PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADPEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL EVERYONE IS TEACHER HERE DI SDN 08 KINALI PASAMAN BARAT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh SISKA DAMAYANTI NIM F

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn MELALUI STRATEGI ACTIVE DEBATE PADA SISWA KELAS V SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS V ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING DI SEKOLAH DASAR PONTIANAK UTARA

PENERAPAN METODE TANDUR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Muhammad Abdul Kadir Jaelani, Syifa ul Gummah, Samsun Hidayat. Pendidikan Fisika ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL IHSAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA TEMA INDAHNYA NEGERIKU MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFC DI SDN 07 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT ABSTRACT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL ILMIAH OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI SEKOLAH DASAR

Noflion 1, Pebriyenni 1, Hendra Hidayat 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MENGGUNAKAN TIPE COOPERATIVE SCRIPT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V

Sumarni Elda SD Negeri 024 Tarai Bangun Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN MENGGUNAKAN VALUE CLARIFICATION TEHNIQUE DI SD

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK KELAS IV SD NEGERI

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION DI SEKOLAH DASAR

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PLANTED QUESTIONS PADA SISWA KELAS V SD N NGAGLIK, SAMBI, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

Ratih Rahmawati Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE DEMONSTARASI ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: MARIA MANIAMAS NIM.

PENINGKATAN AKTIVITAS MURID DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS II SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA KANTONG BILANGAN DI SD ARTIKEL PENELITIAN.

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS TEKNIK LINGKARAN KECIL LINGKARAN BESAR KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 PONTIANAK

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I SD

PENERAPAN STRATEGI BOWLING KAMPUS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER KELAS III SD ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA DENGAN METODE ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI SD

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII MTsN SUBANG ANAK KABUPATEN TANAH DATAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN MONOPOLI DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN ARTIKEL PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF DI KELAS IV SD

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SD

Rahayu Dwi Mastuti Widayati Guru IPS SMP Negeri 2 Merbau Mataram ABSTRAK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL DISKUSI KELAS DENGAN STRATEGI THINK-PAIR-SHARE PADA IPS SD ARTIKEL PUJIYATUN NIM F

PERSETUJUAN ARTIKEL. Oleh: Indriyani Nalole Jurusan Pendidikan Ekonomi. Nip Nip

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Rohmah Mujibatur., Penerapan Metode Role Playing dengan Media Gambar...

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PELAJARAN IPS ARTIKEL PENELITIAN

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

Joyful Learning Journal

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK KELAS 1 SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENDEKATAN TEMATIK ARTIKEL. Oleh SYARIFAH PAUJIAH F

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII

Oleh Saryana PENDAHULUAN

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

Sakti Windandari, Sutaryadi, Tri Murwaningsih Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK PAP FKIP UNS

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN REALISTIK KELAS IV SDN 48 KETANJAK MELIAU ARTIKEL PENELITIAN.

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa di kelas V tahun

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA MANIPULATIF DI SDN ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ENI SOFYATI NIM F

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PKn DENGAN METODE DISKUSI DI KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE DISKUSI DI KELAS III SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN.

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL RANGKA MANUSIA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Singgih Bayu Pamungkas Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

PENINGKATAN AKTIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI KELAS I ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Pendidikan Biologi, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2) MTsN II Pamulang koresponden: Abstrak

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

M PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR Usun Usin, Syamsiati, Hery Kresnadi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan, Pontianak Email : sulisdawati14@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan peningkatam aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok di kelas V SDN 11 Sandai Kab. Ketapang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil penelitian tindakan kelas setelah dilaksanakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil aktivitas siswa kelas V dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siklus I dengan persentase 46.4 % kategori (cukup), siklus II 68.8% kategori (tinggi), dan siklus III dengan persentase 85.6% dengan kategori (sangat tinggi). Kata Kunci : Aktivitas belajar, Metode Diskusi Kelompok, PKn Abstract: The research was aimed to describe the improvement of students learning activity in civics learning by using group discussion method in the class V of SDN 11 Sandai kabupaten Ketapang. The research method used was descriptive method with the research design of classroom action research (CAR). The result of this classroom action research after it implemented on cycle I, cycle II and cycle III could improve the students learning activity. This was proved from the fifth grade students learning activity in civics learning in the first cycle with the percentage of 46.4% which could be categorized as (enough), in cycle II the percentage was 68.8% which could be categorized as (high), and in cycle III with the percentage of 85.6% which could be categorized as (excellent). Keyword: Learning Activity, Group Discussion Method, Civics Learning elalui kurikulum KTSP ini pada prinsipnya menekankan pada keaktifan siswa maka diharapkan dapat meningkatkan mutu. Mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru SD, yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di zaman pesatnya perkembangan teknologi. Guru SD dalam setiap pembelajaran selalu menggunakan pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami materi yang diajarkannya. 1

Ternyata kenyataan di lapangan selama ini guru belum memperhatikan secara saksama atau memprioritaskan mengenai aktivitas siswa. Hal ini dapat terlihat dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan hasilnya sebagai berikut jumlah siswa kelas V 25 orang, aktivitas siswa membaca buku 20 % tergolong sangat rendah, aktivitas siswa mencatat 16 % tergolong sangat rendah, siswa mengerjakan tugas 20 % tergolong sangat rendah, aktivitas bertanya 8 % tergolong sangat rendah, aktivitas menjawab pertanyaan 8 % tergolong sangat rendah,dan aktivitas menyelesaikan soal di depan kelas 8 % tergolong sangat rendah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa masih sangat rendah dengan kata lain terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Untuk mengurangi kesenjangan antara harapan dan kenyataan tersebut digunakan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok adalah metode pembelajaran yang dirancang untuk lebih mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Dari latar belakang di atas maka peneliti terdorong untuk memecahkan permasalahan pada kelas V melalui penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Metode Diskusi Kelompok pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Sandai Ketapang.Secara umum rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Sandai Ketapang? Berikut ini dapat dirumuskan beberapa sub masalah dalam penelitian yaitu (1) Bagaimanakah kemampuan guru merancang pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi pengertian organisasi menggunakan metode diskusi kelompok yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa? (2) Bagaimanakah kemampuan guru melaksanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi pengertian organisasi menggunakan metode diskusi kelompok yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa? (3) Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi pengertian organisasi menggunakan metode diskusi kelompok? Berdasarkan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi dan mendeskripsikan tentang: (1) Rancangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode diskusi kelompok untuk memperbaiki pembelajaran di kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Sandai Ketapang, (2) Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode diskusi kelompok di kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Sandai Ketapang (3) Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode diskusi kelompok di kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Sandai Ketapang. Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani. Sedangkan Rahmania menyebutkan bahwa aktivitas belajar adalah segala tindakan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran. Aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan atau mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. 2

Pengertian aktivitas menurut para ahli: (a) Menurut Anton M. Mulyono, aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. (b) Menurut W.J.S. Poewadarminto aktifitas adalah kegiatan atau kesibukan. (c) Menurut Sriyono, aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. (http://ekokhoeruln.blogspot.com/2013/02/aktivitas-belajar-siswa.html diakses tanggal 2 Februari 2015). Jenis-Jenis Aktivitas Menurut Paul B. Diedrich (dalam Sardiman 2010:101) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok: (1) 1. Visual activities (kegiatan-kegiatan visual), seperti membaca, memperhatikan gambar, memperhatikan demonstrasi percobaan pekerjaan orang lain. (2) Oral activities (kegiatan-kegiatan lisan), seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan, wawancara, diskusi, interupsi. (3) Listening activities (kegiatankegiatan mendengarkan), seperti:mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. (4) Writing activities (kegiatan-kegiatan menulis), seperti menulis: cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. (5) Drawing activitie (kegiatan - kegiatan menggambar), seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities (kegiatan-kegiatan metrik), seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, mereparasi model, bermain, berkebun, berternak. 7. Mental activities (kegiatan-kegiatan mental), seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan,mengambil keputusan. 8. Emotional activities (kegiatan-kegiatan emosional), seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Berdasarkan pergertian di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan atau tingkah laku siswa yang terjadi selama proses belajar mengajar. Berdasarkan apa yang diuraikan oleh Paul B. Diedrich aktivitas siswa ada 8 kelompok, peneliti dalam meneliti memberi batasan aktivitas siswa pada lima hal yang selanjutnya akan dijadikan indikator untuk mengukur aktivitas siswa yaitu : 1) Aktivitas siswa membaca buku, 2) Aktivitas siswa mencatat, 3) Aktivitas siswa mengerjakan tugas, 4) Aktivitas siswa mengajukan pertanyaan, 5) Aktivitas siswa menjawab pertanyaan Diskusi kelompok kecil (buzz group discusion) adalah sebuah kelompok besar yang berkumpul dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil sekitar 4 sampai 6 orang, untuk mendiskusikan masalah tertentu dalam waktu yang singkat, misalnya 5 menit atau tidak lebih dari 15 menit. Sesi buzz kemudian harus ditindaklanjuti dengan diskusi kelas utuh untuk menyimpulkan hasil temuan. Seorang pemimpin yang telah ditunjuk oleh masing-masing kelompok buzz melaporkan temuannya ke kelompok besar. Lalu sebuah daftar dapat dibuat dengan menggabungkan ide-ide yang berguna dari setiap kelompok. Berikut ini beberapa pendapat mengenai langkah-langkah diskusi kelompok kecil (buzz group discussion). Sudjana (2005: 123) menyatakan bahwa langkah-langkah diskusi kelompok adalah sebagai berikut: 3

a. Guru bersama siswa, memilih dan menentukan masalah dan bagianbagian masalah yang akan dibahas dan perlu dipecahkan dalam kegiatan belajar. b. Guru menunjuk beberapa siswa untuk membentuk kelompok kecil. Jumlah kelompok yang akan dibentuk dan banyaknya peserta dalam setiap kelompok kecil disesuaikan dengan jumlah bagian masalah yang akan dibahas. c. Guru menentukan bagian-bagian masalah kepada masing-masing kelompok kecil. Satu kelompok membahas satu bagian masalah. Selanjutnya, guru menjelaskan tentang tugas kelompok yang harus dilakukan, waktu pembahasan (biasanya 5-15 menit), pemilihan pelapor, dan lain sebagainya. d. Kelompok-kelompok kecil berdiskusi untuk membahas bagian masalah yang telah ditentukan. Para siswa dalam kelompok kecil itu memperjelas bagian masalah, serta memberikan saran-saran untuk pemecahannya. e. Apabila waktu yang ditentukan telah selesai, guru mengundang kelompok-kelompok kecil untuk berkumpul kembali dalam kelompok besar, kemudian mempersilahkan para pelapor dari masing-masing kelompok kecil secara bergiliran untuk menyampaikan laporannya kepada kelompok besar. f. Guru, atau seorang siswa yang ditunjuk, mencatat pokok-pokok laporan yang telah disampaikan. Selanjutnya para siswa diminta untuk menambah, mengurangi, atau mengomentari laporan itu. g. Guru dapat menugaskan salah seorang atau beberapa orang guru untuk merangkum hasil pembahasan akhir laporan itu. h. Guru bersama siswa dapat mengajukan kemungkinan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil diskusi dan selanjutnya melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil diskusi itu. Online:http://eprints.uny.ac.id/8618/3/bab%202%20-%2007104244037.pdf diakses tanggal 14 Februari 2015) Menurut KTSP (BNSP, 2006:108) telah disebutkan Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. METODE Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (dalam Nurmala 2014:27) ada 4 macam metode penelitian yaitu metode filosofi, metode deskriptif, metode historis, dan metode eksperimen. Yang akan digunakan peneliti untuk penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode yang mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. 4

Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. PTK menurut Arikunto (2012:104) adalah suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif, dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi. Penelitian ini akan dilaksanakan di dalam kelas yaitu di kelas V SDN 11 Sandai, pemilihan kelas ini bertujuan memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Sandai. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Sandai yang berjumlah 25 orang; 12 laki-laki dan 13 perempuan. kelas V berumur rata-rata 11-12 tahun. Dalam penelitian ini teknik pengumpul data yang digunakan adalah observasi langsung Teknik yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di kelas V pada saat proses pembelajaran dan mencatat gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian. Berdasarkan teknik pengumpulan data, maka alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah lembar observasi, a) IPKG I, b) IPKG II, dan 3) Lembar observasi/pengamatan aktivitas siswa. Setelah data informasi terkumpul dari setiap kegiatan proses pembelajaran selanjutnya data tersebut perlu dianalisis, yaitu; setelah data terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan persentase. Adapun rumus persentase yang dimaksud menurut Sudijono (dalam Jusriati 2014:49) yaitu: P = f N x100% Keterangan: P= angka presentase N= jumlah Frekuensi atau banyaknya individu f= frekuensi yang sedang dicari persentasenya. Selanjutnya hasil persentase tersebut akan dirata-ratakan dan disesuaikan dengan kriteria rata-rata presentase, yaitu: skor aktifitas antara 81-100% digolongkan sangat tinggi. Skor aktifitas antara 61-80% digolongkan tinggi. Skor aktifitas antara 41-60% di kategorikan sedang. Skor aktifitas antara 21-40% digolongkan rendah. Sedangkan skor aktifitas antara 0-20% di kategorikan sangat rendah. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 siklus yang setiap siklus dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan. Data yang dihasilkan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran, kemampuan guru melaksanakan pembelajaran, dan aktivitas belajar siswa. Siklus I terdiri atas empat langkah, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Peneltian tindakan kelas V SDN 11 Sandai pada siklus I sebagai berikut: 1) Perencanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015. langkah-langkah sebagai berikut: 1) Rumusan tujuan pembelajaran. 2) Menyusun rencana pembelajaran yang berkaitan dengan materi mendeskripsikan pengertian organisasi. Membuat lembar pengamatan IPKG I, IPKG II, dan aktivitas siswa. 5

Tindakan kelas dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2015. Proses inti dalam pemaparan tindakan ini adalah sebagai berikut: 1) Peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) sesuai dengan rencana kegiatan yang telah dibuat, yaitu menyampaikan materi tentang mendeskripsikan pengertian organisasi. 2) Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya kegiatan belajar mengajar. 3) Diakhir pelajaran atau kegiatan belajar mengajar peneliti memberikan evaluasi untuk mengetahui pemahaman dan daya serap siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Pengamatan dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2015, kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran, dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran pada siklus I mendapatkan skor total 30, rata-rata 3.33, dan persentasenya 83.33 %. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran, dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I mendapatkan skor total 33, rata-rata 3, dan persentasenya 75 %. Aktivitas pembelajaran siswa Dari lembar observasi tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus I hal ini dapat terlihat dari hasil pengamatan terhadap siswa kelas V berjumlah 25 orang, aktivitas siswa membaca buku 40 % tergolong rendah, aktivitas siswa mencatat 60 % tergolong cukup rendah, siswa mengerjakan tugas 60 % tergolong cukup rendah, aktivitas bertanya 32 % tergolong rendah, aktivitas menjawab pertanyaan 40 % tergolong rendah. Aktivitas tersebut apabila di rata-ratakan maka didapatlah hasilnya 46.4 % dan termasuk kategori cukup. Siklus II terdiri atas empat langkah, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Peneltian tindakan kelas V SDN 11 Sandai pada siklus II sebagai berikut: 1) Perencanaan siklus II dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2015. langkah-langkah sebagai berikut1) Rumusan tujuan pembelajaran. 2) Menyusun rencana pembelajaran yang berkaitan dengan materi mendeskripsikan pengertian organisasi. 3) Membuat lembar pengamatan IPKG I, IPKG II, dan aktivitas siswa. Tindakan kelas dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2015. Proses inti dalam pemaparan tindakan ini adalah sebagai berikut: 1) Peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) sesuai dengan rencana kegiatan yang telah dibuat, yaitu menyampaikan materi tentang mendeskripsikan pengertian organisasi. 2) Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya kegiatan belajar mengajar. 3) Diakhir pelajaran atau kegiatan belajar mengajar peneliti memberikan evaluasi untuk mengetahui pemahaman dan daya serap siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Pengamatan dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2015, kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran, dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran pada siklus II mendapatkan skor total 35, rata-rata 3.88, dan persentasenya 97.22 %. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran, dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus II mendapatkan skor total 42, rata-rata 3.81, dan persentasenya 95.45 %. Aktivitas pembelajaran siswa Dari lembar observasi dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus II hal ini dapat terlihat dari hasil pengamatan terhadap siswa kelas V berjumlah 25 orang, aktivitas siswa membaca buku 80 % tergolong 6

tinggi, aktivitas siswa mencatat 84 % tergolong sangat tinggi, siswa mengerjakan tugas 80 % tergolong tinggi, aktivitas bertanya 40 % tergolong rendah, aktivitas menjawab pertanyaan 60 % tergolong cukup. Aktivitas tersebut apabila di rataratakan maka didapatlah hasilnya 68.8 % dan termasuk kategori tinggi. Siklus III terdiri atas empat langkah, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian tindakan kelas V SDN 11 Sandai pada siklus III sebagai berikut: 1) Perencanaan siklus III dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2015. Langkah-langkah sebagai berikut1) Rumusan tujuan pembelajaran. 2) Menyusun rencana pembelajaran yang berkaitan dengan materi mendeskripsikan pengertian organisasi. 3) Membuat lembar pengamatan IPKG I, IPKG II, dan aktivitas siswa. Tindakan kelas dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2015. Proses inti dalam pemaparan tindakan ini adalah sebagai berikut: 1) Peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) sesuai dengan rencana kegiatan yang telah dibuat, yaitu menyampaikan materi tentang mendeskripsikan pengertian organisasi. 2) Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung peneliti melakukan pengamatan terhadap jalannya kegiatan belajar mengajar. 3) Diakhir pelajaran atau kegiatan belajar mengajar peneliti memberikan evaluasi untuk mengetahui pemahaman dan daya serap siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Pengamatan dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2015, kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran, dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran pada siklus III mendapatkan skor total 36, rata-rata 4, dan persentasenya 100 %. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran, dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus III mendapatkan skor total 44, rata-rata 4, dan persentasenya 100 %. Aktivitas pembelajaran siswa dari lembar observasi dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus III hal ini dapat terlihat dari hasil pengamatan terhadap siswa kelas V berjumlah 25 orang, aktivitas siswa membaca buku 100 % tergolong sangat tinggi, aktivitas siswa mencatat 100 % tergolong sangat tinggi, siswa mengerjakan tugas 100 % tergolong sangat tinggi, aktivitas bertanya 60 % tergolong cukup, aktivitas menjawab pertanyaan 68 % tergolong tinggi. Aktivitas tersebut apabila di rata-ratakan maka didapatlah hasilnya 85.6 % dan termasuk kategori sangat tinggi. Pembahasan Kemampuan Guru Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I, II, dan III Hasil kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran (RPP) yang diukur melalui lembar observasi IPKG I dapat dilihat pada siklus I, II dan siklus III. Siklus I nilai skor rata-rata berjumlah 3.33, siklus II nilai skor rata-rata bejumlah 3.88, dan Siklus III nilai skor rata-rata berjumlah 4 yang artinya ada peningkatan dari siklus I sampai siklus III sebanyak 0.67 poin. Hasil kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran (RPP) pada siklus I, II dan III dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui metode pembelajaran diskusi kelompok dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 7

Tabel 1 Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran Siklus I, II, dan III No Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Skor Siklus I Siklus II Siklus III Skor Total 30 35 36 Rata-Rata 3.33 3.88 4 Persentase 83.33 97.22 100 Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran pada Siklus I, II dan III Hasil kemampuan guru melaksanakan pembelajaran yang diukur melalui lembar observasi IPKG II dapat dilihat pada siklus I, II dan siklus III. Siklus I nilai skor rata-rata berjumlah 3, siklus II nilai skor rata-rata bejumlah 3.81, dan Siklus III nilai skor rata-rata berjumlah 4 yang artinya ada peningkatan dari siklus I sampai siklus III sebanyak 1 poin. Hasil kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada siklus I, II dan III dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui metode pembelajaran diskusi kelompok dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2 Kemampuan Guru Melaksanaan Pembelajaran Siklus I, II, dan III No Aspek yang Diamati Skor 1 2 3 I Persiapan Pembelajaran 1 Menetapkan alat dan bahan pembelajaran 3 4 4 2 Kesesuaian alat dan bahan terhadap 3 4 4 materi pembelajaran 3 Memotivasi untuk memulai pembelajaran 3 4 4 II Keterampilan Penggunaan metode kerja kelompok 1 Merangsang pemikiran siswa untuk 3 4 4 mengamati 2 Merangsang pemikiran siswa untuk 2 3 4 bertanya 3 Membimbing siswa untuk kerja 3 4 4 kelompok 4 Membimbing siswa untuk mencoba atau 3 4 4 melakukan sesuatu 5 Membimbing siswa untuk memaparkan 3 4 4 hasil kegiatan kerja kelompok III Melakukan Evaluasi 1 Membuat kesimpulan hasil kerja kelompok 3 4 4 8

2 Menilai hasil kerja kelompok 4 4 4 3 Membuat kesimpulan materi 3 3 4 pembelajaran Skor Skor Total 33 42 44 Rata-Rata 3 3.81 4 Persentase 75 95.45 100 1. Keterangan : 4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang 2. Skor Maksimum : 4 x 11 item = 44 3. Persentase : Skor pengamatan dibagi skor maksimum dikali 100% Hasil Pembelajaran Siswa pada Siklus I dan II Setelah melakukan 3 (tiga) siklus pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode diskusi kelompok yang dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan Pak Nawali, A. Ma. Pd dan Pak Kusaini, diperoleh rekapitulasi aktivitas siswa kelas V SD Negeri 11 Sandai, ratarata aktivitas siswa pada siklus I 42% kategori cukup, rata-rata aktivitas siswa pada siklus II 67.33% kategori tinggi, dan rata-rata aktivitas siswa pada siklus III adalah 81.33% kategori sangat tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan dari siklus I sampai Siklus III mengalami peningkatan sebesar 39.33 poin. Hasil rekapitulasi aktivitas siswa siklus I, II, dan III dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3 Indikator Aktivitas Belajar Siswa NO Aspek yang Diamati Persentase Siklus I Siklus II Siklus III 1 Siswa membaca buku 40% 80% 100% 2 Siswa mencatat/menulis pada proses 60 84 100 pembelajaran. 3 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan 60 80 100 oleh guru (dalam diskusi kelompok) 4 Mengajukan pertanyaan pada guru atas 32 40 60 materi yang belum dipahami (tentang struktur organisasi). 5 Partisipasi Siswa dalam menjawab 40 60 68 pertanyaan/menanggapi guru maupun siswa lain mengenai materi pembelajaran. Jumlah 232 344 428 Rata-rata 46.4% 68.8 % 85.6% 9

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti melalui penerapan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan metode diskusi kelompok di kelas V Sekolah Dasar Negeri 11 Sandai Ketapang, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: a) Hasil kemampuan guru menyusun rencana pembelajaran (RPP) yang diukur melalui lembar observasi IPKG I dapat dilihat pada siklus I, II dan siklus III. Siklus I nilai skor rata-rata berjumlah 3.33, siklus II nilai skor rata-rata bejumlah 3.88, dan Siklus III nilai skor rata-rata berjumlah 4 yang artinya ada peningkatan dari siklus I sampai siklus III sebanyak 0.67. b) Hasil kemampuan guru melaksanakan pembelajaran yang diukur melalui lembar observasi IPKG II dapat dilihat pada siklus I, II dan siklus III. Siklus I nilai skor rata-rata berjumlah 3, siklus II nilai skor rata-rata bejumlah 3.81, dan Siklus III nilai skor rata-rata berjumlah 4 yang artinya ada peningkatan dari siklus I sampai siklus III sebanyak 1. c) rata-rata aktivitas siswa pada siklus I 46.4% kategori cukup, rata-rata aktivitas siswa pada siklus II 68.8% kategori tinggi, dan rata-rata aktivitas siswa pada siklus III adalah 85.6% kategori sangat tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan dari siklus I sampai Siklus III mengalami peningkatan sebesar 39.2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut. 1) Selama ini guru mengajar belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, untuk itu sebaiknya dalam proses belajar mengajar hendaknya guru dapat memilih alternatif metode pembelajaran. 2) Guru ketika mengajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan selama ini kurang memperhatikan atau memprioritaskan aktivitas siswa, untuk itu disarankan menggunakan metode diskusi kelompok untuk meningkatkan aktivitas siswa. 3) Selama ini guru kurang menggali kemampuan diri, untuk itu disarankan sebaiknya guru menggali kemampuan diri dan mengeksplorasi kemampuan siswa, sehingga akan timbul sikap posif dan keaktifan siswa. DAFTAR RUJUKAN A.M, Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 2006. Gambar Siklus PTK (online). (https://www.google.co.id/search?q=gambar+siklus+ptk) diakses tanggal 21 Juli 2014) Arikunto, Suharsimi dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara. BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta. Jusriati. 2014. Peningkatan Aktivitas Peserta Didik. Pontianak: Universitas Tanjungpura 10

Nurnamawi, Eko. 2013. Aktivitas Belajar Siswa (online). (http://ekokhoeruln.blogspot.com/2013/02/aktivitas-belajar-siswa.html diakses tanggal 2 Januari 2015) Uni. 2007. Pengertian Diskusi Kelompok (Online). http://eprints.uny.ac.id/8618/3/bab%202%20-%2007104244037.pdf diakses tanggal 14 Februari 2015) 11

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH: USUN USIN NIM F34211644 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2015 12

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN USUN USIN NIM F34211644 Disetujui, Pembimbing I Pembimbing II Dra. Hj. Syamsiati, S.Pd. M.Pd. NIP195303081981032002 Drs. Hery Kresnadi, M.Pd. NIP196110251987031003 Mengetahui, Dekan FKIP Ketua Jurusan Pend. Dasar Dr. H. Martono, M.Pd. NIP196803161994031014 Drs. H. Maridjo AH, M.Si. NIP195101281976031001 13