Analisis Usahatani Kacang Tanah sebagai Komoditas Unggulan di Lahan Kering Kabupaten Bantul

dokumen-dokumen yang mirip
Identifikasi Wilayah Potensial Pengembangan dan Kelayakan Usahatani Kedelai di Kabupaten Bantul

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

Kelayakan Usahatani Varietas Unggul Kedelai di Kabupaten Sleman

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

VARIASI TINGKAT PENAMBAHAN PENDAPATAN PETANI DARI TUMPANG SARI PALAWIJA + KAPAS (Studi Kasus di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul)

PENDEKATAN LOCATION QUOTIENT DAN SHIFT SHARE ANALYSIS DALAM PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN BANTUL

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUSEN/PENANGKAR BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT DI JAWA TENGAH ABSTRAK

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

KERAGAAN VARIETAS UNGGUL BARU KACANG HIJAU SETELAH PADI SAWAH PADA LAHAN KERING DI NTT

ANALISIS KOMPARATIF MONOKULTUR UBIKAYU DENGAN TUMPANGSARI UBIKAYU-KACANG TANAH DI BANYUMAS

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

Keragaan Usahatani Kacang Hijau di Lahan Suboptimal Kabupaten Sambas

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS DAYA SAING KEDELAI TERHADAP TANAMAN PADI DAN JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

Peningkatan Keuntungan Usahatani Padi melalui SL-PTT di Sumatera Utara

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TEKNOLOGI USAHATANI KACANG HIJAU SETELAH PADI SAWAH DI DESA WAEKASAR, KECAMATAN MAKO, KABUPATEN BURU, MALUKU

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH

FINANCIAL FEASIBILITY ANALYSIS TECHNOLOGY FARMING SOYBEAN AFTER RICE FIELDS IN THE WAEKASAR VILLAGE MOKO DISTRICT, BURU DISTRICT

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN PRINGSEWU

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Oni Ekalinda, Reni Astarina dan Anita Sofia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Abstrak.

Daya Saing Kedelai terhadap Tanaman Pesaing pada Tingkat Usahatani

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah usaha tani jagung Desa Semedo yang

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN PURWOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Studi kasus Daerah Rawan Pangan)

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

Program peningkatan produksi jagung nasional melalui upaya

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

Peningkatan Indeks Panen pada Pertanian Lahan Kering Beriklim Kering sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Petani

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I)

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

POTENSI PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH PADA WILAYAH PENGEMBANGAN DI KABUPATEN NABIRE

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN USAHA PERBENIHAN KEDELAI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BIMA 1 DI NUSA TENGGARA TIMUR

Kajian Ekonomi Usahatani Kedelai di Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta

RENCANA DEFINITIF KELOMPOK (RDK) TAHUN...

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

PERAN SERTA TERNAK SEBAGAI KOMPONEN USAHATANI PADI UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI

Kajian Paket Teknologi Budidaya Jagung pada Lahan Kering di Provinsi Jambi

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI, USAHATANI DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG PENGEMBANGAN JAGUNG

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Transkripsi:

Analisis Usahatani Kacang Tanah sebagai Komoditas Unggulan di Lahan Kering Kabupaten Bantul Joko Mulyono 1* dan Khursatul Munibah 2 1 Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Jl. Tentara Pelajar No. 10, Cimanggu Bogor 16114 2 Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB * E-mail: 1) jokomulyono21@gmail.com ABSTRAK Luas lahan kering Kabupaten Bantul 14.125 ha. Potensi lahan kering tersebut dapat digunakan untuk pengembangan kacang tanah. Tujuan penelitian adalah menganalisis kelayakan usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan, peningkatan keuntungan, dan skala usahatani kacang tanah di lahan kering. Penelitian dilakukan di Kecamatan Dlingo dan Imogiri, Kabupaten Bantul tahun 2015. Data dikumpulkan dengan metode survei, wawancara, dan studi literatur meliputi data sekunder dan primer. Kelayakan usahatani kacang tanah dianalisis dengan revenue and cost ratio (R/C), peningkatan keuntungan dianalisis dengan nilai peningkatan keuntungan bersih (NKB), dan skala usahatani dianalisis dengan menentukan titik impas produksi (TIP) atau titik impas harga (TIH). Hasil penelitian menunjukkan usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan maupun non unggulan di lahan kering dinilai layak dengan R/C 1,54 dan 1,40. Usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan dapat meningkatkan keuntungan 1,28 kali. Usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan masih memberikan keuntungan apabila tidak kurang dari 876 kg/ha atau harga jual minimal Rp5.924/kg. Usahatani sebagai komoditas non unggulan masih memberikan keuntungan apabila tidak kurang dari 943 kg/ha atau harga jual minimal Rp6.427/kg. Kata kunci: usahatani kacang tanah, komoditas unggulan, lahan kering, Bantul ABSTRACT Peanut Farming Analysis as a Main Commodity in Dry Land of Bantul District. Bantul dry land area is approximately 14,125 ha. The potential of dry land can be used for the peanut development. The purpose of this research was to analyze the feasibility of peanut farming as leading commodity, to increase net profit and scale of peanut farming in dry land. The research was conducted in Dlingo and Imogiri District, Bantul Regency in 2015. Data was collected by survey method, interviews and literature studies including secondary and primary data. The feasibility of peanut farming was analyzed by Revenue and Cost ratio (R/C), the increase in profit was analyzed by the increased value of net profit and the scale of farming was analyzed by determining the break even point of production or break even point of price. The results showed that the peanut farming as leading commodity and non leading commodity on dry land is feasible, with R/C of 1.54 and 1.40. Peanut farming as leading commodity escalated the net profit by 1.28. Peanut farming as leading commodity can provide benefit if the minimum production is 876 kg/ha or the lowest price is Rp5.924/kg. Peanut farming as non leading commodity can provide benefit if the minimum production is 943 kg/ha or the lowest price is Rp6.427/kg. Keywords: peanut, leading commodity, dry land Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2016 439

PENDAHULUAN Kacang tanah merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang dibudidayakan petani di Kabupaten Bantul. Dalam kurun waktu 2005 2013, rata-rata luas panen kacang tanah 3.885 ha dengan produktivitas 1,12 t/ha dan produksi 4.252 ton. Luas panen kacang tanah cenderung menurun rata-rata 9,41% dan produksi turun 5,47% per tahun. Luas panen, produktivitas, dan produksi kacang tanah di Kabupaten Bantul disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Luas panen, produksi dan produktivitas kacang tanah di Kabupaten Bantul tahun 2005 2013. Tahun Luas panen (ha) Produktivitas (t/ha) Produksi (ton) 2005 5.709 1,01 5.747 2006 5.194 0,95 4.941 2007 4.782 1,06 5.073 2008 3.701 1,23 4.568 2009 3.677 1,10 4.043 2010 3.019 1,00 3.011 2011 3.205 1,08 3.470 2012 3.226 1,27 4.082 2013 2.451 1,36 3.335 Rata-rata 3.885 1,12 4.252 Sumber: BPS Kabupaten Bantul, 2010 dan 2014 (diolah). Rendahnya produktivitas kacang tanah disebabkan karena benih yang digunakan merupakan hasil panen petani, belum menerapkan teknologi anjuran dan kesuburan tanah rendah. Menurut hasil penelitian Purba dan Yurzak (2012), usahatani kacang tanah varietas Domba di Desa Sigedong, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, menghasilkan 1,9 t/ha. Hasil penelitian di Sulawesi Utara menunjukkan hasil kacang tanah varietas Kelinci pada musim kemarau 1,27 t/ha (Polakitan dan Taulu 2014). Luas lahan kering di Kabupaten Bantul 14.125 ha (27,87%), sedangkan luas lahan sawah 15.471 ha (30,52%) dari total luas wilayah (BPS Kabupaten Bantul 2014). Dengan luas lahan pertanian yang mencapai 29.596 ha (58,39%), komoditas kacang tanah memiliki potensi untuk dikembangkan di wilayah ini. Kecamatan Dlingo dan Imogiri memiliki lahan kering lebih luas dibandingkan dengan kecamatan lainnya, yaitu 3.417 ha dan 2.147 ha. Menurut Sudjadi dan Supriyati (2001) dan Srilestari (2005), kacang tanah umumnya ditanam di lahan kering/tegalan, tadah hujan, lahan bukaan baru pada musim hujan atau awal musim kemarau, dan selebihnya di lahan sawah beririgasi pada musim kemarau setelah tanaman padi. Menurut Pratiwi (2011), kacang tanah toleran kekeringan adalah varietas Singa, Jerapah, Bison, Zebra, Sima dan Talam 1. Budidaya kacang tanah memberikan keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan palawija lainnya seperti jagung, kedelai dan kacang hijau (Sudjadi dan Supriyati 2001). Kacang tanah merupakan komoditas unggulan di Kecamatan Srandakan, Pundong, Bambanglipuro, Dlingo dan Piyungan. Kriteria kacang tanah komoditas unggulan adalah berdasarkan kriteria nilai Location Quotient (LQ) > 1 dan Shift Share Analysis (SSA) positif. Di lima kecamatan tersebut, kacang tanah memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif. Keunggulan komparatif menunjukkan komoditas tersebut diproduksi melalui dukungan sumber daya alam, di mana daerah lain tidak mampu memproduksinya. Keunggulan 440 Mulyono dan Munibah: Analisis Usahatani Kacang Tanah di Lahan Kering Kabupaten Bantul

kompetitif menunjukkan komoditas tersebut diproduksi dengan cara efisien, sehingga memiliki daya saing, baik dari aspek kualitas, kuantitas, kontinuitas, maupun harga. Menurut Setiyanto (2013), komoditas unggulan adalah sesuai dengan agroekologi setempat dan mempunyai daya saing. Sukmawani et al. (2014) menyatakan pengembangan komoditas unggulan berbeda untuk setiap daerah/wilayah, bergantung pada karakteristik dan potensi sumberdaya lokal yang dimiliki. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan, peningkatan keuntungan, dan skala usahatani di lahan kering Kabupaten Bantul. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan pada tahun 2015, di Desa Terong, Kecamatan Dlingo, dan Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Data dikumpulkan dengan metode survei, wawancara dan studi literatur meliputi data sekunder dan primer. Data sekunder dikumpulkan dari publikasi BPS, Dinas Pertanian dan Kehutanan dan hasil-hasil penelitian yang relevan, meliputi luas panen, produktivitas dan produksi kacang tanah. Data primer dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur, meliputi tingkat penguasaan lahan (status dan luas kepemilikan) dan usahatani kacang tanah (biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja, produksi, harga, penerimaan, keuntungan, dan lainnya). Responden ditentukan dengan pendekatan stratified random sampling, dikelompokkan menjadi dua strata, yaitu strata 1 yang terdiri atas petani dengan usahatani kacang tanah yang merupakan komoditas unggulan, dan strata 2 adalah petani kacang tanah yang bukan merupakan komoditas unggulan. Jumlah responden 30 petani, terdiri dari 15 petani kacang tanah pada strata 1 (komoditas unggulan) dan 15 petani kacang tanah pada strata 2 (komoditas non unggulan). Kelayakan usahatani kacang tanah dianalisis dengan R/C, dimana R/C >1 dianggap layak. Formulasi R/C adalah sebagai berikut: R/C = TR/TC.....(1) di mana: TR : total penerimaan usahatani kacang tanah TC : total biaya usahatani kacang tanah Nilai peningkatan keuntungan bersih dianalisis dengan menggunakan nisbah peningkatan keuntungan bersih (NKB). Formulasi NKB sebagai berikut: NKB = KB u /KB nu.....(2) di mana: KB u : keuntungan bersih usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan, KB nu : keuntungan bersih usahatani kacang tanah sebagai komoditas non unggulan. Skala usahatani dianalisis menggunakan titik impas produksi (TIP) dan titik impas harga TIH). Menurut Soedjana (2007), skala usahatani dapat ditentukan melalui pendekatan titik impas. Formulasi titik impas produksi dan harga sebagai berikut: TIP = BP/H....(3) Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2016 441

TIH = BP/P...(4) di mana: BP : biaya produksi (Rp) P : produksi (kg) H : harga produksi (Rp/kg) HASIL DAN PEMBAHASAN Penguasaan Lahan dan Pola Tanam Lahan merupakan aset utama bagi rumah tangga petani dalam kegiatan usahatani. Menurut Koirala et al. (2016), lahan merupakan faktor kunci dalam produksi pertanian dan kepemilikan lahan memiliki dampak signifikan pada efisiensi teknis. Jenis lahan terdiri dari lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, lahan tegalan, dan pekarangan. Status kepemilikan lahan terdiri dari milik sendiri, sewa, dan bagi hasil. Penguasaan lahan oleh petani 0,36 0,39 ha, terdiri dari lahan sawah irigasi 0,04 ha, lahan sawah tadah hujan 0,06 0,09 ha, lahan tegalan 0,11 0,12 ha dan pekarangan 0,11 0,22 ha. Status kepemilikan lahan lebih banyak milik sendiri, di samping sewa, bagi hasil, dan gadai. Tingkat penguasaan lahan oleh petani disajikan Tabel 2. Tabel 2. Tingkat penguasaan lahan oleh petani kacang tanah. Luas lahan (ha) dan status kepemilikan Jenis lahan Komoditas unggulan Komoditas non unggulan Milik sendiri Sewa Bagi Milik Bagi Gadai Jml Sewa hasil sendiri hasil Gadai Jml Sawah Irigasi - - - - - 0,02-0,02-0,04 Sawah tadah hujan 0,03 - - 0,03 0,06 0,09 - - - 0,09 Tegalan 0,10-0,01-0,11 0,09 0,03 - - 0,12 Pekarangan 0,22 - - - 0,22 0,11 - - - 0,11 Total 0,35-0,01 0,03 0,39 0,31 0,03 0,02-0,36 Sumber: data primer (diolah). Kacang tanah sebagai komoditas unggulan maupun non unggulan ditanam di lahan tegalan pada musim hujan. Lahan tegalan merupakan lahan kering yang biasanya ditanami padi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah, dan ubi kayu. Kacang tanah sebagai komoditas unggulan maupun non unggulan biasanya ditanam dengan pola tumpangsari, yaitu kacang tanah dengan ubi kayu. Analisis Usahatani Kacang Tanah Usahatani kacang tanah yang dianalisis adalah usahatani musim tanam pertama (MT-I) atau musim hujan tahun 2014/2015 pada lahan tegalan. Benih yang digunakan petani merupakan benih lokal dan tidak berlabel. Benih diperoleh dari hasil panen musim sebelumnya, dari tetangga, atau membeli dari pasar. Rata-rata penggunaan benih kacang tanah sebagai komoditas unggulan adalah 70 kg/ha, sedangkan sebagai komoditas non unggulan 75 kg/ha. Harga benih kacang tanah Rp18.000/kg. Menurut Herawati et al. (2014), kacang tanah yang ditanam pada lahan kering di Desa Labuan Haji Lombok 442 Mulyono dan Munibah: Analisis Usahatani Kacang Tanah di Lahan Kering Kabupaten Bantul

Timur, jarak tanam 30 cm x 15 cm, memberikan hasil lebih tinggi dibanding jarak tanam 40 cm x 15 cm, 25 cm x 25 cm, 20 cm x 20 cm, dan 25 cm x 20 cm. Rata-rata penggunaan pupuk pada kacang tanah sebagai komoditas unggulan adalah urea 62 kg/ha, SP-36 50 kg/ha, NPK 195 kg/ha dan pupuk organik 1,16 t/ha. Rata-rata penggunaan pupuk pada kacang tanah sebagai komoditas non unggulan adalah urea 76 kg/ha, ZA 14 kg/ha, SP-36 255 kg/ha, pupuk organik 1,19 t/ha. Menurut Taulu (2014), pemupukan lengkap dan berimbang dengan dosis yang direkomendasikan dapat meningkatkan hasil dan menekan tingkat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Analisis usahatani kacang tanah disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis usahatani kacang tanah Kabupaten Bantul MT I 2014/2015. Uraian Komoditas unggulan Komoditas non unggulan Jumlah Persen Jumlah Persen Biaya sarana produksi (Rp) 2.648.962 33,1 2.835.243 33,4 Benih 1.261.131 15,8 1.360.899 16,0 Pupuk 1.387.831 17,3 1.395.677 16,5 Pestisida - - 78.667 0,9 Biaya tenaga kerja (Rp) 5.348.162 66,9 5.648.717 66,6 Pengolahan tanah 1.145.450 14,3 1.216.376 14,3 Tanam 984.507 12,3 1.041.799 12,3 Pemupukan 658.499 8,3 684.193 8,1 Penyemprotan - - 50.000 0,6 Penyiangan 1.217.014 15,2 1.244.444 14,7 Panen dan pascapanen 1.342.692 16,8 1.411.905 16,6 Total biaya usahatani (Rp) 7.997.124 100,00 8.483.960 100,00 Produksi (kg/ha) 1.350 1.320 Harga (Rp/kg) 9.133 9.000 Penerimaan (Rp) 12.329.550 11.880.000 Keuntungan (Rp) 4.332.426 3.396.040 R/C 1,54 1,40 NKB 1,28 Titik impas produksi (t/ha) 876 943 Titik impas harga (Rp/kg) 5.924 6.427 Sumber: data primer (diolah). Dari Tabel 3 diketahui total biaya usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan adalah Rp7.997.124 lebih rendah dibanding kacang tanah sebagai komoditas non unggulan Rp8.483.960. Hal ini disebabkan karena jumlah benih yang digunakan lebih sedikit dan tidak melakukan penyemprotan sehingga mengurangi biaya pembelian pestisida dan tenaga kerja. Porsi biaya sarana produksi 33%, sedangkan biaya tenaga kerja mencapai 67%. Biaya sarana produksi meliputi untuk benih, pupuk, dan pestisida. Biaya tenaga kerja meliputi untuk pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, penyemprotan, penyiangan, panen, dan pascapanen. Biaya sarana produksi usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan Rp2.648.962, sedangkan sebagai komoditas non unggulan Rp2.835.243. Biaya tenaga kerja usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan Rp5.348.162, sedangkan sebagai komoditas non unggulan Rp5.648.717. Porsi terbesar biaya sarana produksi adalah untuk penyediaan pupuk 49 52%, benih 48%, dan pestisida kurang dari 3%. Porsi Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2016 443

terbesar biaya tenaga kerja adalah untuk panen dan pascapanen sekitar 25% dan untuk pengolahan tanah 21 22%. Hasil kacang tanah sebagai komoditas unggulan adalah 1,35 t/ha hampir sama dengan kacang tanah sebagai komoditas non unggulan 1,32 t/ha, tetapi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil kacang tanah Kabupaten Bantul 1,12 t/ha. Produktivitas dipengaruhi oleh komponen teknologi, salah satunya adalah benih yang ditanam oleh petani. Benih kacang tanah yang ditanam petani merupakan benih lokal dan tidak berlabel, sehingga produktivitasnya rendah. Menurut Rahayu (2012), penyediaan benih bermutu adalah salah satu upaya untuk melindungi dan memberikan jaminan kepada petani agar komoditas yang ditanam mencapai produksi dan mutu yang baik. Harga kacang tanah sebagai komoditas unggulan Rp9.133 per kg, sedangkan sebagai komoditas non unggulan Rp9.000 per kg. Harga kacang tanah tersebut lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata di tingkat produsen di Kabupaten Bantul Rp6.300 (BPS Kabupaten Bantul 2014). Penerimaan dari usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan Rp12.329.550, sedangkan sebagai komoditas non unggulan Rp11.880.000. Keuntungan yang diperoleh dari usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan mencapai Rp4.332.426, sedangkan sebagai komoditas non unggulan Rp3.396.040. Dari hasil analisis diperoleh nilai R/C kacang tanah lebih dari satu, sehingga usahatani dianggap layak. Nilai R/C kacang tanah sebagai komoditas unggulan adalah 1,54, artinya setiap biaya yang dikeluarkan Rp1.000 terhadap input yang diberikan akan memperoleh penerimaan Rp1.540. Nilai R/C kacang tanah sebagai komoditas non unggulan adalah 1,40. Artinya, setiap biaya yang dikeluarkan Rp1.000 terhadap input yang diberikan akan memperoleh penerimaan Rp1.400. Peningkatan keuntungan bersih (NKB) dari usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan adalah 1,28 lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan usahatani kacang tanah sebagai komoditas non unggulan. Titik impas produksi (TIP) dan titik impas harga (TIH) kacang tanah sebagai komoditas unggulan adalah 876 kg/ha dan Rp5.924/kg. Artinya usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan masih menguntungkan apabila hasilnya tidak kurang dari 876 kg/ha atau harga jualnya tidak lebih rendah dari Rp5.924/kg. Titik impas produksi (TIP) dan dan titik impas harga (TIH) kacang tanah komoditas non unggulan adalah 943 kg/ha dan Rp6.427/kg. Artinya usahatani kacang tanah sebagai komoditas non unggulan masih menguntungkan apabila hasilnya tidak kurang dari 943 kg/ha atau harga jualnya tidak lebih rendah dari Rp6.427/kg. Kelembagaan, Distribusi, dan Pemasaran Kacang Tanah di Kabupaten Bantul Kelembagaan perbenihan kacang tanah belum ada, sehingga kebutuhan benih yang berkualitas belum dapat terpenuhi. Kebutuhan benih dipenuhi dari panen sebelumnya dengan kualitas kurang baik. Kelompok tani maupun gapoktan belum mampu berperan sebagai penangkar benih. Peran dari Dinas Pertanian dan Kehutanan maupun Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) sangat diperlukan untuk menumbuhkan penangkar-penangkar benih kacang tanah. Petani bisa didorong untuk menjadi penangkar benih dengan pendampingan dari BPSB. Kelembagaan sarana produksi pertanian seperti kios sarana produksi pertanian (saprotan) sudah tersedia. Kios-kios saprotan tersebut menyediakan pupuk dan pestisida. Pada saat-saat tertentu, petani yang kekurangan modal dapat memperoleh pupuk di kios- 444 Mulyono dan Munibah: Analisis Usahatani Kacang Tanah di Lahan Kering Kabupaten Bantul

kios tersebut dengan sistem hutang. Pembayarannya pada saat panen, yang dikenal dengan istilah yarnen. Kelembagaan permodalan tersedia di lokasi, seperti bank-bank pemerintah. Petani cenderung tidak memanfaatkan kelembagaan tersebut, dengan alasan adminstrasinya sulit dan harus dengan agunan. Petani lebih memilih meminjam di kios-kios saprodi dalam memenuhi kebutuhan untuk usahatani. Kelompok tani maupun gapoktan juga bisa didorong menjadi lembaga keuangan mikro untuk membantu mengatasi kesulitan modal yang dihadapi petani. Kelembagaan pemasaran kacang tanah belum ada, hasil panen dijual ke tengkulak atau ke pasar-pasar desa. Perusahaan swasta belum ada yang melakukan kerja sama pemasaran kacang tanah dengan petani, kelompok tani maupun gapoktan. Distribusi kacang tanah untuk memenuhi kebutuhan industri rumah tangga sebagai bahan pangan, di samping sebagai bahan campuran pakan unggas. Gapoktan dapat berperan menjembatani petani dengan perusahaan swasta dalam hal pemasaran kacang tanah. KESIMPULAN Kacang tanah merupakan komoditas tanaman pangan yang layak dibudidayakan di Kabupaten Bantul. Kacang tanah sebagai komoditas unggulan memiliki keuntungan lebih tinggi daripada sebagai komoditas non unggulan. Usahatani kacang tanah sebagai komoditas unggulan masih memberikan keuntungan apabila hasilnya tidak kurang dari 876 kg/ha dengan harga jualnya minimal Rp5.924/kg. Usahatani kacang tanah sebagai komoditas non unggulan masih memberikan keuntungan apabila hasilnya tidak kurang dari 943 kg/ha atau harga jualnya minimal Rp6.427/kg. Untuk meningkatkan produktivitas kacang tanah di lahan kering dapat dilakukan melalui introduksi benih kacang tanah varietas unggul baru (VUB), seperti: Singa, Jerapah, Bison, Zebra, Sima dan Talam 1. Kelembagaan yang mendukung usahatani kacang tanah masih kurang, terutama kelembagaan perbenihan, permodalan, dan pemasaran, sehingga dibutuhkan peran pemerintah. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan kepada kepala BPP Kecamatan Dlingo dan Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul Bapak Muslih, S.P., penyuluh lapang Bapak Sugeng, S.P., Ibu Punati, A.Md., petani dan ketua kelompok tani yang telah membantu pelaksanaan penelitian. DAFTAR PUSTAKA BPS Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. 2010. Bantul Dalam Angka 2010. Kabupaten Bantul. BPS Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. 2014. Bantul Dalam Angka 2014. Kabupaten Bantul. Herawati N., Sudarto, dan B.T.R. Erawati. 2014. Kajian Variasi Jarak Tanam terhadap Produktivitas Kacang Tanah di Lahan Kering. Pros. Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi: Inovasi Teknologi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Untuk Mewujudkan Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan. 2014. hlm. 679 686. Koirala K.H., A. Mishra, and S. Mohanty. 2016. Impact of Land Ownership on Productivity and Efficiency of Rice Farmers:The Case of the Philippines. Land Use Policy. 50:371 378. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2016 445

Polakitan A. dan LA Taulu. 2014. Keragaan Beberapa Varietas Unggul Kacang Tanah Pada Musim Kemarau di Sulawesi Utara. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi: Inovasi Teknologi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Untuk Mewujudkan Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan. 2014. hlm. 668 671. Pratiwi H. 2011. Pengaruh Kekeringan pada Berbagai Fase Tumbuh Kacang Tanah. Buletin Palawija. 22:71 78. Purba R. dan Z. Yursak. 2012. Peningkatan Usahatani Kacang Tanah Melalui Introduksi Teknologi Varietas Unggul di Desa Sigedong Kecamatan Mancak Kabupaten Serang. Buletin IKATAN. 2:61 69. Rahayu, M. 2012. Penyakit Layu Ralstonia solanacearum Pada Kacang Tanah dan Srategi Pengendalian Ramah Lingkungan. Buletin Palawija 24:69 81. Setiyanto A. 2013. Pendekatan dan Implementasi Pengembangan Kawasan Komoditas Unggulan Pertanian. Forum Agro Ekonomi. 31(2):171 195. Soedjana T.D. 2007. Sistem Usaha Tani Terintegrasi Tanaman-Ternak Sebagai Respons Petani Terhadap Faktor Resiko. Jurnal Litbang Pertanian. 26(2):82 87. Srilestari R. 2005. Induksi Embrio Somatik Kacang Tanah Pada Berbagai Macam Vitamin dan Sukrosa. Ilmu Pertanian. 12(1):43 50. Sudjadi M. dan Y. Supriyati. 2001. Perbaikan Teknologi Produksi Kacang Tanah di Indonesia. Buletin AgroBio. 4(2):62 68. Sukmawani R., M. Haeruman, L. Sulistyowati, dan T. Perdana. 2014. Papaya Developmnet Model as a Competitive Local Superior Commodity. Jurnal Ekonomi Pembangunan. 15(2):128 140. Taulu L.A. 2014. Pengaruh Pemupukan Terhadap Tingkat Serangan OPT pada Kacang Tanah di Sulawesi Utara. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi: Inovasi Teknologi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Untuk Mewujudkan Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan. 2014. hlm. 672 678. DISKUSI 1. Ir. Fachrur Rozi, MS (Balitkabi). Saran: Makalah-makalah kelayakan pada umumnya menghitung LC dan DC, sebaiknya ditambah dengan analisa kelayakan-kelayakan yang lain. 446 Mulyono dan Munibah: Analisis Usahatani Kacang Tanah di Lahan Kering Kabupaten Bantul