BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dari proses produksi terkadang mengandung potensi bahaya yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan usaha pertambangan mempunyai risiko yang tinggi terhadap

commit to user BAB I PENDAHULUAN

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. dari segi modal maupun sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu mendapat perhatian khusus baik kemampuan, keselamatan, berbagai faktor yaitu tenaga kerja dan lingkungan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan suatu industri adalah mengolah masukan (input) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pencemaran udara telah menjadi masalah kesehatan

PEDOMAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN AKIBAT KECELAKAAN B3 DAN LIMBAH B3

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.

Gunung api yang meletus akan mengeluarkan berbagai jenis debu serta gas dari dalam perut. Debu Vulkanik Dan Gangguan Kesehatan

Pengertian Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia yang memiliki sifat reaktif dan atau sensitif terhadap

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat lebih mudah memenuhi kebutuhan hidupnya. Keadaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu bangsa dan negara tentunya tidak bisa lepas dari peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja.

BAB I PENDAHULUAN. oleh terbakarnya kilang minyak milik British Petroleum di Teluk Meksiko

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan sering mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan. Kerja (K3) para pekerjanya. Dimana sebenarnya K3 merupakan poin

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya di dunia (Sugiato, 2006). Menurut Badan Kependudukan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi tahun 2020 mendatang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. industrialisasi dan globalisasi harus didukung dengan peralatan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penyakit paru kronik (Kurniawidjaja,2010).

BAB I PENDAHULUAN. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak

Disampaikan oleh: Kasubdit Tanggap Darurat dan Non Institusi Jakarta, 23 November 2017

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang semakin maju menuntut kita untuk berusaha. memajukan industri yang mandiri dalam rangka mewujudkan era

BAB I PENDAHULUAN. terkontaminasinya udara, baik dalam ruangan (indoor) maupun luar ruangan

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

BAB I PENDAHULUAN. kota besar di Indonesia, setelah menunjukkan gajala yang cukup serius,

Pedoman Penyusunan Program Kedaruratan PLB3

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN


BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020,

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

BAB 1 : PENDAHULUAN. renang setidaknya seminggu sekali, 55% anak anak (umur 5 9 tahun)

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

BAB I PENDAHULUAN. disinfeksi setelah waktu kontak tertentu (Chandra, 2009 : 50), sedangkan klorin atau

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara merupakan satu atau lebih substansi fisik, kimia,

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB I PENDAHULUAN. besar atau kecil sangat membutuhkan sumber daya manusia yaitu karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

KPS DIR Instruksi Kerja Lab Teknik Elektro: Kesehatan dan Keselamatan Kerja di TFME

KUISIONER PENELITIAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja ditempat kerja. Dalam pekerjaan sehari-hari pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memproduksinya lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh industri harus memenuhi standar kualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi telah terjadi perkembangan di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan tanaman perkebunan secara besar-besaran, maka ikut berkembang pula

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai daerah penghasilan furniture dari bahan baku kayu. Loebis dan

LEMBAR DATA KESELAMATAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pemasaran (Manuaba, 1983). Aspek yang kurang diperhatikan bahkan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. maupun di luar rumah, baik secara biologis, fisik, maupun kimia. Partikel

Keselamatan Penanganan Bahan Kimia. Kuliah 9

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini, menuntut perusahaan berlomba-lomba untuk

MSDS NaCl (natrium klorida)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja terdapat berbagai potensi bahaya yang dapat

DAFTAR LAMPIRAN SISTEM HARMONISASI GLOBAL KLASIFIKASI DAN LABEL PADA BAHAN KIMIA

KUESIONER ANALISA KUALITAS UDARA DAN KELUHAN IRITASI MATA SERTA KELUHAN SALURAN PERNAPASAN PADA PEKERJA DI PETERNAKAN SAPI PT

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan terhadap keselamatan dan kesehatan para pekerja di tempat

BAB IV HASIL PENELITIAN. PT Coca-Cola Bottling Indonesia Surabaya Plant memproduksi minuman

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Petunjuk : Pilih salah satu jawaban dengan memberikan checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban responden.

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat

LEMBAR DATA KESELAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial mempengaruhi kesehatan pekerja.

KONTRIBUSI BENGKEL SEBAGAI LEMBAGA UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR

Keselamatan & Kesehatan Kerja PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

SANITASI DAN KEAMANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang

Laporan Penyuluhan. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, perkembangan teknologi dapat mendorong kemajuan di bidang industri. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya mesin dan bahan baku baru untuk menghasilkan produk yang baru pula. Akan tetapi, bahan baku, produk, serta hasil samping yang dihasilkan dari proses produksi terkadang mengandung potensi bahaya yang dapat menimbulkan keadaan darurat. Salah satu bentuk permasalahan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan adalah terjadinya keadaan darurat. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu adanya peningkatan kinerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan. K3 menjadi salah satu bagian yang paling penting untuk diperhatikan dewasa ini. Efisiensi biaya dan peningkatan keuntungan semakin diperhatikan seiring dengan penekanan risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Terjadinya kecelakaan industri dapat menyebabkan terhambatnya produksi yang akan berdampak pada penurunan produksi serta kerugian perbaikan maupun pengobatan. Oleh karena itu K3 harus dikelola sebagaimana pengelolaan produksi dan keuangan serta fungsi penting perusahaan lainnya. Melihat bahan pendukung dari proses produksi yang digunakan PT Coca-Cola Bottling Indonesia Surabaya Plant menggunakan bahan kimia, sehingga mempunyai potensi bahaya dan sewaktu-waktu dapat terjadi keadaan 1

2 darurat seperti kebocoran gas amoniak dan klorin. Amoniak adalah senyawa gabungan nitrogen dan hidrogen dengan formula NH 3. Amoniak adalah gas yang tidak berwarna dengan ciri khas bau yang menyengat hidung. mudah sekali larut dalam air, bersifat basa lemah dan kaustik. Amoniak dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan (Bronchitis & Asma), iritasi mata dan kulit, dapat menyebabkan mata dan hidung berair, batuk, sesak nafas dan bahkan kematian. Klorin adalah bahan kimia penting dalam pemurnian air, dalam desinfektan, dalam pemutih, dan gas mustard. Klorin bersifat sangat reaktif. Klorin berbahaya ketika memasuki tubuh saat terhirup bersama dengan udara yang terkontaminasi atau ketika tertelan bersama dengan makanan atau air yang terkontaminasi. Menghirup uap klorin bisa merugikan sistem pernapasan. Keluhan akan bervariasi mulai dari batuk, nyeri dada, serta retensi air dalam paru-paru. Selain dapat mengancam kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan keselamatan jiwa tenaga kerja serta lingkungan sekitar perusahaan. Untuk itu diperlukan sistem tanggap darurat guna mengantisipasi berbagai kemungkinan seperti kecelakaan, kebakaran, ledakan, kebocoran bahan kimia atau pencemaran (Soehatman, 2010). Kelengkapan sarana dan fasilitas untuk pencegahan dan penanggulangan kebocoran gas amoniak dan klorin diperlukan untuk mengantisipasi penyebaran area kebocoran di perusahaan, dengan adanya Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dan memadai, pelatihan kepada karyawan atau operator, serta dilaksanakannya prosedur penanggulangan keadaan

3 darurat agar pencegahan dan penanggulangan dapat dilakukan secara tepat, cepat dan aman. Sistem tanggap darurat didukung dengan adanya pelaksanaan simulasi keadaan darurat secara rutin yang sesuai dengan prosedur tanggap darurat. Perlunya dilakukan simulasi secara rutin sebagai media pelatihan kepada seluruh karyawan dalam menghadapi keadaan darurat, memastikan perlindungan yang maksimal bagi jiwa dan aset perusahaan, juga mengurangi timbulnya situasi dengan akibat yang merugikan. Dengan hal ini diharapkan karyawan dapat mengerti dan memahami kegunaan dari prosedur tanggap darurat, rencana menghadapi keadaan darurat, serta memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan penanggulangan keadaan darurat. Dengan adanya latar belakang permasalahan tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana penerapan simulasi tanggap darurat kobocoran gas atau bahan kimia apabila terjadi keadaan darurat di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Surabaya Plant. Oleh karena itu penulis mengambil judul Penerapan Simulasi Tanggap Darurat Kebocoran Gas Amoniak dan Klorin di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Surabaya Plant. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Penerapan Simulasi Tanggap Darurat Kebocoran Gas Amoniak dan Klorin di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Surabaya Plant?

4 C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan simulasi tanggap darurat kebocoran gas amoniak dan klorin di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Surabaya Plant, meliputi : 1. Prosedur sistem tanggap darurat. 2. Tim tanggap darurat. 3. Sarana dan fasilitas tanggap darurat. 4. Simulasi kebocoran gas amoniak dan klorin. 5. Evaluasi simulasi kebocoran gas amoniak dan klorin. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Surabaya Plant dapat member manfaat antara lain : 1. Bagi Perusahaan a. Perusahaan dapat melaksanakan jadwal simulasi tahun 2016, terutama untuk simulasi kebocoran amoniak dan gas atau bahan kimia. b. Perusahaan melibatkan mahasiswa magang untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas kantor atau kebutuhan unit kantor kerja. c. Perusahaan dapat melibatkan mahasiswa magang dalam pelaksanaan program K3 di perusahaan. d. Menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara perusahaan/institusi tempat magang dengan Program Diploma 3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret.

5 2. Bagi Program Diploma 3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja a. Sebagai sarana pengembangan keilmuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi peserta program melalui tambahan refrensi khususnya Sistem Tanggap Darurat guna meningkatkan kualitas mahasiswa dalam penerapan ilmu K3 di perusahaan. b. Sebagai sarana pemantapan keilmuan bagi mahasiswa dengan mempratekkan di dunia kerja. c. Sebgai sarana untuk membina kerja sama dengan institusi lain dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3. 3. Bagi Mahasiswa a. Dapat menerapkan keilmuan K3 yang diperoleh di bangku kuliah khususnya mengenai simulasi tanggap darurat kebocoran gas dalam kondisi yang sebenarnya. b. Dapat memberikan pengalaman bagi mahasiswa Diploma 3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja dalam keilmuan K3 yang diperoleh pada prateknya di kondisi kerja nyata. c. Sebagai sarana untuk memperdalam dan menambah ilmu pengetahuan penulis tentang program pelaksanaan simulasi tanggap darurat kebocoran gas. d. Dapat mengetahui persiapan dan langkah-langkah mengahadapi keadaan darurat di suatu perusahaan khususnya kebocoran gas di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Surabaya Plant.