Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Kepolisian Nasional Philipina (PNP), selanjutnya disebut sebagal "Para Pihak";

dokumen-dokumen yang mirip
Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Polandia, selanjutnya disebut Para Pihak :

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Commonwealth Australia selanjutnya disebut sebagai 'Para Pihak';

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara disebut sebagai 'Para Peserta;

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Sosialis Vietnam (selanjutnya disebut "Para Pihak"),

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Romania, selanjutmya disebut Para Pihak :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

MEMORANDUM ANTARA KEMENTERIAN PERTAHANAN JEPANG DAN KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERJA SAMA DAN PERTUKARAN DI BIDANG PERTAHANAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

~j,r. ~~ )lr REPUBLIK INDONESIA

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK RAKYAT CHINA MENGENAI BANTUAN HUKUM TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Isi Perjanjian DCA RI Singapura

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPPRES 10/1997, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN YORDANIA HASHIMIAH MENGENAI PELAYARAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG

MENGAKUI pentingnya upaya peningkatan pembangunan pendidikan di Indonesia; MEMPERTIMBANGKAN bahwa PASIAD sebagai suatu lembaga nirlaba Turki yang

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NCB Interpol Indonesia - Perjanjian Ekstradisi Antara Pemerintah Republik Indonesia Dan Philipina Selasa, 27 Juli :59

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM)

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA PASAL I PENGERTIAN-PENGERTIAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184 TAHUN 2014 TENTANG

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. 06/KPPU/NK/Xy2015 TENTANG

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KESEPAKATAN BERSAMA. antara KEMENTERIAN NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA. dengan TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN LAUT

Lihat untuk informasi lebih lanjut. LAMPIRAN 3

No pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, terutama hak untuk hidup. Rangkaian tindak pidana terorisme yang terjadi di wilayah Negara Ke

Pada hari ini, Jum'at tanggal sembilan, bulan Juni, tahun dua ribu enam (9 Juni 2006), yang bertanda tangan di bawah ini:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Para Kepala Kepolisian, Ketua Delegasi, Para Kepala National Central Bureau (NCB),

TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN. c.bahwa... melaksanakan hubungan dan kerja sama internasional untuk mencegah dan memberantas tindak pidana

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPPRES 178/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK MALI MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

ANTARA. 1. Dr. UNIFAH ROSYIDI, U.Pd., selaku KETUA Uiiuttrt PENGURUS BE$AR PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA, dalam hal ini bertindak untuk

PANDUAN KERJASAMA TENTANG PENYEDIAAN TENAGA AHLI, BAHAN PENGAJARAN, FASILITAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG KERJA SAMA PEMERINTAH ACEH DENGAN LEMBAGA ATAU BADAN DI LUAR NEGERI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOTA KESEPAKATAN BERSAMA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KERJASAMA DI BIDANG AKADEMIK PENERIMAAN MAHASISWA BARU (PMB) I. PENDAHULUAN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL.: 10 TAHUN 2006 TENTANG PANDUAN PENYUSUNAN NOTA KESEPAHAMAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DAFTAR ISI UNDANG-UNDANG ARBITRASE TAHUN Undang-undang Arbitrase Tahun (Direvisi tahun 2011)

No Bahwa secara umum ruang lingkup dalam pengaturan Pengklasifikasian Informasi Publik yaitu mengenai: 1. ketentuan umum; 2. asas dan tujuan

a. Bahwa Pihak Pertama adalah lembaga Negara yang bersifat mandiri yang dalam NOTA KESEPAKATAN ANTARA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERSETUJUAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK FEDERAL JERMAN TENTANG PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN TIMBAL BALIK PENANAMAN MODAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPPRES 112/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UZBEKISTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI) DAN KEPOLISIAN NASIONAL FILIPINA (PNP) TENTANG KERJASAMA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEJAHATAN TRANSNASIONAL Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Kepolisian Nasional Philipina (PNP), selanjutnya disebut sebagal "Para Pihak"; BERKEINGINAN untuk meningkatkan kerjasama antara kedua pihak dalam semangat kemitraan dan dalam kerangka ASEANAPOL; MEMPERHATIKAN adanya peningkatan ancaman kejahatan transnasional; MENYADARI arti pentingnya kerjasama yang efektif antara Para Pihak untuk penegakan hukum dalam mencegah dan menanggulangi kejahatan; MEMPERTIMBANGKAN Komunike Bersama Konferensi Kepala Kepolisian ASEAN ke 25 (ASEANAPOL) yang diselenggarakan di Denpasar Bali, Indonesia tanggal 16 20 Mei 2005; SEJALAN dengan hukum dan peraturan yang berlaku di negara masing-masing; Telah menyepakati hal-hal sebagal berikut: Pasal 1 PENGERTIAN 1 / 6

Untuk tujuan Nota Kesepahaman ini, pengertian beberapa istilah adalah sebagai berikut: 1. Kejahatan transnasional adalah kejahatan-kejahatan yang tercantum dalam Komunike Bersama Konferensi Kepala Kepolisian ASEAN ke 25 (ASEANAPOL). yang diselenggarakan di Denpasar, Bali, Indonesia, termasuk di dalamnya adalah perdagangan obat terlarang, terorisme, penyelundupan senjata, perdagangan manusia, kejahatan di laut, kejahatan dunia maya, pencucian uang, kejahatan komersial, kejahatan perbankan, kejahatan kartu kredit dan pemalsuan dokumen perjalanan. 2. Informasi Intelijen adalah setiap informasi yang diperlukan dalam proses penyelidikan untuk penegakan hukum. 3. Kegiatan Bersama adalah setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh para pihak dalam rangka mencegah dan menanggulangi kejahatan transnasional. 4. Komite Bersama adalah komite yang dibentuk oleh Para Pihak untuk merumuskan kebijakan dan arahan untuk menanggulangi dan mencegah kejahatan transnasional dalam kerangka Nota Kesepahaman ini. Pasal 2 KETENTUAN UMUM 1. Pelaksanaan Nota Kesepahaman ini harus menghormati prinsip kedaulatan, integritas wilayah, tidak mencampuri masalah dalam negeri, persamaan dan kepentingan bersama. 2. Salah satu pihak tidak bisa melakukan fungsi dan kompetensinya di wilayah pihak lain yang mana hal tersebut merupakan kewenangan dari pejabat berwenang dari pihak lain dimaksud, berdasarkan kedaulatan nasional dan hukum internasional. Pasal 3 TUJUAN 1. Tujuan dari Nota Kesepahaman ini adalah untuk meningkatkan kerjasama yang sudah berlangsung diantara kedua pihak, terutama dalam pencegahan dan penanggulangan kejahatan transnasional. 2. Nota Kesepahaman ini juga mempunyai sasaran untuk membangun kerjasama antara para Pihak dalam mencegah dan menanggulangi kejahatan transnasional sebagaimana telah disetujui dalam Komunike Bersama ASEANAPOL ke 25. 2 / 6

Pasal 4 LINGKUP KERJASAMA Para Pihak akan bekerjasama mencegah dan menanggulangi kejahatan transnasional, terutama tindak kejahatan yang berhubungan dengan: 1. Perdagangan Obat Terlarang; 2. Terorisme; 3. Penyelundupan Senjata; 4. Perdagangan Manusia; 5. Kejahatan di Laut; 6. Kejahatan Komersial, Kejahatan Perbankan dan Penipuan Kartu kredit; 7. Kejahatan Dunia Maya; 8. Pencucian Uang; 9. Pemalsuan Dokumen Perjalanan; 10. Penipuan Transnasional; 11. Kejahatan-kejahatan lain yang disetujui bersama oleh kedua Pihak. Pasal 5 BENTUK KERJASAMA Untuk melaksanakan Nota Kesepahaman ini, Para Pihak akan: 1. Mengadakan pertukaran informasi dan dokumen Intelijen, sejalan dengan ketentuan nasional dan dalam batas kewenangan masing-masing; 2. Membentuk kegiatan bersama yang terkoordinasi antara kepolisian, sejalan dengan ketentuan nasional dan dalam batas kewenangan masing-masing, untuk mencegah dan menanggulangi kejahatan transnasional; 3. Bekerjasama dalam peningkatan sumber daya manusia, termasuk pertukaran personel, pelatihan dan pendidikan; 4. Membentuk Komite Bersama sebagai badan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan Nota Kesepahaman ini; 5. Bekerjasama dalam kegiatan-kegiatan lain yang disepakati bersama oleh kedua belah Pihak. Pasal 6 3 / 6

PERTUKARAN INFORMASI INTELIJEN 1. Penggunaan setiap informasi intelijen, baik tertulis maupun lisan, yang diperoleh dari pelaksanaan Nota Kesepahaman ini, harus mematuhi ketentuan kerahasiaan sebagaimana ditetapkan oleh para Pihak; 2. Masing-masing Pihak yang menerima harus melakukan segala upaya untuk menjamin kerahasiaan dari informasi intelijen yang diberikan untuk tujuan Nota Kesepahaman ini; 3. Setiap informasi intelijen yang diterima dalam kerangka Nota Kesepahaman ini tidak dapat diberikan kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis dari Kedua belah Pihak. Pasal 7 KOMITE BERSAMA 1. Para Pihak akan membentuk Komite Bersama yang terdiri dari perwakilan kedua belah Pihak, jumlah perwakilan dari masing-masing Pihak akan ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama. 2. Komite Bersama akan diketuai oleh Kepala Komite Indonesia dan Komite Filipina yang nantinya akan membentuk Sub-sub Komite. 3. Tugas Komite Bersama adalah sebagai berikut 1. Merumuskan dan menentukan kebijakan dan arahan dalam upaya mencegah dan memberantas kejahatan transnasional; 2. Melaksanakan kebijakan dan program kegiatan yang telah disepakati bersama; 3. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam kerangka Nota Kesepahaman ini; 4. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan, mengidentifikasi dan menyusun program-program berikutnya. 5. Komite Bersama akan bertemu paling tidak sekali setahun, bergantian di Indonesia atau Filipina pada tanggal dan tempat yang akan disetujui bersama diantara Para Pihak, sementara anggota-anggota Sub Komite dapat bertemu sewaktu-waktu apabila diperlukan baik di Indonesia maupun Filipina. 6. Komposisi untuk Komite Bersama dari Indonesia sebagaimana terlampir dalam Annex 1, dan komposisi untuk Komite Bersama dari Filipina terlampir dalam Annex 2. Pasal 8 PEMBERITAAN KE MEDIA 1. Pemberitaan ke media, baik secara pribadi maupun bersama, harus dikoordinasikan 4 / 6

untuk menjamin kepentingan Para Pihak. 2. Pemberitaan ke media dimaksudkan untuk meningkatkan citra lembaga penegak hukum, disamping untuk menekan dan melemahkan tindak kejahatan yang dilakukan oleh para pelaku kejahatan. Pasal 9 PEMBIAYAAN Para Pihak akan menanggung biaya masing-masing yang timbul dari setiap kegiatan yang dilakukan sebagai pelaksanaan dari Nota Kesepahaman ini. Pasal 10 PENOLAKAN UNTUK BEKERJASAMA Jika dalam pelaksanaan kerjasama dalam lingkup Nota Kesepahaman ini melanggar kedaulatan negara Pihak atau mengancam keamanan, atau bertentangan dengan hukum dan peraturan dari negara Pihak, salah Pihak dapat menghapuskan beberapa lingkup kerjasama atau menunda kerjasama secara keseluruhan. Pasal 11 KEWAJIBAN INTERNASIONAL Ketentuan-ketentuan dalam Nota Kesepahaman ini tidak boleh bertentangan dengan setiap Perjanjian Internasional yang mana Republik Indonesia atau Republik Filipina sebagai Pihak. Pasal 12 AMANDEMEN Nota Kesepahaman ini dapat direvisi atau diamandemen setiap saat dengan kesepakatan tertulis oleh Para Pihak. Revisi atau amandemen dimaksud akan mulai berlaku pada tanggal 5 / 6

yang ditentukan bersama oleh Para Pihak. Pasal 13 PENYELESAIAN SENGKETA Hal-hal yang timbul dalam penafsiran, aplikasi atau penerapan dari Nota Kesepahaman ini akan diselesaikan pada tingkat Komite Bersama. Apabila Komite Bersama tidak dapat menyelesaikan permasalahan tersebut, hal ini akan dilaporkan kepada Kepala Kepolisian masing-masing. Pasal 14 MULAI BERLAKU, MASA BERLAKU DAN PENGAKHIRAN 1. Nota Kesepahaman ini mulai berlaku pada tanggal penandatanganan. 2. Nota Kesepahaman ini akan berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan bersama oleh Para Pihak secara tertulis. 3. Salah satu Pihak setiap saat dapat menghentikan Nota Kesepahaman ini dengan memberikan pemberitahuan tertulis paling tidak 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Nota Kesepahaman ini. SEBAGAI BUKTI, yang bertanda tangan dibawah telah diberi kuasa oleh Pemerintah masing-masing, menandatangani Nota Kesepahaman ini. DIBUAT dalam rangkap dua di Jakarta pada tanggal delapan belas bulan Nopember tahun dua ribu lima, dalam bahasa Indonesia dan Inggris, semua naskah mempunyai kekuatan yang sama. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, naskah bahasa Inggris yang digunakan. 6 / 6