Tata cara pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian kimia sedimen

dokumen-dokumen yang mirip
ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Cara uji kadar nitrogen total sedimen dengan distilasi Kjeldahl secara titrasi

Pupuk dolomit SNI

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Cara uji berat jenis aspal keras

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Pupuk kalium sulfat SNI

Pupuk SP-36 SNI

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

Cara uji kelarutan aspal

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Pupuk super fosfat tunggal

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Pupuk amonium sulfat

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Cara uji daktilitas aspal

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Cara uji penetrasi aspal

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

Cara uji sifat tahan lekang batu

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

Pupuk amonium klorida

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air mineral SNI 3553:2015

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

Analisis kadar abu contoh batubara

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

3 Metodologi Penelitian

Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

Pupuk tripel super fosfat

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

Lampiran 1 Lay out penelitian I

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Pupuk fosfat alam untuk pertanian

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia ICS 93.040; 13.060.30 Tata cara pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian kimia sedimen Badan Standardisasi Nasional

BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan dan persyaratan... 2 4.1 Prinsip... 2 4.2 Pengambilan contoh uji... 2 4.2.1 Contoh uji sedimen layang dalam air... 2 4.2.2 Contoh uji sedimen dasar... 2 4.3 Bahan... 3 4.4 Peralatan... 3 5 Persiapan pembuatan ekstrak... 4 5.1 Sedimen layang... 4 5.2 Sedimen dasar... 4 5.3 Pembuatan pereaksi... 5 5.4 Pencucian alat... 6 6 Prosedur pembuatan ektraksi sedimen... 6 6.1 Pembuatan ekstrak sedimen pengujian ph... 6 6.2 Pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian fosfat... 6 6.3 Pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian amonium... 7 6.4 Pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian nitrat... 7 6.5 Pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian logam total unsur kelumit... 8 7 Jaminan mutu... 8 8 Laporan... 8 Lampiran A... 9 Gambar A.1 Pembuatan ekstrak sedimen... 10 Gambar A.2 Pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian ph... 10 Gambar A.3 Pembuatan ekstrak sedimen pengujian logam total unsur kelumit... 11 Gambar A.4 Pembuatan ekstrak sedimen pengujian amonium... 12 Gambar A.5 Pembuatan ekstrak sedimen pengujian fosfat... 13 Gambar A.6 Pembuatan ekstrak sedimen pengujian nitrat... 14 Lampiran B... 15 BSN 2013 i

Prakata Standar ini merupakan revisi dari SNI 03-4819-1998, Tata cara pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian sifat kimia sedimen karena perlu penyesuaian terhadap perkembangan ilmu dan teknologi dengan perubahan pada beberapa materi, yaitu: ruang lingkup, acuan normatif, istilah definisi, penambahan bagan alir serta format penulisan yang telah mengikuti PSN 08:2007. Revisi dilakukan berdasarkan pengalaman pelaksanaan pengujian di laboratorium Balai Lingkungan Keairan Pusat Litbang Sumber Daya Air. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, Sub Panitia Teknis 91-01-S1 Sumber Daya Air dan telah dibahas pada rapat konsensus tanggal 31 Mei 2012 di Bandung dengan peserta rapat yang mewakili pemerintah produsen, konsumen, pakar,dan instansi teknis terkait lainnya. BSN 2013 ii

Pendahuluan Dalam sumber air terdapat kandungan unsur-unsur kelumit yang hanya bisa dipisahkan dengan cara pemekatan untuk bisa terdeteksi secara kuantitatif. Metode ekstraksi merupakan cara untuk menyiapkan benda uji untuk unsur kelumit dalam sumber daya air, yang umumnya unsur-unsur ini dalam sumber air telah menjadi senyawa kompleks yang terabsorpsi dan terakumulasi dalam material partikulat pada aliran sungai seperti dalam sedimen layang maupun sedimen dasar sungai. Tata cara pembuatan ekstrak sedimen ini dimaksudkan untuk menyiapkan benda uji menjadi siap uji secara praktis dalam determinasi logam dan non logam. Demikian pula halnya untuk determinasi parameter seperti ph (air, CaCl2), amonium, fosfat, nitrat dan lainnya, dalam sedimen layang maupun sedimen dasar dapat dilakukan melalui cara yang sama yaitu melalui proses ekstraksi ini. Standar ini diharapkan dapat digunakan dan bermanfaat untuk teknisi dalam pembuatan ekstrak sedimen layang dan/atau sedimen dasar sebagai benda uji untuk berbagai parameter. BSN 2013 iii

Tata cara pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian kimia sedimen 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan tata cara pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian kimia sedimen layang dan/atau sedimen dasar antara lain ph, amonium (NH 4 ), fosfat (PO 4 ), nitrat (NO 3 ), logam total dan unsur kelumit dalam sedimen : aluminium (Al), boron (B), barium (Ba), kobal (Co), besi (Fe), magnesium (Mg), molibdenum (Mo), kalium (K), natrium (Na), strontium (Sr) dan vanadium (V), agar dapat diuji dengan standar pengujian air. 2 Acuan normatif SNI 4314:2008, Tata cara pengambilan contoh muatan sedimen melayang di sungai dengan cara integrasi kedalaman berdasarkan pembagian debit ASTM D 887-07, Standard practices for sampling water formed deposit. 3 Istilah dan definisi Istilah dan definisi yang digunakan dalam standar ini adalah sebagai berikut : 3.1 air bebas mineral air yang diperoleh dengan cara distilasi ataupun proses demineralisasi sehingga diperoleh air dengan konduktifitas lebih kecil dari 2 μmhos/cm 3.2 baja nir karat baja yang tahan karat (stainless steel) 3.3 benda uji contoh sedimen layang dan/atau sedimen dasar yang siap untuk diuji 3.4 contoh uji contoh air langsung dari lapangan yang mengandung sedimen layang dan/atau sedimen dasar yang akan diproses menjadi benda uji 3.5 ekstrak hasil dari proses ekstraksi 3.6 ekstraksi proses untuk mengekstrak suatu unsur atau senyawa dengan suatu larutan BSN 2013 1 dari 16

3.7 larutan induk larutan baku kimia yang dibuat dengan kadar tinggi dan akan digunakan untuk membuat larutan baku dengan kadar yang lebih rendah 3.8 larutan pengekstrak larutan campuran pereaksi kimia yang digunakan untuk mengekstrak contoh uji sehingga membentuk senyawa kompleks 3.9 molaritas (M) jumlah mol suatu bahan dalam satu liter larutan 3.10 normalitas (N) jumlah berat ekuivalen dalam satu liter larutan 3.11 sedimen dasar material padat yang terdiri dari bahan anorganik dan organik yang terpartikulat pada dasar sungai 3.12 sedimen layang material padat yang terdiri dari bahan anorganik dan organik yang terpartikulat dan melayang dalam air 3.13 unsur kelumit unsur kimia yang keberadaannya di alam mempunyai konsentrasi yang rendah sekali masukan istilah spektrofotometri, kuartener, kertas saring, 4 Ketentuan dan persyaratan 4.1 Prinsip Ion dari senyawa amonium, fosfat, nitrat, logam total dan unsur-unsur kelumit (Al, B, Ba, Co, Fe, Mg, Mo, K, Na, Sr, V) dalam sedimen, bereaksi dengan larutan pengekstrak membentuk senyawa kompleks. Serapan senyawa kompleks tersebut kemudian diukur secara spektrofotometri (SSA dan UV-Vis). 4.2 Pengambilan contoh uji 4.2.1 Contoh uji sedimen layang dalam air Pengambilannya sesuai dengan SNI 4314:2008 Tentang : Tata cara pengambilan contoh muatan sedimen melayang di sungai dengan cara integrasi kedalaman berdasarkan pembagian debit 4.2.2 Contoh uji sedimen dasar Pengambilannya sesuai dengan ASTM D 887-2007. Standard practice for sampling water formed deposit BSN 2013 2 dari 16

4.3 Bahan Bahan yang digunakan dalam tata cara ini harus berkualitas tinggi (supra pure atau high pure) atau pro analisis (p.a) terdiri atas: a) Air bebas mineral; b) Kalsium klorida, CaCl 2. 2H 2 O; c) Natrium bikarbonat, NaHCO 3 ; d) Asam klorida, HCL pekat; e) Asam nitrat, HNO 3 pekat; f) Kuprisulfat, CuSO 4. 5H 2 O; g) Magnesium karbonat, MgCO 3 ; h) Natrium klorida, NaCl; i) Natrium hidroksida, NaOH; j) Kalium klorida, KCl, k) Magnesium oksida, MgO; l) Parafin cair; m) Perak sulfat, Ag 2 SO 4 ; n) Kalsium hidroksida, Ca (OH) 2 ; o) Amonium fluorida, NH 4 F; p) Arang aktif. 4.4 Peralatan Peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan pemakaian alat dan layak pakai yang terdiri atas : a) Alat penggerus dan lumpang porselen; b) Ayakan baja nir karat, bundar dengan porositas 0,5 mm dan 2,0 mm; c) Timbangan analitis dengan ketelitian 0,1 mg yang terkalibrasi; d) Kertas saring whatman No. 40 dan No. 44; e) Mesin pengocok otomatis dengan pengatur putaran per satuan waktu (rpm); f) Oven yang terkalibrasi; g) Gelas piala borosilikat yang kapasitas 100 ml dan 400 ml; h) Kaca arloji yang berdiameter 7 cm dan 8 cm ; i) Labu Erlenmeyer yang berkapasitas 250 ml dan 1000 ml; j) Cawan petri yang berdiameter 10 cm; k) Lemari pendingin dan lemari pembeku; l) Labu ukur 50,0 ml, 100,0 ml dan 1000,0 ml yang terkalibrasi; m) Pelat pemanas dengan pengatur suhu 95 ºC sampai dengan 105 ºC yang terkalibrasi; n) Peralatan distilasi. BSN 2013 3 dari 16

5 Persiapan pembuatan ekstrak 5.1 Sedimen layang a) Kocok contoh uji sedimen layang yang telah diambil dari lapangan (SNI 4314:2008) hingga homogen kemudian masukkan ke dalam tabung pengendap sebanyak 350 ml atau lebih dan biarkan mengendap selama 24 jam; b) Keluarkan endapan dari tabung pengendap dengan cara membuka cerat dan tampung ke dalam cawan penguap yang sudah diketahui beratnya. : - sebagian endapan dibiarkan kering udara yang akan digunakan dalam pembuatan ekstrak untuk pengujian ph H 2 O, ph KCl, amonium, fosfat dan nitrat ; - sebagian endapan dikeringkan 95 0 C selama 2 jam hingga berat konstan yang akan digunakan dalam pembuatan ekstrak untuk pengujian unsur kelumit Al, B, Ba, Cd, Ca, Cr, Co, Cu, Fe, Pb, Mg, Mn, Mo, Ni, K, Na, Sr, V, dan Zn; c) Haluskan setiap endapan contoh uji yang telah kering udara dan contoh uji kering 95 0 C dengan cara menggerusnya pada lumpang porselen dan ayak dengan ayakan yang berdiameter lubang 0,50 mm; d) Lakukan pengulangan butir a) sampai dengan butir c) sehingga didapatkan berat endapan yang sesuai dengan kebutuhan ( lihat Lampiran A); e) Simpan setiap hasil endapan tersebut dalam kantong atau botol plastik dan tutup rapat sampai saat pengujian dilakukan; f) benda uji siap untuk ditimbang dan diekstrak; g) Apabila pelaksanaan pengujian dalam jangka waktu sampai dengan1 minggu, agar tidak terjadi perubahan fisik, contoh uji harus disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 4 ºC. Namun, apabila pelaksanaan pengujian terjadi dalam jangka waktu lebih dari satu minggu, benda uji harus disimpan dalam lemari pembeku pada suhu -20 ºC. 5.2 Sedimen dasar a) Kumpulkan sedimen dasar yang diambil dari lapangan sesuai ASTM D 887-07; b) Aduk secara merata dan tebarkan pada tampah ; c) Lakukan pembagian contoh uji secara kwartener, kemudian ambil ¼ bagian dari contoh uji tersebut. d) Lakukan pengeringan udara terhadap sebagian contoh uji yang akan digunakan dalam pembuatan ekstrak untuk pengujian ph H 2 O, ph KCl, amonium, fosfat dan nitrat; e) Lakukan pengeringan 95 0 C selama 2 jam hingga berat konstan terhadap contoh uji yang akan digunakan dalam pembuatan ekstrak untuk pengujian unsur kelumit Al, B, Ba, Cd, Ca, Cr, Co, Cu, Fe, Pb, Mg, Mn, Mo, Ni, K, Na, Sr, V, dan Zn; f) Lakukan penggerusan terhadap benda uji yang telah kering udara dan benda uji yang telah kering 95 0 C menggunakan lumpang dan alu porselen; g) Ayak benda uji dengan ayakan yang berdiameter butir 0,50 mm;. h) Simpan hasil ayakan tersebut dalam kantong atau botol plastik dan tutup rapat sampai saat pengujian dilakukan; i) Benda uji siap ditimbang dan diekstrak; j) Apabila dalam pelaksanaan pengujian sampai dengan satu minggu agar tidak terjadi perubahan fisik benda uji harus disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 4 ºC. bila BSN 2013 4 dari 16

pelaksanaan pengujian terjadi dalam jangka waktu lebih dari satu minggu, benda uji harus disimpan dalam lemari pembeku pada suhu -20 ºC. 5.3 Pembuatan pereaksi Prosedur pembuatan pereaksi larutan adalah sebagai berikut : 5.3.1 Pembuatan larutan induk kalsium klorida 1,0 M (Molar): a) larutkan 147 g CaCl 2. 2H 2 O dengan air bebas mineral di dalam labu ukur 1 L; b) dinginkan pada temperatur kamar; c) tambahkan air bebas mineral sampai volumenya tepat pada tanda tera 1 L; d) pipet 15 ml larutan tersebut dan masukkan ke dalam labu ukur 200 ml; e) tambahkan air bebas mineral sampai volumenya tepat pada tanda tera; 5.3.2 Pembuatan larutan baku kalsium klorida 0,01 M: Prosedur pembuatan larutan ini adalah sebagai berikut: a) pipet 20 ml larutan induk kalsium klorida 1,0 M, masukkan ke dalam labu ukur 2 L; b) tambahkan air bebas mineral sampai volumenya tepat pada tanda tera; 5.3.3 Pembuatan larutan natrium klorida 1 N (Normalitas): Prosedur pembuatan larutan ini adalah sebagai berikut: a) larutkan 58,5 g NaCl dengan air bebas mineral di dalam labu ukur 1 L; b) tambahkan air bebas mineral sampai volumenya tepat pada tanda tera; 5.3.4 Pembuatan larutan natrium klorida 15%: a) larutkan 150 g NaCl dengan air bebas mineral di dalam labu ukur 1 L; b) tambahkan air bebas mineral sampai volumenya tepat pada tanda tera; 5.3.5 Pembuatan larutan Ag 2 SO 4 0,6%: a) larutkan 6 g Ag 2 SO 4 dengan air bebas mineral di dalam labu ukur 1 L; b) tambahkan air bebas mineral sampai volumenya tepat pada tanda tera; 5.3.6 Pembuatan larutan pengekstrak campuran amonium fluorida 0,03 N dan asam klorida 0,025 N: a) Prosedur pembuatan larutan ini adalah sebagai berikut: 1) pipet 15 ml larutan NH 4 F 1 N dan 25 ml larutan HCl 0,5 N; 2) masukkan ke dalam labu ukur 500 ml yang telah berisi 460 ml air bebas mineral; b) Larutan pengekstrak natrium bikarbonat 0,5 M ph 8,5 dibuat dengan cara: 1) larutkan 42,0 g NaHCO 3 dengan air bebas mineral di dalam labu ukur 1L; 2) tambahkan air bebas mineral sampai volumenya tepat pada tanda tera; 3) Nilai ph larutan diatur menjadi 8,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N; BSN 2013 5 dari 16

c) Larutan pengekstrak kuprisulfat dibuat dengan cara : 1) larutkan 20 ml larutan CuSO 4. 5H 2 O dengan 100 ml larutan Ag 2 SO 4 0,6% di dalam labu ukur 1 L; 2) tambahkan air bebas mineral sampai volumenya tepat pada tanda tera. 5.4 Pencucian alat Semua peralatan yang terbuat dari gelas yang digunakan pada pengujian logam total unsur kelumit, terlebih dahulu harus dibilas dengan larutan HCl panas 1:1 selama 3 sampai 5 menit, selanjutnya dicelupkan lagi ke dalam HNO 3 1:1 selama 3 menit sampai 5 menit dan dibilas dengan air bebas mineral, sedangkan untuk pengujian bukan logam cukup dicuci dengan air bebas mineral. 6 Prosedur pembuatan ektraksi sedimen 6.1 Pembuatan ekstrak sedimen pengujian ph Pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian ph meliputi: 6.1.1 Ekstrak sedimen dengan air bebas mineral Ekstrak sedimen dibuat dengan tahapan sebagai berikut: a) Timbang benda uji kering udara sebanyak 10 g; b) Masukkan benda uji ke dalam gelas piala 100 ml; c) Tambahkan 10 ml air bebas mineral; d) Kocok selama 30 menit dengan menggunakan mesin pengocok pada kecepatan 120 rpm sampai didapatkan ekstrak sedimen. 6.1.2 Ekstrak sedimen dengan KCl Ekstrak sedimen dibuat dengan tahapan sebagai berikut: a) Timbang benda uji kering udara sebanyak 10 g ; b) Masukkan benda uji ke dalam gelas piala 100 ml; c) Tambahkan 10 ml KCl 1N; d) Kocok selama 30 menit dengan menggunakan mesin pengocok pada kecepatan 120 rpm sampai didapatkan ekstrak sedimen. 6.2 Pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian fosfat Pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian fosfat meliputi: 6.2.1 Ekstrak sedimen dengan larutan campuran amonium fluorida 0,03N dan asam klorida 0,025 N Ekstrak sedimen dibuat dengan tahapan sebagai berikut: a) Timbang 1 g benda uji kering udara; b) Masukkan benda uji ke dalam gelas piala 100 ml; c) Tambahkan 7 ml larutan pengekstrak campuran amonium fluorida 0,03N dan asam klorida 0,025 N; d) Kocok dengan kecepatan 120 rpm selama 1 menit; e) Saring dengan kertas saring Whatman No.40; BSN 2013 6 dari 16

f) Hasil saringan merupakan ekstrak sedimen. 6.2.2 Ekstrak sedimen dengan larutan natrium bikarbonat 0,5 M ph 8,5 Ekstrak sedimen dibuat dengan tahapan sebagai berikut : a) Timbang 5 g benda uji kering udara; b) Masukkan benda uji ke dalam botol kocok 250 ml; c) Tambahkan 100 ml larutan pengekstrak natrium bikarbonat 0,5 M ph 8,5 dan 1 sendok teh arang aktif; d) Kocok dengan kecepatan 120 rpm selama 30 menit; e) Tambahkan lagi arang aktif apabila hasil saringan masih berwarna; f) Saring dengan kertas saring Whatman No.40; g) Hasil saringan merupakan ekstrak sedimen. 6.3 Pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian amonium Pembuatan ekstrak sedimen dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a) Timbang 25 g benda uji kering udara; b) Masukkan ke dalam gelas piala 100 ml; c) Tambahkan 100 ml NaCl 1N, benda uji yang kadar NH 3 tinggi gunakan NaCl 15%; d) Kocok dengan kecepatan 120 rpm selama 30 menit dan biarkan selama 30 menit; e) Enap-tuangkan larutan butir d), saring dengan kertas saring whatman No.44, hasil saringan ditampung dalam gelas ukur 500 ml; f) Cuci benda uji yang terdapat dalam gelas piala dengan larutan NaCl 1N atau NaCl 15%, enap-tuangkan sampai hasil saringan menunjukkan volume 500 ml; g) Pindahkan hasil saringan ke dalam labu penyulingan, tambahkan 3-4 g MgO dan sedikit parafin; h) Lakukan penyulingan, hasil sulingan ditampung pada labu erlemeyer 250 ml yang telah berisi 10-15 ml HCl 0,02 N; i) Hentikan penyulingan apabila hasil sulingan telah menunjukkan volume 150 ml; j) Hasil sulingan merupakan ekstrak sedimen. 6.4 Pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian nitrat Pembuatan ekstrak sedimen dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a) Timbang 50 g benda uji kering udara; b) Masukkan benda uji ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml; c) Tambahkan 250 ml larutan pengekstrak kuprisulfat (CuSO4); d) Kocok pada kecepatan 120 rpm selama 10 menit; e) Biarkan mengendap selama beberapa menit sampai terlihat endapan; f) Enap tuangkan, dan larutkan dalam gelas ukur 250 ml; g) Ukur 150 ml larutan tersebut di atas masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang telah berisi 0,2 g Ca(OH) 2 dan 0,5 g MgCO 3 ; h) Kocok pada kecepatan 120 rpm selama 5 menit dan saring dengan kertas saring Whatman No.40, buang 20 ml hasil saringan yang pertama; i) Hasil saringan selanjutnya merupakan ekstrak sedimen. BSN 2013 7 dari 16

6.5 Pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian logam total unsur kelumit Pembuatan ekstrak sedimen dilakukan dengan tahapan sebagai berkut: a) Timbang 4 g ± 0,01 mg benda uji kering 95 ºC; b) Masukkan benda uji ke dalam gelas piala 100 ml; c) Tambahkan 100 ml air bebas mineral; d) Tambahkan 1 ml HNO 3 pekat sedikit demi sedikit; e) Tambahkan 10 ml HCl pekat; f) Tutup gelas piala dengan menggunakan kaca arloji, panaskan pada pelat pemanas dengan suhu 95 ºC, larutan dijaga agar tidak mendidih atau memercik; g) Pemanasan dihentikan apabila volume larutan telah sampai 10 ml atau 15 ml; h) Pindahkan gelas piala dan biarkan dingin sampai suhu kamar; i) Saring larutan tersebut menggunakan kertas saring Whatman no.40, hasil saringan ditampung dalam labu ukur 50 ml dan tepatkan volumenya dengan air bebas mineral sampai tanda tera, sehingga didapatkan ekstrak sedimen. 7 Jaminan mutu a) Gunakan bahan kimia berkualitas tinggi atau pro analysis (p.a); b) Gunakan alat gelas bebas kontaminan dan terkalibrasi; c) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi; d) Kerjakan oleh analis yang kompeten; e) Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu penyimpanan maksimum. 8 Laporan Catat pada formulir kerja hal-hal sebagai berikut : a) Nomor laboratorium b) Tanggal pengujian c) Nomor contoh uji d) Lokasi pengambilan contoh uji e) Tanggal pengambilan contoh uji f) Berat contoh kering udara dan/atau 95 o C g) Volume larutan pengekstrak h) Teknisi pengujian i) Penyelia j) Penanggung jawab data BSN 2013 8 dari 16

Kering udara : (ph, fosfat, amonium dan nitrat) A Pembuatan ekstrak sedimen utk pengujian ph Persiapan benda uji Pembuatan benda uji: sedimen layang sedimen dasar Pembuatan ekstrak sedimen utk Pengujian B Pembuatan ekstrak sedimen utk pengujian Lampiran A (Informatif) Bagan Alir Mulai Cek contoh uji dan peralatan Pembuatan ekstrak sedimen utk pengujian Laporan Selesai Gambar A.1 Pembuatan ekstrak sedimen Pembuatan pereaksi Pembuatan larutan pereaksi dan pengekstrak untuk pengujian : - ph, fosfat, ammonium, nitrat dan logam unsur kelumit kering oven 95 ºC (Logam total unsur kelumit) A Pembuatan pengujian logam total unsur B BSN 2013 9 dari 16

Gambar A.1 Pembuatan ekstrak sedimen Ekstraks sedimen dengan H 2 O timbang 10 g benda uji kering udara masukkan ke dalam gelas piala 100 ml tambahkan 10 ml kocok selama 30 menit pada Ekstraks sedimen dengan KCl timbang 10 g benda uji kering udara masukkan ke dalam gelas piala 100 ml tambahkan 10 ml kocok selama 30 menit pada kecepatan 120 RPM Gambar A.2 Pembuatan ekstrak sedimen untuk pengujian ph A B BSN 2013 10 dari 16

BSN 2013 11 dari 16 A timbang 4 g ± 0,01 mg benda uji kering 95 ºC masukkan ke dalam gelas piala 100 ml tambahkan 100 ml air bebas mineral tambahkan 1 ml HNO 3 pekat sedikit-sedikit tambahan 10 ml HCl pekat tutup gelas piala dengan kaca arloji, panaskan pada pelat pemanas suhu 95ºC, larutan dijaga agar tidak mendidih atau memercik pemanasan dihentikan apabila larutan menunjukkan 10 ml atau 15 ml pindahkan kedalam gelas piala sampai dingin saring dengan kertas saring whatman no.40 tampung dalam labu ukur 50 ml dan tepatkan volumenya hingga tanda tera B Gambar A.3 Pembuatan ekstrak sedimen pengujian logam total unsur kelumit A

Pengujian amonium timbang 25 g benda uji kering udara masukkan ke dalam gelas piala 100 ml tambahkan 100 ml NaCl 1N, benda uji kadar NH 3 tinggi gunakan NaCl 15% kocok dengan kecepatan 120 rpm selama 30 menit dan biarkan 30 menit saring dengan kertas saring whatman No.44, hasil saringan ditampung dalam gelas ukur 500 ml enap tuangkan larutan cuci benda uji dalam gelas piala dengan larutan NaCl 1 N atau NaCl 15%, enap tuangkan sampai hasil saringan menunjukkan volume 500 ml pindahkan ke dalam labu penyulingan, tambahkan 3-4 g MgO dan parafin lakukan penyulingan, hasil sulingan ditampung dalam erlemeyer 250 ml yang berisi 10-15 ml HCl 0,02 N hentikan penyulingan bila hasil sulingan menunjukkan volume 150 ml hasil sulingan merupakan ekstrak sedimen Gambar A.4 Pembuatan ekstrak sedimen pengujian amonium BSN 2013 12 dari 16 A B

Ekstrak sedimen dengan larutan campuran NHF 0,03N dan HCl 0,025 N timbang 1 g benda uji kering udara masukkan ke dalam gelas piala 100 ml tambahkan 7 ml larutan pengekstrak camouran amonium fluoride 0,03N dan asam klorida 0,025N kocok dengan kecepatan 120 rpm selama 1 menit saring dengan kertas saring whatman No.40 hasil saringan merupakan ekstrak sedimen Pengujian fosfat B Ekstrak sedimen dengan larutan NaHCO 3 0,5 M ph 8,5 timbang 5 g benda uji kering udara masukkan ke botol kocok 250 ml tambahkan 100 ml larutan pengekstrak NaCO 3 0,5 M ph 8,5 dan 1 sendok teh arang aktif kocok dengan kecepatan 120 rpm selama 30 menit tambahkan lagi arang aktif apabila hasil saringan saring dengan kertas saring whatman No.40 hasil saringan merupakan ekstrak sedimen Gambar A.5 Pembuatan ekstrak sedimen pengujian fosfat BSN 2013 13 dari 16

Gambar A.6 Pembuatan ekstrak sedimen pengujian nitrat A Pengujian nitrat timbang 50 g benda uji kering udara masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml tambahkan 250 ml larutan pengekstrak kuprisulfat kocok dengan kecepatan 120 rpm selama 10 menit enap tuangkan larutan ukur 150 ml larutan tersebut di atas masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang telah berisi 0,2 g Ca(OH) 2 dan 0,5 g MgCO 3 kocok dengan kecepatan 120 rpm selama 5 menit saring dengan kertas saring whatman No.40, buang 20 ml hasil saringan yang pertama hasil saringan selanjutnya merupakan ekstrak sedimen B BSN 2013 14 dari 16

Lampiran B (Informatif) Contoh jurnal pembuatan ekstrak sedimen untuk Pengujian sifat kimia No. Lab : 1108023 A/PC/LLK Pengambil contoh : Teknisi Lab. LK Jenis contoh : Sedimen Dasar Pelanggan : Peneliti Pusair Lokasi : S.Citarum- Alamat pelanggan : Jl. Ir. H. Juanda 193 Wangisagara Bandung Tanggal dan Jam : 19 Juli 2011 Tanggal pemeriksaan : 22 Juli 2011 pengambilan contoh : 09.00 WIB Alat pengambil contoh : Eyckman Grabber Berat contoh No. Keperluan (g) Volume larutan Jenis pengekstrak pengujian Kering Kering pengekstrak (ml) udara oven 1 ph (H 2 O) 10,0 - H 2 O 10,0 2 ph (KCl) 10,0 - KCl 10,0 3 Fosfat (P 2 O 5 ) 1,0 - NH 4 F 0,03 N + KCl 0,025 N 7,0 4 Fosfat (P 2 O 5 ) 5,0 - Na 2 CO 3 0,5 M; 100 ph 8,5 5 Amonium (NH 4 ) 25,0 - NaCl 1 N 500 6 Nitrat (NO 3 ) 50,0 - CuSO 4 250 7 Logam - 4,0 HNO 3 : HCL: H 2 O 1 : 10 : 100 Teknisi, ( Yuddi W, ST ) Penyelia, ( Yashuomi, S.Si) Bandung, 23 Juli 2012 Mengetahui Manajer Teknik, ( Yayu Sofia, S.Si) BSN 2013 15 dari 16

Bibliografi SNI 4151, Metode pengujian kadar fosfat dalam sedimen melayang dengan asam klorida menggunakan spektrofotometer secara amonium molibdat Industrial and Natural Products and Non Instrumental Methods. 1975, Standard Method of Chemical Analysis. Part B Sixth Edition. Soil New York. D 3976-80, Standard Practice for Preparation of Sediment Samples for Chemical Analysis. D 4972-89, Standard Test Method for ph of Soils ASTM D 3974-81, Standard practices for extraction of trace elements from sediments Beck, Robert.et.al. 2000. Soil Analysis : Handbook of Reference Methods.Soil and Plant Analysis Council, Inc. CRC Press. Boca Raton-London-New York-Washington,D.C. BSN 2013 16 dari 16