BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Budaya sekolah menjadi salah satu aspek yang berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. dilandasi nilai-nilai agama, moral, dan budaya luhur bangsa.

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH. Abstrak

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN GURU BK (KONSELOR) DENGAN MINAT BELAJAR SISWA DI SMPN 3 TANJUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. dan mengandung sangsi terhadap pelanggarnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN DISIPLIN PADA SISWA SMP NEGERI 19 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN ANTARA PENANAMAN NILAI KEDISIPLINAN TERHADAP HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 PAGAR AIR KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. mengubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. 1. sukses dalam hidupnya adalah orang-orang yang mempunyai sikap disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi pelanggaran terhadap peraturan yang berupa tata tertib sekolah

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TEKNIK PENDINGIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

DAMPAK IMPLEMENTASI NILAI- NILAI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS X SMAN 6 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

PENDIDIKAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI HUKUMAN (Studi Tentang Pandangan Stakeholder di SMP Miftahurrohman Punduttrate Benjeng Gresik)

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. tergambar dalam amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan

ABSTRAK. Kata kunci: kegiatan kesiswaan, sikap kedisiplinan belajar. 1. Pendahuluan Sekolah perlu memberikan. muka, dilaksanakan di sekolah agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBINAAN PESERTA DIDIK DALAM PENINGKATAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH. Oleh : Pitriani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENGAWASAN ORANG TUA DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MUARO JAMBI OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian sebagai badan pemerintah yang diberi tugas memelihara

1. PENDAHULUAN. Bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah,

mendapatkan penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang dilakukan, maka kesimpulan

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

ABSTRAK. Oleh: Budi Hermawan, Jurusan Bimbingan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Slamet Riyadi, Surakarta.

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendidik siswa dalam hal akademis saja, tetapi juga melatih siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI I STABAT TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomer: 328/PER/2011

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode tryout atau uji coba sehingga

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tajam dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dunia pendidikan, menyangkut

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

Salam sejahtera, Terimakasih kepada Tuhan yang maha Esa atas segala rahmat dan nikmat-nya yang terus mengalir dalam kehidupan kita.

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Mahendra (2009:10) juga memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tidak ditunjang dengan tenaga kerja yang cakap maka kemungkinan besar sasaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi salah satu tempat dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PENCAPAIAN HASIL BELAJAR WARGA BELAJAR LEMBAGA PENDIDIKAN KETERAMPILAN MENJAHIT ZETA

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. TYFOUNTEX INDONESIA GUMPANG - KARTASURA ABSTRAKSI. Derajat Sarjana S-1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tata Tertib Sistim Poin 1. Pengertian Tata Tertib Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga (2007) tata tertib berasal dari dua kata yaitu tata dan tertib, tata adalah aturan (biasanya dipakai dikata majemuk) dapat diartikan kaidah, aturan, dan susunan, cara menyusun sistem. Sedangkan tertib adalah teratur menurut aturan, rapi. Jadi tata tertib adalah peraturan peraturan yang harus ditaati atau dilaksanakan (disiplin). Menurut Suryosubroto (2010 : 81) Tata tertib sekolah adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sangsi terhadap pelanggarnya. Kewajiban mentaati tata tertib sekolah adalah hal yang sangat penting sebab merupakan bagian dari sistem sekolah dan bukan sekedar sebagai kelengkapan sekolah. Menurut Rifa i (2011 : 139) tata tertib adalah kumpulan aturan aturan yang dibuat secara tertulis dan mengukat anggota masyarakat. Tata tertib sekolah merupakan aturan setiap warga sekolah tempat berlangsungnya belajar mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah akan berjalan dengan baik jika guru, aparat sekolah dan siswa mendukung aturan tata tertib sekolah. Kurang dukungan dari siswa akan 6

7 mengakibatkan kurang berartinya tata tertib sekolah yang diterapkan di sekolah. Tata tertib sekolah merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan antara yang satu dengan yang lain sebagai aturan yang berlaku disekolah agar proses pendidikan di sekolah dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Menurut instruksi pendidikan dan Kebudayaan tanggal 1 Mei 1994, No. 14/U/1994, tata tertib sekolah adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari yang mengandung sangsi terhadap pelangaranya. Tata tertib murid adalah bagian dari tata tertib sekolah. Suryosubroto, (2010 : 81). Menurut Langgulung, (2004 : 76) tata tertib bermakna adanya susunan dan aturan dalam hubungan sesuatu bagian dengan bagian yang lain.tata tertib sistem poin adalah suatu tatanan, peraturan, undangundang atau hukum dengan berbentuk butir (nilai) yang dapat dijadikan dasar atau kegiatan dari suatu organisasi atau lembaga tertentu. Dari berbagai definisi tata tertib di atas, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi tata tertib sistem poin adalah susunan peraturan yang harus ditaati atau dipatuhi dalam sebuah organisasi dengan bentuk butir (nilai-nilai) yang tertera dalam tata tertib tersebut sehingga bila melanggar maka terkena sanksi yang telah ditentukan berdasarkan jumlah nilai yang telah dikumpulkan.

8 2. Unsur-unsur Tata Tertib Untuk mewujudkan situasi yang tertib sebuah lembaga pendidikan guru yang sering bertanggung jawab untuk menyampaikan dan mengontrol berlakunya tata tertib. Tata tertib bisa berjalan apabila ada kerja sama antara guru dan murid. Akan tetapi agar tata tertib bisa berjalan maka tata tertib dibagi menjadi dua yaitu: ada yang berlaku untuk umum (seluruh lembaga pendidikan) maksudnya, sebuah tata tertib yang diberlakukan untuk semua kalangan yang ada di dalam sebuah lembaga itu, ada pula yang khusus (hanya untuk dikelas) maksudnya adalah tata tertib ini diberlakukan untuk siswa saja yang tidak berlaku untuk guru atau karyawan. Menurut Arikunto (2009 : 123-124) yaitu: Tata tertib berisi seperangkat peraturan yang meliputi hal-hal yang wajib dilaksanakan dan yang perlu dihindari atau dilarang oleh seseorang, serta ketentuan sanksi yang diberikan bagi orang yang melanggar. Pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku secara umum maupun khusus meliputi tiga unsur yaitu: a. Perbuatan atau tingkah laku yang diharuskan dan yang dilarang b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku dan pelanggar peraturan c. Cara atau prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang dikenai tata tertib sekolah tersebut.

9 Peraturan yang terdapat dalam tata tertib antara lain memuat tentang kegiatan atau aktivitas yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan terutama yang berkaitan dengan kehadiran dalam proses pembelajaran, penggunaan seragam dan atribut sekolah serta hubungan sosialisasi dengan warga sekolah yang lain. Berdasarkan penjelasan tentang tata tertib maka dapat disimpulkan bahwa seorang siswa dapat dikatakan menaati tata tertib sekolah apabila sebagai berikut: 29 a. Memiliki kesadaran untuk mematuhi aturan b. Bertanggung jawab terhadap tugas c. Berorientasi sukses d. Mampu mengendalikan diri e. Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam peraturan f. Mampu menjadi teladan g. Berani h. Jujur i. Tegas dalam menerapkan aturan j. Konsisten dalam menjalankan aturan k. Mematuhi peraturan yang berlaku l. Mempunyai hubungan yang baik dengan lingkungan sekolah m. Dinamis n. Paham tentang peraturan yang berlaku di sekolah o. Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku di sekolah

10 p. Bertingkah laku yang menyenangkan q. Rajin belajar r. Mampu bekerja sama dengan orang lain s. Memanfaatkan waktu dengan baik t. Menerima peraturan yang berlaku u. Mampu beradaptasi dengan lingkungan sekolah v. Mampu mengevaluasi diri (introspeksi diri) 3. Tujuan Tata Tertib Menurut soedjono dalam skripsi Mundiana (2002 : 20) ada beberapa tujuan tata tertib sebagai berikut: a. Mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional b. Meningkatkan ketangguhan sekolah c. Untuk membntuk mental, moral dan watak anak agar menjadi kebiasaan berbuat disiplin dan menanamkan berbagai norma luhur untuk dilaksanakan dan norma tuna susila yang wajib dihindari. Menurut Muhammad rifa i (2011 : 141) Secara umum tata tertib adalah agar semua warga sekolah mengetahui apa tugas, hak, dan kewajiban serta melaksanakan dengan baik sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar. Tata tertib sekolah bertujuan sebagai berikut: a. Agar mengetahui tugas, hak dan kewajibanya

11 b. Agar siswa mengetahui hal-hal apa yang diperbolehkan dan kreatifitas meningkatkan serta terhindar dari masalah-masalah yang menyulitkan dirinya. c. Agar siswa mengetahui dan melaksanakan dengan baik seluruh kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah baik intra kulrikuler maupu ekstrakurikuler. Tata tertib sekolah bertujuan untuk mewujudkan program sekolah sebagai pusat pendidikan yang suasananya tertib dan terciptanya ketahanan sekolah. Suasana sekolah yang tertib adalah suasana yang program sekolah berjalan dengan baik sesuai dengan kurikulum dan tercapai multi pendidikan yang diharapkan. B. Kedisiplinan 1. Pengertian Kedisiplinan Disiplin menurut kamus besar bahasa indonesia edisi ketiga (2007) dapat diartikan secara ilmiah adalah cara pendekatan yang mengikuti ketentuan yang pasti dan konsisten untuk memperoleh pengertian dasar yang menjadi sasaran studi. Sedangkan secara nasional adalah kondisi yang merupakan perwujudan sikap mental dan prilaku suatu bangsa ditinjau dari aspek kepatuhan dan ketaatan terhadap ketentuan peraturan dan hukum yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

12 Menurut Gunawan (2014 : 266) disiplin adalah usaha sekolah untuk memelihara prilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berprilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku disekolah. Menurut Ali (2011 : 173) disiplin adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah tanpa ada pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap peserta didik sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan. Dari berbagai definisi kedisiplinan di atas, maka dapat disimpulkan bahawa disiplin adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang berlaku. 2. Pentingnya kedisiplinan Menurut Mulyasa (2012 : 170) prilaku negative sebagian remaja, pelajar pada akhir-akhir ini telah melampaui batas kewajaran karena telah menjurus pada tindakan melawan hukum, melanggar tata tertib, melanggar moral agama, kriminal, dan telah membawa akibat yang yang sangat merugikan masyarakat. Dalam menanamkan disiplin, guru bertanggung jawab mengarahkan, dan berbuat baik, menjadi contoh, sabar dan penuh pengertian. Guru juga harus mampu mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang, terutama disiplin diri (self discipline). Untuk

13 kepentingan tersebut guru juga harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Membantu peserta didik mengembangkan pola prilaku untuk dirinya b. Membantu peserta didik meningkatkanya standar prilakunya c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakan disiplin. 3. Jenis-jenis Kedisiplinan Menurut Syaiful (2011:205) kedisiplinan disekolah mencangkup berbagai dimensi antara lain: a. Kedisiplinan dalam kehadiran Dalam hal ini peserta didik terlambat tidak diperkenakan untuk masuk kelas, namun peserta didik disuruh belajar di perpustakaan sampai jam pelajaran usai. b. Kedisiplinan pergaulan antarpeserta didik. c. Kedisiplinan dalam kegiatan belajar dan ujian. d. Disiplin dalam kegiatan pengawasan anak yang ijin atau membolos. e. Disiplin dalam kegiatan ritual. f. Disiplin dalam pengawasan. Menurut Ali (2011 : 173) jenis-jenis kedisiplinan ada tiga macam antara lain: a. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian yaitu konsep peserta didik di sekolah dikatakan mempunyai disiplin yang tinggi manakala mau duduk tenang dengan stabil memperhatikan

14 uraian guru ketika sedang mengajar. Peserta didik diharuska mengiyakan saja terhadap apa yang dikehendaki guru, dan tidak boleh membantah. b. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive yaitu peserta didik diberikan kebebasan seluas-luasnya di kelas dan sekolah. aturan-aturan disekolah dilonggarkan dan tidak perlu mengikat kepada pesertadidik. Peserta didik dibiarkan berbuat apa saja sepanjang itu menurutnya baik. c. Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali atau kebebasan yang bertanggung jawab yaitu memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk berbuat apa saja, tetapi konsekuensi dari perbuatan itu, haruslah ia tanggung. Menurut Bahri (2008: 31-33) disiplin dikelompokkan sebagai berikut: a. Disiplin pribadi, yaitu pengarahan diri ke setiap tujuan yang diinginkan melalui latihan dan peningkatan kemampuan. Disiplin pribadi merupakan perintah yang datang dari hati nurani disertai kerelaan untuk melakukan disiplin. b. Disiplin sosial yaitu perwujudan dari adanya disiplin pribadi yang berkembang melalui kewajiban pribadi dalam hidup bermasyarakat. Disiplin sosial berawal dari tingkat kemampuan dan kemauan

15 mengendalikan diri dalam mengamalkan nilai, ketentuan, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah, masyarakat dan negara. c. Disiplin nasional yaitu kemampuan dan kemauan untuk mematuhi semua ketentuan yang telah ditentukan oleh negara. d. Disiplin ilmu, yaitu mematuhi semua ketentuan yang telah ditentukan sebagai ilmuwan. e. Disiplin tugas, yaitu mematuhi semua ketentuan yang telah ditentukan oleh atasan atau kepala sekolah. 4. Tujuan Kedisiplinan Tujuan disiplin belajar secara umum adalah menolong anak belajar hidup sebagai makhluk sosial, dan untuk mencapai pertumbuhan serta perkembangan mereka yang optimal. Ada beberapa tujuan kedisiplinan antara lain: a. Memberi dukungan bagi prilaku yang tidak menyimpang b. Mendorong siswa melakukan yang baik dan yang benar c. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkunganya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah d. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya dan lingkungannya. (Gunawan, 2014 : 269) Tujuan disiplin menurut Charles Schaefer adalah dibagi menjadidua, yaitu:

16 a. Tujuan jangka pendek Tujuan jangka pendek disiplin adalah membuat anakanakanda terlatih dan terkontrol dengan mengajarkan mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang tidak pantas atau yang masih asing bagimereka. b. Tujuan jangka panjang Tujuan jangka panjang disiplin adalah untuk perkembangan pengendalian diri (self control and self direction) yaitu dalam halapa anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh pengendalian.(http://susantilidia.blogspot.com/2013/05/tujuandisiplin-pada-anak.html) C. Hasil Penelitian Terdahulu a. Pengaruh kedisiplinan pada tata tertib sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 1 Balapulang Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2002/2003. Disusun oleh Harso Sudadi NIM. 0012310100. Tujuan peneliti ini adalah untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan pada tata tertib sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 1 Balapungan Kabupaten Tegal tahun ajaran 2002/2003. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SMU Negeri 1 Balapungan Kabupaten Tegal tahun ajaran 2002/2003 yang pernah melakukan pelanggaran tata tertib sekolah selama 1 tahun pelajaran 2002/2003,sejumlah 27 siswa. Kedua data tersebut yaitu kedisiplinan

17 pada tata tertib sekolah dan prestasi belajar dijaring dengan menggunakan metode dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik tabulasi silang. Hasil penelitian dapat disimpulkan Terdapat pengaruh positif kedisiplinan pada tata tertib sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMU Negeri 1 Balapungan Kabupaten Tegal tahun ajaran 2002/2003. Penelitian tersebut terdapat beberapa hal yang membedakan dengan penelitian yang sedang dikaji oleh peneliti. Perbedaan tersebut antara lain, dari segi judul dan variabel yang berbeda. Dari segi analisis data juga berbeda dengan penelitian yang peneliti lakukan, pada penelitian terdahulu analisis data menggunakan teknik tabulasi silang, sedangkan pada penelitian ini menggunakan analisis data product moment dan Aplikasi SPSS. Hal ini yang membedakan antara penelitian terdahulu dengan peneliti yang penulis susun. b. Upaya peningkatan kedisiplinan siswa terhadap tata tertib sekolah melalui mata pelajaran pendidikan kewarga negaraan menggunakan value clarificasion technique (VCT) di kelas IX B SMP negeri 1 Puring Kebumen tahun pelajaran 2008/2009. Disusun oleh Sutarto NIM. 0601030005. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan siswa terhadap tata tertib sekolah melalui mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan menggunakan value clarificasion technique (VCT) di kelas IX B SMP negeri 1 Puring Kebumen tahun pelajaran 2008/2009. Instrumen pengumpulan data

18 yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas guru dansiswa, angket kedisiplinan dan dokumentasi. Sedangkan analisis datanya menggunakan analisis presentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode value clarivication technique (VCT) cocok digunakan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa terhadap tata tertib sekolah melalui mata pelajaran pendidikan Kewarganegaraan, hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kedisiplinan sebesar 81,2% pada siklus Idan meningkatkan menjadi 87,4%. Penelitian kedua yang dilakukan oleh Sutarto yang menyebutkan bahwa metode value clarivication technique (VCT) cocok digunakan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa terhadap tata tertib sekolah melalui mata pelajaran pendidikan Kewarganegaraan. c. Hubungan antara kepatuhan tata tertib sekolah dengan prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas III SLTP N 1 Salem Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2001/2002. Disusun oleh Iriani Mundiana NIM. 0012310090. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan tata tertib sekolah dengan prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas III SLTP N 1 Salem Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2001/2002. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IIISLTP N 1 salem Kecamatan Salem Kabupaten Brebes yang pernah melakukan pelanggaran selama catur wulan II tahun pelajaran 2001/2002, sejumlah 48 siswa. Data kepatuhan pada tata tertib sekolah

19 dijaring dengan angket/koesioner sedangkan data prestasi belajar IPS dijaring dengan menggunakan metode dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan teknik korelasi linier sederhana. Adapun rumus yang digunakan adalah dengan rumus korelasi product moment. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan terdapat hubungan positif antara kepatuhan pada tata tertib sekolah dengan prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial siswa kelas III SLTP N 1 Salem Kecamatan Salem Kabupaten Brebes. Dari penelitian terdahulu diatas, dalam penelitian penulis berjudul Pengaruh Implementasi Tata Tertib Sistim Poin Terhadap Kedisiplinan Siswa Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kroya Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2014/2015, berbeda dengan penelitian yang penulis susun. Pada penelitian terdahulu yang pertama terdapat perbedaan pada variabel keduanya dan anilisis datanya. Tetapi terdapat kesamaan dalam pengumpulan datanya yaitu sama-sama menggunakan angket dan sama-sama mempunyai variabel Tata Tertib. Sedangkan pada penelitian terdahulu yang kedua berbeda dengan penelitian yang peneliti susun, pada penelitian terdahulu menggunakan analisis data dengan presentasesedangkan yang penulis susun menggunakan analisis korelasi Product Moment.Pada penelitian ini penulis lebih fokus pada Pengaruh Implementasi Tata Tertib Sistim Poin Terhadap Kedisiplinan. Metode pengumpulan datanya yaitu observasi, dokumentasi dan angket. Untuk analisis data, peneliti

20 menggunakan analisis distribusi data, sedangkan untuk menghubungkan antara Tata Tertib Sistim Poin Terhadap Kedisiplinan peneliti menggunakan analisis statistik dengan rumus Korelasi Product Moment. Karena data ini membahas dua variabel yang berhubungan. Selanjutnya pada penelitian terdahulu yang ketiga berbeda dengan penelitian yang peneliti susun. Hal ini terlihat pada variabel bebas, dimana pada penelitian terdahulu lebih menitik beratkan pada prestasi belajar sedangkan pada penelitian yang penulis teliti lebih menitik beratkan pada kedisiplinan siswa. Sedangkan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis teliti yaitu terletak pada variabel x/variabel terikat diamana pada variabel terikat ini samasama membahas tentang tata tertib. Hal ini yang membedakan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang disusun penulis baik dari segi pengumpulan data, subjek yang diteliti maupun cara menganalisa datanya.