BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat ) Metode

PENGENDALIAN KADAR GLUKOSA DARAH OLEH TEH HIJAU DAN ATAU TEH DAUN MURBEI PADA TIKUS DIABETES RUSMAN EFENDI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Ekstrak Teh Hijau Hewan coba

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

MATERI DAN METODE. Prosedur

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

III. METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung pada bulan Juni sampai Juli 2015.

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

III. METODE PENELITIAN. kategori. Dan pada penelitian ini digunakan 3 sampel. pengukuran kadar

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

BAB IV METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Percobaan Analisis Data

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III MATERI DAN METODE. Kacang jantan muda dan dewasa akibat taraf pemberian pakan yang berbeda

Siklus kelamin poliestrus (birahi) g jantan dan betina

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 24 Juli 2014 di kandang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)

2. Memberikan label pada masing-masing bahan dimana T0 sebagai control, 3. Masing-masing pati ubi kayu dan jagung dibuat dengan konsentrasi 10%

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun sirsak (Annona

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober sampai dengan 26

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

LAMPIRAN LAMPIRAN. lxxiv

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

LAMPIRAN LAMPIRAN. LXXIV

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah eksperimen karena dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan

BAB III METODE PENELITIAN

Pengukuran Laju Metabolisme Berdasarkan Konsumsi O2. Tujuan: Mengukur laju metabolisme berdasarkan konsumsi O2 102CO2 + 92H2O

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, kandungan airnya yang

SARI KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) SEBAGAI SUPLEMEN NUTRISI UNTUK MENAMBAH KADAR HAEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH BETINA (RATUS NORVEGICUS)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

Transkripsi:

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Bandung untuk membuat teh hijau dan teh daun murbei; dan menganalisis kimia teh daun murbei dan teh hijau+teh daun murbei. Kemudian dilanjutkan di Laboratorium Seafast Center, Institut Pertanian Bogor, untuk melihat pengaruh pemberian minuman teh terhadap kadar glukosa darah tikus diabetes mellitus. Persiapan ransum dan analisis kadar air ransum dilakukan Laboratorium Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli 2007 sampai Juni 2008. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi bahan utama, antara lain: Teh Camellia sinensis klon Gambung 7 dan 9. yang didapatkan dari laboratorium Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Bandung, daun murbei Morus kanva dan multikaulis yang didapatkan dari Lembaga Masyarakat Disekitar Hutan (LMDH) Sukamanah, Bandung., Alloksan dari Sigma (A7413-10G) untuk membuat tikus normal jadi diabetes. Peralatan yang digunakan adalah timbangan berat badan (BB) tikus, glukometer (One Touch Ultra) untuk pengukuran kadar glukosa darah, spuit untuk menyuntikan alloksan, dan Sonde untuk mencekokan minuman.

18 (a) (b) 01000900000378000 00002001c00000000 00040000000301080 0050000000b020000 0000050000000c02b a076d03040000002e 0118001c000000fb02 1000070000000000b c0200000000010202 2253797374656d000 76d030000e00e0000 783b120026e27405f 84c17000c02000004 0000002d0100001c0 00000fb029cff00000 00000009001000000 000440001254696d6 573204e657720526f (c) 6d616e00000000000 00000000000000000 000000040000002d0 10100040000000201 01000500000009020 00000020d00000032 0a5a00ffff010004000 00000006b03bd0720 4d2d00040000002d0 10000030000000000 (d) Gambar 4. Peralatan penelitian (a) One Touch, (b) Alloxan Monohydrat, (c) Timbangan BB tikus, (d) spuit dan sonde. Metode Penelitian Penyiapan Bahan Uji Sebanyak 20 gram teh hijau, 20 gram teh daun murbei, dan 20 gram campuran teh hijau dan teh daun murbei (campuran 1:1), masing-masing bahan diseduh dengan cara direndam menggunakan air panas (70 0 C 80 0 C) sebanyak 200 ml selama ±15 menit, kemudian disaring dan diambil filtratnya. Asumsi yang digunakan adalah teh hijau mengandung katekin 10% dari berat kering. Hewan Percobaan Sebanyak 30 ekor tikus putih jantan jenis Sprague Dawley umur 8 minggu digunakan dalam penelitian ini. Semua tikus dipelihara terlebih dahulu kurang

19 lebih 7 hari untuk penyesuaian lingkungan. Tikus dikandangkan dengan pengaturan suhu (22 0 C) dan kelembaban (55%). Ruangan dikontrol dengan siklus 12 jam penerangan dan 12 jam gelap (Kim et al. 2006). Pembuatan Ransum Tikus diberi pakan standar laboratorium yaitu: protein (10% kasein), lemak (8% minyak jagung), mineral mix (5%), vitamin mix (1%), serat (selulosa 1%), dan karbohidrat (pati tapioka) sampai 100%. Air dan pakan diberikan ad libitum selama masa penelitian (AOAC 1990) Tikus dibuat menjadi Diabetes dengan Induksi Alloksan Setelah melewati masa adaptasi, sebanyak 20 ekor tikus dibuat menjadi diabetes dengan diinduksi menggunakan alloksan monohidrat, induksi dilakukan dengan injeksi secara intraperitonial, dosis alloksan yang digunakan sebanyak 120 mg/kg BB. Tikus yang diinduksi tetap diberi makan dan minuman ad libitum. Dua hari setelah penyuntikan, kadar glukosa darah tikus diukur. Tikus dengan kadar glukosa darah 200 mg/dl dikategorikan diabetes dan siap untuk digunakan dalam penelitian ini (Kim at al. 2006). Tingkat keberhasilan untuk membuat tikus normal menjadi diabetes dengan induksi alloksan ±80 persen. Bila 5 hari setelah disuntik belum terjadi diabetes maka dilakukan penyuntikan kembali. Pengujian Pengaruh Minuman Teh Pengujian dibagi dalam empat tahapan penelitian yaitu: tahap pertama untuk penentuan bahan baku minuman teh yang terbaik, tahap kedua untuk menentukan turnover kadar glukosa darah tikus normal, tahap ketiga untuk melihat pengaruh minuman teh terhadap kadar glukosa darah tikus diabetes selama 120 menit, dan tahap keempat untuk melihat pengaruh minuman teh terhadap kadar glukosa darah selama 16 hari. Tahap 1 Teh daun murbei dan campuran teh hijau+teh daun murbei (rasio 1:1) dianalisa kandungan kimianya yang meliputi kadar air, ekstrak air, kadar abu, abu tak larut asam, abu larut dalam air, alkalinitas, kadar serat, teaflavin, tannin, dan

20 cafein. Analisis tersebut dilakukan di Laboratorium PPTK Bandung. Pada tahap ini untuk mendapatkan bahan baku minuman yang terbaik. Tahap 2 Penentuan kurva turnover glukosa darah tikus normal. Setelah melewati masa adaptasi, sebanyak 5 ekor tikus normal dipuasakan selama 24 jam (Wapnir & Lifshitz 1977). Setelah itu diberi ransum ad libitum. Tikus dipuasakan bertujuan untuk menurunkan kadar glukosa darah sampai pada kadar terendah, sehingga ketika diberi ransum akan terlihat pola peningkatan kadar glukosa darahnya. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada 0 menit (baseline) 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, 135, dan 150 menit setelah mengkonsumsi ransum. Tahap ini untuk menentukan waktu maksimal terjadinya penyerapan makanan, dengan indikator terjadinya peningkatan glukosa darah. Tahap 3 Dua puluh ekor tikus diabetes mellitus dan lima ekor tikus normal digunakan dalam penelitian tahap ini. Tikus diabetes mellitus dibagi dalam 4 kelompok masing-masing 5 ekor tikus. Selanjutnya tikus dipuasakan selama 4 jam. Setelah dipuasakan, kelompok pertama sebanyak 5 ekor diberi air minum dalam kemasan (K) sebagai kontrol; kelompok kedua sebanyak 5 ekor diberi teh hijau (T); kelompok ketiga sebanyak 5 ekor diberi teh daun murbei (M), kelompok keempat sebanyak 5 ekor diberi campuran teh hijau+teh daun murbei (TM), dan 5 ekor tikus yang normal diberi air minum dalam kemasan (KN) sebagai kontrol normal. Dosis yang diberikan: 1 ml/100g BB atau setara dengan polifenol 100 mg/kg BB untuk setiap minuman yang diberikan dengan cara dicekok. Masingmasing disertai pemberian ransum ad libitum. Setiap ekor tikus dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah. Waktu untuk pemeriksaan kadar glukosa darah tikus dilakukan berdasarkan hasil penelitian tahap kedua. Tahap ini untuk melihat pengaruh minuman terhadap penghambatan glukosa darah. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) faktorial, yang terdiri atas dua perlakuan, masing-masing empat taraf dan lima taraf. Jika perlakuan menunjukan berbeda nyata, maka untuk mengetahui perbedaan rerataan diantara perlakuan dilakukan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) atau disebut juga uji lanjut Tukey. Perlakuan yang diberikan adalah : A. Pemberian cekok (air minum dalam kemasan (kontrol), teh hijau, teh daun murbei, dan campuran teh hijau+teh daun murbei). B. Waktu (baseline, menit ke-30, menit ke-60, menit ke-90, dan menit ke-

21 120) n = 5 kali ulangan. model linear yang digunakan adalah : = µ+α i +β j +(αβ ij )+ε ijk Keterangan: = nilai pengamatan pada pemberian cekok ke-i, waktu ke-j dan ulangan ke-k. µ = nilai rata-rata. α i = pengaruh pemberian cekok ke-i. β j = pengaruh waktu ke-j. αβ ij = pengaruh reaksi pemberian cekok ke-i dan reaksi waktu ke-j. ε ijk = galat error dari cekok ke-i, waktu ke-j dan ulangan ke-k. Tahap 4 Setelah dilakukan penelitian tahap 3, masing-masing kelompok tikus tetap diberi ransum sampai 16 hari. Pencekokan minuman dilakukan setiap hari. Pengukuran glukosa darah dilakukan setiap empat hari yaitu: pada hari ke 0, 4, 8, 12, dan 16. Pengukuran glukosa darah dilakukan sebelum pemberian cekok hari berikutnya. Setiap hari dilakukan penimbangan terhadap ransum dan dua kali sehari dilakukan penimbangan berat badan tikus. Tahap ini untuk melihat pengaruh minuman terhadap penurunan kadar glukosa darah Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) faktorial, yang terdiri atas dua perlakuan, masing-masing empat taraf dan lima taraf. Jika perlakuan menunjukan berbeda nyata, maka untuk mengetahui perbedaan rerataan diantara perlakuan dilakukan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) atau disebut juga uji lanjut Tukey. Perlakuan yang diberikan adalah : A. Pemberian cekok (air minum dalam kemasan (kontrol), teh hijau, teh daun murbei, dan campuran teh hijau+teh daun murbei). B. Waktu (baseline, hari ke-4, hari ke-8, hari ke-12, dan hari ke-16) n = 5 kali ulangan. model linear yang digunakan adalah = µ+α i +β j +(αβ ij )+ε ijk Keterangan: = nilai pengamatan pada pemberian cekok ke-i, waktu ke-j dan ulangan ke-k. µ = nilai rata-rata.

22 α i = pengaruh pemberian cekok ke-i. β j = pengaruh waktu ke-j. αβ ij = pengaruh reaksi pemberian cekok ke-i dan reaksi waktu ke-j. ε ijk = galat error dari cekok ke-i, waktu ke-j dan ulangan ke-k. Metode Analisa Kadar Glukosa Darah (Mahmudatussaadah 2005, yang dikutif dari Innan 1996) Pengukuran glukosa darah dengan glukometer menggunakan metode elektrokimia, yaitu berdasarkan pada pengukuran potensial (daya listrik) yang disebabkan oleh reaksi dari glukosa dengan bahan pereaksi glukosa pada elektroda strip. Strip uji mengandung bahan kimia: glukose oksidase 29.1 % b/b, heksasianoferat (III) 32.0% b/b dan bahan-bahan tidak reaktif 38.9% b/b. Prinsip kerjanya : sampel darah diserap masuk ke dalam ujung strip uji berdasarkan reaksi kapiler. Apabila darah mengisi ruangan reaksi pada strip uji, kalium ferisianida diuraikan dan glukosa sampel dioksidasi oleh enzim g!ukosa oxidase, menyebabkan penurunan bilangan oksidasi (kalium heksasianoferat (III) menjadi kalium heksasianoferat (II)). Aplikasi jumlah voltase yang konstan dari meteran mengoksidasi kalium heksasianoferat (II) kembali pada kalium heksasianoferat (III), dan memberikan elektron. Elektron yang dihasilkan untuk menimbulkan arus sebanding dengan kadar glukosa pada sampel. Setelah waktu 60 detik, konsentrasi glukosa dalam sampel ditayangkan pada layar monitor. Cara mengukur glukosa darah tikus percobaan: ekor tikus uji dihangati dengan air hangat, selanjutnya ditusuk dengan jarum dan darah yang menetes dikenakan pada strip glukometer. Kadar glukosa darah dinyatakan dalam mg/dl. Analisis Data Data hasil analisis karakteristik kimia daun murbei dan kombinasi teh daun murbei+teh hijau, yang bertujuan untuk mendapatkan produk teh yang terbaik diuji dengan uji t (t-tes). Hasil uji pengaruh teh hijau, teh daun murbei, dan kombinasi teh hijau+teh daun murbei terhadap kadar glukosa darah tikus diabetes melitus diuji dengan uji Analisis of Varians (ANOVA). Data diolah dan dianalisis menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 12.0.