BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perubahan warna gigi diukur menggunakan spektrofotometer untuk

BAB I PENDAHULUAN. Susunan gigi yang rapi serta warna gigi yang putih merupakan faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Warna gigi normal manusia adalah kuning keabu-abuan, putih

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penampilan gigi berpengaruh dalam interaksi sosial manusia karena

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang bidang pekerjaannya sangat menuntut penampilan seperti pramugari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan putih kekuning-kuningan. Warna gigi ditentukan oleh ketebalan ,

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang (Herdiyati, 2006 dalam Syafriadi dan Noh, 2014). Diskolorasi gigi

BAB I PENDAHULUAN. bidang esthetic dentistry (Ibiyemi dan Taiwo, 2011). Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki estetik penampilan seseorang. Gigi yang bersih dan warna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pulpa. Gigi manusia dapat berubah warna, itu dinamakan diskolorisasi gigi. (perubahan warna) (Grossman dkk, 1995)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estetika sudah menjadi kebutuhan utama, terutama bagi orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. putih akan membuat orang lebih percaya diri dengan penampilannya (Ibiyemi et

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah estetika yang berpengaruh terhadap penampilan dan menimbulkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika yang sangat mempengaruhi penampilan. Hal ini menjadi permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lebih percaya diri karena memiliki nilai estetika yang tinggi.perubahan warna gigi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan warna gigi dapat diperbaiki dengan dua cara yaitu dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. estetika gigi (Ferreira dkk., 2011). Salah satu perawatan yang diminati masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dan bersih menjadi tujuan utamanya. Bleaching merupakan salah satu perawatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berperan dalam interaksi sosial manusia (Tin-Oo dkk., 2011). Sebuah survei yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi yang populer belakangan ini adalah perawatan bleaching yaitu suatu cara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. lain dan merupakan aspek penting dari komunikasi non verbal (Graham dan

LAMPIRAN 1. Alur Pikir

LAPORAN AKHIR KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH KONSENTRASI JUS BUAH TOMAT. (Lycopersicon esculentum Mill) TERHADAP PERUBAHAN WARNA GIGI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pasien untuk mencari perawatan (Walton dan Torabinejad, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dari penampilan dari diri seseorang (Istianah et al, 2015). Terutama

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih bervariasi. Peristiwa ini dapat dilihat dengan konsumsi pada makanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penampilannya (Ibiyemi, dkk. 2011). Alasan tersebut menjadi satu dari berbagai

Pemutihan kembali gigi yang berubah warna pada anak Dental bleaching on children with discolored teeth

THE EFFECT OF BLEACHING WITH STARFRUIT EXTRACT (Averrhoa Carambola) TOWARDS THE DEGREE OF THE CHANGE OF THE COLOUR OF TEETH

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pergaulan, pasien menginginkan restorasi gigi yang warnanya sangat mendekati

PENGARUH PERASAN BUAH LEMON TERHADAP PENINGKATAN WARNA GIGI

Nurbaetty Rochmah, Dwi Merry Ch.R, Sri Lestari Potensi Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dalam Memutihkan Gigi yang Mengalami Diskolorasi

PENGARUH LAMA PERENDAMAN GIGI DENGAN JUS BUAH PIR. (Pyrus communis) TERHADAP PERUBAHAN WARNA GIGI PADA PROSES PEMUTIHAN GIGI SECARA IN VITRO

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. kedokteran gigi sejak awal abad 19 ( Florez, dkk.,2011). Prosedur ini semakin

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium teknik tekstil Universitas Islam Indonesia.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. warna gigi. Pada gigi yang mengalami perubahan warna atau diskolorisasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena selain dapat menghasilkan senyum yang indah juga sangat membantu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris secara in-vitro.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kuat. Resin komposit terdiri atas dua komponen utama, yaitu matriks resin dan filler

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bleaching Treatment in Young Permanent Teeth

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JUS BUAH STROBERI (FRAGARIA X ANANASSA) TERHADAP DISKOLORASI GIGI YANG DISEBABKAN OLEH KOPI

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan

Penentuan Warna Gigi Tiruan

BAB II KEADAAN JARINGAN GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK. endodontik. Pengetahuan tentang anatomi gigi sangat diperlukan untuk mencapai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karies. Hal ini dipengaruhi oleh morfologi dan kandungan mineral penyusun gigi

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga untuk mengembalikan fungsinya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan bahan restorasi juga semakin meningkat. Bahan restorasi warna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

Oksidasi dan Reduksi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawatan saluran akar merupakan salah satu perawatan untuk

PEMUTIHAN GIGI (BLEACHING)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen laboratories murni in

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH Spektrofotometer

Spektrofotometer UV /VIS

4. PEMBAHASAN 4.1. Warna Larutan Fikosianin Warna Larutan secara Visual

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

Bab 1 Pendahuluan. I. Landasan Teori

BAB V FOTOSINTESIS. 5. proses terjadinya rreaksi terang dan gelap dalam proses fotosintesis.

BAB III METODE PENELITIAN. Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan penyinaran dilakukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

4 Hasil dan Pembahasan

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. minuman yang sehat bagi tubuh untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. 1

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa Kimia Paling Penting Dalam Kehidupan Manusia

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB I PENDAHULUAN. insisif, premolar kedua dan molar pada daerah cervico buccal.2

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi. Resin komposit banyak digunakan sebagaibahan restorasi pada gigi anterior

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Gigi a. Anatomi gigi Struktur gigi terdiri dari mahkota dan akar. Mahkota merupakan struktur yang terdapat di atas gingiva dan akar gigi merupakan strukur yang tertanam dalam tulang alveolar rahang atas maupun rahang bawah. Komponen gigi terdiri atas email, dentin, dan pulpa. Email gigi merupakan komponen gigi paling keras berwarna putih kebiruan dan translusen dengan 99% dari beratnya adalah materi anorganik kristal hidroksiapatit yang memiliki rumus kimia Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2, sedangkan materi organiknya kurang dari 1%. Dentin memiliki kandungan organik sebanyak 20% dan kandungan anorganik 80%. Pulpa berisi serabut saraf, pembuluh darah, dan jaringan ikat (Bloom, 2002). b. Warna gigi Email memiliki warna translusen sehingga warna struktur gigi di bawah email cenderung tampak. Dentin memiliki warna normal kekuningan, tetapi oleh karena struktur porus dan adanya persyarafan gigi akan menembus warna dentin yang menyebabkan warna gigi menjadi lebih gelap sampai kearah kuning kecoklatan. Hal ini seiring dengan pertambahan usia mengakibatkan dentin 6

7 bertambah tebal akibat terbentuknya dentin sekunder dan dentin tersier sedangkan email menjadi lebih tipis karena atrisi dan atau abrasi (Sundoro, 2005). Email gigi normal adalah berwarna putih kebiruan sedangkan dentin gigi yang normal berwarna agak kekuningan (Bloom, 2002). Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi warna gigi dapat disebabkan oleh stain/noda yang ditimbulkan dari makanan dan minuman berwarna, rokok, plak maupun restorasi amalgam (Barlett & Brunton, 2005). Ascheim dan Dale (2001) menyatakan pada umumnya warna gigi memiliki beberapa dimensi diantaranya: 1) Hue Hue merupakan nama dari warna merah, oranye, kuning, hijau, biru, indigo, dan ungu. Semua warna tersebut adalah penyusun spektrum warna. Usia menjadi penentu variasi warna hue yang terbentuk. 2) Chroma Chroma adalah intensitas warna yang bisa dilihat jika terdapat hue. Chroma merupakan kualitas dari hue dan akan berkurang jika dilakukan bleaching. 3) Value Value adalah tingkat relatif antara cerah dan gelap dari suatu warna. Gigi yang berwarna cerah memiliki value yang tinggi sedangkan gigi yang berwarna gelap memiliki value yang

8 rendah. Tingkat ketajaman suatu warna dapat dilihat melalui value. c. Diskolorasi gigi Diskolorasi gigi dapat diklasifikasikan sebagai diskolorasi intrinsik dan diskolorasi ekstrinsik. Diskolorasi intrinsik adalah perubahan warna gigi yang biasanya disebabkan oleh faktor genetik dan biasanya menyebabkan gigi berwarna kuning, coklat, dan abu- abu sampai hitam. Diskolorasi instrinsik ini terjadi dibagian dalam gigi (Kwon dkk.,2009). Diskolorasi intrinsik dapat terjadi ketika pembentukan dentin atau ketika dentin sudah terbentuk. Diskolorasi intrinsik dapat disebabkan oleh agen diskolorasi seperti tetrasiklin dan kelebihan jumlah flour yang tertelan semasa pembentukan email gigi, perdarahan pada pulpa karena trauma, iatrogenik merupakan efek samping dari perawatan atau tindakan kedokteran gigi merupakan penyebab dari diskolorasi intrinsic karena pengaruhnya yang langsung pada bagian dalam struktur gigi (Romano dkk, 2005). Diskolorasi ekstrinsik terjadi pada permukaan email gigi. Pada umumnya diskolorasi ekstrinsik terjadi karena rokok, minuman serta makanan yang berwarna seperti teh, kopi, minuman berkarbonasi, dan kecap. Kandungan warna makanan dan minuman akan menempel dan mengendap pada permukaan email kemudian menghasilkan perubahan warna (Sundoro, 2005). Endapan warna yang menempel pada permukaan

9 gigi disebut stain. Stain yang menempel pada permukaan gigi inilah yang nantinya akan membuat warna gigi menjadi lebih gelap. Tipe diskolorasi ini berespon baik terhadap profilaksis (Romano dkk., 2005). Diskolorasi ekstrinsik dapat dirawat dengan perawatan skaling dan polishing gigi, namun diskolorasi ekstrinsik yang berat diperlukan perawatan menggunakan proses kimia yaitu dengan proses bleaching (Gursoy dkk., 2008) d. Alat ukur warna gigi Spektrofotometer adalah alat yang paling banyak digunakan untuk menentukan warna permukaan gigi. Spektrofotometer terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di transmisikan atau yang di absorpsi. Spektrofotometer dirancang untuk mengukur rasio sinar yang terpancar dari sampel yang terefleksikan dari referensi putih di seluruh spektrum terlihat pada interval 5, 10 atau 20 nm. Hasilnya diekspresikan dengan fungsi spektral refleksi. Elemen optik terdiri dari sumber cahaya, monokromator, dan detektor. Spektrofotometer cukup stabil dari waktu ke waktu dan akurat sebagai standar mutlak (Paravina & Powers, 2004). 2. Pemutihan Gigi a. Definisi pemutihan gigi

10 Bleaching atau pemutihan gigi adalah perawatan gigi dengan mengembalikan warna asli gigi menggunakan bahan kimia bleaching yang bersifat oksidator ataupun reduktor (Walton & Torabinejad, 2008). Tujuan utama dilakukannya bleaching adalah untuk mengembalikan estetika gigi pada seseorang (Paravina & Powers, 2004) b. Bahan pemutih gigi 1) Hidrogen peroksida Hidrogen Peroksida ada bahan pemutih gigi yang umumnya digunakan untuk memutihkan gigi dengan konsentrasi 30% (Meizarini & Rianti, 2005). Larutan hidrogen peroksida harus ditangani secara hati - hati, harus dijauhkan dari suhu tinggi serta harus disimpan di hindarkan dari matahari langsung karena mudah meledak. Hidrogen peroksida juga dapat menyebabkan iritasi jaringan jika digunakan dalam jangka waktu yang lama (Walton & Torabinejad, 2008). 2) Karbamid peroksida Karbamid peroksida (CH 6 N 2 O 3 ) adalah senyawa perpaduan antara hidrogen peroksida dan urea yang juga dikenal sebagai hidrogen peroksida urea yang berisi sekitar 35% H 2 O 2. Bahan ini merupakan bahan yang biasa digunakan dalam teknik homebleaching dengan konsentrasi 10% sampai 30%. Karbamid peroksida dapat juga digunakan untuk office bleaching dengan

11 konsentrasi 34%-44% (Meizarini & Rianti, 2005). Karbamid peroksida memiliki sifat yang lebih ringan dibanding dengan hidrogen peroksida sehingga lebih sedikit menimbulkan dampak negative jika digunakan. c. Mekanisme pemutihan gigi Mekanisme pemutihan gigi merupakan reaksi oksidasi dari bahan pemutih. Proses pemutihan akan terjadi bila pada bahan peroksida dilakukan pengubahan ph, suhu, cahaya untuk mendapatkan oksigen bebas (Rismanto dkk., 2005). Bahan-bahan radikal memiliki elektron yang sangat elektrofilik, bersifat tidak stabil dan cenderung akan mendekati molekul lain untuk mencapai kestabilan, menghasilkan radikal yang lainnya. Radikal ini dapat bereaksi dengan ikatan yang tak jenuh yang akan menyebabkan perpecahan konjugasi elektron dan perubahan absorbsi energi molekul organik pada enamel gigi. Molekul yang sederhana hanya akan memantulkan sedikit cahaya, sehingga menghasilkan warna terang. Proses ini terjadi ketika bahan oksidasi bereaksi dengan material organik pada ruangan diantara senyawa inorganik pada enamel gigi (Goldstein, 1995). d. Macam-macam bleaching Ada 2 macam teknik bleaching menurut Walton dan Torabinejad (2002) : 1) Teknik internal

12 a) Teknik Termokatalitik melibatkan peletakan bahan bleaching di dalam kamar pulpa dan penggunaan suhu tinggi. Suhu tinggi atau panas dapat diperoleh diperoleh dari lampu, alat yang dipanaskan, atau alat pemanas listrik khusus. b) Teknik Walking bleach sebaiknya dipakai dalam semua keadaan yang memerlukan teknik pemutihan secara internal.teknik walking bleach bisa dilakukan pada kunjungan yang sama pada obturasi. Keadaan ini dapat memotivasi pasien untuk menerima pemutihan giginya. Gigi yang berubah warna akan segera membaik setelah perawatan. 2) Teknik eksternal a) Office bleaching dilakukan di praktek dokter gigi. Digunakan untuk menghilangkan stain pada gigi (contoh; stain tetrasiklin atau karena penuaan), atau untuk pemutihan satu gigi (seperti: gigi setelah perawatan endodontik), b) Home bleaching merupakan teknik yang sangat simpel, setelah konsultasi awal dengan dokter gigi, tray yang dibuat untuk pasien untuk memutihkan gigi dirumah. Pasien mengaplikasikan bahan bleaching pada tray. Tray dipakai selama beberapa jam dalam 1 hari. Teknik ini dapat diprediksi dan mempunyai rata-rata kesuksesan 98% pada

13 stain non tetrasiklin dan 86% untuk stain tetrasiklin pada gigi (Greenwall, 2001) e. Efek samping pemutihan gigi Pemutihan gigi dalam penggunaannya sering menimbulkan efek samping. Efek samping yang paling sring terjadi yaitu gigi sensitif dan iritasi gingiva. Perih pada jaringan rongga mulut, sakit tenggorokan, bahkan sakit kepala juga merupakan efek samping dari penggunaan bahan pemutihan gigi yang jarang dilaporkan. Ketika efek samping ini muncul, perawatan harus segera dihentikan. Efek samping pada seseorang yang dapat ditoleransi selama proses bleaching akan menurun dalam beberapa hari setelah mereka menyelesaikan perawatannya. Bahan bleaching seperti hidrogen peroksida, natrium perborat dan karbamid peroksida memiliki beberapa efek samping diantaranya dapat menyebabkan iritasi gingiva, hipersensitivitas gigi, menurunnya kekerasan email, resorpsi akar gigi dan sifatnya yang karsinogenik serta toksik (Garg & Garg, 2008) 3. Stroberi a. Taksonomi Kingdom : Plantae Divisi Kelas Orde : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Rosales

14 Famili Genus Spesies : Rosaceae : Fragaria : Fragaria sp Gambar 1 Buah Stroberi (Budiman dkk, 2008) b. Kandungan buah stroberi Stroberi memiliki kandungan nutrisi yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh dalam menjaga kesehatan. Kandungan nutrisi tersebut ialah energi 27kal, protein 0.8g, lemak 0.5g, karbohidrat 8g, kalsium 28mg, fosfat 27mg, vitamin A 60SI, vitamin B 0.03mg, vitamin C 60mg, dan air 89.9 g.

15 c. Manfaat Stroberi sebagai Pemutih Gigi Stroberi adalah bahan alami yang dapat digunakan untuk memutihkan gigi yang mengalami perubahan warna akibat faktor ekstrinsik. Hal ini disebabkan karena stroberi mengandung zat asam elagat yang dapat menyebabkan reaksi oksidasi dimana elektron dapat bergabung dengan substansi yang dapat menyebabkan perubahan warna enamel. Adanya perbedaan keelektronegatifan diantara O dan H pada gugus OH- yang lebih besar dibandingkan CO- dan OH- pada gugus COOH menyebabkan gugus OH akan lebih mudah putus dan menghasilkan radikal H+. Radikal H+ terbentuk kemudian berikatan dengan 3 molekul C tersier yang terdapat pada enamel gigi yang mengalami diskolorisasi. Ikatan ini menyebabkan terjadinya gangguan konjugasi elektron dan perubahan penyerapan energi pada molekul anorganik email, kemudian terbentuk molekul organik, sehingga enamel menjadi struktur tidak jenuh. Setelah radikal H+ dilepaskan, asam elegat melepaskan 4 radikal OH- yang dapat menggangu struktur tidak jenuh dari enamel tersebut menjadi struktur jenuh dengan warna yang lebih terang (Larasati dkk, 2012). B. Landasan Teori Gigi merupakan bagian tubuh manusia yang menunjang estetika. Keindahan susunan dan warna dari gigi dapat meningkatkan rasa percaya

16 diri pada seseorang. Warna normal gigi yaitu kuning keabu-abuan, atau putih kekuning-kuningan. Gigi dapat mengalami pewarnaan atau disebut diskolorasi gigi. Bermacam-macam penyebab yang dapat mengakibatkan perubahan warna pada gigi. Penyebab tersebut diklasifikasikan menjadi 2 yaitu instrinsik dan ekstrinsik. Diskolorasi intrinsik dapat disebabkan oleh karena gangguan yang terjadi pada saat pertumbuhan gigi seperti diskolorasi tetrasiklin. Diskolorasi ekstrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi yang disebabkan biasanya oleh noda dari luar seperti tembakau, teh, dan kopi. Berbagai macam upaya telah dilakukan oleh para peneliti untuk mengatasi masalah diskolorasi gigi yaitu bleaching. Bleaching adalah adalah proses mengembalikan warna atau proses pemutihan yang bisa terjadi dalam larutan yang dialirkan ataupun langsung diaplikasikan pada permukaan gigi. Terdapat beberapa bahan kimiawi yang digunakan pada prosedur bleaching adalah hidrogen peroksida dan karbamid peroksida. Bahanbahan tersebut dapat menimbulkan efek samping seperti iritasi sehingga perlu dicari bahan alternative yang dapat dipakai untuk pemutihan gigi. Asam elagat merupakan zat yang dapat digunakan untuk perawatan bleaching. Hal ini karena asam elagat dapat menciptakan reaksi oksidasi, dimana elektron dapat bergabung dengan substansi yang dapat

17 menyebabkan perubahan warna enamel sehingga enamel menjadi lebih putih. Stroberi mempunyai kandungan asam elagat. Bahan alami dalam buah stroberi tersebut dapat digunakan sebagai bahan bleaching, dengan menggunakan teknik home bleaching. C. Kerangka Konsep Bagan 1Kerangka Konsep Gigi Faktor intrinsik Faktor ekstrinsik Teh Diskolorasi Bleaching Kimiawi Karbamid peroksida 35% Gigi menjadi lebih cerah Alami Buah stroberi Gigi menjadi lebih cerah D. Hipotesis 1. Semakin lama waktu perendaman jus stroberi 100% akan berpengaruh terhadap warna gigi yang semakin putih dibandingkan dengan karbamid peroksida 35% dilihat dengan spektrofotometer