BAB 2 LANDASAN TEORITIS PERMASALAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TEORI DASAR (3.1-1) dimana F : Gaya antara dua partikel bermassa m 1 dan m 2. r : jarak antara dua partikel

III. TEORI DASAR. variasi medan gravitasi di permukaan bumi. Metode gayaberat dilandasi oleh

III. TEORI DASAR. kedua benda tersebut. Hukum gravitasi Newton (Gambar 6): Gambar 6. Gaya tarik menarik merarik antara dua benda m 1 dan m 2.

III. TEORI DASAR. Dasar dari metode gayaberat adalah hukum Newton tentang gayaberat dan teori

BAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding

BAB III PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA. Penelitian dilakukan menggunakan gravimeter seri LaCoste & Romberg No.

TEORI DASAR. variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah. eksplorasi mineral dan lainnya (Kearey dkk., 2002).

BAB II TEORI DASAR METODE GRAVITASI

commit to user 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TEORI DASAR. Gambar 2.1. Sketsa gaya tarik dua benda berjarak R.

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS

BAB III TEORI DASAR. 3.1 Metode Gayaberat

MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian survei metode gayaberat secara garis besar penyelidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TEORI DASAR 2.1 Metode Geologi

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... INTISARI... ABSTRACT... KATA PENGANTAR...

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

Pendugaan Struktur Patahan Dengan Metode Gayaberat

BAB I PENDAHULUAN. Gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika. Nilai Gayaberat di

2014 INTERPRETASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH LEUWIDAMAR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRAL DATA GAYABERAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berupa data gayaberat. Adapun metode penelitian tersebut meliputi prosesing/

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GAYABERAT DI DAERAH KOTO TANGAH, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA ANOMALI BOUGUER

BAB I PENDAHULUAN. Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dengan batas koordinat UTM X dari m sampai m, sedangkan

MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT

Unnes Physics Journal

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Potensial Mineral dengan Menggunakan Metode Gravitasi di Lapangan A, Pongkor, Jawa Barat

2 1 2 D. Berdasarkan penelitian di daerah

ANALISIS PENURUNAN MUKA AIR TANAH DI SEKARAN DAN SEKITARNYA BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT MIKRO ANTAR WAKTU PERIODE 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data gayaberat daerah

PEMETAAN ANOMALI BOUGUER LENGKAP DAN TOPOGRAFI SERTA PENENTUAN DENSITAS BOUGUER BATUAN DAERAH PANAS BUMI PAMANCALAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

ANALISIS REDUKSI TOPOGRAFI DATA GAYABERAT DENGAN PENDEKATAN METODE LA FEHR DAN WHITMAN PADA PENENTUAN ANOMALI BOUGUER

Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Metode Gravity Di Desa Sumbermanjingwetan dan Desa Druju Malang Selatan

PEMODELAN DINAMIKA MASSA RESERVOIR PANAS BUMI MENGGUNAKAN METODE 4D MICROGRAVITY

III. TEORI DASAR. al, 1990). Dasar teori penggunaan metode gayaberat (gravity) adalah Hukum. Newton, dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan eksplorasi perminyakan, batuan karbonat memiliki

KOREKSI-KOREKSI KONVERSI HARGA BACAAN KOREKSI PASANG SURUT KOREKSI DRIFT

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 63 INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

PEMODELAN ANOMALI GRAVITASI MENGGUNAKAN METODE INVERSI 2D (DUA DIMENSI) PADA AREA PROSPEK PANAS BUMI LAPANGAN A

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

PEMETAAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANAS BUMI MG DENGAN METODE GRAVITASI. Magfirah Ismayanti, Muhammad Hamzah, Lantu

PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN KOTA MAKASSAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAYABERAT (GRAVITY)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gaya berat adalah salah satu metode dalam geofisika. Metode gayaberat

Reduksi Dan Interpretasi Data Gravitasi. Susilawati. Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

PENGUKURAN GAYA BERAT DI G. BATUR PEBRUARI - MARET 2009

APLIKASI FILTER KONTINUASI KEATAS DAN ANALISA SPEKTRAL TERHADAP DATA MEDAN POTENSIAL Oleh: N. Avisena M.Si ABSTRACT

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH KOMPTENSI APLIKASI METODE GAYABERAT MIKRO ANTAR WAKTU UNTUK PEMANTAUAN INTRUSI AIR LAUT DI KAWASAN SEMARANG UTARA

UNIVERSITAS INDONESIA IDENTIFIKASI BASIN DAN PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN DATA GAYABERAT (STUDI KASUS CEKUNGAN SUMATERA SELATAN)

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. 23 Juli 2012 Lutfia P.I.A

PENYELIDIKAN GAYA BERAT UNTUK PEMETAAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DI DAERAH KARANGANYAR BAGIAN BARAT FATHONI SUKMA HIDAYAT M

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Identifikasi Zona Patahan di Sebelah Barat Gunung Api Seulawah Agam Berdasarkan Nilai Anomali Gravitasi

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA

Koreksi-Koreksi pada Pengolahan Data Geofisika (Part II :Metode Magnetik)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghasilkan variasi medan magnet bumi yang berhubungan dengan

Yesika Wahyu Indrianti 1, Adi Susilo 1, Hikhmadhan Gultaf 2.

BAB III METODE PENELITIAN

III. TEORI DASAR. menyatakan gaya tarik menarik F antara dua massa m 1 dan m 2 dengan dimensi

ANALISIS KETELITIAN PENGUKURAN GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE GRID TERATUR DAN GRID ACAK

ABSTRACT. Name : Lilik Eko Kurniawan Program : Physics Title : Subsurface Structure Identification by Gravity Method in Pincara Area, South Sulawesi

Gambar 3.1. Daerah Penelitian (Sumber : Google Earth)

MONITORING PERGERAKAN FLUIDA PANAS BUMI MENGGUNAKAN METODE 4D MICROGRAVITY PADA LAPANGAN PANAS BUMI KAMOJANG

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Peta Daerah Penelitian...3. Gambar 2. Peta Fisiografi Daerah Lampung...5. Gambar 3. Peta Mendala Geologi Sumatera...

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA DAN PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN METODE GAYA BERAT DI DAERAH PROSPEK PANAS BUMI GUNUNG LAWU SKRIPSI

INTERPRETASI ANOMALI GAYA BERAT DAERAH LUWUK, SULAWESI TENGAH

Secara umum teknik pengukuran magnetik ini pada setiap stasiun dapat dijelaskan sebagai berikut :

Quantitative Interpretation of Gravity Anomaly Data in Geothermal Field Seulawah Agam, Aceh Besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Teori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2

DERET FOURIER. n = bilangan asli (1,2,3,4,5,.) L = pertemuan titik. Bilangan-bilangan untuk,,,, disebut koefisien fourier dari f(x) dalam (-L,L)

TEOREMA FUNDAMENTAL PADA KALKULUS VEKTOR

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

III. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini sering digunakan untuk

EKSPLORASI GAYA BERAT, oleh Muh Sarkowi Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Telp: ; Fax:

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. lempeng besar (Eurasia, Hindia-Australia, dan Pasifik) menjadikannya memiliki

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pengukuran geofisika adalah usaha untuk mendapatkan kuantitas parameterparameter

PENENTUAN KEDALAMAN OPTIMUM ANOMALI GAYA BERAT DENGAN METODE KORELASI ANTARA ANALISIS SPEKTRUM DAN CONTINUATION STUDI KASUS SEMARANG JAWA TENGAH

2014 PROGRAM PEMBUATAN KONTUR ANOMALI GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE MESH POLYGON

Gambar 4.1. Peta penyebaran pengukuran gaya berat daerah panas bumi tambu

PREDIKSI DISTRBUSI INTRUSI AIR LAUT MENGGUNAKAN METODE GAYA BERAT MIKRO ANTAR WAKTU STUDI KASUS DI SEMARANG UTARA

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

Transkripsi:

BAB LANDASAN TEORITIS PERMASALAHAN. PRINSIP DASAR GRAVITASI Gaya tarik-menarik antara dua buah partikel sebanding dengan perkalian massa kedua partikel tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara pusat keduanya (Newton, 687). Pada koordinat kartesius, gaya tarik menarik antara partikel bermassa m pada koordinat Q (x,y,z ) dengan partikel bermassa m pada koordinat P (x,y,z) sesuai dengan persamaan (-) (Gambar.). F m m r = γ (-) dengan r = [( x x') + ( y y') + ( z z') ] dan γ = konstanta gravitasi. m m P(x,y,z) Q(x,y,z ) Gambar. Sketsa gaya tarik menarik antara dua buah benda Percepatan yang dialamai m akibat adanya m bisa dihitung dengan membagi F dengan m. Jika m adalah massa bumi, maka percepatan yang dialami m pda permukaaan bumi sesuai dengan persamaan (-) (Telford, 976). F m g = = γ r (cm/sec ) (-) m r bumi bumi dimana γ = 6,67x0 - m 3 kg - sec - r [( x x') i ( y y') j ( z z') k ] = + + r Medan gravitasi adalah konservatif dan gaya gravitasi adalah vektor dimana arahnya adalah sepanjang garis yang menghubungi pusat dari kedua massa. Gaya yang dilakukan oleh unit massa yang bergerak dari sebuah jarak yang sangat jauh melalui lintasan manapun menuju sebuah titik yang berjarak R dari pusat gravitasi massa M akan memenuhi persamaan (-3) (Telford, 976). 4

γ M Ur () = (-3) R Jika sebuah massa berukuran sangat panjang pada sumbu-y dan mempunyai bentuk yang seragam pada sumbu-x dan sumbu-z (benda -D), maka gaya tarik gravitasinya sesuai dengan persamaan (-4) (Telford, 976). U = γσ log dxdz. r dimana x z r = x + z, dan σ = ρ = massa jenis. (-4) Efek gravitasi untuk benda -D dengan asumsi densitas konstan terhadap volume adalah sesuai dengan persamaan (-5). g z U z = = γσ dxdz. r x z (-5). KOREKSI-KOREKSI ANOMALI GAYABERAT Nilai g hasil pengukuran gayaberat yang diinginkan adalah nilai densitas dari benda zona target. Akan tetapi, nilai yang terukur gravimeter juga terpengaruh faktor-faktor lain. Faktor-faktor ini dapat dihilangkan dengan koreksi-koreksi: ) Pasang surut (Tide Correction) Pengaruh gravitasi dari benda-benda di luar bumi seperti bulan dihilangkan dengan koreksi ini. Pengaruh gravitasi bulan di titik P pada permukaan bumi sesuai persamaan (.6) dan sketsanya pada Gambar. (Kadir, 000): 3 c Um = G( r) 3 sin δ sin φ sin φsinδ cost cos φcos δ cos t R + 3 3 (.6) dimana φ = lintang, δ = sudut deklinasi, t = moon hour angle, dan c = jarak rata-rata ke bulan. 5

V p θ m R Bl Bm θ m H R Gambar. Sketsa pengaruh gravitasi bulan di titik P, dengan Bm adalah bumi dan Bl adalah bulan (Kadir, 000) ) Apungan (Drift Correction) Koreksi ini karena perbedaan pembacaan gaya berat dari stasion yang sama pada waktu yang berbeda yang disebabkan guncangan pada pegas gravimeter. Pengaruh ini dapat dihilangkan dengan desain lintasan pengukuran data gayaberat rangkaian tertutup (Gambar.3), sehingga besar penyimpangan dapat diketahui dan diasumsikan linear pada selang waktu tertentu, sesuai persamaan (-7). gakh g0 drift = ( tn t0) t t akh 0 (.7) dengan g akh = pembacaan gravitimeter pada akhir looping g 0 = pembacaan gravitimeter pada awal looping t akh = waktu pembacaan pada akhir looping t 0 t n = waktu pembacaan pada awal looping = waktu pembacaan pada stasiun ke n Gambar.3 Contoh desain lintasan data gayaberat, setelah pengukuran di stasiun 6 maka dilakukan pengukuran kembali pada base 6

3) Koreksi Udara Bebas (Free Air Correction) Pengaruh ketinggian terhadap medan gravitasi bumi dihilangkan dengan koreksi ini. Nilai koreksi di lintang 45 atau -45 adalah -0.3086 mgal/m. Ini sesuai dengan persamaan (-8) dan sketsanya pada Gambar.4. FAC = 0,3086. h (-8) Gambar.4 Koreksi udara bebas terhadap data gayaberat (Zhou, 990) 4) Bouguer (Bouguer Correction). Bouguer atau BC (Bouguer Correction) adalah harga gaya berat akibat massa di antara bidang referensi muka air laut (MAL) sampai titik pengukuran sehingga nilai g observasi bertambah. Nilai koreksi ini negatif. Dengan pendekatan benda berupa slab, persamaannya sesuai persamaan (-9) dan sketsanya pada Gambar.5. BC = -0,049. ρ. h (mgal) (-9) dengan h = ketinggian titik pengukuran, ρ = estimasi massa jenis benda dari titik pengukuran sampai MAL. Gambar.5 Koreksi Bouguer terhadap data gayaberat (Zhou, 990) 7

5) Lintang (Latitude Correction), Faktor gayaberat akibat lintang dengan referensi ellipsoid dapat dihilangkan dengan koreksi ini. Sesuai Woolard (975), spheroid referensi sesuai persamaan (-0) GRS67 (Geodetic Reference System 967): g(φ) = 97803,846 ( + 0,00578895 sin φ + 0,0000346 sin 4 φ) (-0) dimana φ = sudut lintang. 6) Koreksi Medan (Terrain Correction), Pengaruh topografi permukaan yang relatif kasar dengan perbedaan elevasi yang besar, seperti permukaan atau lembah di sekitar titik pengukuran dapat dihilangkan dengan koreksi ini. Sketsanya sesuai dengan Gambar.6. Gambar.6 Sketsa koreksi medan terhadap data gayaberat (Zhou, 990) Metode grafik yang dapat digunakan untuk menghitung koreksi medan adalah Hammer Chart. Sketsanya sesuai dengan Gambar.7. Gambar.7 Hammer Chart untuk menghitung koreksi medan (Reynolds, 997) 8

Dengan pendekatan cincin silinder, persaman koreksi ini sesuai dengan persamaan (-) dan sketsanya sesuai dengan Gambar.8 G TC = ( rl rd) ( rl z ) ( rd z ) π ρ + (-) n dimana, n = jumlah segmen dalam zona tersebut. z = perbedaan elevasi rata-rata kompartemen dan titik pengukuran r L dan r D = radius luar dan radius dalam kompartemen ρ = densitas batuan rata-rata Gambar.8 Cincin silinder yang terbagi 8 segmen untuk menghitung koreksi medan (Robinson, 988).3 ANOMALI BOUGUER LENGKAP Setelah data lapangan diolah dengan koreksi diatas (pasang surut, apungan, udara bebas, Bouguer, lintang, dan medan) maka diperoleh Anomali Bouguer Lengkap (CBA). Ini sesuai dengan persamaan (-). CBA = gobs (g (N) (0,3086.h) +( 0,049.ρ.h) TC) = gobs g (N) + (0,3086.h) (0,049.ρ.h) + TC (mgal) (-).4 PEMISAHAN ANOMALI REGIONAL Pada dasarnya, anomali gayaberat yang diukur di permukaan adalah gabungan berbagai sumber dan kedalaman anomali bawah permukaan. Data anomali yang dinalisa khusus di penelitian ini adalah anomali regional. Proses pemisahan data anomali regionalnya adalah sebagai berikut:. Estimasi Lebar Jendela. Transformasi Fourier untuk benda sembarang -D adalah (Blakely, 996): ikx Fk ( ) = Fxe ( ) dk (-3) Periode transformasi Fourier adalah k (bilangan gelombang sampling). Hubungan λ dengan k diperoleh dari persamaan (Blakely, 996): 9

π λ k = ; λ = n Δ x ; n = (-4) λ Δ x dengan, k = bilangan gelombang,. Perata-rataan Bergerak (Moving Average). Δ x = jarak antar stasion, n = lebar jendela. Anomali gelombang frekuensi tinggi dihilangkan (low pass filter) dengan peratarataan bergerak data Anomali Bouguer Lengkap sehingga anomali regional didapat. Penerapannya pada peta -D dimana harga dihitung dengan merata-ratakan semua nilai Δ gr pada suatu titik dapat Δ gb di dalam sebuah kotak persegi dengan titik pusat adalah titik yang akan dihitung harga Δg R (Gambar.9) (Robinson, 988). Contoh penerapannya dengan jendela 5x5 pada data -D sesuai dengan persamaan (-5). Δ gr = ( Δ gb ) + ( Δ gb) + ( Δ gb3) +... + ( Δg ) 5 B 5 (-5) Gambar.9 Sketsa Moving Average -D jendela 5x5 (Robinson, 988).5 METODE ANALISA DERIVATIVE Analisa derivative yang dilakukan pada penelitian ini adalah:. First Vertical Derivative (FVD) Persamaan FVD dari g z untuk benda -D sesuai dengan persamaan (-6) (Telford, 976). g z z r = γσ 4 dx dz. (-6) r Proses pengukuran data First Vertical Derivative (FVD) dilakukan dengan menaikkan gravimeter ke ketinggian tertentu dengan tambahan alat bantu (Gambar.0) (Ager dan Liard, 98). 0

Δh g z g z Gambar.0 Sketsa pengukuran data FVD (Ager dan Liard, 98). First Horizontal Derivative (FHD) Dengan mengambil derivative dari g z di sepanjang sumbu x atau y maka didapat komponen FHD dari gravity untuk benda -D sesuai dengan persamaan (-7) (Telford, 976). U xz U = = x. 4γσ 4 r. xz dxdz (-7) 3. Second Vertical Derivative (SVD) Medan potensial U dengan sumber tidak berada didalamnya akan memenuhi persamaan Lapalace sesuai dengan persamaan (-8) (Telford, 976). U = 0 (-8) Untuk metode gayaberat, persamaannya sesuai dengan persamaan (-9). Δ g = 0 δ Δg δ Δg δ Δg δx δy δz + + = 0 (-9) Untuk SVD persamaannya sesuai dengan persamaan (-0) (Telford, 976). Δg Δg Δ = + x y g (-0) Untuk data -D persamaannya menjadi persamaan (-) Δg Δ = x g (-)

.6 PEMODELAN -D Interpretasi pemodelan -D bertujuan untuk menggambarkan distribusi rapat massa dan geometri benda di bawah permukaan berdasarkan kontras densitas lateral. Pemodelan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pemodelan kedepan, yaitu suatu model dimana benda geologi bawah permukaan dibuat terlebih dahulu, kemudian dihitung variasi anomali gayaberat. Hasil perhitungan mendekati variasi anomali gayaberat hasil pengukuran di tiap titik pengukuran. Untuk model -D sembarang didekati oleh poligon dengan jumlah sisi-n dalam sistem koordinat kartesius (Gambar.) (Talwani, 959 op.cit. Kadir, 997). Gambar. Model benda -D dalam koordinat kartesian (Talwani, 959 op.cit. Reynolds, 997) Untuk model benda -D ini (Gambar.) efek gayaberat vertikalnya sesuai dengan persamaan (-) (Hubert, 948 op cit. Kadir, 000). γδρ zdθ (-) Untuk gayaberat komponen vertikal untuk seluruh benda sesuai persamaan (-3) n v = γδρ Z i= i (-3)