BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Reservoir panas bumi yang dieksploitasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) pada umumnya digunakan dalam jangka waktu yang lama, minimal dapat digunakan selama 25 tahun. Seiring dengan terus dilakukannya kegiatan eksploitasi fluida panas bumi untuk produksi listrik akan mengakibatkan turunnya jumlah fluida yang berasal dari reservoir sehingga akan menurunkan muka reservoir tersebut. Turunnya fluida di reservoir dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat merusak lingkungan sekitar, salah satunya adalah erupsi hidrothermal. Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti erupsi hidrothermal, maka dilakukan injeksi kembali (reinjeksi) air dari PLTP ke dalam reservoir. Namun dalam kenyataannya reinjeksi tidak dilakukan pada lokasi yang sembarang, perlu lokasi injeksi yang tepat agar air dari injeksi tidak mempengaruhi reservoir. Karena bisa saja ketika dilakukan injeksi ke reservoir, air dari injeksi ini tidak menuju ke reservoir dan merambat melalui celah 1
permeabilitas lain. Dalam hal ini perlu diketahui efektivitas reinjeksi tersebut, apakah air tersebut diinjeksikan pada tempat yang tepat dan kembali masuk ke sistem reservoir sehingga tidak terjadi penurunan muka reservoir, jika tidak maka perlu dipertimbangkan kembali untuk menentukan lokasi sumur reinjeksi yang baru. Untuk mengetahui hal tersebut kita harus melakukan monitoring, dan salah satu metoda yang tepat untuk digunakan dalam monitoring reservoir panas bumi pada keadaan eksploitasi adalah metoda gravitasi. Metoda ini bekerja dengan memanfaatkan gaya tarik diantara dua massa yaitu massa pegas dalam gravimeter dan massa reservoar sendiri, sehingga dapat diketahui keadaan reservoir dengan membaca perubahan percepatan gravitasi yang terjadi karena adanya perubahan massa pada reservoir, yang disebabkan oleh volume fluida yang ada di dalamnya berkurang dikarenakan kegiatan eksploitasi. Hal yang terpenting adalah dalam pengambilan data sebelum kegiatan eksplotasi harus dilakukan dengan sebaik-baiknya karena data tersebut akan menjadi data acuan untuk proses monitoring reservoar panas bumi. Data acuan tersebut pada pelaksanaan monitoring akan dikomparasikan dengan data setelah eksploitasi. Pada penulisan tugas akhir ini, penulis menemui hambatan yaitu berupa ketidaan data setelah eksploitasi, sehingga diputuskan untuk melakukan pemodelan dengan menggunakan parameter-parameter yang ditentukan sendiri. Pada akhirnya 2
dengan melakukan monitoring reservoir diperoleh nilai perbandingan antara percepatan gravitasi dengan penurunan perubahan permukaan atas reservoir. 1.1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis ajukan adalah bagaimana monitoring reservoir panas bumi dengan menggunakan metode gravitasi? 1.2 Ruang Lingkup Kajian Untuk menjawab rumusan masalah di atas, akan penulis kaji hal-hal berikut: a. Teori Gravitasi b. Monitoring reservoir dengan metode gravitasi c. Parameter-parameter reservoir yang digunakan dalam model d. Analisis mengenai model yang dibuat 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui bagaimana monitoring reservoir panas bumi dengan menggunakan metode gravitasi. Sehingga diperoleh nilai perbandingan percepatan gravitasi dengan perubahan level reservoir. 3
1.4 Anggapan Dasar Metode Gravitasi merupakan salah satu metode geofisika, metode ini dikembangkan dari hukum Newton mengenai gaya tarik antara dua benda. Metode ini memanfaatkan gaya tarik yang terjadi antara bumi dengan pegas yang berada di dalam gravimeter. Pembacaan pegas akan merepresentasikan keadaan bawah permukaan apakah terdapat suatu area reservoir yang biasanya ditandai dengan adanya perbedaan nilai pembacaan pada gravimeter. Pembacaan pegas ini dihasilkan dalam bentuk nilai percepatan gravitasi pada titik pengamatan, dan perbedaan pembacaan pegas disebabkan adanya anomaly pada area di bawah titik pengamatan tersebut. Sehingga, jika terdapat perbedaan nilai hasi pembacaan dari gravimeter, tentunya disebabkan oleh adanya anomaly antara reservoir dengan batuan sekitar, dan pada umumnya reservoir mempunyai densitas yang lebih tinggi dibandingkan batuan sekitarnya. Pada proses monitoring ini kita dapat mengetahui penurunan muka reservoir dari perbedaan bacaan yang terjadi pada gravimeter ketika yang diambil pada titik pengamatan yang sama pada waktu yang berbeda. Perubahan nilai bacaan pada gravimeter pada titik pengamatan yang sama dapat memberikan informasi kepada kita mengenai keadaan muka reservoir dengan syarat keadaan awal reservoir diketahui. Secara umum metode ini baik digunakan dalam monitoring reservoir panas bumi. 4
1.5 Hipotesis Penggunaan metoda gravitasi dalam monitoring reservoir panas bumi ini dapat merepresentasikan keadaan seluruhnya di reservoir. Namun untuk monitoring tidak mutlak hanya metode gravitasi saja, karena walaupun baik digunakan namun metode gravitasi masih mempunyai beberapa kelemahan. Kelemahannya adalah tidak dapat menentukan arah pergerakan air dari sumur injeksi. Kelemahan metode gravitasi ini dapat ditutupi dengan penggunaan metode lain, contohnya adalah metode Micro Earthquake. 1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1.6.1 Metode Metode yang digunakan penulis adalah deskriptif analitis, karena penulisan ini bertujuan untuk menjelaskan. 1.6.2. Teknik pengumpulan data Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah: a. Studi kepustakaan b. Observasi melalui paper-paper c. Surfing di internet 5