KERAGAAN KOMPONEN HASIL, HASIL, DAN KUALITAS UMBI KLON-KLON UBI KAYU DI LAHAN ENTISOL KABUPATEN KEDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
VI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23

POTENSI HASIL KLON HARAPAN UBIKAYU PADA TIGA UMUR PANEN BERBEDA

VI. UBI KAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 41

Potensi Hasil Umbi dan Hasil Pati Klon-Klon Harapan Ubi Kayu

PENAMPILAN TUJUH KLON HARAPAN UBIKAYU DI LAHAN KERING MASAM

HASIL DAN PEMBAHASAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

KERAGAAN KLON-KLON UBI KAYU DENGAN POTENSI HASIL UMBI DAN PATI TINGGI SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP HASIL UBIKAYU PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

VARIETAS UNGGUL UBIKAYU UNTUK BAHAN PANGAN DAN BAHAN INDUSTRI

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

RAGAM PERTUMBUHAN, HASIL UMBI, DAN PATI KLON-KLON UBIKAYU PADA UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN

POTENSI HASIL UMBI DAN PATI BEBERAPA KLON HARAPAN UBIKAYU

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

KAJIAN PRODUKSI UBI DAN ACI TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta CRANTZ) AKIBAT PEMANGKASAN TAJUK

Karakteristik Agronomis dan Fisikokimia Umbi Klon Ubikayu Genjah

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

TEKNOLOGI BUDIDAYA UBI KAYU UNTUK MENCAPAI PRODUKSI OPTIMAL

Teknologi Produksi Ubi Kayu Monokultur dan Tumpangsari Double-Row

Jl. Raya Kendalpayak Km.8 Malang Jl. Merdeka 147, Bogor

Lampiran 1. Deskripsi Varetas Adira-1

V. VARIETAS UNGGUL UBI KAYU

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

Lampiran 1 Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan tinggi tanaman kedelai dan nilai AUHPGC

PENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

Adira-1 merupakan varietas ubi kayu yang sudah

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

Hubungan antara Komponen Hasil dan Hasil Umbi Klon Harapan Ubi Kayu

Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Ubi(Ipomoea batatas L.) jalar Terhadap Pemberian Paclobutrazol

KERAGAAN GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN VARIETAS TANGGAMUS x ANJASMORO DAN TANGGAMUS x BURANGRANG DI TANAH ENTISOL DAN INCEPTISOL TESIS

Keragaman Sifat Agronomi dan Kandungan Pati 20 Aksesi Tanaman Garut (Maranta arundinaceae L)

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

POTENSI HASIL UMBI DAN KADAR PATI PADA BEBERAPA VARIETAS UBIKAYU DENGAN SISTIM SAMBUNG (MUKIBAT)

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN SKRIPSI

PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN PASANG SURUT. Munif Ghulamahdi Maya Melati Danner Sagala

KARAKTER AGRONOMIS GALUR-GALUR KEDELAI HASIL PERSILANGAN TANGGAMUS, BURANGRANG, DAN ANJASMORO

PEMUPUKAN TANAMAN UBIKAYU BERDASARKAN METODE PERANGKAT UJI TANAH KERING DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL UMBI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL UBIJALAR PADA DUA CARA TANAM

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan komoditas andalan Indonesia,

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENDALIAN KIMIAWI PENYAKIT BERCAK DAUN COKLAT, Cercospora henningsii PADA UBIKAYU

PELAKSANAAN PENELITIAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PENGARUH INOKULASI Rhizobium japonicum TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KULTIVAR KEDELAI DI LAHAN PASIR PANTAI

USULAN PELEPASAN VARIETAS KENTANG

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L.) SKRIPSI OLEH :

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November

Agros Vol. 15 No.1, Januari 2013: ISSN

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

UBI JALAR. Seleksi Gulud Tunggal Klon-klon Ubi jalar. Berkadar Betakarotin Tinggi

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Evaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali

PENAMPILAN BEBERAPA KLON KAPUK SEBAGAI TANAMAN LORONG DENGAN TANAMAN SELA UBI KAYU

Ulangan ANALISIS SIDIK RAGAM Sumber variasi db jk kt F hitung

Optimasi Hasil Ubikayu Menggunakan Teknologi Adaptif

Growth of Sweet Potato (Ipomoea batatas. L) Variety Sari and Beta 2 At Compost and KCl Fertilizer Aplication

Key words: upland rice local varieties, fertilization N, upland

BAHAN METODE PENELITIAN

EFEKTIFITAS PENGAPURAN TERHADAP SERAPAN HARA DAN PRODUKSI BEBERAPA KLON UBIKAYU DI LAHAN KERING MASAM. Anwar Ispandi 1 dan Abdul Munip 1

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

Respon Pertumbuhan Tanaman Ganyong Merah (Canna edulis Ker) terhadap Pemberian Pupuk Nitrogen dan Kalium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

SIFAT KIMIA DAN SENSORIS DELAPAN KLON PLASMA NUTFAH UBIKAYU PADA UMUR PANEN YANG BERBEDA

KETAHANAN VARIETAS/KLON UBI KAYU TERHADAP HAWAR BAKTERI SECARA ALAMI DI LAPANGAN

EVALUASI KLON-KLON UBIKAYU PADA KONDISI CEKAMAN KEKERINGAN SELAMA FASE PERTUMBUHAN AWAL

Ubikayu mempunyai peranan strategis sebagai pangan sumber

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK BIOURIN SAPI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL

SKRIPSI. KOMPONEN HASIL DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merrill) DENGAN PEMBERIAN NAUNGAN DI LAHAN GAMBUT

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

POTENSI HASIL ENAM VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI KABUPATEN SUMEDANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Muji Mulyo, Desa Muara Putih, Kecamatan

ADAPTASI BERBAGAI VARIETAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) TERHADAP PENGAPURAN DAN PEMBERIAN N, P DAN K DI LAHAN GAMBUT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

USAHA TANI PARIA MENUNJANG KEGIATAN VISITOR PLOT DI KEBUN PERCOBAAN MAUMERE. I. Gunarto, B. de Rosari dan Masniah BPTP NTT

KACANG HIJAU. 16 Hasil Utama Penelitian Tahun 2013 PERBAIKAN GENETIK

DAYA HASIL GALUR-GALUR KEDELAI TOLERAN LAHAN KERING MASAM DI LAMPUNG SELATAN

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

STUDI TINGGI PEMOTONGAN PANEN TANAMAN UTAMA TERHADAP PRODUKSI RATUN. The Study of Cutting Height on Main Crop to Rice Ratoon Production

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR BIOAKTIVATOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

Agrivet (2015) 19: 30-35

Transkripsi:

KERAGAAN KOMPONEN HASIL, HASIL, DAN KUALITAS UMBI KLON-KLON UBI KAYU DI LAHAN ENTISOL KABUPATEN KEDIRI Kartika Noerwijati Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak km 8 Kotak Pos 66 Malang 65101 Telp. 0341-801468 Fax. 0341-801496 e-mail : tika_iletri@yahoo.com ABSTRAK Penelitian dilakukan di Kabupaten Kediri pada bulan November 2010 hingga Agustus 2011. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok dengan 16 genotipe ubi kayu sebagai perlakuan dan diulang tiga kali. Panen dilakukan pada umur 10 bulan. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, indeks panen, jumlah umbi/tanaman, panjang umbi besar, panjang umbi kecil, diameter umbi besar, diameter umbi kecil, bobot umbi besar, bobot umbi kecil, bobot umbi/tanaman, hasil umbi segar/hektar, kadar pati (%bb), kadar bahan kering, dan hasil pati/hektar. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan klon berpengaruh nyata terhadap variabel yang diamati, kecuali bobot umbi besar/tanaman dan kadar bahan kering umbi. Tinggi tanaman, indeks panen, jumlah umbi/tanaman, panjang umbi besar, panjang umbi kecil, diameter umbi besar, diameter umbi kecil, dan bobot umbi kecil tidak memiliki kontribusi nyata terhadap hasil umbi segar per hektar. Hasil umbi segar per hektar sangat ditentukan oleh bobot umbi besar/tanaman dan bobot umbi total per tanaman. Klon CMM 03036-7 dan CMM 03038-7 memiliki hasil dan kualitas umbi yang tinggi, di atas pembanding UJ5, Malang 6, dan Adira 4. Klon CMM 03094-4 dan CMM 02035-3 memiliki hasil dan kualitas umbi di atas pembanding UJ5 dan Adira 4. Kata kunci: ubi kayu, komponen hasil, hasil umbi, kualitas umbi ABSTRACT Performance of yield components, yield and tuber quality of cassava clones at Entisol soil, Kediri district. The research was conducted in the district of Kediri in November 2010 until August 2011. Experimental design used was a randomized block with 16 cassava genotypes as treatments with three replications. Harvesting is done at the age of 10 months. The variables that observed were plant height, harvest index, number of tubers/plant, the length of large tubers, the length of small tubers, diameter of large tubers, diameter of small tubers, weight of large tubers, weight of small tuber, tuber weight/plant, fresh tuber yield (t ha -1 ), starch content (%wb), dry matter content, the starch yield (t ha -1 ). The results showed that the clones were significantly different for all variables except for tuber weight/plant and dry matter content. Yield components such as plant height, harvest index, number of tubers/plant, the length of large tubers, the length of small tubers, diameter of large tubers, diameter of small tubers, and weight of small tuber did not contributed to the fresh tuber yield per hectare. Fresh tuber yield was determined by the weight of large tubers per plant and total tuber weight per plant. The yield and tuber quality of CMM 03036-7 and CMM 03038-7 clones are higher than UJ5, Malang 6, and Adira 4. While yield and tuber quality of CMM 03094-4 and CMM 02035-3 clones are higher than UJ5 and Adira 4. Keywords: cassava, yield components, tuber yield, tuber quality Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013 505

PENDAHULUAN Tahun 2011 produksi ubi kayu mencapai sekitar 246 juta ton, diramalkan pada tahun 2012 meningkat menjadi 252 juta ton, dan pada tahun 2013 diperkirakan mencapai sekitar 257 ton. Nigeria merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar, diikuti Brazil, Thailand, dan Indonesia (FAO 2013). Negara pengekspor ubi kayu terbesar adalah Thailand, Vietnam dan Indonesia. Pada tahun 2010, rata-rata produktivitas ubi kayu dunia adalah 12,5 ton per hektar, dan India merupakan negara paling tinggi produktivitasnya, yaitu 34,8 ton per hektar pada tahun 2010 (Wikipedia 2013). Produksi ubi kayu Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, namun luas panen mengalami penurunan, hal ini mengindikasikan adanya peningkatan produktivitas. Pada tahun 2008 produksi ubi kayu mencapai 21.756.991 ton dengan luas panen 1.204.933 hektar dan produktivitas 18,1 t/ha, sedangkan pada tahun 2011 meningkat menjadi 24.044.025 ton dengan luas panen 1.184.696 hektar dan produktivitas 20,3 t/ha (BPS 2012). Sekitar 90% produksi ubi kayu di Indonesia digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Di masa mendatang, kebutuhan ubi kayu akan semakin meningkat dengan berkembangnya industri berbahan baku ubi kayu, termasuk industri bioethanol, sehingga perlu peningkatan produksi, baik untuk pangan maupun kebutuhan industri. Target peningkatan produksi ubi kayu dapat tercapai melalui penggunaan varietas unggul dan penerapan komponen teknologi produksi lainnya. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, maka kebijakan penelitian ubi kayu diarahkan pada pembentukan varietas berdaya hasil tinggi, kadar pati tinggi, tahan hama dan penyakit, sesuai untuk bahan baku ethanol, berumur genjah, rasa enak, serta memiliki bentuk dan ukuran relatif seragam (Suryana 2009, Adie dan Marwoto 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komponen hasil, potensi hasil dan kualitas umbi 16 klon ubi kayu di lahan Entisol Kabupaten Kediri. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kabupaten Kediri pada bulan November 2010 hingga Agustus 2011. Rancangan percobaan yang digunakan adalah acak kelompok dengan 16 genotipe ubi kayu sebagai perlakuan dan diulang tiga kali. Stek batang ubi kayu sepanjang sekitar 20 cm ditanam dengan posisi tegak. Jarak tanam 100 x 80 cm dengan ukuran petak 5 x 5 m. Pupuk diberikan dua kali yaitu pada saat tanam sebesar 100 kg Urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCl/ha, dan pada umur tiga bulan 100 kg Urea/ha. Penyiangan dilakukan dua kali yaitu pada umur satu dan tiga bulan setelah tanam. Pembenahan guludan dilakukan bersamaan dengan pemupukan. Pembuangan tunas ubi kayu menyisakan dua tunas terbaik pada umur dua bulan setelah tanam. Panen dilakukan pada umur 10 bulan. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, indeks panen, jumlah umbi/tanaman, panjang umbi besar, panjang umbi kecil, diameter umbi besar, diameter umbi kecil, bobot umbi besar, bobot umbi kecil, bobot umbi/tanaman, hasil umbi segar/hektar, kadar pati (%bb), kadar bahan kering, dan hasil pati/hektar. 506 Noerwijati: Keragaan Klon-klon Ubi Kayu di Lahan Entisol Kabupaten Kediri

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi lokasi penelitian tercantum pada Tabel 1. Agar pertumbuhan ubi kayu optimal, lingkungan yang dikehendaki adalah tanah dengan ph 4,6 7,8, kadar P tanah minimal 7 ppm, unsur K minimal 0,15 me/100g (Howeler 1996), kadar N dalam tanah minimal 0,1% (Endris 2013). Tanah terbaik untuk pertumbuhan ubi kayu adalah tanah lempung liat berpasir (Seesahai et al. 2013) dengan kandungan bahan organik 2 4 % (Howeler 2002). Berdasarkan Tabel 1 maka untuk pertumbuhan ubi kayu yang optimal diperlukan penambahan unsur N dan bahan organik. Namun penambahan bahan organik tidak dilakukan dengan pertimbangan dapat tercukupi unsur N, P, K dan struktur tanah bagus sehingga produktivitas ubi kayu cukup optimal. Tabel 1. Karakteristik tanah di lokasi percobaan. Parameter Nilai Kriteria ph (H 2 0) 6,01 Sedang *) Kadar N (%) 0,053 Rendah **) Kadar C-organik (%) 0,69 Rendah *) Kadar P 2 O 5 (ppm) 241 Tinggi *) Kadar K (me/100g) 0,33 Tinggi *) Kadar air (%) 1,20 Kadar pasir (%) 80 Kadar debu (%) 17 Kadar liat (%) 3 *) Howeler (2002). **) Endris (2013). Gambar 1. Curah hujan selama percobaan berlangsung. Selama percobaan berlangsung, curah hujan bulanan berkisar antara 102 465 mm, terendah pada bulan Mei 2011 dan tertinggi pada bulan Desember 2010. Rata-rata curah hujan pada tiga bulan pertama adalah 276,25 mm dan pada tiga bulan kedua 312,33 mm. Kondisi ini sesuai untuk pertumbuhan ubi kayu agar berproduksi optimal sebagaimana disebutkan oleh Wargiono et al. (2006). Pada Tabel 2 terlihat bahwa perbedaan klon berpengaruh terhadap variabel yang diamati, kecuali bobot umbi besar/tanaman dan kadar bahan kering umbi. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013 507

Tabel 2. Analisis ragam karakter kuantitatif 16 klon ubi kayu. Kediri, 2011. Kuadrat Tengah Karakter Blok Genotipe Galat KK (%) Tinggi tanaman (cm) 197,87 tn 13704,23 ** 514,29 7,0 Jumlah umbi/tanaman 0,51 tn 10,07 ** 1,44 12,3 Panjang umbi besar (cm) 69,81 ** 19,58 * 5,83 9,0 Panjang umbi kecil (cm) 20,68 * 9,61 * 3,92 14,4 Diameter umbi besar (cm) 0,81 ** 0,72 ** 0,11 5,1 Diameter umbi kecil (cm) 0,32 tn 0,43 * 0,17 8,8 Bobot umbi besar (kg) 0,61 tn 1,11 tn 0,59 22,5 Bobot umbi kecil (kg) 0,05 tn 0,18 ** 0,07 24,9 Bobot umbi/tanaman (kg) 0,29 tn 1,11 * 0,50 16,1 Indek panen 0,002 tn 0,025 ** 0,002 7,1 Kadar pati (%bb) 12,61 ** 4,19 * 1,71 6,2 Kadar bahan kering (%) 42,64 ** 10,32 tn 7,36 6,2 Hasil umbi (t/ha) 206,23 * 219,38 ** 48,26 12,7 Hasil Pati (t/ha) 2,40 tn 8,87 ** 1,47 11,4 KK=koefisien keragaman; tn = tidak beda nyata; * =beda nyata pada taraf 5%; ** =beda nyata pada taraf 1%. Keragaan Tinggi Tanaman dan Indeks panen Tinggi tanaman dari 16 klon yang diamati berkisar antara 168 400 cm. Klon CMM 02035-3 merupakan klon paling tinggi sedangkan klon CMM 02048-6 dan Kaspro mempunyai tanaman terpendek (Tabel 3). Klon dengan tanaman yang tinggi mempunyai indeks panen yang rendah, demikian sebaliknya. Hal tersebut tercermin pada hasil analisis korelasi dimana tinggi tanaman berkorelasi negatif dengan indeks panen dengan nilai korelasi -0,79**. Indeks panen tertinggi terdapat pada klon CMM 02048-6 dan tidak berbeda nyata dengan Kaspro. Klon-klon yang mempunyai indeks panen tinggi (> 0,5) adalah CMM 03036-7, CMM 03036-5, CMM 03094-4, CMM 02040-1, CMM 02033-1, CMM 02048-6, dan Kaspro. Semua klon pembanding memiliki indeks panen tinggi dan terdapat enam klon yang memiliki indeks panen setara atau lebih tinggi dari rata-rata indeks panen pembanding. Tinggi tanaman tidak berkorelasi dengan hasil umbi per tanaman maupun per hektar. Indeks panen berkorelasi positif dengan bobot umbi total per tanaman (r = 0,45**), namun tidak berkorelasi dengan hasil umbi per hektar. Komponen Hasil dan Hasil Jumlah umbi/tanaman pada penelitian ini tidak berkontribusi nyata terhadap hasil umbi segar per hektar. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai korelasi yang tidak nyata antara jumlah umbi/tanaman dengan hasil umbi segar per hektar (r = 0,24 tn). Panjang umbi besar maupun umbi kecil berbeda antarklon. Seperti halnya jumlah umbi/tanaman, panjang umbi besar maupun kecil tidak menentukan tingkat produktivitas klon-klon ubi kayu yang diamati, yang ditunjukkan oleh nilai korelasi yang tidak nyata antara panjang umbi besar maupun panjang umbi kecil dengan hasil umbi segar dengan nilai yang sama yaitu 0,04 tn. 508 Noerwijati: Keragaan Klon-klon Ubi Kayu di Lahan Entisol Kabupaten Kediri

Tabel 3. Tinggi tanaman dan indeks panen 16 klon ubi kayu. Kediri, 2011. Klon Tinggi tanaman (cm) Indeks panen CMM 03025-43 391 ab 0,4 e CMM 03036-7 381 abc 0,5 d CMM 03036-5 253 h 0,6 abc CMM 03038-7 351 cdef 0,5 de CMM 03094-12 370 abcd 0,5 de CMM 03094-4 346 cdef 0,6 bc CMM 03095-5 360 bcde 0,5 de CMM 02040-1 316 fg 0,6 c CMM 02033-1 307 g 0,6 c CMM 02035-3 400 a 0,5 de CMM 02048-6 183 i 0,7 a Kaspro 168 i 0,7 ab Pembanding UJ5 351 cdef 0,6 c Malang 6 324 efg 0,6 c Malang 4 334 defg 0,6 c Adira 4 333 defg 0,6 c Rata-rata 323 0,6 BNT (5%) 37,8 0,07 Angka sekolom yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Diameter umbi besar maupun kecil juga menunjukkan perbedaan antarklon. Diameter umbi pada penelitian ini tidak menunjukkan kontribusi yang nyata terhadap hasil umbi segar karena memiliki nilai korelasi yang kecil dan tidak nyata dengan hasil umbi dengan nilai korelasi masing-masing 0,09 tn dan 0,03 tn. Klon-klon yang diuji tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada variabel bobot umbi besar per tanaman, sedangkan pada bobot umbi kecil per tanaman menunjukkan perbedaan antarklon. Meskipun tidak nyata, bobot umbi besar per tanaman sangat menentukan hasil umbi segar, yang ditunjukkan oleh nilai korelasi positif sangat nyata (r = 0,45**) artinya, semakin tinggi bobot umbi besar per tanaman, semakin meningkat hasil umbi segar. Sebaliknya, meskipun bobot umbi kecil per tanaman menunjukkan perbedaan antarklon namun tidak menentukan hasil umbi segar karena memiliki nilai korelasi yang tidak nyata (r = 0,08 tn). Perbedaan antarklon terlihat pada variabel bobot umbi total per tanaman. Klon-klon yang diuji memiliki rata-rata bobot umbi per tanaman 4,42 kg dan terdapat empat klon yang memiliki bobot umbi per tanaman di atas rata-rata, yaitu CMM 03036-7, CMM 03036-5, CMM 03094-4, dan CMM 02033-1. Bobot umbi per tanaman sangat menentukan hasil umbi segar karena memiliki nilai korelasi positif yang sangat nyata (r = 0,52**). Klon yang diuji mampu menghasilkan umbi segar dengan kisaran 41,47 67,82 t/ha dan rata-rata 54,81 t/ha. Hasil umbi terendah terdapat pada klon CMM 02048-6. Hasil tertinggi diberikan oleh klon CMM 03036-7, diikuti oleh klon CMM 03038-7, CMM 03094-4, dan CMM 02035-3. Hasil umbi keempat klon tersebut lebih tinggi dari pembanding UJ5 dan Adira 4, setara dengan Malang 6 dan Malang 4. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013 509

Tabel 4a. Komponen hasil dan hasil 16 klon ubi kayu. Kediri, 2011. Klon Jumlah umbi/tan Panjang umbi besar (cm) Panjang umbi kecil (cm) Diameter umbi besar (cm) Diameter umbi kecil (cm) CMM 03025-43 10,1 bcde 26,6 bcdef 17,3 a 5,4 e 4,1 f CMM 03036-7 11,7 abc 26,5 bcdef 15,2 abc 6,7 bc 4,6 bcdef CMM 03036-5 8,4 e 26,1 cdef 12,7 bc 6,9 b 5,2 ab CMM 03038-7 12,0 ab 24,0 efg 13,4 bc 6,7 bcd 4,1 f CMM 03094-12 5,1 f 30,0 abc 9,1 d 7,6 a 5,3 a CMM 03094-4 9,0 de 26,6 bcdef 14,6 abc 6,7 bc 4,9 abcde CMM 03095-5 8,4 e 31,6 a 14,3 abc 6,1 d 4,4 def CMM 02040-1 10,7 bcd 21,9 g 13,6 bc 6,9 b 4,7 abcdef CMM 02033-1 13,1 a 28,8 abcd 14,3 abc 6,1 d 4,3 ef CMM 02035-3 8,9 de 30,2 ab 12,6 bc 6,5 bcd 4,6 bcdef CMM 02048-6 10,2 bcde 26,8 bcdef 14,9 abc 6,5 bcd 4,4 def Kaspro 8,7 de 26,8 bcdef 13,4 bc 6,6 bcd 5,1 abc Pembanding UJ5 9,9 cde 23,5 fg 13,93 bc 6,8 b 4,4 cdef Malang 6 10,3 bcde 28,5 abcd 15,66 ab 6,2 cd 5,0 abcd Malang 4 10,5 bcd 27,7 abcde 14,31 abc 6,7 bc 4,9 abcde Adira 4 9,1 de 25,0 defg 12,20 cd 7,0 b 5,0 abcd Rata-rata 9,8 26,9 13,83 6,6 4,7 BNT (5%) 2,0 4,0 3,30 0,6 0,7 Tabel 4b. Komponen hasil dan hasil 16 klon ubi kayu. Kediri, 2011. Klon Bobot umbi besar/tan (kg) Bobot umbi kecil/tan (kg) Bobot umbi/ tan (kg) Hasil umbi (t/ha) CMM 03025-43 2,5 d 1,2 abc 3,6 f 53,2 cdef CMM 03036-7 3,7 abcd 1,4 ab 5,1 abc 67,3 a CMM 03036-5 3,7 abcd 0,9 cd 4,5 abcdef 52,9 cdefg CMM 03038-7 3,2 bcd 1,2 abc 4,4 abcdef 65,9 ab CMM 03094-12 3,3 bcd 0,4 c 3,6 ef 46,3 f CMM 03094-4 4,8 a 0,7 de 5,6 a 58,6 abcd CMM 03095-5 2,9 cd 1,0 abcd 3,8 def 44,4 efg CMM 02040-1 3,0 cd 1,3 abc 4,3 bcdef 48,3 defg CMM 02033-1 3,1 bcd 1,9 a 4,5 abcdef 53,6 cdefg CMM 02035-3 3,0 cd 0,9 cd 3,9 def 60,2 abcd CMM 02048-6 3,1 bcd 1,1 abcd 4,2 cdef 41,5 g Kaspro 3,4 bcd 1,0 abcd 4,3 bcdef 53,5 cdef Pembanding UJ5 2,84 cd 1,0 abcd 3,9 def 43,8 efg Malang 6 3,95 abc 1,0 abcd 5,0 abcd 62,9 abc Malang 4 4,42 ab 1,1 abcd 5,4 ab 67,8 a Adira 4 3,83 abc 0,9 bcd 4,8 abcde 56,8 bcde Rata-rata 3,42 1,0 4,4 54,8 BNT (5%) 1,28 0,4 1,2 11,6 Angka sekolom yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. 510 Noerwijati: Keragaan Klon-klon Ubi Kayu di Lahan Entisol Kabupaten Kediri

Gambar 2. Korelasi antara komponen hasil dan hasil umbi segar (t/ha). Kualitas Umbi Pengukuran kualitas umbi ubi kayu yang sederhana adalah dengan mengamati kadar pati (basis basah), kadar bahan kering, dan volume pati yang dihasilkan. Kadar pati dan hasil pati menunjukkan perbedaan antarklon, namun kadar bahan kering umbi tidak berbeda antarklon. Artinya, klon yang diuji memiliki kemampuan yang setara dalam menghasilkan bahan kering umbi. Kadar pati tertinggi terdapat pada klon CMM 02035-3, diikuti oleh klon CMM 02040-1, CMM 02035-3, CMM 03094-4, CMM 03036-1, dan CMM 03025-43. Kadar pati klon-klon tersebut tidak berbeda nyata dengan pembanding UJ5, Malang 4 dan Adira 4. Klon-klon berkadar pati tinggi juga memiliki kadar bahan kering yang tinggi. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai korelasi positif antara kadar pati dengan kadar bahan kering, yaitu 0,63**. Kadar bahan kering ubi kayu tinggi apabila memiliki kadar bahan kering > 40% (Antarlina dan Harnowo 1992). Dalam percobaan ini, semua klon yang diuji memiliki kadar bahan kering yang tinggi, rata-rata 43,64% dengan kisaran 40 47%. Hanya klon CMM 02048-6 yang memiliki kadar bahan kering kurang dari 40%. Ginting et al. (2006) menyebutkan bahwa klon ubi kayu yang memiliki kadar bahan kering serta kadar pati tinggi sesuai digunakan sebagai bahan baku industri tepung, pati dan ethanol. Hasil pati dari 16 klon yang diuji berkisar antara 7,5 13,6 t/ha dengan rata-rata 10,6 t/ha. Hasil pati tertinggi terdapat pada klon CMM 03036-7, CMM 03038-7, dan CMM 02035-3, namun tidak berbeda nyata dengan pembanding Malang 6 dan Malang 4. Hasil pati sangat ditentukan oleh hasil umbi segar yang ditunjukkan oleh nilai korelasi 0,91**. Hasil korelasi antara komponen hasil dengan hasil umbi pada penelitian ini relatif berbeda dengan yang dilaporkan oleh Sundari et al. (2010). Dijelaskan bahwa hasil umbi sangat dipengaruhi oleh indeks panen, diameter umbi, panjang umbi, dan jumlah umbi dengan nilai korelasi (r) masing-masing 0,25**, 0,65**, 0,36**, dan 0,62**. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013 511

Tabel 5. Kadar pati (%bb), kadar bahan kering (%), dan hasil pati 16 klon ubi kayu. Kediri, 2011. Klon Kadar pati (%) Kadar bahan kering (%) Hasil pati (t/ha) CMM 03025-43 21,0 abcd 45,5 abc 10,2 cde CMM 03036-7 21,2 abcd 44,5 abc 13,0 ab CMM 03036-5 20,8 bcde 41,9 bc 10,0 cde CMM 03038-7 20,5 cde 43,1 abc 12,4 ab CMM 03094-12 20,8 bcde 43,7 abc 8,7 ef CMM 03094-4 21,5 abcd 44,2 abc 11,4 bc CMM 03095-5 20,3 cde 41,7 bc 8,2 ef CMM 02040-1 22,7 ab 46,5 a 10,0 cde CMM 02033-1 23,0 a 45,9 ab 11,2 bcd CMM 02035-3 21,2 abcd 43,1 abc 11,8 abc CMM 02048-6 19,6 de 40,0 c 7,5 f Kaspro 18,6 e 41,5 bc 10,1 cde Pembanding UJ5 23,0 a 46,6 a 9,2 def Malang 6 20,5 cde 43,7 abc 11,7 abc Malang 4 22,0 abc 43,3 abc 13,6 a Adira 4 21,7 abcd 43,3 abc 11,3 bc Rata-rata 21,1 43,6 10,6 BNT (5%) 2,2 4,5 2,0 Angka sekolom yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. KESIMPULAN 1. Tinggi tanaman, jumlah umbi per tanaman, panjang umbi besar, panjang umbi kecil, diameter umbi besar, diameter umbi kecil, bobot umbi kecil, dan indeks panen tidak berkontribusi nyata terhadap hasil umbi segar. 2. Hasil umbi segar ditentukan oleh bobot umbi besar dan bobot umbi total per tanaman. 3. Klon CMM 03036-7 dan CMM 03038-7 memiliki hasil dan kualitas umbi yang lebih tinggi dari pembanding UJ5, Malang 6, dan Adira 4. Klon CMM 03094-4 dan CMM 02035-3 memiliki hasil dan kualitas umbi yang lebih baik dari pembanding UJ5 dan Adira 4. SARAN Perlu dilakukan pengujian lanjutan untuk melihat peluang klon CMM 03036-7 dan CMM 03038-7 sebagai calon varietas unggul baru ubi kayu. DAFTAR PUSTAKA Adie, M.M. dan Marwoto. 2011. Inovasi Teknologi Unggulan Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Mendukung empat Sukses Kementerian Pertanian. Prosiding Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2011. http://www.balitkabi.litbang.deptan.go.id/publikasi/.../prosiding-2011.html 512 Noerwijati: Keragaan Klon-klon Ubi Kayu di Lahan Entisol Kabupaten Kediri

Antarlina, S.S dan D. Harnowo. 1992. Identifikasi teknologi pengolahan ubikayu. Laporan penelitian APBN tahun 1991/1992. Kelti Pasca Panen BALITTAN Malang. 15 hal. BPS. 2012. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta Indonesia. http://www.bps.go.id. Diakses tanggal 4 Maret 2013. Endris, S. 2013. Cyanogenics Potential of Cassava Cultivars Grown under Varying Levels of Potassium Nutrition in Southwestern Ethiopia. http://ww2.geneconserve.pro.br/artigo056.pdf. Diakses tanggal 8 april 2013. FAO. 2012. Food Outlook : Global Market Analysis. www.fao.org/docrep/016/al993e/al993e00.pdf. Diakses tanggal 8 Maret 2013. Ginting, E., K. Hartojo, N. Saleh, Y. Widodo dan Suprapto. 2006. Identifikasi Kesesuaian Klonklon Ubi Kayu untuk Bahan Baku Pembuatan Bioetanol. Laporan hasil penenlitian tahun 2006. 20 hal. Howeler, R.H. 1996. Diagnosis of Nutritional Disorders and Soil Fertility Maintenance of Cassava. P181-193. In Kurup, G.T., Polaniswami, M.S., Potty, V.P., Padmaja, G., Kabeerathumma, S., and Pillai, S.V (Eds.) Tropical Tubers Crops : Problems, Prospects and Future Strategies. Oxford and IBH Publishing Co., New Delhi, India. ------------------. 2002. Cassava Mineral Nutrition and Fertilization. p115-147. In R.J. Hillocks, J.M. Thresh and A.C. Bellotti (Eds.) Cassava : Biology, Production and Utilization. Seesahai, A., M. Ramlal-Ousman, and M.L. Vine. 2013. Guide to Growing Cassava Successfully. http://agriculture.gov.tt/fplma/?q=root-crop-unit/root-crop-bulletin-1-guide-growingcassava-successfully-18311319084963. Diakses tanggal 8 April 2013. Suryana, A. 2009. Kebijakan dan Program Penelitian Mendukung Tercapainya Swasembada Kedelai dan Ubi Kayu. http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/publikasi/prosiding/154.html?task=view Diakses tanggal 8 Maret 2013. Wargiono, J., A. Hasanuddin, dan Suyamto. 2006. Teknologi Produksi Ubikayu Mendukung Industri Bioethanol. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Litbang Pertanian. 42p. Wikipedia. 2013. Cassava. http://en.wikipedia.org/wiki/cassava. Diakses tanggal 3 April 2013. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2013 513