BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara. aturan perundang-undangan dalam HIR atau RBG.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat tergantung kepada tanah

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP TANAH BERIKUT BANGUNAN YANG DIJAMINKAN DI BANK DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan begitu antusiasnya masyarakat jika ada event sepakbola,

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tolak ukur dari keberhasilan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN DAPAT DITERIMANYA CONSERVATOIR BESLAG SEBAGAI PELAKSANAAN EKSEKUSI RIIL ATAS SENGKETA TANAH

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB 1 PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh instansi-instansi yang menurut Undang-Undang mempunyai

: EMMA MARDIASTA PUTRI NIM : C.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Didalam Hukum Acara Perdata terdapat dua perkara, yakni perkara

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN SITA JAMINAN ATAS BENDA BERGERAK PADA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

DAMPAK PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN PASAL 29 UNDANG UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. yang diintrodusir oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang. Perdata. Dalam Pasal 51 UUPA ditentukan bahwa Hak Tanggungan dapat

BAB I PENDAHULUAN. patut, dinyatakan sebagai penyalahgunaan hak. 1 Salah satu bidang hukum

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dalam. rangka upaya peningkatan pembangunan nasional yang bertitik berat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka. merata di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri, ia memerlukan tangan ataupun

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. suatu persetujuan yang menimbulkan perikatan di antara pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA WARIS ATAS TANAH HAK MILIK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA DAN PENGADILAN AGAMA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

WEWENANG KURATOR DALAM PELAKSANAAN PUTUSAN PAILIT OLEH PENGADILAN

BAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang

Imma Indra Dewi Windajani

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN DALAM UU.NO.4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH BESERTA BENDA- BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

NASKAH PUBLIKASI EKSEKUSI JAMINAN HAK TANGGUNGAN BERDASARKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG BERSIFAT CONDEMNATOIR

BAB I PENDAHULUAN. jaminan demi keamanan pemberian kredit tersebut. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai orang perseorangan dan badan hukum 3, dibutuhkan penyediaan dana yang. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan. Kehakiman mengatur mengenai badan-badan peradilan penyelenggara

BAB III BADAN HUKUM SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BPR ALTO MAKMUR SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik dalam bentuk perorangan ( natural person ) ataupun dalam bentuk badan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

SKRIPSI PENGINGKARAN PUTUSAN PERDAMAIAN OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dalam rangka pengembangan usahanya dimungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. diakses pada tanggal 11 Agustus 2009 pukul WIB.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar 1945 juga telah ditegaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum. Sejalan dengan ketentuan tersebut, maka salah satu prinsip penting dalam negara hukum adalah adanya jaminan penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman yang merdeka, dan bebas dari pengaruh kekuasaan lainnya untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Eksekusi sebagai tindakan hukum yang dilakukan oleh pengadilan kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara lanjutan dari proses pemeriksaan perkara. Oleh karena itu, eksekusi tiada lain daripada tindakan yang berkesinambungan dari keseluruhan proses hukum acara perdata. Eksekusi merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisah dari pelaksanaan tata tertib yang terkandung dalam HIR atau RBG. Setiap orang yang ingin mengetahui pedoman aturan eksekusi harus merujuk ke dalam aturan perundang-undangan dalam HIR atau RBG. 1 Hak Tanggungan mempunyai sifat yang tidak dapat dibagi-bagi kecuali bila diperjanjikan di dalam APHT-nya. Dengan demikian sekalipun utang sudah dibayar sebagian, Hak Tanggungan tetap membebani seluruh obyek Hak Tanggungan. Namun bila Hak Tanggungan dibebankan kepada 1 Yahya Harahap, 2007, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, Jakarta:Sinar Grafika, hal. 1 1

2 beberapa obyek, maka dapat diperjanjikan bahwa pelunasan angsuran utang yang besarnya sama dengan nilai masing-masing obyek akan membebaskan obyek tersebut dari Hak Tanggungan, sehingga Hak Tanggungan hanya membebani sisanya saja. Di dalam Pasal 1131 KUH Perdata disebutkan bahwa segala kebendaan dari debitur, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan yang dibuatnya. Hal ini berarti bahwa segala harta kekayaan seseorang menjadi jaminan untuk seluruh hutanghutangnya. Bila pada saat utangnya jatuh tempo dan lalai dalam memenuhi kewajibannya terhadap krediturnya, maka kekayaan itu dapat disita dan dilelang, yang hasilnya kemudian digunakan untuk memenuhi kewajiban atau membayar hutang kepada krediturnya. Semua putusan pengadilan mempunyai kekuatan eksekutorial yaitu kekuatan untuk dilaksanakan secara paksa oleh alat-alat Negara. Suatu putusan pengadilan dikatakan mempunyai kekuatan eksekutorial karena adanya kepala putusan, yang berbunyi: Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Namun tidak semua putusan pengadilan dalam melaksanakannya dilakukan secara paksa oleh alat-alat Negara, tetapi hanya putusan pengadilan yang diktumnya bersifat condemnatoir, sedangkan putusan yang diktumnya bersifat declaratoir dan constitutive tidak memerlukan sarana-sarana untuk melaksanakannya. 2 2 Riduan Bakti Syahrani, 2000, Materi Dasar Hukum Acara Perdata, Bandung:Citra Aditya, hlm.117.

3 Putusan yang bersifat kondemnatoir ialah putusan yang mengandung tindakan penghukuman terhadap diri tergugat. Pada umumnya putusan yang bersifat kondemnatoir terwujud dalam perkara yang berbentuk kontentiosa (contentiosa). Perkara yang disebut berbentuk kontentiosa (contentieuse rechtspraak, contentious jurisdiction) 3 Perjanjian hutang piutang masyarakat juga sering menggunakan jaminan harta benda. Para pihak yang mengadakan perjanjian terikat patuh terhadap perjanjian yang telah dibuat sesuai dengan asas pacta sunt servanda dan segala hal yang telah disepakati tersebut berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak dalam perjanjian. Perjanjian yang dibuat dalam bentuk lisan mengandung banyak resiko jika dibandingkan perjanjian yang dibuat dalam bentuk tertulis. Bilamana dibuat secara tertulis, maka hal ini dapat dipakai sebagai bukti apabila terjadi perselisihan. Resiko seperti ini sering ditemukan dan didalam oleh masyarakat di daerah-daerah pelosok Indonesia karena wawasan hukumnya masih rendah akibatnya sering pula terjadi konflik antar anggota masyarakat karena adanya ingkar janji atau wanpresatasi. 4 Dasar hukum wanprestasi Pasal 1238: Debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan. Dan Pasal 1243 penggatian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan lalai, tetap lalai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu yang telah ditentukan. 3 Yahya Harahap, Op.Cit.,hal.1. 4 Dasar Hukum Wanprestasi Pasal 1238

4 Adanya pelaksanaan eksekusi hak tanggungan, karena adanya kewajiban dari debitur kepada kreditur yang tidak terpenuhi, karena sebelumnya telah dibuat suatu perjanjian antara debitur dan kreditur dengan ditanda tanganinya akta pemberian hak tanggungan yang dibuat di Hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), dan didaftarkan di Kantor Pertanahan. Suatu keadaan dimana debitur tidak melaksanakan prestasinya sesuai dengan apa yang telah dijanjikannya, karena kesalahannya dan ia telah ditegur, maka pelaksanaan eksekusi dapat dilakukan. Dalam hal ini wewenang Ketua Pengadilan Negeri setempat sehingga apabila dikaji secara mendalam bagaimana peran dari Pengadilan Negeri dalam proses pelaksanaan eksekusi Hak Tanggungan serta perosedur eksekusi jaminan hak tanggungan berdasarkan putusan pengadilan yang bersifat condemnatoir studi kasus Putusan Nomor 76/Pdt.G/2010/PN.Sukoharjo. Diharapkan dapat memperjelas jawaban terhadap permasalahan. Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas, melalui serangkain pencarian data dan penelitian maka penulis tertarik mengambil judul EKSEKUSI JAMINAN HAK TANGGUNGAN BERDASARKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG BERSIFAT CONDEMNATOIR (Studi Kasus Putusan Nomor 76/Pdt.G/2010/PN.Sukoharjo). B. Pembatasan Masalah Penelitian yang lebih fokus akan menghasilkan suatu penelitian hukum yang lebih lengkap dalam menemukan tujuan dari penelitian hukum tersebut,

5 untuk itu Penulis membatasi pada wilayah lokasi penelitian yaitu di Pengadilan Negeri Sukoharjo. C. Rumusan Masalah Agar permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini menjadi jelas diperlukan suatu rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan eksekusi jaminan hak tanggungan melalui putusan pengadilan yang bersifat condemnatoir studi kasus Putusan Nomor 76/Pdt.G/2010/PN.Sukoharjo? 2. Bagaimana pertimbangan hakim dalam menyelesaian eksekusi jaminan hak tanggungan berdasarkan putusan pengadilan yang bersifat condemnatoir studi kasus Putusan Nomor 76/Pdt.G/2010/PN.Sukoharjo? D. Tujuan Penelitian Adapun Tujuan dari penulisan ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan eksekusi jaminan hak tanggungan melalui putusan pengadilan yang bersifat condemnatoir studi kasus Putusan Nomor 76/Pdt.G/2010/PN.Sukoharjo. 2. Untuk mengetahui pertimbangan hakim menyelesaian eksekusi jaminan hak tanggungan berdasarkan putusan pengadilan yang bersifat condemnatoir studi kasus Putusan Nomor 76/Pdt.G/2010/PN.Sukoharjo.

6 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Melalui penelitian ini, dapat dijadikan sebagai upaya untuk menambah wawasan atau pengetahuan terutama bagi penulis pribadi dalam bidang hukum perdata mengenai pertimbangan hakim dalam menetukan eksekusi jaminan hak tanggungan yang bersifat condemnatoir. 2. Bagi Dunia Peradilan Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan penelitian sebagai dasar bagi Pengadilan Negeri di Indonesia dalam meningkatkan kinerjanya sebagai lembaga peradilan yang senantiasa menegakkan keadilan dan menjamin kepastian hukum. 3. Bagi Masyarakat a. Memberikan sumbangan pemikiran ataupun bahan masukan terhadap pihak-pihak yang terkait tentang masalah perjanjian terutama mengenai pertimbangan hakim dalam menentukan putusan eksekusi jaminan hak tanggungan yang bersifat condemnatoir. b. Penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat tentang tanggung jawab debitur terhadap Perjanjian Hutang Piutang yang terjadi di Indonesia pada umumnya dan di lingkup Surakarta pada khususnya, sehingga dapat dijadikan sebagai bingkai cara berfikir, cara bertindak juga dalam mengambil keputusan guna mewujudkan keadilan dalam memberikan perjanjian hutang piutang.

7 4. Bagi Ilmu Pengetahuan a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dalam hal pengembangan Ilmu Hukum, terutama di bidang Hukum Perdata Tentang eksekusi jaminan hak tanggungan yang bersifat condemnatoir di Indonesia. b. Penulis berharap dapat mengembangkan pengetahuan dalam bidang hukum putusan eksekusi jaminan hak tanggungan di Indonesia. Menjadi bahan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang tentu lebih mendalam, khususnya mengenai permasalahanpermasalahan mengenai putusan penggadilan dalam eksekusi jaminan hak tanggungan yang bersifat condemnatoir. F. Metode Penelitian Penelitian pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Menemukan berarti memperoleh sesuatu untuk mengisi kekosongan atau kekurangan. Mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam sesuatu yang sudah ada. Menguji kebenaran dilakukan jika apa yang sudah ada masih menjadi diragu-ragukan kebenarannya.oleh karena itu, setiap tahap dalam penelitian harus didasari pada suatu metode penelitian yang berfungsi sebagai arah yang tepat untuk mencapai tujuan dari penelitian

8 yang dilakukan. 5 Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Metode yang digunakan dalam penelitian adalah melalui pendekatan Sosiologis atau Non-Doktrinal dimana fokus kajianya adalah data primer. 6 Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian hukum yuridisempiris. Pada penelitian empiris, penelitian hanya dilakukan dengan cara meneliti data primer, yaitu wawancara dilanjutkan dengan meneliti eksekusi jaminan hak tanggungan berdasarkan putusan pengadilan yang bersifat condemnatoir (studi kasus Putusan Nomor 76/ Pdt.G/ 2010/ PN.Sukoharjo). Penerapan metode kualitatif pada penelitian ini adalah untuk mengungkap kebenaran dan memahaminya. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian deskriptif, yaitu untuk memberikan data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala lainnya. 7 Penulis memilih jenis penelitian deskriptif karena penulis ingin memberikan gambaran yang selengkap-lengkapnya mengenai proses pelaksanaan dan penyelesaian eksekusi jaminan hak tanggungan 5 LP3M, Jumat, 21 Januari 2011, Tentang Metode Penelitian, Http:// lp3madilindonesia. blogspot.co.id/ 2011/01/divinisi-penelitian metode-dasar.html, Diunduh Minggu, 08 November 2015 pukul 19.00 WIB. 6 Khudzaifah Dimyati, 2004, Penelitian Hukum, Surakarta: Buku Pegangan Kuliah Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta, hal.49. 7 Soerjono Soekanto, 2009, Pengantar Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal.13-14.

9 berdasarkan putusan pengadilan yang bersifat condemnatoir (studi kasus Putusan Nomor 76/Pdt.G/2010/PN.Sukoharjo). 3. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objeknya. 8 Dalam hal ini penulis melakukannya wawancara pribadi dengan Hakim Pengadilan Negeri Sukoharjo Tentang kasus Eksekusi Jaminan Hak Tanggungan Berdasarkan Putusan Pengadilan yang Bersifat Condemnatoir (Studi Kasus Putusan Nomor 76/ Pdt.G/ 2010/ PN.Sukoharjo). b. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh dai bahan-bahan pustaka yang terdiri dari tiga bahan hukum, yaitu: 9 1) Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat, yang terdiri dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Pokok- Pokok Agraria nomor 5 Tahun 1960, Putusan Perkara Eksekusi Jaminan Hak Tanggungan Nomor 76/Pdt.G/2010/PN.Sukoharjo; 2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang terdiri dari bukubuku, litelatur, tulisan-tulisan, berita koran, dan hasil penelitian ilmiah yang berkaitan dengan materi penelitian yang dapat memperkaya referensi dalam menyelesaikan penelitian ini; 8 Rianto Adi, 2004, Metologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit, hal.1. 9 Soerjono Soekanto, Op.Cit., hal 12-13

10 3) Bahan hukum tersier, yang terdiri dari kamus hukum yang dapat memberikan petunjuk terhadap bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder. 4. Metode Pengumpulan Data a. Penelitian Lapangan Penelitian lapangan ini dilakukan penulis melalui wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan proses tanya jawab secara langsung antara pewawancara dengan informan atau responden. b. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dalam penulisan skripsi ini, dilakukan penulis dengan cara mengumpulkan sumber-sumber tertulis yang berkaitan deengan masalah yang diteliti, seperti peraturan perundangperundangan, pendapat para ahli, dan juga sumber-sumber tertulis lainnya. G. Metode Analisis Data Cara untuk menganalisis dalam penelitian ini adalah jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif analitis. Adapun yang dimaksud dengan penelitian deskriptif analitis, yaitu menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan yang akan diteliti.

11 H. Sistematika Penulisan Skripsi Penyusunan Skripsi ini dibagi dalam empat bab yang disusun secara sistematis. Untuk mempermudah dalam melakukan analisis, pembahasan serta penjabaran dari penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka peneliti menyusun sistermatika penulisannya sebagai berikut: BAB I pendahuluan yang berisikan tentang, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II tinjauan pustaka dalam penulisan ini akan memberikan kajian-kajian mengenai teori, pengertian, dan peraturan-peraturan hukum yang mengatur mengenai hukum yang berkaitan dengan Eksekusi Hak Tanggungan dalam masalah wanprestasi guna dijadikan dasar untuk menemukan berbagai doktrin dan aturan yang mengatur mengenai hukum Eksekusi Hak Tanggungan. BAB III menjabarkan hasil penelitian dan pembahasan didalamnya penulis melakukan analisis atas rumusan masalah yang dibuat oleh penulis berdasarkan data hasil penelitian yang didapatkan, kemudian melakukan pengolahan data dengan melakukan analisa dengan peraturan perundangan yang mengaturnya. BAB IV adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.