BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 2015 ini," ujar Andi G Wirson. Hal tersebut menandakan bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. telah tertuang rencana pembangunan jaringan jalur KA Bandara Kulon Progo -

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Transportasi udara Indonesia saat ini sedang giat untuk berbenah diri. Salah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Adisutjipto telah mencapai 5,8 juta penumpang atau lima kali lipat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I Pendahuluan I-1

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu komponen dalam upaya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan proyek

USULAN PEMBANGUNAN JALUR Kereta Api LAYANG CEPAT JAKARTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang baik dan tahan lama. Bandara merupakan salah satu prasarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kereta api, angkutan air, dan angkutan udara (Warpani,1990). ke tahun 2014 yaitu hingga 10 juta unit dengan rata-rata rata-rata

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III DESKRIPSI BANDAR UDARA INTERNASIONAL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. cukup tinggi mengakibatkan peningkatan jumlah kendaraan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jalan sebagai salah satu sarana transportasi darat mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. ke tempat kerja, tempat belanja, dan tempat hiburan (Shatnawi, 2010:42).

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. majunya pertumbuhan perekonomian suatu daerah atau negara. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak.

PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL KULON PROGO DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PERANCANGAN JURUSAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi pada zaman sekarang ini bukanlah sesuatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Sleman DIY. Simpang ini menghubungkan kota Jogjakarta dengan kota-kota lain di

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta Penekanan Desain High Tech Architecture

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

LAPORAN SEMENTARA ANALISA DAN EVALUASI ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2011 (1432 H) PADA H-7 S.D H+6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dr.Eng. MUHAMMAD ZUDHY IRAWAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek (Tahap II) Laporan Akhir: Ringkasan Laporan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, memiliki ketergantungan yang sangat tinggi pada lingkungan

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sekaligus sebagai pendorong pertumbuhan pariwisata. Untuk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TERMINAL BUS TIPE A DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan akan transportasi dan merangsang perkembangan suatu wilayah atau

EVALUASI PELAYANAN LAHAN PARKIR KENDARAAN RODA EMPAT DI TERMINAL 1 BANDAR UDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG BANTEN*

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan keselamatan penerbangan merupakan hal yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB III LANDASAN TEORI. International Airport akan melibatkan partisipasi dari stakeholders termasuk

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bandar Udara dan Sistem Lapangan Terbang. Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikonsumsi (makan dan minum) ataupun untuk aktifitas lainnya (mandi, cuci,

BAB 1 PENDAHULUAN. diiringi dengan peningkatan mobilitas manusia dan kegiatan yang dilakukan. Jakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Permasalahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

yaitu apabila bangkitan parkir tidak dapat tertampung oleh fasilitas parkir di luar

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

I. PENDAHULUAN. Administrasi (2010), Jakarta mempunyai luas 7.659,02 km 2. penduduk sebesar jiwa. Jakarta juga mempunyai kepadatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

lib.archiplan.ugm.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sekitar bandara juga memenuhi kebutuhan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) Bandara Adisutjipto Andi G Wirson mengatakan tren penumpang angkutan udara di DIY pada tahun 2015 cenderung dikisaran rata-rata 7.000 penumpang di terminal kedatangan dan 7.000 orang di terminal keberangkatan. Jumlah penerbangan pada awal tahun ini mencapai 140 kali penerbangan baik untuk keberangkatan maupun kedatangan yang dilayani 10 maskapai penerbangan. "Kapasitas penumpang atau daya tampung terminal di Bandara Adisutjipto sebenarnya hanya 1,2 juta penumpang per tahun dan kini telah mencapai 5,8 juta penumpang. Bandara Adisutjipto sudah kelebihan penumpang hingga 5 kali lipat, tetapi tahun ini kita sedang membangun terminal internasional baru seluas 6.000 meter persegi dan satu parkir pesawat yang akan difungsikan pada pertengahan tahun 2015 ini," ujar Andi G Wirson. Hal tersebut menandakan bahwa Bandara Adisutjipto sudah tidak mampu lagi mengikuti pertumbuhan arus penumpang saat ini. Rencana pemindahan lokasi bandara dinilai tepat karena frekuensi penerbangan dan jumlah penumpang sudah overload. Selain itu, panjang lintasan yang hanya mencapai 2200 meter sulit untuk dilakukan pendaratan maupun penerbangan yang dilakukan oleh pesawat terbang berbadan besar, bahkan pengembangan penambahan panjang lintasan sudah tidak dapat dilakukan lagi karena kendala keterbatasan lahan di mana wilayah sekitar bandara sudah mulai padat oleh 1

2 pemukiman masyarakat serta berdekatan dengan markas TNI AU (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara). Di sisi lain, aksesibilitas menuju bandara melalui jalan Yogyakarta-Solo yang merupakan satu-satunya jalan menuju bandara sudah terlampau sangat padat, khususnya pada saat akhir pekan dan masa liburan seperti masa lebaran dan tahun baru. Berdasarkan hasil Pra Feasibility Study (FS) maret 2012, dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta menyimpulkan bahwa lokasi di wilayah Kecamatan Temon Kabupaten Kulonprogo adalah yang terbaik untuk lokasi calon Bandara Internasional Yogyakarta dari tujuh titik yang telah dilakukan FS. Hasil ini merupakan tindak lanjut MoU Pemprov DIY dengan PT. Angkasa Pura II tentang rencana pembangunan bandara baru sebagai pengganti Bandara Adisutjipto yang saat ini sudah overload. Lokasi pembangunan bandara tersebut terletak sekitar 40 kilometer sebelah barat daya Kota Yogyakarta. Pembangunan tersebut berada di sekitar pantai agar bersinergi dengan rencana pembangunan pelabuhan di kabupaten ini. Selain itu, proyek ini juga memiliki sinergi dengan Jalur Lintas Selatan-Selatan (JLSS). Kapasitas penumpang atau daya tampung terminal direncanakan untuk 10 juta penumpang setiap tahunnya dan direncanakan siap beroperasi pada tahun 2017. Oleh karena itu, dibutuhkan sarana dan prasarana transportasi yang dapat mengakomodasi pergerakan penumpang pesawat terbang, khususnya yang berasal dari wilayah Yogyakarta Sleman Bantul.

3 Pengertian jalan menurut Undang - Undang Nomer 38 tahun 2004 tentang jalan adalah suatu prasarana transpotasi darat yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang peruntukan bagi lalu lintas, yang berada di permukaan tanah dan / atau air serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Dari waktu -ke waktu moda transpotasi mulai berkembang dengan pesat. Pesatnya perkembangan transpotasi mengakibatkan bertambahnya volume kendaraan baik angkutan pribadi maupun angkutan umum. Semakin bertambahnya volume kendaraan maka ruas badan jalan yang ada, tidak lagi mampu menampung volume kendaraan. Keberadaan transportasi sebagai pendukung pergerakan masyarakat akan memberikan implikasi positif terhadap semakin meningkatnya pertumbuhan dan perkembangan suatu kota. Namun, perkembangan transportasi sampai saat ini tidak hanya memberikan implikasi positif tetapi juga implikasi negatif, seperti kemacetan, kesemrawutan, dan kecelakaan lalulintas. Menurut Bayu A. Wibawa (1996), terdapat kecenderungan bahwa berkembangnya suatu kota bersamaan pula dengan berkembangnya masalah transportasi yang terjadi. Implikasi negatif yang ditimbulkan oleh perkembangan transportasi salah satunya disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan penduduk yang memberikan pengaruh pada meningkatnya demand terhadap sarana maupun prasarana transportasi. Dengan adanya pembangunan bandara baru di Kulon Progo bagian selatan Yogyakarta, maka akan menimbulkan kemacetan di kota Yogyakarta yang menjadi

4 jalan penghubung. Hal ini terjadi karena banyak orang-orang yang berasal dari daerah-daerah tertentu terbiasa menggunakan alat transportasi udara melalui bandara Yogyakarta. Seperti kabupaten Klaten, Bantul dan Magelang. 1.2 Rumusan Masalah Dalam proposal Tugas Akhir ini terdapat berberapa rumusan masalah antara lain: 1.Dimana sajakah titik rawan kemacetan jalan dari Yogyakarta menuju New Yogyakarta International Airport? 2.Apa yang menjadi penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas dari Yogyakarta menuju New Yogyakarta International Airport? 1.3 Batasan Masalah Dalam penulisan Tugas Akhir ini dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi makan dalam penelitian ini digunakan batasan masalah sebagai berikut: 1. Pengambilan data lalu lintas terbatas hanya dilakukan di jalan utama penghubung Yogyakarta menuju New Yogyakarta International Airport, Pengambilan data dilakukan di Ring road Selatan, Bantul, Pakem dan jalan Magelang.

5 2. Penelitian ini hanya menganalisis trase Yogyakarta menuju New Yogyakarta International Airport, mengabaikan arah balik dari New Yogyakarta International Airport menuju Yogyakarta, dan mengabaikan ada nya jalan tol yang akan dibangun. 3. Analisis kemacetan mengacu pada Undang - undang Nomer 38 tahun 2004 yang mengatur tentang Jalan. 1.4 Keaslian Tugas Akhir Berdasarkan pengamatan penulis, judul Tugas Akhir Analisis Potensi Kemacetan Jalan Menuju NYIA ( New Yogyakarta International Airport ) belum pernah digunakan sebelumnya, namun penulis mengambil refrensi sebagai berikut: 1. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB, Analisi Peluang Pemilihan Moda Mobil Pribadi dan Kereta Api Sebagai Moda Transportasi Menuju Bandara (studi kasus: Bandara Baru di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta).

6 1.5 Tujuan Tugas Akhir Maksud dan tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Menginventaisir kemracetan jalan yang terjadi dari Yogyakarta menuju New Yogyakarta International Airport, 2. Mengetahui penyebab kemacetan yang terjadi dari Yogyakarta menuju New Yogyakarta International Airport, 3. Bisa memberikan solusi cara mengurangi kemacetan yang terjadi di Yogyakarta akibat dari rencana pembangunan New Yogyakarta International Airport. 1.6 Manfaat Tugas Akhir Dengan adanya penelitian ini, diharapkan: 1. Bagi Pemerintah Provinsi DIY, diharapkan dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam menagani masalah kemacetan yang terjadi di Yogyakarta akibat dari pembangunan New Yogyakarta International Airport. 2. Bagi Mahasiswa dan pemerhati transportasi dapat dijadikan bahan refrensi didalam penulisan maupun penambah wawasan