Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP [9]

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP[3]

PENGARUH BEBAN PENGGETAR MESIN PRESS BATAKO PADA PROSES PRODUKSI BATAKO TANPA PLESTER DAN TANPA PEREKAT (BTPTP) TERHADAP KEKUATAN DINDING

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]

III. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,

METODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN LABORATORIUM DAN PEMODELAN METODE ELEMEN HINGGA

I.1 Latar Belakang I-1

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrusi merupakan salah satu proses yang banyak digunakan dalam

STUDI EKSPERIMENTAL PEMBERIAN TEGANGAN AWAL PADA DINDING BATAKO TANPA PLESTER DAN TANPA PEREKAT (BTPTP) DALAM MENERIMA BEBAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN LABORATORIUM DAN PEMODELAN DENGAN FINITE ELEMEN METHOD. Gambar 3.1 Proses pencampuran bahan BTPTP pada mesin pengaduk

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di

ANALISA STRUKTUR PORTAL RUANG TIGA LANTAI DENGAN METODE KEKAKUAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS HERY SANUKRI MUNTE

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam menganalisis tegangan yang terjadi pada balok beton dengan beban yang

Tugas Akhir ANALISA PENGARUH TEBAL DAN GEOMETRI SPOKE BERBENTUK SQUARE BAN TANPA ANGIN TERHADAP KEKAKUAN RADIAL DAN LATERAL

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 tegangan bidang pada (a) pelat dengan lubang (b) pelat dengan irisan (Daryl L. Logan : 2007) Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISA TEGANGAN DAN DEFLEKSI PADA PELAT DUDUKAN PEMINDAH TRANSMISI TIPE FLOOR SHIFT DENGAN RIB DAN TANPA RIB

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya suatu sistem pemipaan yang memiliki kualitas yang baik. dan efisien. Pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. dengan ilmu rekayasa struktur dalam bidang teknik sipil. Perkembangan ini

PRINSIP DASAR MEKANIKA STRUKTUR

STUDI NUMERIK SAMBUNGAN DENGAN BAUT-GUSSET PLATE PADA STRUKTUR GABLE FRAME TIGA SENDI

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

Perhitungan Struktur Bab IV

Jurnal Teknika Atw 1

LAMPIRAN A. Tabel A-1 Angka Praktis Plat Datar

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. mendorong terciptanya suatu produk dan memiliki kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien.pada industri yang menggunakan pipa sebagai bagian. dari sistem kerja dari alat yang akan digunakan seperti yang ada

Disusun oleh: Nama: Eko Warsito Nrp :

TUGAS AKHIR MODELING PROSES DEEP DRAWING DENGAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

BAB III PEMODELAN DAN HASIL PEMODELAN

Analisa Kekuatan Material As Pendulum Yang Terpasang Pada PLTGL-SB

ANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH

TINJAUAN REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI

III. METODE PENELITIAN. Hal yang paling dasar dalam pemodelan sebuah komponen (part) adalah pembuatan

ANALISA STRUKTUR METODE MATRIKS (ASMM)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN ADUK BERBASIS MESIN BOR Jefri Adera Bukit. Fakultas Industri, jurusan Teknik Mesin.

Jl. Banyumas Wonosobo

TEGANGAN MAKSIMUM DUDUKAN STANG SEPEDA: ANALISIS DAN MODIFIKASI PERANCANGAN

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

BAB 4 ANALISA PANAS HIDRASI PONDASI BORED PILE JEMBATAN SURAMADU. mengenai diameter dan kedalaman pondasi, kedalaman air laut, dan kedalaman

PERANCANCANGAN STRUKTUR BALOK TINGGI DENGAN METODE STRUT AND TIE

Program Studi Teknik Mesin S1

DENSITAS, POROSITAS, LUAS PERMUKAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pembuatan benda uji batako sekam padi dilakakukan di

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

Analisis Numerik Bilah Kipas Mesin Turbofan TAY Menggunakan Metode Elemen Hingga

KEMAMPUAN PENYERAPAN ENERGI CRASH BOX MULTI SEGMEN MENGGUNAKAN SIMULASI KOMPUTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

PROGRAM ANALISIS GRID PELAT LANTAI MENGGUNAKAN ELEMEN HINGGA DENGAN MATLAB VERSUS SAP2000

Gambar 2.1 ladder frame chassis

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

PREDIKSI SPRINGBACK PADA PROSES DEEP DRAWING DENGAN PELAT JENIS TAILORED BLANK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK BERBASIS METODE ELEMEN HINGGA

BAB 3 METODE PENELITIAN

Mekanika : Gaya. Hukum Newton

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai inovasi yang ditemukan oleh para ahli membawa proses pembangunan

Adapun langkah-langkah metodologi dalam menyelesaikan tugas akhir ini dapat dilihat pada flow chart sebagai berikut. Mulai.

BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

PENGUJIAN MODULUS ELASTISITAS PAVING BLOCK DENGAN VARIASI CAMPURAN PASIR DAN SEMEN MENGGUNAKAN SONIC WAVE ANALYZER (SOWAN)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015

Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline

ANALISA GEOMETRI NON-LINIER PELAT LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN SAP2000 DAN PERCOBAAN PEMBEBANAN. Andri Handoko

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE UJI UJI KUAT TEKAN BETON UJI MODULUS ELASTISITAS BETON UJI KUAT TARIK BAJA

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

BAB 3 MODEL ELEMEN HINGGA

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Getaran Mekanik. Getaran Bebas Tak Teredam. Muchammad Chusnan Aprianto

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

BAB I PENDAHULUAN. pesat, terutama terjadi di daerah perkotaan. Seiring dengan hal tersebut,

VERIFIKASI PENYEBAB RETAK PADA PEMANCANGAN TIANG PIPA MENGGUNAKAN HYDRAULIC JACK

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

PERANCANGAN MEKANISME ALAT ANGKUT KAPASITAS 10 TON TESIS

Fix Support dan Displacement :

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI MESIN PRESS BTPTP, KARAKTERISTIK BTPTP DAN METODE ELEMEN HINGGA 2.1 Mesin press BTPTP Pada dasarnya prinsip kerja mesin press BTPTP sama dengan mesin press batako pada umumnya dipasaran dengan perbedaan cetakan produk batako yang dihasilkan memiliki geometri tersendiri yang nantinya memudahkan dalam pemasangan pada konstruksi dinding. Mesin ini bersifat semi otomatis menggunakan sistem ungkit manual untuk menurunkan beban memanfaatkan gaya gravitation drop yang menekan cetakan BTPTP yang digetarkan berfungsi untuk memadatkan batako hasil cetakannya. Dengan demikian keseragaman mutu hasil cetakan dapat terjamin [9]. Bagian bagian pada mesin press BTPTP ditunjukkan pada gambar 2.1. Bagian-bagian mesin press BTPTP: 6 7 8 9 1 2 3 4 Keterangan: 1. Kerangka 2. Pemberat/beban 3. Pengengkol 4. Dies 5. Landasan Dies 6. Pengungkit 7. Penekan dies 8. Peluncur (slider) 9. Batang penghubung 5 Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP [9] 6

7 2.1.1 Beban penggetar mesin press BTPTP Beban penggetar pada mesin press BTPTP ini menggunakan bahan C1020 (plat dengan tebal 15 mm dan pipa solid berdiameter 40 mm). Memiliki dimensi panjang 730 mm, lebar 330 mm. Memanfaatkan gaya grafitasi beban tersebut berfungsi menekan campuran BTPTP pada cetakan. Terdapat slider sebagai pengatur arah beban agar tepat menuju cetakan. Posisi beban pesin press BTPTP ditunjukkan pada gambar 2.2. Gambar 2.2 Posisi beban mesin press BTPTP [9] Hukum gravitasi universal Newton menyatakan bahwa besar gaya segaris dengan garis yang menghubungkan kedua titik tersebut berbanding lurus dengan perkalian kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa titik tersebut [2]. Hukum gravitasi universal Newton ditunjukkan pada persamaan 2.1.

8 (2.1) Pada kasus ini persamaan tersebut dapat diturunkan untuk menghitung berat. Berat suatu benda adalah hasil kali massa benda tersebut dengan percepatan gravitasi bumi [2].Ditunjukkan pada persamaan 2.2. W = mg (2.2) Hukum kedua Newton menyatakan bahwa total gaya pada sebuah partikel sama dengan banyaknya perubahan momentum linier p terhadap waktu[3] ditunjukkan pada persamaan 2.3. (2.3) Karena hukumnya hanya berlaku untuk sistem dengan massa konstan, variabel massa (sebuah konstan) dapat dikeluarkan dari operator diferensial dengan menggunakan aturan diferensiasi [3] ditunjukkan pada persamaan 2.4. (2.4) Dengan F adalah total gaya yang bekerja, m adalah massa benda, dan a adalah percepatan benda. Maka total gaya yang bekerja pada suatu benda menghasilkan percepatan yang berbanding lurus [3]. 2.2 Karakteristik material BTPTP BTPTP memiliki keunggulan daripada batako yang ada dipasaran pada umumnya. Sesuai dengan namanya batako tanpa plester dan tanpa perekat ini tidak memerlukan perekat untuk menyusunnya dalam suatu bangunan, hal ini dikarenakan BTPTP memiliki geometri yang saling mengunci antar pasangan batako. Geometri BTPTP dijunjukkan pada gambar 2.3.

9 Gambar 2.3 Geometri BTPTP Material yang digunakan tidak berbeda dengan batako pada umumnya. BTPTP ini terbuat dari campuran semen, air dan pasir. Campuran tersebut kemudian diletakan kedalam cetakan yang ada di mesin press batako, kemudian di press dengan beban dan waktu penggetaran tertentu untuk mendapatkan hasil yang optimal. Setelah digetarkan, batako tersebut dikeringkan secara alami, dengan waktu pengeringan (ageing) selama 40 hari. Dalam kondisi operaksi aktual dilapangan terdapat ketidak seragaman mutu karakteristik material yang diproduksi dikarenakan belum diketahui beban optimal yang dapat diterima oleh mesin press dalam membuat cetakan BTPTP ini. Karakteristik material meliputi densitas (density), kuat tekan (compressive strength), modulus young, dan poisson ratio. Karakteristik ini dapat dicari dengan melakukan pengujian di laboratorium. Hasil dari pengujian dapat divariasikan tanpa harus melakukan pengujian dengan melakukan pendekatan metode elemen hingga, dalam hal ini menggunakan bantuan software ABAQUS 6.10-1. Diagram alir proses produksi BTPTP ditunjukkan pada gambar 2.4.

10 mulai pasir semen Diaduk sampai rata dengan pengaduk +air Dicetak dgn mesin pencetak Dikeluarkan dari mesin pencetak Memenuhi dimensi tidak ya Dikeringkan Ada cacat? tidak ya Mutu 2 Mutu 1 pasar selesai Gambar 2.4 Diagram alir proses produksi BTPTP [9]

11 2.2.1 Densitas (Density) Pengukuran densitas dapat dihitung dengan persamaan 2.5 (2.5) Dimana : ρ = densitas (kg/m 3 ) m = massa batako (kg) V = volume batako (m 3 ) 2.2.2 Kuat tekan (Compressive strength) Kuat tekan (compressive strenght) dapat dihitung dengan persamaan 2.6 (2.6) Dimana : = kuat tekan (N/mm 2 ) F = beban yang diberikan (N) A = Luas penampang yang terkena penekanan gaya (mm 2 ) 2.2.3 Modulus young Modulus young dapat dihitung dengan persamaan 2.7 (2.7) Dimana : E = modulus young (N/mm 2 ) fc = kokoh tekan x 0,83 2.2.4 Poisson ratio Untuk poisson ratio diasumsikan sebesar 0,12.

12 2.3 Metode elemen hingga Metode elemen hingga (MEH) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1954 oleh Turner at al [1]. Disebut juga sebagai finite element method (FEM) merupakan suatu metode analisa perhitungan dengan membagi suatu obyek yang kompleks menjadi beberapa bagian (block) sederhana, atau dengan membagi obyek menjadi bagian yang sangat kecil dengan pengaturan secara kepingan-kepingan. Metode ini dapat berperan sebagai research tool dalam penyelesaian secara numerik pada berbagai penelitian yang berkembang saat ini. Aplikasi MEH ditunjukkan pada gambar 2.5. Gambar 2.5 Aplikasi MEH dalam bidang teknik [1] 2.3.1 Konsep dasar MEH Konsep Dasar Metode Elemen Hingga adalah sebagai berikut [6]: a. Menjadikan elemen-elemen diskrit untuk memperoleh simpangan-simpangan dan gaya-gaya anggota dari suatu struktur. b. Menggunakan elemen-elemen kontinum untuk memperoleh solusi pendekatan terhadap permasalahan-permasalahan perpindahan panas, mekanika fluida dan mekanika solid.

13 Secara umum prosedur analisa struktur adalah sebagai berikut [6]: a. Membagi struktur menjadi kepingan-kepingan (elements dengan nodes). b. Memberikan sifat-sifat fisik pada tiap elemen. c. Hubungkan elemen-elemen pada tiap nodal untuk membentuk sebuah sistem perkiraan dari persamaan untuk struktur tersebut. d. Menyelesaikan sistem persamaan tersebut yang disertai dengan jumlah yang tidak dikenal di titik simpul (contoh: perpindahan). e. Menghitung jumlah yang diinginkan (contoh: strains dan stresses). 2.3.2 Jenis elemen pada MEH a. Elemen satu dimensi (garis) Jenis elemen ini meliputi pegas (spring), truss, beam, pipe dan lain sebagainya, ditunjukkan pada Gambar 2.6 Gambar 2.6 Elemen garis b. Elemen dua dimensi (bidang) Jenis elemen ini meliputi membran, plate, shell dan lain sebagainya seperti ditunjukkan pada Gambar 2.7 Gambar 2.7 Elemen bidang c. Elemen tiga dimensi (volume) Jenis elemen ini meliputi (3-D Fields-temperature, displacement, stress, flow velocity), ditunjukkan pada Gambar 2.8.

14 Gambar 2.8 Elemen volume 2.3.3 Sistem persamaan Salah satu metode analisis elemen hingga yang mendasar adalah menggunakan pendekatan langsung.pendekatan ini digambarkan oleh sistem pegas linier. 2.3.4 Pegas linier Pegas linier mempunyai kekakuan k dan mempunyai dua titik. Setiap titik diberikan sebuah beban aksial sebesar f 1 pada titik 1 dan f 2 pada titik 2. Beban tersebut menghasilkan displacement sebesar u 1 dan u 2 pada masing-masing titik. Karena beban yang diberikan kepada dua titik, resultan dari displacement ditunjukkan pada persamaan 2.8 dan diagram benda bebas dari elemen pegas linier ditunjukkan pada Gambar 2.9 menjadi: 1 k 2 (2.8) x f 1, u 1 f 2, u 2 Gambar 2.9 Diagram benda bebas dari elemen pegas linier Gaya pada sistem ditunjukkan pada persamaan 2.6. ( ) (2.9)

15 Sedangkan kesetimbangan gaya pada sistem ditunjukkan pada persamaan 2.10 dan 2.11. (2.10) Maka, ( ) (2.11) Penggabungan antara persamaan 2.9 dan 2.11 dalam matriks ditunjukkan pada persamaan 2.12 dan 2.13. k k k u1 k u 2 = f 1 f 2 = f 1 f 2 (2.12) Atau ( ) ( ) ( ) (2.13) Dimana u (e) adalah vektor titik displacement yang belum diketahui nilainya. Sedangkan k (e) adalah vektor kekakuan dan f (e) adalah vektor beban dan kondisi batas. (e) merepresentasikan sebagai nomer elemen. 2.3.5 Persamaan umum Pemodelan masalah teknik menggunakan metode elemen hingga membutuhkan penggabungan matriks karakteristik elemen (kekakuan) dan vektor gaya, ditunjukkan pada persamaan 2.14. (2.14)

16 Nilai K dan F dapat dijabarkan berturut-turut pada persamaan 2.15 dan 2.16. Dan ( ) (2.15) ( ) (2.16)