PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK MATA KULIAH FISIKA MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN KOMPLEKS DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PROYEK MATERI ALAT-ALAT OPTIK UNTUK KELAS X SMA

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PENGEMBANGAN HANDOUT DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR BERBASIS KONTEKSTUAL KELAS XI IPA SMA

PRAKTIKALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SMA ADABIAH 2 PADANG

PENGEMBANGAN SOAL-SOAL OPEN-ENDED

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Dasar Mata Pelajaran Kimia Pada Kompetisi Dasar Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan di SMA

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

PENGEMBANGAN BUKU KERJA SISWA BERBASIS INKUIRI MATERI OPTIKA GEOMETRI KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS KECERDASAN MAJEMUK UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA SMA KELAS X PADA MATERI ELASTISITAS

PENGEMBANGAN E-LEARNING BERBANTUAN VIRTUAL LABORATORY UNTUK MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR II DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSRI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA

PENGEMBANGAN MODUL EVALUASI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMA ADABIAH 2 PADANG

PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN BERBASIS KOMPUTER UNTUK MELATIH PENGGUNAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA

METODE PENELITIAN. kriteria ketuntasan hasil belajar di MTs Plus Raden Paku Trenggalek.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 E-ISSN:

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS STRATEGI PQ4R DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GEOMETRI KELAS X SMA

PEMBUATAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS JAMBI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI SEGI EMPAT

ABSTRACT. Keyword : Worksheet,, Guided Discovery, Trigonometry

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian pengembangan (research

Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKS PERUBAHAN KONSEPTUAL BERBASIS MODEL PERUBAHAN KONSEPTUAL PADA MATERI GERAK HARMONIK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POLA BILANGAN

ABSTRAK. Key Words: Pengembangan, Lembar Kegiatan Siswa, Kontekstual.

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN BENTUK MOLEKUL DI SMA

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA UNTUK SISWA KELAS X SMA KARTIKA 1-5 PADANG

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENGEMBANGAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah research and development

Pengembangan Soal Matematika Tipe TIMSS Menggunakan Konteks Kerajaan Sriwijaya di SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MATERI TRIGONOMETRI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 13 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. program linear. Metode penelitian pengembangan merupakan metode penelitian

METODE PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang

PENGEMBANGAN PENUNTUN TUGAS KINERJA PRAKTIKUM MAHASISWA DI LABORATORIUM BIOLOGI

PENGEMBANGAN LKS UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

III.METODE PENELITIAN. Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN TEORI KINETIK GAS BERBANTUAN LECTORA INSPIRE UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK KELAS VIII SMP PADA MATERI LINGKARAN

Lalu Demung Patria dan Djuniadi Prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, PPs. Universitas Negeri Semarang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

PEMBELAJARAN DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SMA NEGERI 2 TANJUNG RAJA

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat. ABSTRACT

PENGEMBANGAN KIT ALTERNATIF CAHAYA DAN OPTIK SEBAGAI MEDIA EKSPERIMEN SAINS DI RUMAH BAGI SISWA SLTP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lidia Rahmawati, 2013

Pengenalan Kurikulum Program Studi S1 Fisika IPB Tony Sumaryada, Ph.D 19 Mei 2016

PENGEMBANGAN BUKU SAKU SEBAGAI BAHAN AJAR AKUNTANSI PADA POKOK BAHASAN JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

Ratulani Juwita *), Afrida Yanti. STKIP PGRI Sumatera Barat

PRAKTIKALITAS PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI MATRIKS UNTUK KELAS XI SMAN 3 PADANG ARTIKEL E-JURNAL

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH UNTUK KELAS XI SMA E JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DENGAN PENDEKATAN PMR PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII SMPN 2 KEPOHBARU BOJONEGORO

Pengembangan Sensor Air Hujan Menggunakan Hukum Archimedes Untuk Jemuran Pakaian Otomatis Berbasis Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Fisika

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MENGGUNAKAN RANGKAIAN LISTRIK SERI-PARALEL UNTUK MENGAJARKAN LOGIKA MATEMATIKA DI SMK NEGERI 2 PALEMBANG

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS LEARNING CYCLE-5E PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS XI SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi (ISBN: ), Juni 2018

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UMSurabaya I. Pendahuluan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVIS PADA MATERI RUANG DIMENSI TIGA DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN

Key Word: Student Activity sheet, realistic, Equality and inequality.

ARTIKEL ILMIAH OLEH ELSA NOVYARTI NIM RSA1C FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, 2014

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURNAL. Oleh: WAHYU NUR LEILA

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI MODEL ATOM HIDROGEN MATA KULIAH FISIKA ATOM DAN INTI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP DR. SOETOMO SURABAYA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (LKS) E-LEARNING BERBASIS MOODLE SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN FISIKA DALAM MATERI TERMODINAMIKA DI SMA ABSTRAK

TUGAS I PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MATRIKS JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

Pengembangan Soal-Soal Open-Ended pada Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX A SMP Negeri 2 Tolitoli

Transkripsi:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR CETAK MATA KULIAH FISIKA MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN KOMPLEKS DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS SRIWIJAYA Tri Nanda Amilia 1),Nely Andriani 2),Zulherman 2) 1 Alumni Pendidikan Fisika FKIP Universita Sriwijaya 2 Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya trinandaamilia@ymail.com Abstrak :Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar cetak pada mata kuliah fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Penelitian ini merupakan penelitian peengembangan yang menggunakan model pengembangan Rowntree, yang terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pengembangan, dan tahap evaluasi. Pada tahap evaluasi, menggunakan teknik evaluasi formatif Tessmer yang terdiri dari 5 tahap, yaitu self evaluation, expert review, one-to-one evaluation, small group evaluation, dan field test. Pada pengembangan ini, tahap evaluasi hanya sampai pada tahap small group evaluation. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar validasi ahli dan angket tanggapan mahasiswa. Berdasarkan hasil expert review diperoleh rata-rata hasil nilai validitas sebesar 83,26% dengan kategori sangat valid. Pada tahap one-to-one evaluation didapatkan rata-rata hasil penilaian angket tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan bahan ajar ini, sebesar 89,52% dengan kategori yaitu sangat praktis. Pada tahap uji coba small group evaluation, rata-rata hasil penilaian angket tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan bahan ajar ini sebesar 85,87% dengan kategori sangat praktis. Hasil data tersebut menunjukkan bahan ajar yang dikembangkan sudah tergolong valid dan praktis, sehingga layak digunakan sebagai bahan ajar tambahan pada mata kuliah fisika matematika di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Kata kunci: Bahan ajar fisika matematika, Bilangan kompleks, Kevalidan dan kepraktisan PENDAHULUAN Fisika merupakan cabang ilmu sains yang mempelajari gejala-gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi, listrik dan magnet. Semua gejala tersebut berbentuk energi, sehingga dapat disimpulkan bahwa fisika adalah ilmu yang mempelajari materi dan energi (Kanginan, 2007: 2). Sebagai cabang dari ilmu sains, dibutuhkan data-data melalui kegiatan ilmiah. Data-data tersebut dirumuskan secara matematis untuk menyimpulkan suatu fenomena dari gejala alam. Hal ini sejalan dengan pemikiran Eka (2009: 5) yang menyatakan bahwa fisika merupakan bagian dari sains yang tersaji secara kuantitatif sehingga harus dinyatakan dengan angka. Dengan kata lain, untuk mempelajari ilmu fisika diperlukan penguasaan konsep matematis yang baik. Fisika matematika merupakan mata kuliah wajib yang menuntut mahasiswa untuk dapat menganalisis berbagai persoalan fisika dengan penguasaan konsep matematis (Fatmaryanti, 2014). Mata kuliah ini bertujuan memberikan dasar konsep-konsep matematis yang akan diterapkan pada berbagai persoalan fisika sederhana hingga fisika tingkat lanjut, sehingga perkuliahan fisika matematika seharusnya dapat memberikan bekal kepada mahasiswa sebelum mempelajari fisika modern, pendahuluan fisika kuantum, fisika statistik, pendahuluan fisika inti, hingga pendahuluan fisika zat padat. Mata kuliah ini termasuk salah satu kategori mata kuliah keahlian berkarya (MKB) dengan bobot 3 1

Pengembangan Bahan Ajar Cetak Mata Kuliah Fisika Matematika. Tri Nanda, Nelly Andriani, Zulherman. SKS yang terdistribusi menjadi dua bagian, yaitu fisika matematika I pada semester 3 dan fisika matematika II pada semester 4 di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya (FKIP UNSRI, 2012: 72). Konsep bilangan kompleks sebagai salah satu pokok bahasan pada mata kuliah fisika matematika I, merupakan materi yang memiliki banyak penerapan dalam ilmu fisika, diantaranya tentang mekanika kuantum, rangkaian listrik, optik, gelombang dan sebagainya. Dalam mekanika kuantum, konsep bilangan kompleks digunakan untuk menentukan kaedah komutasi antara operator koordinat dan momentum. Pada pembahasan optik, penjumlahan sejumlah gelombang cahaya dapat dengan mudah dilakukan dengan menyatakan fungsi sinus sebagai bagian imajiner dari suatu bilangan kompleks. Konsep bilangan kompleks juga digunakan untuk menelaah kasus kelistrikan yaitu untuk menentukan impedansi pada persamaan arus bolak balik. Berdasarkan analisis dari silabus dan garis-garis besar program pembelajaran (GBPP) mata kuliah fisika matematika I, materi bilangan kompleks terdiri dari beberapa sub pokok bahasan yang meliputi: (1) pengenalan bilangan kompleks; (2) bilangan rill dan imajiner; (3) bidang kompleks; (4) terminologi dan notasi; (5) aljabar kompleks; (6) fungsi elementer bilangan kompleks; (7) rumus euler untuk bilangan kompleks; (8) pangkat dan akar bilangan kompleks; (9) fungsi eksponensial dan trigonometri; (10) fungsi hiperbolik; (11) fungsi logaritma; (12) akar dan pangkat bilangan kompleks; (13) fungsi inverse trigonometri; serta (14) aplikasi bilangan kompleks. Ditinjau dari sub-sub pokok bahasan tersebut, materi bilangan kompleks tidak bisa disampaikan hanya dalam tiga pertemuan mengingat banyaknya sub-sub materi yang harus disampaikan. Selain itu, pokok bahasan bilangan kompleks merupakan salah satu materi yang memiliki peranan penting dalam ilmu fisika sehingga perlu ditekankan pada penyelesaian persoalan aplikasi fisika yang beragam. Bahan ajar merupakan bagian penting yang mendukung proses pembelajaran. Melalui bahan ajar mahasiswa dapat lebih mudah dan terarah dalam melaksanakan pembelajaran. Bahan ajar merupakan sekumpulan materi yang disusun secara sistematis, sehingga perlu dirancang dan ditelaah terlebih dahulu dengan tujuan kompetensi yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran, serta berfungsi memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk belajar secara mandiri. Hasil wawancara yang telah dilakukan dengan mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah fisika matematika I di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya, menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa merasa kesulitan dalam memahami konsep yang disampaikan pada mata kuliah tersebut. Hal ini disebabkan, mata kuliah fisika matematika terutama pada pokok bahasan bilangan kompleks membutuhkan penalaran konsep matematis sekaligus kemampuan dalam menerapkan konsep dan operasi matematis pada permasalahan fisika, sedangkan buku referensi yang digunakan selama ini tidak memenuhi kebutuhan mahasiswa khususnya mahasiswa pendidikan fisika. Buku referensi yang digunakan ialah buku Mary L. Boas yang berjudul Mathematical Methods in Physical Sciences, buku matematika untuk teknik, dan beberapa buku referensi lain. Sebagian besar buku referensi yang digunakan pada mata kuliah fisika matematika, bukan merupakan buku yang ditujukan khusus untuk mahasiswa pendidikan fisika, sehingga masih bersifat umum yang dapat digunakan baik oleh mahasiswa fakultas FKIP, MIPA, maupun Teknik. Salah satu keterbatasan buku referensi yang bersifat umum seperti dijelaskan tersebut, ialah buku referensi tersebut hanya menjelaskan konsep dan operasi matematis dengan penerapan aplikasi pada persoalan fisika yang sangat terbatas. Padahal mahasiswa pendidikan fisika dituntut bukan hanya untuk memahami konsep dan operasi matematis saja, tetapi juga mampu menerapkannya pada ilmu fisika. Tambahan pula, buku referensi yang digunakan umumnya menggunakan bahasa pengantar bahasa asing, sehingga semakin menyulitkan mahasiswa dalam memahami konsep yang disampaikan. Berdasarkan uraian di atas, mengingat pentingnya ketersedian bahan ajar dalam proses pembelajaran pada mata kuliah fisika matematika, namun ketersedian bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, yaitu bahan ajar yang tidak hanya menjelaskan tentang konsep matematis saja, tetapi juga menyediakan contoh-contoh mengenai penerapan bilangan kompleks yang beragam pada persoalan fisika. Maka, diperlukan pengembangan bahan ajar dengan penjelasan 2

uraian materi menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami serta dilengkapi dengan soalsoal aplikasi fisika yang beragam, sehingga dapat meningkatkan pemahaman serta mendorong mahasiswa untuk dapat belajar secara mandiri, khususnya pada pokok bahasan bilangan kompleks. Bahan ajar yang akan dikembangkan merupakan jenis bahan ajar cetak. Pengembangan bahan ajar yang akan dilakukan diharapkan dapat memecahkan masalah ataupun kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa pada pembelajaran fisika matematika selama ini. Penelitian pengembangan bahan ajar telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya adalah penelitian pengembangan bahan ajar berdasarkan analisis kompetensi pada mata kuliah Laboratorium Fisika Sekolah oleh Murniati & Yusup (2015). Dari hasil penelitiannya, bahan ajar yang dikembangkan sudah teruji valid dan efektif. Penelitian pengembangan bahan ajar juga telah dilakukan oleh Triana (2015) yang berjudul, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Argumentasi pada Mata Kuliah Fisika Zat Padat. Hasil penelitiannya menunjukan bahan ajar yang dikembangkan teruji sangat valid dengan rata-rata hasil expert review content (isi), desain, dan kebahasan sebesar 4,00 atau sebesar 80%. Pada mata kuliah fisika matematika, penelitian sebelumnya dilakukan oleh Ellianawati & Wahyuni (2012) dengan judul, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Self Regulated Learning Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Mandiri. Berdasarkan permasalahan di atas, perlunya dikembangkan suatu bahan ajar yang disusun berdasarkan kebutuhan mahasiswa pada mata kuliah fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks, maka peneliti akan melakukan penelitian pengembangan dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Cetak Mata Kuliah Fisika Matematika Pokok Bahasan Bilangan Kompleks di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya. Rumusan masalah dalam masalah dalam penelitian ini adalah mengembangkan bahan ajar cetak mata kuliah fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks yang valid dan praktis di program studi pendidikan fisika FKIP Universitas Sriwijaya? METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menghasilkan bahan ajar cetak mata kuliah fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks. Peneliti menggunakan model pengembangan Rowntree. Model Rowntree merupakan model yang berorientasi pada produk khususnya untuk memproduksi suatu bahan ajar. Model initerdiridari: (1) tahap perencanaan, yakni analisis kebutuhan dan perumusan tujuan pembelajaran; (2) tahap pengembangan, yakni pengembangan topik, penyusunan draf, produksi prototype dari bahan ajar cetak yang akan dikembangkan; dan (3) tahap evaluasi atau penilaian, menggunakan teknik evaluasi formatif Tessmer, yang terdiri dari self evaluation (evaluasi diri), expert review (evaluasi ahli), one-to-one evaluation (evaluasi satu-satu), small group evaluation (evaluasi kelompok kecil) dan field test (uji coba lapangan). Namun penelitian ini hanya dibatasi sampai padat tahap evaluasi kelompok kecil atau small group evaluation. Subjek penelitian ini adalah bahan ajar cetak mata kuliah fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Tahap perencanaan dan pengembangan dilakukan pada bulan Februari-April 2016. Tahap evaluasi dilakukan pada bulan April-Mei 2016 di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Prosedur penelitian ini mengkombinasikan prosedur pada pengembangan rowntree dan tahap evaluasi formatif Tessmer yang terdiri dari empat tahap yaitu: (1) self evaluation; (2) expert review; (3) one-to-one evaluation; (4) small groupevaluation. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Walkthrough Walkthrough adalah validasi data yang melibatkan beberapa ahli untuk mengevaluasi produk sebagai dasar untuk merevisi produk awal (prototipe 1). Alat pengumpul data yang digunakan berupa lembar validasi yang diberikan kepada ahli. Lembar validasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa 3

Pengembangan Bahan Ajar Cetak Mata Kuliah Fisika Matematika. Tri Nanda, Nelly Andriani, Zulherman. tanggapan dan saran-saran sebagai dasar untuk melakukan revisi produk awal/prototipe. Dalam bahan ajar ini, validasi ahli mencakup validasi isi (content), desain, dan bahasa bahan ajar. 2) Angket Pada penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui pendapat mahasiswa terhadap kepraktisan penggunaan bahan ajar. Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Analisis Data Walktrough Hasil walkthrough dengan ahli dianalisis secara deskriptif sebagai masukan untuk merevisi bahan ajar. Masukan tersebut dituliskan pada lembar validasi. Lembar validasi yang diberikan kepada ahli dalam bentuk skala likert. Skala Likert yang digunakan dibuat dalam bentuk checklist dengan lima kategori jawaban yaitu sangat baik baik, cukup, tidak baik dan sangat tidak baik Skala Likert yang digunakan dibuat dalam bentuk checklist dengan lima kategori jawaban yaitu sangat baik, baik, cukup, tidak baik dan sangat tidak baik. 2. Analisis Data Angket Hasil angket pada waktu one-to-one evaluation dan small group evaluation digunakan untuk menguji kepraktisan dari prototipe yang dikembangkan. Data yang diperoleh melalui angket dianalisis dengan menggunakan skala Likert untuk mengukur pendapat mahasiswa pada penggunaan bahan ajar. Data hasil angket disajikan dalam bentuk tabel. Data hasil nilai praktikalitas tersebut dikelompokkan sesuai kategori yang dimodifikasi dari Riduwan (2014: 88) seperti pada Tabel 3.8 berikut ini. Tabel 3.8 Kategori Hasil Nilai Praktikalitas NilaiPraktikalitas (%) KriteriaPraktikalitas 0-20 TidakPraktis 21-40 KurangPraktis 41-60 CukupPraktis 61-80 Praktis 81-100 SangatPraktis (Riduwan, 2014: 88) HASIL DAN PEMBAHASAN HasilPenelitian Penelitian pengembangan bahan ajar fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya telah selesai dilakukan dengan mengadaptasi model pengembangan produk oleh Rowntree yang terdiri dari tiga tahap yaitu perencanaan, pengembangan, dan evaluasi. Pada tahap evaluasi, peneliti menggunakan tahap evaluasi Tessmer yang terdiri dari empat tahap, yaitu self evaluation, expert review, one-to-one evaluation, dan small group evaluation. Tahap I (Perencanaan) Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan analisis kebutuhan dan perumusan tujuan pembelajaran. Tahap II (Pengembangan) Pada tahap pengembangan, langkahlangkah pengembangan yang peneliti lakukan yaitu pengembangan topik, penyusunan draf dan produksi prototipe. Tahap III (Evaluasi) Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dalam penelitian pengembangan bahan ajar fisika matematika. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui produk yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan atau belum. Evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluasi formatif. Berikut tahapan-tahapan evaluasi formatif : 1. Self Evaluation Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan sendiri terhadap prototipe bahan ajar fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks, dengan cara melakukan pengecekan mengenai isi (content) materi, desain, dan kebahasaan untuk menentukan ketepatan dan kebenaran bahan ajar yang dikembangkan. 2. Expert review Prototipe 1 bahan ajar yang sudah dikembangkan atas dasar self evaluation serta dikonsultasikan dengan pembimbing, selanjutnya dievaluasi dan divalidasi oleh ahli pada tahap expert review yang terdiri dari aspek kebahasaan, validasi isi (content), dan desain. 3. One-to-one evaluation Tahap one-to-one evaluation dilakukan pada awal Mei 2016. Tahap ini bertujuan untuk melihat tingkat kepraktisan prototipe 1 yang telah dibuat oleh peneliti. Pada tahap ini, prototipe 1 bahan ajar diujicobakan kepada 3 orang mahasiswa yang telah mempelajari matakuliah fisika matematika. 4. Small Group Prototipe yang telah direvisi berdasarkan penilaian para ahli dan tanggapan mahasiswa,selanjutnya diujicobakan kembali 4

pada tahap small group evaluation. Pada tahap ini, prototipe 2 bahan ajar fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks diujicobakan kepada 9 orang mahasiswa yang dibagi menjadi 3 kelompok. Pembahasan Tujuan penelitian ini ialah menghasilkan bahan ajar fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks yang valid dan praktis. Penelitian ini dilakukan dengan mengadaptasi model pengembangan Rowntree, yang terdiri dari tahap perencanaan, pengembangan, dan evaluasi. Tahap evaluasi yang digunakan adalah modifikasi teknik evaluasi formatif Tessmer yang terdiri dari self evaluation, expert review, one-to-one evaluation, small group evaluation, dan field test. Namun penelitian ini hanya dibatasi sampai tahap small group evaluation, karena tujuan penelitian hanya untuk mendapatkan bahan ajar yang valid dan praktis belum untuk menelaah efek potensial dari penggunaan bahan ajar terhadap hasil belajar mahasiswa Tahap evaluasi pada penelitian ini dimulai dengan tahap self evaluation. Prototipe 1 yang sudah dikembangkan atas dasar self evaluation kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, sehingga didapatkan beberapa saran perbaikan Setelah prototipe 1 bahan ajar dan perangkat evaluasi dinyatakan baik dan disetujui oleh pembimbing, selanjutnya peneliti melakukan tahap expert review. Pada tahap expert review dan one-toone. prototipe 1 dievaluasi dan divalidasi oleh ahli yang terdiri dari validasi isi (content), desain, dan kebahasaan. Para ahli yang akan mengevaluasi ditentukan berdasarkan rekomendasi dari dosen pembimbing. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata nilai validasi dariketiga aspek adalah sebesar 83,26% dengan kriteria validitas yaitu sangat praktis. Setelah tahap expert review, peneliti melakukan tahap one-to-one dengan melibatkan 3 orang mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya angkatan 2014 yang telah mengikuti mata kuliah fisika matematika I. Tahap ini bertujuan melihat kepraktisan prototipe 1 dari sudut pandang pengguna melalui pengisian angket tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan prototipe 1. Secara keseluruhan ketiga mahasiswa memberikan tanggapan yang positif dengan ratarata nilai sebesar 89,52% dengan kriteria sangat praktis sesuai pada Tabel 3.7. Komentar dan saran hasil one-to-one evaluation selanjutnya diperbaiki untuk mendapatkan prototipe 2 bahan ajar. Prototipe 2 kemudian diujicoba pada tahap small group evaluation dengan melibatkan 9 orang mahasiswa yang dibagi menjadi 3 kelompok untuk mengikuti proses pembelajaran menggunakan prototipe 2. Di akhir pembelajaran mahasiswa diminta untuk mengisi lembaran tanggapan terhadap prototipe 2 yang sudah digunakan. Diperoleh rata-rata nilai tanggapan mahasiswa adalah 85,87% dengan kriteria sangat praktis sesuai pada Tabel 3.7. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prototipe 2 sudah praktis. Selanjutnya dilakukan sedikit perbaikan pada prototipe 2 dengan mempertimbangkan saran yang diberikan mahasiswa sehingga dihasilkan bahan fisika matematika yang merupakan produk akhir penelitian. Berdasarkan nilai tanggapan mahasiswa pada tahap one-to-one evaluation, yaitu sebesar 89,52% dan tahap small group evaluation sebesar 85,87% menunjukan adanya penurunan nilai praktikalitas bahan ajar sebesar 3,95%. Hal ini tampak berbeda dengan penelitian pengembangan bahan ajar sebelumnya yang mengalami peningkatan nilai praktikalitas. Pada penelitian yang dilakukan oleh Triana (2015) yang berjudul, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Argumentasi pada Mata Kuliah Fisika Zat Padat, nilai praktikalitas mengalami peningkatan dari tahap one-one evaluation ke tahap small group evaluation sebesar 1,77% serta peningkatan nilai praktikalitas sebesar 4,9% pada penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Addinni (2015) yang berjudul Pengembangan LKM Interaktif Berbasis Web pada Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Inti Di Program Studi Pendidikan Fisika Fkip Universitas Sriwijaya. Namun, beberapa penelitian pengembangan bahan ajar sebelumnya juga mengalami penurunan nilai praktikalitas, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2015) yang berjudul Pengembangan Panduan Praktikum Air Track pada Mata Kuliah Laboratorium Fisika Sekolah. 5

Pengembangan Bahan Ajar Cetak Mata Kuliah Fisika Matematika. Tri Nanda, Nelly Andriani, Zulherman. Adanya penurunan nilai praktikalitas yaitu sebesar 3,95% pada ujicoba penggunaan bahan ajar cetak fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks yang dikembangkan, menunjukan bahwa bahan ajar yang peneliti kembangkan lebih cocok digunakan secara mandiri daripada digunakan secara berkelompok. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya yaitu untuk menghasilkan suatu bahan ajar yang dapat mendorong mahasiswa belajar secara mandiri sesuai dengan kebutuhan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengembangan bahan ajar cetak fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Telah dihasilkan bahan ajar cetak pada mata kuliah fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya yang valid. Untuk menghasilkan bahan ajar yang valid dilakukan uji validitas bahan ajar oleh para ahli yang terdiri dari ahli bahasa, ahli materi, dan ahli desain pada tahap expert review, sehingga diperoleh rata-rata hasil expert review sebesar 83,26% dengan kriteria sangat valid. Setelah bahan ajar direvisi sesuai komentar dan saran ahli, bahan ajar fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks yang dikembangkan dapat dinyatakan valid, sehingga bahan ajar ini layak digunakan dalam pembelajaran mata kuliah fisika matematika. 2. Telah dihasilkan bahan ajar cetak pada mata kuliah fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya yang praktis. Untuk menghasilkan bahan ajar yang praktis dilakukan uji coba pada tahap one-to-one evaluation dan small group evaluation. Hasil tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan bahan ajar pada tahap one-to-one evaluation yaitu sebesar 89,52% dengan kriteria sangat praktis. Selanjutnya, rata-rata hasil tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan bahan ajar mata kuliah fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya pada tahap small group evaluation sebesar 85,87%. Berdasarkan hasil one-to-one evaluation dan small group evaluation dapat dinyatakan bahwa bahan ajar cetak pada mata kuliah fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya yang dikembangkan telah teruji kepraktisannya. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengembangan bahan ajar fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut. 1. Perlunya dilakukan penelitian lanjutan terhadap bahan ajar mata fisika matematika pokok bahasan bilangan kompleks ini pada tahap field test untuk mengukur hasil belajar mahasiswa atau keefektifitasan dari bahan ajar tersebut. 2. Perlu dikembangkan bahan ajar mata kuliah fisika matematika pokok bahasan lainnya sehingga dapat menambah referensi belajar. DAFTAR PUSTAKA Addini, N. R., 2015. Pengembangan LKM Interkatif Berbasis Web pada Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Inti Di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Skripsi. Palembang: FKIP Fisika Universitas Arifin, Z., 2014. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Boas, M. L., 1983. Mathematical Methods in the Physical Sciences. New York: John Willey & Sons Inc. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Ellianawati & Wahyuni, S., 2012. Pengembangan Bahan Ajar Fisika Matematika Berbasis Self Regulated Learning Sebagai Upaya Peningkatan kemampuan Belajar Mandiri.Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, (8): 33-40. Fatmaryanti, S.D., 2014. Peningkatan Aktivitas Belajar Fisika Matematika I dengan Metode Brainstorming dan Tutor Teman Sebaya. JRKPF UAD.1 (1). 6

Gustafson, K. L., dan Robert, M.B. 2002. Survey of Instruction Development Models. New York: ERIC. Haloho, F., 2015. Pengembangan Buku Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Materi Optika Geometri Kelas X SMA. Skripsi. Palembang: FKIP Fisika Universitas Jati, M. E., dan Prayambodo, T. K., 2010. Fisika Dasar. Yogyakarta: Penerbit Andi. Kanginan, M., 2007. Fisika Dasar Untuk SMA. Bandung: Erlangga. Lestari, I., 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akamedia Permata. Majid, A., 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Prastowo, A., 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press. Prawiradilaga, D. S., 2008. Prinsip Disain Pembelajaran (Instructional Design Principles). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Prasetyo, Wahyu., 2012. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan Pendekatan PMR pada Materi Lingkaran di Kelas XII SMPN 2 Kepohbaru Bojonegoro.Jurnal MATHEdunesa. 1 (1). Pribadi, B. A., 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Riduwan. 2014. Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualiitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Monasari. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Fisika Modern Pokok Bahasan Partikel Elementer di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Skripsi. Palembang: FKIP Fisika Universitas Murniati dan Yusup. M., 2015. Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Laboratorium Fisika Sekolah Berdasarkan Analisis Kompetensi.Prosiding. Pendidikan Fisika UNSRI Palembang. ISBN 978-602-71715-1-0. Muslich, M., 2009. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan): Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: PT Bumi Aksara Nasution, I. B., 2015. Pengembangan Panduan Praktikum Air Track pada Mata Kuliah Laboratorium Fisika Sekolah.Skripsi. Palembang: FKIP Fisika Universitas 7