BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL INDIVIDUALIZED PROFESIONAL DEVELOPMENT (IPD) BAGI GURU PROFESIONAL. Besse Marhawati Dosen Manajemen Pendidikan FIP Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROPOSAL. Oleh: BESSE MARHAWATI

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang ada berlangsung suatu proses pendidikan sesuai dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Terdahulu, (g) Kerangka Pemikiran, dan (h) Sistematika Pembahasan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2005 tentang guru dan dosen serta UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Media Group, Jakarta, 2010, hlm Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Prenada

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN PURWODADI TAHUN AJARAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pengamatan penulis di salah satu madrasah di Purbalingga, di mana kepala

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB 1 PENDAHULUAN. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.1. 2 Tatang S, Ilmu Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.14.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Al-Hafidz Dzaqiyuddin Abdul Adzim Bin Abdul Qawi Al-Mundzir, Terjemah Ringkasan Shahih Muslim, Insane Kamil, Solo, 2012, hlm. 968.

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian. Hasil Penelitian. Tidak ada pengaruh. Signifikasi. Signifikasi

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, Semarang, 2005, hal. 2 2 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja

BAB I PENDAHULUAN. Overseas Publication Ltd, 1959), hlm 4. 1 Frederick Y. Mc. Donald, Educational psychology, (Tokyo:

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pembahasan skripsi di atas. Kiranya penulis

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1997, hlm Engkoswara & Aan komariah, Administrasi Pendidikan, Alfabeta: Bandung, 2012, hlm. 92.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan manajemen suatu lembaga pendidikan (sekolah) sangat

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,Bandung, 2003, hlm 3-4 2

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup dimasa depan.

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hal. 1-2.

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hlm Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan pendidikan Integratif di Sekolah,

Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dengan menekankan pelajaran agama, baik yang sudah di tambah pelajaran umum

Setia, 2011), hlm Sarbini & Neneng Lina, Perencanaan Pendidikan, (Bandung; Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas PAI sebagai seorang supervisor harus memiliki keterampilan. meningkatkan kinerja guru PAI.

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran sangat dominan. Hal ini tampak pada sebagian

BAB V PENUTUP. dengan baik dan dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama dalam kemajuan sebuah negara. Sebuah

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Jati, Bandung, 1997, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Zainy Chalish Hamdy dkk, Administrasi Pendidikan dan Supervisi Pendidikan, IAIN Press, Medan, 2005, hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN. Kisbiyanto, Ilmu Pendidikan, Nora Media Enterprise : Kudus, Cet. 1, 2010, hal. 35.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sebagai faktor penentu

BAB I PENDAHULUAN. Arif Hadipranata, 2000, Peran psikologi di Indonesia,Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM,, hlm 75. 2

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Salis Edward, Total quality Manajement in Educational, Terj. Ali Riyadi dan Fahrurrazi, IRCiSoD, Yogyakarta, 2012, hlm.

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. kepala madrasah terhadap guru di MTs Kudus, diperoleh kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Barnawi M Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 45.

BAB I PENDAHULUAN. 2011, hlm Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi pendidikan, Gava Media, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Agama dan Budaya, Bandung: Pustaka Setia, hal Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA 2013/2014

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1 SamsulNizar, Filsafat PendidikanIslam(Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 41.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Zainal Aqib, Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional, Yrama Media, Bandung, 2009, hlm.14. 2

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Cet. 2, hlm. 132.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar. Sebagaimana diperbuat dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah berperan sebagai lembaga yang memproses lulusan untuk bidang-bidang pekerjaan dalam kehidupan masyarakat secara luas. Peran yang diberikan kepala sekolah adalah sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mencerdaskan anak bangsa. Oleh karena itu, sekolah melaksanakan kegiatan layanan belajar sesuai yang disyaratkan oleh PP No.192005 Pasal 1 poin 1 yang menyatakan standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam penyelenggaraannya suatu pendidikan perlu melakukan penjaminann mutu pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan. 1 Kepala sekolah sebagai pengendali utama di lembaga pendidikan salah satunya harus bertugas untuk mengatur dan sebagai pengendali utama yang bertujuan mensuksekseskan tujuan, visi, dan misi di lembaga pendidikan tersebut. Sejalan dengan visi Pendidikan Nasional, Departemen Pendidikan Nasional untuk pada tahun 2015 menghasilkan : insan indonesia cerdas dan kompetitf (insan kamil/insan Paripurna), oleh karena itu, untuk mempertajam harapan di atas, maka sekolah harus menetapkan visi dan misi sekolah sebagai arah pengembangan dan pemberdayaan sekolah untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat global. Dalam peran mencerdaskan bangsa sesuai dengan visi pendidikan nasional diatas, madrasah jauh dikatakan lebih mampu untuk mencapai hal tersebut dikarenakan mata pelajaran yang lebih komplit baik dalam pelajaran umum maupun pelajaran yang bersifat khusus (agama Islam). 2 Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan pada tingkat mikro yang melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi perencanaan, 1 Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan, CV. Alfabeta, Bandung, 2010, hlm. 2-3. 2 Mukhtar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Gaung Persada Press Group, Jakarta, 2013, hlm. 17. 1

2 pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan. Selain itu kepala sekolah juga bertugas sebagai educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), innovator, dan motivator (EMASLIM). 3 Kepala Madrasah Tsanawiyah Hasyim Asy ari 2 Gebog Kudus telah menjalankan tugasnya dalam memimpin di lembaga tersebut. Dalah satunya mensupervisi guru mata pelajaran fiqih untuk menciptakan generasi bangsa yang beramalkan sholih. Kajian yang dilakukan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan, badan perencanaan pembangunan nasional dan bank dunia menemukan bahwa guru meruapakan kunci penting dalam keberhasilan memperbaiki mutu pendidikan dikemukakannya : guru merupakan titik sentral dalam usaha mereformasi pendidikan, dan mereka yang menjadi kunci keberhasilan setiap usaha peningkatan mutu pendidikan. apapun namanya, apakah itu pembaharuan kurikulum, pengembangan metode-metode mangajar, peningkatan, pelayanan belajar, penyediaan buku teks hanya akan berarti apabila melibatkan guru. 4 Sebagai pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa setiap eksisnya peran guru dalam dunia pendidikan. 5 Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilanketrampilan pada siswa. 6 Guru fiqih adalah guru yang mempunyai peran yang sangat penting karena bertugas sebagai seorang pendidik yang mengajarka syariat Islam secara langsung baik secara teoritis dan juga 3 Budi Suhardiman, Studi Pengembangan Kepala Sekolah, PT RINEKA CIPTA, Jakarta, 2012, hlm.31 4 Dadang suhardan, Supervisi profesional, ALFABETA, Bandung, 2014, hlm.13 5 Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, hlm.v 6 Ibid, hlm.7

3 pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari hingga seorang peserta didik itu dipandang secara langsung dalam kehidupan keluarga serta bermasyarakat. Peran yang sangat penting ini harus di sertai menimimasilir sekecil mungkin dari kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi waktu pembelajaran. Maka dari itu perlu adanya peran kepala sekolah sebagai penanggung jawab hal tersebut. Kepala sekolah harus dapat mensupervisi setiap guru yang masih mempunyai beberapa kesalahan atau kekurangan dalam pembelajarannya. Guru yang profesional harus memiliki kemampun untuk merancang berbagai model pembelajaran. Dalam hal ini guru bukan hanya merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran, tapi guru juga harus mampu merumuskan pengalaman belajar dan berbagai kegiatan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar adalah segala hal yang diperoleh siswa sebagai hasil dari belajar (learning experience). Belajar ditandai dengan mengalami perubahan tingkah laku, karena memperoleh pengalaman baru. Melalui perolehan pengalaman belajar peserta didik memperoleh pengertian, sikap penghargaan, kebiasaan, kecakapan, dan keterampilan. Untuk Pengalaman belajar peserta didik harus melakukan sejumlah kegiatan belajar (learning activity), yaitu aktifitas jiwa yang diperoleh dalam proses belajar, seperti mengamati, mendengarkan, menanggapi, kegiatan berbicara, kegiatan menerima, kegiatan merasakan. 7 Perlu juga ditingkatkan berbagai keterampilan mengajar seperti keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan memberi penguatan, keterampilan memberi variasi, keterampilan mengadakan dan memimpin diskusi, keterampilan bertanya, keterampilan mengelola kelas bernuansa PAKEM. Selain itu perlu dikembangkan kemampuan menilai hasil belajar dan proses belajar. Berbagai upaya untuk perbaikan dan peningkatan kualitas guru baik melalui lembaga pendidikan maupun melalui penataran pendidikan dan latihan adalah mengarah kepada pengadaan Subtansi kegiatan kepengawasan profesional di sekolah dan gurunya, dalam bahasa akademik disebut supervisi. Berfungsi untuk 7 Besse Marhawati, Model Individualized Profesional Development (IPD) Bagi Guru Profesional, Naskah yang Dipublikasikan, Universitas Negeri Gorontalo, 2014, hlm. 1.

4 menilai,memperbaiki, dan meningkatkan mutu pendidikan. Regulasi pengawasan pendidikan ditetapkan dalam keputusan Menteri Pendidikan Nasional Pasal 6 d. Kemendiknas No.097/U/2002, yang menyatakan bahwa kegiatan pengawasan merupakan kegiatan dalam bentuk bimbingan dan batuan pemecahan masalah untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Oleh karena itu,, perlunya supervisi dalam pendidikan sangat membantu keberhasilan pembelajaran guru yang bertujuan mencerdaskan peserta didik. 8 Supervisi merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas guru yang merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikemban secara komperhensif dan kontinyu. Kompetensi guru dilaksanakan melalui progam pendidikan prajabatan (preservice education) maupun progam dalam jabatan (inservice education). 9 Potensi sumber daya guru perlu terus menerus dikembangkan agar guru dapat melakukan fungsinya secara profesional. Pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru untuk terus menerus belajar menyesuaikan diri dengan peerkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta mobilitas masyarakat. Potensi tersebut tidak luput dari sumber daya manusia yang mumpuni utamanya adalah guru. Maka dari itu, perlunya kinerja seorang guru untuk ditingkatkan merupakan faktor utama dalam keberhasilan pembelajaran. Kepala sekolah yang dapat mensupervisi guru fiqih akan berdampak meningkatnya hasil pembelajaran pada peserta didik dalam hasil penilaian (evaluasi) pembelajaran maupun dalam pengamalan ibadahnya sehari-hari. Pembahasan yang diuraikan diatas dapat menyimpulkan bahwasanya untuk mengembangkan keprofesioanalisme guru perlu adanya layanan supervisi yang dilakukan kepala sekolah, dengan cara membina, membimbing pada saat guru mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar. Sehubungan dengan hal itu maka pelaksanaan supervisi IPD yang terjadi di MTs Hasyim Ays ari 2 Kudus perlu ditingkatkan dan dimaksimalkan agar 8 Dadang Suharman, Op.Cit, hlm 15 9 Mukhtar,Op.Cit, hlm 55.

5 para guru bisa lebih profesional baik ketika guru dalam mejalankan kegiatan belajar serta dalam mengevaluasi peserta didik. Peneliti berkesimpulan dalam menyusun skripsi berdasarkan uraian diatas dengan judul Pelaksanaan Supervisi Individual Professional Devolepment (IPD) Dalam Meningkatkan Kemampuan Evaluasi Guru Fiqih di MTs Hasyim Asy ari 2 Gebog Kudus. B. Fokus Penelitian Pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong, tetapi dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya masalah.dan batasan masalah dalam dalam penelitian kualitatif disebut focus penelitian. 10 Fokus penelitian memuat rincian tentang cangkupan atau topiktopik pokok yang akan diungkap atau digali dalam suatu penelitian. 11 Sebaimana yang telah disampaikan dalam latar belakang diatas dan rumusan masalah yang mendasari penelitian ini, maka fokus penelitian yang akan penulis lakukan adalah mengenai pelaksaan supervisi individual professional devolepment dalam meningkatkan evaluasi guru PAI di MTs Hasyim Asy ari 2 Kudus. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskannya ke dalam rumusan permasalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan supervisi Individual Profesonal Development (IPD) dalam meningkatkan kemampuan evaluasi guru fiqih di MTs Hasyim Asy ari 2 Gebog Kudus? 10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif Kauntitatif Dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2010, hlm. 285-286. 11 Muhammad Saekan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hlm. 106

6 2. Apa saja kendala dalam menjalankan supervisi Individual Profesonal Development (IPD) dalam meningkatkan kemampuan evaluasi guru fiqih di MTs Hasyim Asy ari 2 Gebog Kudus? 3. Bagaimana cara mengatasi kendala-kendala dalam menjalankan supervisi Individual Profesonal Development (IPD) dalam meningkatkan kemampuan evaluasi guru fiqih Di MTs Hasyim Asy ari 02 Gebog Kudus? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan supervisi Individual Profesonal Devolepment dalam meningkatkan kemampuan evaluasi guru fiqih di MTs Hasyim Asy ari 2 Gebog Kudus. 2. Untuk mengetahui kendala dalam menjalankan supervisi Individual Profesonal Devolepment dalam meningkatkan kemampuan evaluasi guru fiqih di MTs Hasyim Asy ari 2 Gebog Kudus. 3. Untuk mengetahui cara mengatasi kendala-kendala dalam menjalankan supervisi Individual Profesonal Devolepment dalam meningkatkan kemampuan evaluasi guru fiqih di MTs Hasyim Asy ari 2 Gebog Kudus. E. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Manfaat teoritis : 1) Menambah khasanah ilmiah bagi perpustakaan sebagai referensi atau rujukan tentang manajemen pendidikan di suatu lembaga pendidikan.

7 2) Sebagai bahan informasi di kalangan lembaga pendidikan tentang supervisi pendidikan. b. Manfaat praktis : 1) Bagi sekolah, fokus studi ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan, bahan dokumentasi historis dan bahan pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan kualitas pembelajaran. 2) Diharapkan dapat berguna bagi lembaga-lembaga lain, khususnya lembaga pendidikan islam tentang konsep dan pelaksanaan supervisi pendidikan.