tipe perbungaan malai rata, tangkai perbungaan lebih panjang daripada tangkai daun, daun pelindung ada dengan ujung runcing, estivasi kelopak dan mahkota menyirap, mahkota berbentuk tabung, waktu mekar melonceng, bagian luar mahkota bertrikom halus, buah berbentuk bulat, permukaan biji kasar trdak teratur, dan agak berdiri tegak. Kelompok besar kedua beranggota 4 jenis terbagi menjadi 2 sub kelompok yaitu sub kelompok T. longiflora dan T. incerta dan sub kelompok selanjutnya T. macroptera dan T. kobusii. Hubungan kekerabatan fenetik antara subkelompok satu dengan subkelompok kedua mempunyai indeks similaritas 0,68889. Kesamaan kedua subkelompok ini pada ciri-ciri antara lain berperawakan perdu dengan tinggi 3 5 m, batang dikelilingi lampang, ranting berbentuk segi 4, tangkai daun silindris, tulang sekunder terlihat, daun penumpu ada, perbungaan diterminal dengan tipe malai rata, tangkai perbungaan lebih panjang daripada tangkai daun, daun pelindung ada, bunga berwarna putih, estivasi kelopak dan mahkota menyirap, bentuk biji teratur berjumlah 1 tiap buah, tidak dapat berdiri, permukaan biji kasap. Sub kelompok pertama antara T. longiflora dan T. incerta mempunyai indeks sebesar 0,71111. Kesamaan keduanya pada ciri antara lain perdu dengan tinggi 3-5 m, permukaan batang dikelilingi lampang, batang bagian dalam berwarna coklat, ranting berbentuk segiempat, berwarna coklat, helaian daun jorong, pangkal daun tirus, tulang sekunder datar, tulang tertier tertutupi indumentum, daun penumpu ada berbentuk bulat telur, perbungaan terminal dengan tipe malai rata, tangkai perbungaan lebih panjang daripada tangkai daun, tangkai perbungaan silindris, brakte ada berbentuk linier, bunga bertangkai sangat pendek dan bunga berwarna putih, estivasi kelopak menyirap, mahkota berbentuk tabung, waktu mekar melonceng dan gundul, estivasi mahkota menyirap, ujung cuping mahkota tumpul, jumlah biji 1, berbentuk bulat, permukaan biji kasap dan biji tidak bisa berdiri. Perbedaan keduanya pada 1) permukaan batang T. incerta tidak halus tetapi lekahan, sedangkan T. longiflora halus, 2) permukaan ranting lokos/gundul sedangkan T. longiflora kasap, 3) daun daun T. incerta merontal sedangkan T. longiflora menjangat, 4) ujung daun T. incerta 4 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS

meruncing dan T. longiflora loncos, 5) permukaan atas daun gundul untuk T. incerta sedangkan T. longiflora berjonjot, 6) tulang utama bertrikom halus pada T. incerta dan T. longiflora bertrikom jonjot, 7) ujung daun penumpu bermukro/berduri pada T. incerta tetapi pada T. longiflora loncos, 8) tulang tengah stipula pada T. incerta gundul tetapi T. longiflora berjonjot, 9) rakis pada spesies pertama gundul sedangkan spesies kedua kasap, 10) daun pelindung berujung runcing pada spesies pertama dan spesies kedua meruncing, 11) kelopak T. incerta berbentuk bulat telur dan gundul sedangkan T. longiflora segitiga dan kasap, dan 12) buah T. incerta bulat sedangkan T. longiflora bulat telur. Indeks similaritas terakhir pada T. macroptera dan T. kobusii sebesar 0,75556. Kesamaan keduanya pada ciri-ciri antara lain perdu dengan tinggi 3-5 m, permukaan batang halus dikelilingi lampang, batang bagian dalam berwarna abu-abu, ranting berbentuk segiempat, bertrikom halus, tangkai daun silindris dan bertrikom halus, helaian daun jorong, pangkal daun tirus, ujung daun mengekor, tulang utama bertrikom halus, tulang sekunder datar, tulang tertier terlihat, daun penumpu ada dengan tulang tengah gundul, perbungaan terminal dengan tipe malai rata, tangkai perbungaan lebih panjang daripada tangkai daun, tangkai perbungaan silindris, brakte ada, bunga bertangkai dan bunga berwarna putih, estivasi kelopak menyirap, mahkota berbentuk tabung, waktu mekar melonceng dan gundul, ujung cuping mahkota rompang, estivasi mahkota menyirap, jumlah biji 1, berbentuk bulat, biji tidak bisa berdiri KESIMPULAN Di Pulau Sumatera dijumpai 13 jenis Tarenna yang terbagi dalam dua kelompok besar menurut hasil fenogram menggunakan program clad97. Kelompok pertama yang terdiri T. adpressa. T. confusa, T. constata, T. dasyphylla, T. fragrans. T. incerta, T. kobusii, T. longiflora, T macroptera, T. mollis, T. sumatrana, T. winkleri mempunyai indeks similaritas dengan T. bancana sebesar 0, 58 dan ini merupakan indeks terkecil, sedangkan similaritas tertinggi (0,87) antara T. fragrans dengan T. confusa. DAFTAR PUSTAKA Backer, C.A. & Bakhuizan van de Brink Jr. 1965. Flora of Java II. The Neterland: Noordhoof Gronigen. Fosberg, R., Sachet, & Oliver, R. 1993. Flora Micronesia 5; Bignoniaceae Rubiaceae. Washington DC: Smithsonian Instituion Press. Oliver, D. 1877. Flora Tropical Africa III. London: L. Reeve & Co. Radford. 1995. Fundamentals of Plant Systematics. New York : Harper & Raw Publisher Inc Ridley, H. N. 1923. Flora Malay Peninsula. London: L. Reeve & Co. DISKUSI Penanya 1 : Komariyah Pertanyaan : Adakah jenis baru dari Tarenna di Sumatera? Jawaban : Ada tiga jenis yaitu, T. bancana, T.longifolra, T. kobusi Penanya 2 : Nanik Heru Pertanyaan : Adakah jurnal yang melaporkan Tarenna? Jawaban : Ada 5 Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS