PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Christ Victor Rawis*, Wulan P. J. Kaunang**, Max Tulung* *Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Perilaku adalah respon individu terhadap situasi baik berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Domain dari perilaku ialah pengetahuan, sikap dan tindakan. Malaria adalah salah satu penyakit yang penularannya melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia family plasmodiidae. Disain penelitian menggunakan case control study. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Touluaan Selatan Kabupaten Minahasa Tenggara, yang masuk wilayah kerja Puskesmas Tambelang. Populasi dalam penelitian ini adalah warga yang ada di 10 desa di Puskesmas Tambelang Kabupaten Minahasa Tenggara, yaitu 4.725 KK (Kepala Keluarga). Total sampel yang diperoleh berdasarkan rumus pengambilan sampel sebanyak 79 kelompok kasus dan 79 kelompok kontrol. Hasil penelitian hubungan antara pengetahuan dengan kejadian malaria diperoleh nilai p = 0,034 < 0,05 dan nilai Odds Ratio (OR) = 0,44. Hubungan antara sikap dengan kejadian malaria diperoleh nilai p = 0,022 < 0,05 dan nilai Odds Ratio (OR) = 0,44. Hubungan antara tindakan keluar rumah malam hari dengan kejadian malaria diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 dan nilai Odds Ratio (OR) = 11,28. Hubungan antara tindakan menggunakan kelambu dengan kejadian malaria diperoleh nilai p = 0,012 < 0,05 dan nilai Odds Ratio (OR) = 0,48. Hubungan antara tindakan menggantung pakaian dengan kejadian malaria diperoleh nilai p = 0,037 < 0,05 dan nilai Odds Ratio (OR) = 2,07. Kesimpulan dalan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian malaria, sikap dengan kejadian malaria, tindakan keluar malam hari dengan kejadian malaria, tindakan menggunakan kelambu saat tidur dengan kejadian malaria, dan tindakan menggantung pakaian dalam rumah dengan kejadian malaria. Kata Kunci: Faktor Perilaku, Kejadian Malaria ABSTRACT Behavior is the individual response to the situation both from outside and from within himself. Domain of behavior is knowledge, attitudes and actions. Malaria is a disease that is transmitted through the bite of a female anopheles mosquito. The cause malaria are plasmodia family genus plasmodiidae. The design study using case control study. This research was conducted in the District of South Touluaan Southeast Minahasa Regency, which entered the working area of Puskesmas Tambelang. The population in this study were residents in 10 villages in Puskesmas Tambelang Southeast Minahasa Regency, is 4,725 KK (Head of Family). Total sample obtained based on a formula taking a sample of 79 cases and 79 controls. The results of the study the relationship between knowledge with malaria incidence values obtained p = 0.034 < 0.05 and value Odds Ratio (OR) = 0.44. The relationship between attitudes to malaria incidence values obtained p = 0.022 <0.05 and value Odds Ratio (OR) = 0.44. The relationship between the action out at night with malaria incidence values obtained p = 0.000 <0.05 and value Odds Ratio (OR) = 11.28. The relationship between the act of using bed nets to malaria incidence values obtained p = 0.012 <0.05 and value Odds Ratio (OR) = 0.48. The relationship between action hanging clothes with malaria incidence values obtained p = 0.037 <0.05 and value Odds Ratio (OR) = 2.07. Conclusion role in this study is there a significant relationship between knowledge and the incidence of malaria, with malaria incidence attitude, act out the night with the incidence of malaria, the act of using mosquito nets while sleeping with the incidence of malaria and action hanging clothes in the house with the incidence of malaria. Keyword: Behavior factors, Malaria Incidence 27
PENDAHULUAN Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, pemerintah, dan swasta. Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 pengendalian malaria merupakan salah satu penyakit yang ditargetkan untuk menurunkan angka kesakitannya dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk. Angka kesakitan malaria (API) tahun 2009 adalah 1,85 per 1000 penduduk, sehingga masih harus dilakukan upaya efektif untuk menurunkan angka kesakitan 0,85 per 1000 penduduk dalam waktu 4 tahun, agar target rencana strategis kesehatan tahun 2014 tercapai. Penelitian tentang faktor perilaku sebagai risiko terjadinya penyakit malaria yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rubianti (2009) diperoleh hasil ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian malaria dimana orang yang mempunyai pengetahuan kurang tentang malaria berisiko terkena malaria sebesar 1,99 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang berpengetahuan baik tentang malaria. Penelitian yang dilakukan oleh Nurbayani, 2013 diperoleh hasil ada hubungan antara penggunaan kelambu dengan kejadian malaria dimana orang yang tidak menggunakan kelambu pada waktu tidur berisiko terkena malaria sebesar 3,036 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang menggunakan kelambu dan orang yang mempunyai kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah berisiko 3,11 kali untuk terkena malaria dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah. Kabupaten Minahasa Tenggara Provinsi Sulawesi Utara berdasarkan API (Annual Parasite Incidence), dari tahun 2011 API = 17,5 per 1000 penduduk; 2012 API = 17,8 per 1000 penduduk dan tahun 2013 API = 15,9 per 1000 penduduk. Berdasarkan angka di atas telah terjadi penurunan angka insidens (API) di tahun 2012 dan tahun 2013, walaupun angka insidens di tahun 2012 dan tahun 2013 tetap pada angka endemis tinggi. Puskesmas Tambelang Kecamatan Touluaan Selatan Kabupaten Minahasa Tenggara adalah puskesmas 28
dengan angka API tertinggi dari 12 Puskesmas yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara, dengan capaian tahun 2011 API = 108,6 per 1000 penduduk; tahun 2012 API = 77,8 per 1000 penduduk dan tahun 2013 API = 88,3 per 1000 penduduk. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan desain observasional analitik untuk melihat adanya hubungan variabel bebas dan terikat. Dengan demikian studi penelitian ini menggunakan penelitian kasus control (case control study). Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Touluaan Selatan Kabupaten Minahasa Tenggara, yang masuk wilayah kerja Puskesmas Tambelang. Populasi dalam penelitian ini adalah warga desa yang ada di 10 desa di Puskesmas Tambelang Kabupaten Minahasa Tenggara, yang memiliki angka insidens se-kecamatan Touluaan Selatan Kabupaten Minahasa Tenggara. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dalam 2 cara, yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Data primer yaitu data yang diambil langsung dari sumbernya melalui kuesioner dan data sekunder yaitu data yang diambil oleh peneliti dari buku referensi, profil puskesmas, dinas kesehatan, kantor kecamatan dan lain sebagainya. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a. Data Umum Kelompok Kasus Pada karakteristik umur dengan total 79 responden, sebagian besar berada pada rentang usia < 20 tahun dan 21-30 tahun dengan jumlah masingmasing 27 responden (34,2%). Pada karateristik jenis kelamin, sebagian besar adalah laki-laki dengan jumlah 47 responden (59,5%). Pada karateristik status perkawinan, sebagian besar adalah belum atau tidak kawin dengan jumlah 40 responden (50,6%). Pada karateristik tingkat pendidikan terakhir, sebagian besar adalah lulus SMP dengan jumlah 41 responden (51,9%). Pada karateristik pekerjaan, sebagian besar adalah tidak bekerja dengan jumlah 37 responden (46,8%). Pada karateristik responden dengan pekerjaan tambahan, sebagian besar adalah tidak ada pekerjaan tambahan dengan jumlah 67 responden (84,8%). Pada karateristik responden dengan aktifitas di luar rumah, sebagian besar adalah melakukan aktifitas di luar rumah dengan jumlah 45 responden (57%). Pada 29
karateristik waktu aktifitas, sebagian besar adalah melakukan aktifitas di siang hari dengan jumlah 47 responden (59,5%). b. Karakteristik Variabel Dari total 79 responden, pada kategori pengetahuan, sebagian besar termasuk dalam kategori pengetahuan kurang dengan jumlah 49 responden (62%). Pada kategori sikap, sebagian besar termasuk dalam kategori sikap negatif dengan jumlah 52 responden (65,8%). Pada kategori tindakan dengan aktifitas keluar di malam hari, sebagian besar termasuk dalam kategori ya dengan jumlah 41 responden (51,9%). Pada kategori tindakan menggunakan kelambu, sebagian besar termasuk dalam kategori tidak dengan jumlah 60 responden (75,9%) dan pada kategori tindakan responden menggantung pakaian, sebagian besar termasuk dalam kategori tidak dengan jumlah 43 responden (54,4%). c. Data Umum Kelompok Kontrol Pada karakteristik umur dengan total 79 responden, sebagian besar berada pada rentang usia 21-30 tahun dengan jumlah 31 responden (39,2%). Pada karateristik jenis kelamin, sebagian besar adalah perempuan dengan jumlah 52 responden (65,8%). Pada karateristik status perkawinan, sebagian besar adalah mempunyai status kawin dengan jumlah 70 responden (88,6%). Pada karateristik tingkat pendidikan terakhir, sebagian besar adalah lulus SMP dengan jumlah 31 responden (39,2%). Pada karateristik pekerjaan, sebagian besar adalah tidak bekerja dengan jumlah 46 responden (58,2%). Pada karateristik responden dengan pekerjaan tambahan, seluruh responden (100%) tidak mempunyai pekerjaan tambahan. Pada karateristik responden dengan aktifitas di luar rumah, sebagian besar adalah tidak melakukan aktifitas di luar rumah dengan jumlah 64 responden (81%). Pada karateristik waktu aktifitas, sebagian besar adalah tidak ada aktifitas jumlah 64 responden (81%). d. Data Kelompok Kontrol Dari total 79 responden, pada kategori pengetahuan, sebagian besar termasuk dalam kategori pengetahuan kurang dengan jumlah 50 responden (63,3%). Pada sikap, sebagian besar termasuk dalam kategori sikap negatif dengan jumlah 41 responden (51,9%). Pada tindakan dengan aktifitas keluar di malam hari, sebagian besar termasuk dalam kategori tidak dengan jumlah 73 responden (92,4%). Pada tindakan 30
menggunakan kelambu, sebagian besar termasuk dalam kategori tidak dengan jumlah 42 responden (53,2%) dan pada tindakan responden menggantung pakaian, sebagian besar termasuk dalam kategori tidak dengan jumlah 42 responden (53,2%). 2. Analisis Bivariat a. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kejadian Malaria Berdasarkan hasil tabulasi silang hubungan antara pengetahuan dengan kejadian malaria, di mana responden dengan tingkat pengetahuan yang baik sebagian besar tidak mengalami kejadian malaria dengan jumlah 29 responden (18,4%). Responden dengan kategori pengetahuan kurang sebagian besar mengalami kejadian malaria dengan jumlah 63 responden (39,9). p = 0,034 < 0,05 dan nilai Odds Ratio (OR) = 0,44. Hal ini menjelaskan bahwa pada interval kepercayaan 95% dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kejadian malaria, sedangkan pengaruh pengetahuan terhadap kejadian malaria tidak terlalu besar yakni hanya sebesar 0,44 kali. b. Pengaruh Sikap Terhadap Kejadian Malaria Berdasarkan hasil tabulasi silang hubungan antara sikap dengan kejadian malaria, di mana responden dengan sikap yang positif terhadap penyakit malaria sebagian besar tidak mengalami kejadian malaria dengan jumlah 38 responden (24,1%). Responden dengan kategori sikap yang negatif terhadap penyakit malaria sebagian besar mengalami kejadian malaria dengan jumlah 56 responden (35,4). p = 0,022 < 0,05 dan nilai Odds Ratio (OR) = 0,44. Hal ini menjelaskan bahwa pada interval kepercayaan 95% dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan kejadian malaria, sedangkan pengaruh sikap terhadap kejadian malaria tidak terlalu besar yakni hanya sebesar 0,44 kali. c. Pengaruh Tindakan Keluar Rumah di Malam Hari Terhadap Kejadian Malaria 31
Berdasarkan hasil tabulasi silang hubungan antara tindakan keluar rumah pada malam hari dengan kejadian malaria, di mana responden dengan tindakan keluar rumah sebagian besar mengalami kejadian malaria dengan jumlah 38 responden (24,1%). Responden dengan kategori tindakan tidak keluar rumah malam hari sebagian besar tidak mengalami kejadian malaria dengan jumlah 73 responden (46,2). p = 0,000 dan nilai Odds Ratio (OR) = 11,28. Hal ini menjelaskan bahwa pada interval kepercayaan 95% dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara tindakan keluar rumah pada malam hari dengan kejadian malaria, sedangkan pengaruh tindakan keluar rumah pada malam hari terhadap kejadian malaria cukup besar yakni sebesar 11 kali. d. Pengaruh Tindakan Menggunakan Kelambu Terhadap Kejadian Malaria Berdasarkan hasil tabulasi silang hubungan antara tindakan menggunakan kelambu sewaktu tidur dengan kejadian malaria, di mana responden dengan tindakan menggunakan kelambu sebagian besar tidak mengalami kejadian malaria dengan jumlah 35 responden (22,2%). Responden dengan kategori tindakan menggunakan kelambu sewaktu tidur sebagian besar tidak mengalami kejadian malaria dengan jumlah 60 responden (38,0). p = 0,012 dan nilai Odds Ratio (OR) = 0,48. Hal ini menjelaskan bahwa pada interval kepercayaan 95% dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara tindakan menggunakan kelambu saat tidur dengan kejadian malaria, sedangkan pengaruh tindakan menggunakan kelambu sewaktu tidur terhadap kejadian malaria tidak terlalu besar yakni hanya sebesar 0,48 kali. e. Pengaruh Tindakan Menggantung Pakaian Terhadap Kejadian Malaria Berdasarkan hasil tabulasi silang hubungan antara tindakan menggantung pakaian dalam rumah dengan kejadian malaria, di mana responden dengan tindakan menggantung pakaian sebagian besar mengalami kejadian malaria dengan jumlah 51 responden (32,3%). Responden dengan kategori tindakan tidak menggantung pakaian dalam rumah sebagian besar tidak 32
mengalami kejadian malaria dengan jumlah 42 responden (26,6). p = 0,037 dan nilai Odds Ratio (OR) = 2,07. Hal ini menjelaskan bahwa pada interval kepercayaan 95% dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara tindakan menggantung pakaian dalam rumah dengan kejadian malaria, sedangkan pengaruh tindakan menggantung pakaian dalam terhadap kejadian malaria tidak terlalu besar yakni hanya sebesar 2 kali. 3. Analisis Multivariat Berdasarkan hasil analisis multivariat hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan dengan kejadian malaria di Puskesmas Tambelang. Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa secara simultan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap dan tindakan dengan kejadian malaria dengan nilai p = 0,000 < 0,015 dan nilai X 2 hitung sebesar 52,255. Secara parsial dapat dilihat seberapa besar pengaruhnya masing-masing variabel bebas (pengetahuan, sikap dan tindakan) terhadap variabel terikat (kejadian malaria) melalui nilai Odds Ratio (OR). Tindakan keluar di malam hari mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kejadian, yakni sebesar 12,190 kali lebih besar dan yang paling sedikit berpengaruh adalah tindakan menggunakan kelambu yakni 0,366. Secara keseluruhan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat hubungan yang positif. KESIMPULAN 1. Ada pengaruh pengetahuan terhadap kejadian malaria di Puskesmas Tambelang Kecamatan Touluaan Selatan Kabupaten Minahasa Tenggara. 2. Ada pengaruh sikap terhadap kejadian malaria di Puskesmas Tambelang Kecamatan Touluaan Selatan Kabupaten Minahasa Tenggara. 3. Ada pengaruh tindakan keluar rumah di malam hari terhadap kejadian malaria di Puskesmas Tambelang Kecamatan Touluaan Selatan Kabupaten Minahasa Tenggara. 4. Ada pengaruh tindakan menggunakan kelambu terhadap kejadian malaria di Puskesmas Tambelang Kecamatan Touluaan Selatan Kabupaten Minahasa Tenggara. 5. Ada pengaruh tindakan menggantung pakaian di dalam rumah terhadap kejadian malaria di Puskesmas Tambelang Kecamatan Touluaan Selatan Kabupaten Minahasa Tenggara. 33
6. Terdapat pengaruh secara simultan antara pengetahuan, sikap dan tindakan dengan kejadian malaria di Puskesmas Tambelang Kecamatan Touluaan Selatan Kabupaten Minahasa Tenggara. SARAN 1. Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara melalui instansi terkait Dinas Kesehatan dan Puskesmas Tambelang hendaknya terus memberikan penyuluhan kesehatan khususnya tentang penyakit malaria sehingga masyarakat dapat mengerti tentang penyebab, tanda dan gejala serta akibat dari penyakit malaria. Dengan demikian apabila pengetahuan masyarakat sudah baik dan dipertahankan, maka penyebaran yang lebih besar pada kasus malaria dapat ditanggulangi. 2. Memberikan dukungan kepada masyarakat tentang sikap terhadap penyakit malaria. Gambaran sikap yang positif terhadap malaria akan membuat masyarakat tidak akan merasa panik apabila ada kasus malaria yang menyerang warganya, sebaliknya dengan sikap yang positif, masyarakat mampu berkoordinasi dengan instansi terkait bagaimana cara menanggulangi penyakit malaria. 3. Masyarakat dengan perilaku atau tindakan kesehatan yang masih kurang mampu memperbaiki perilakunya masing-masing yang berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit malaria, seperti tindakan keluar rumah di malam hari, penggunaan kelambu di tempat tidur dan tidak menggantung pakaian secara sembarangan di dalam rumah. DAFTAR PUSTAKA Andriyani, D; Heriyanto, B; Trapsilowati, W; Septia, A dan Widiarti. 2013. Faktor Resiko dan Pengetahuan, Sikap dan Prilaku Masyarakat pada Kejadian Luar Biasa Malaria di Kabupaten Purbalingga. Jurnal Litbangkes Vol. 41 No. 2 Juni 2013. From http://ejournal.litbang.depkes.go.i d. Idrus, M dan Getrudis. 2014. Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria di Puskesmas Koeloda Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada Provinsi NTT. Jurnal Kesehatan. Vol. 7 No. 2 Tahun 2014. Kemenkes RI, 2014. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta Lario, J.S.C; Bidjuni, H; Onibala, F. 2016. Hubungan Karakteristik dan Perilaku Masyarakat Dengan Kejadian Malaria Di Rumah Sakit 34
Sinar Kasih Tentena Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Keperawatan Vol. 4 No. 1 Tahun 2016. http://ejournal.unsrat.ac.id. Nurbayani, L, 2013. Faktor Resiko Kejadian Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Mayong I Kabupaten Jepara. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2013, Volume 2, No I, Januari 2013 Rubianti I, Wiwobo T.A. dan Slikhah, 2009. Faktor Resiko Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Paruga Kota Bima Nusa Tenggara Barat. Jurnal Kesmas Vol. 3, No. 3 September 2009. FKM, Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta. 35