PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Sensus Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA GORONTALO. (Studi Kasus Inspektorat Kota Gorontalo)

PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Sensus pada Dinas Daerah Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. mendesak khususnya pada masa reformasi sekarang. lagi dengan semakin kritisnya masyarakat dewasa ini, maka rumusan pengawasan

PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan pada sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya

BAB I PENDAHULUAN. fungsi-fungsi dasar manajemen lainnya yaitu perencanaan dan pelaksanaan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB I PENDAHULUAN. Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. reformasi yang semakin luas dan menguat dalam satu dekade terakhir. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai wujud pertanggungjawaban daerah atas otonomi pengelolaan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengendalian intern merupakan salah satu alat bagi manajemen

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara.tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pemerintah yang baik (good governance). Good Governance. Menurut UU No. 32/2004 (2004 : 4). Otonomi daerah ada lah hak

PENGARUH PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TERHADAP PENGAMANAN ASET DAERAH (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo)

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah yang lebih luas, mengakibatkan semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Rochmansjah (2010) ditandai dengan adanya penyelenggaraan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. bersih dan berwibawa. Paradigma baru tersebut mewajibkan setiap satuan kerja

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di penghujung abad ke-20, dunia dilanda arus globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bentuk pengeluaran guna membiayai kegiatan-kegiatan yang

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

RIANI NURHAYATI Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

Cipmawati Mohune Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo ABSTRACT

THE INFLUENCE OF IMPLEMENTATION OF INTERN CONTROL GOVERNMENT SYSTEM AND INTERN AUDIT ON GOOD GOVERNANCE (Study at The Offices of The Ciamis Regency)

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi keuangan pemerintah yang dilaksanakan pada awal

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Irma Novalia B

BAB I PENDAHULUAN. pun berlaku dengan keluarnya UU No. 25 tahun 1999 yang telah direvisi UU No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang (UU) No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok. pemerintahan daerah, diubah menjadi Undang-Undang (UU) No.

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah awal yang harus dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

PENGARUH INDEPENDENSI DAN PEMBATASAN LINGKUP AUDIT DI BPK RI PERWAKILAN PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

PENGARUH AUDIT KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS PUBLIK SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (Survei Pada Dinas Daerah Kabupaten Ciamis)

BAB I PENDAHULUAN. yang menyajikan laporan keuangan diharuskan memberi pernyataan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. laporan pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan. Akuntansi sektor publik

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KOTA BANJAR TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Good governace merupakan function of governing, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin mewujudkan clean and good governance. dalam tataran pelaksanaannya akan menjadi tidak efektif apabila

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

PENGARUH PENGAWASAN OLEH INSPEKTORAT TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan sejak tahun 1981 sudah tidak dapat lagi mendukung kebutuhan Pemda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi keuangan daerah yang diawali dengan bergulirnya UU Nomor

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan pemerintahannya. Pemerintah pusat memberikan kewenangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dengan seringnya pergantian penguasa di negara ini telah memicu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam

PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya)

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiriurusan pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mewujudkan suatu tata kelola pemerintahan yang baik

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

Bab 1 PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian, tujuan, motivasi, dan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peraturan yang ada diantaranya adalah; Peraturan Pemerintah (PP)

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola

PENGARUH IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP BELANJA MODAL (Sensus pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. Keinginan untuk mewujudkan good governance merupakan salah satu

ABSTRAK. Kata kunci: good governance, pengelolaan keuangan, sistem pengendalian intern pemerintah, kinerja pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah, pengelolaan keuangan sepenuhnya berada di tangan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

Transkripsi:

PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Sensus Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya) Oleh : Delis Lisdiani 093403106 Dibawah bimbingan : Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak., CA. Rani Rahman, S.E., M.Ak ABSTRACT The research objectived were to know how the monitoring of functional at Government Dinas Tasikamalaya City, how the effectiveness of regional financial at Government Dinas Tasikamalaya City and how the influence of monitoring of functional on effectiveness of regional financial at Government Dinas Tasikamalaya City. The method used in this research is descriptive method of verification with quantitative approach. The study population consists of 44 people. The analysis tool used is simple linear regression. These research indicate that the monitoring of functional at Government Dinas Tasikamalaya City is very good, the effectiveness of regional financial at Government Dinas Tasikamalaya City is very good and The monitoring of functional significantly influence on effectiveness of regional financial at Government Dinas Tasikamalaya City. Key words: monitoring of functional; effectiveness of regional financial ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengawasan fungsional pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya, bagaimana efektivitas pengelolaan keuangan daerah pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya dan bagaimana pengaruh pengawasan fungsional terhadap efektivitas pengelolaan keuangan daerah pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus. Populasi penelitian terdiri dari 44 orang. Alat analisis yang digunakan adalah uji regresi liner sederhana. Hasil penelitian ini menunjukan pengawasan fungsional pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya kriteria sangat baik, efektivitas pengelolaan keuangan daerah pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya kriteria sangat baik dan pengawasan fungsional berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pengelolaan keuangan daerah pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya. Kata kunci: pengawasan fungsional; efektivitas pengelolaan keuangan daerah

1. Latar Belakang Reformasi pengelolaan Keuangan Daerah di era otonomi daerah ditandai dengan lahirnya paket Kebijakan Keuangan Negara yakni : UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Nuansa pembaharuan dari tiga kebijakan tersebut melandasi bangunan kebijakan dalam tataran teknis yakni : PP No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Implementasi sejumlah perangkat perundang-undangan di bidang pemerintahan daerah belum bisa dijadikan acuan utama dalam mewujudkan good public governance, khususnya di bidang pengelolaan keuangan daerah dan pelayanan publik, tetapi masih membutuhkan pengkajian yang lebih mendalam, khususnya menyangkut pengawasan, pemahaman mengenai sistem akuntansi keuangan daerah serta manajemen atau pengelolaan keuangan daerah dalam kaitannya dengan pelayanan publik. Dalam hal ini, unit satuan kerja dipandang memiliki peranan utama dalam operasional roda pemerintahan di daerah, karena unit satuan kerja merupakan pusat-pusat pertanggungjawaban pemerintah daerah dan relatif lebih banyak melaksanakan tugas operasional pemerintahan dan lebih banyak mengkonsumsi sumber daya, yang tentunya harus diperuntukkan dan dipertanggungjawabkan pada kepentingan publik ( PP nomor 38 dan 41 Tahun 2007). Pengawasan pada hakekatnya merupakan fungsi yang melekat pada seorang leader atau top manajemen dalam setiap organisasi, sejalan dengan fungsi-fungsi dasar manajemen lainnya yaitu perencanaan dan pelaksanaan. Demikian halnya dalam organisasi pemerintah, fungsi pengawasan merupakan tugas dan tanggung jawab seorang kepala pemerintahan, seperti di lingkup pemerintah provinsi merupakan tugas dan tanggung jawab gubernur sedangkan di pemerintah kabupaten dan kota merupakan tugas dan tanggung jawab bupati dan walikota. Namun karena katerbatasan kemampuan seseorang, mengikuti prinsip-prinsip organisasi, maka tugas dan tanggung jawab pimpinan tersebut diserahkan kepada pembantunya yang mengikuti alur distribution of power sebagaimana yang diajarkan dalam teori-teori organisasi modern. Seiring dengan semakin kuatnya tuntutan dorongan arus reformasi ditambah lagi dengan semakin kritisnya masyarakat dewasa ini, maka rumusan pengawasan yang sederhana itu tidaklah cukup dan masyarakat mengharapkan lebih dari sekedar memperbaiki atau mengoreksi kesalahan untuk perbaikan dimasa datang, melainkan terhadap kesalahan, kekeliruan apalagi penyelewengan yang telah terjadi tidak hanya sekedar dikoreksi dan diperbaiki akan tetapi harus diminta pertanggungjawaban kepada yang bersalah. Kesalahan harus ditebus dengan sanksi/hukuman, dan bila memenuhi unsur tindak pidana harus diproses oleh aparat penegak hukum, sehingga membuat efek jera bagi pelaku dan orang lain berpikir seribu kali untuk melakukan hal yang sama, sehingga praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) menjadi berkurang dan akhirnya hilang. Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan secara fungsional. Pengawasan fungsional pada pemerintah daerah dilakukan oleh Badan Pengawas Daerah (Bawasda) atau yang lebih dikenal dengan Inspektorat yang melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan daerah, pada Inspektorat khususnya mengenai pengawasan fungsioanal pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah agar dapat memenuhi tujuan efektivitas pengelolaan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pemerintah Kota Tasikmalaya sendiri memiliki beberapa Dinas-dinas yang merupakan organisasi yang mempunyai program kerja yang langsung berhadapan dengan publik. Jadi dibutuhkan pengawasan fungsional yang jelas dari organisasi tersebut untuk mencapai tujuan organisasi yang benar dengan Pengelolaan Keuangan Daerah yang efektif. Berdasarkan hasil pemeriksaan atas LKPD Kota Tasikmalaya TA 2013, BPK masih menemukan sejumlah permasalahan yang memerlukan perhatian dan komitmen penyelesaian dari seluruh elemen DPRD dan Pemerintah Kota Tasikmalaya. Terdapat tiga permasalahan yang menjadi Pengecualian dalam LHP LKPD Kota Tasikmalaya TA 2013 yaitu Aset Tetap, Persediaan, dan Investasi Non Permanen Dana Bergulir. Selain itu penyajian Aset Tetap pada Dinas Pendidikan dan RSUD belum didukung hasil inventarisasi serta tindak lanjut hasil pemeriksaan belum seluruhnya diselesaikan, penatausahaan pada enam organisasi perangkat daerah (OPD) kurang tertib. Sedangkan pada akun Investasi Non Permanen Dana Bergulir, penyajian akun di Neraca per 31 Desember 2013 senilai Rp 13,39 miliar belum mencerminkan nilai bersih yang dapat direalisasikan (www.jabar.tribunnews.com). Pada pemerintah daerah terdapat aparat pengawasan fungsional intern pemerintah kabupaten atau kota yang membantu pimpinan pemerintah dalam melakukan pengawasan apakah kegiatan yang dilakukan oleh aparatnya sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran dan program yang ditentukan. Pengawasan fungsional dapat dilakukan melalui pemeriksaan, pengujian, penilaian dan pengusutan berbagai aspek penyelenggaraan pemerintah (PP No. 20 Tahun 2001). Untuk melaksanakan fungsifungsi tersebut aparat pengawasan fungsional dapat menggunakan berbagai tipe audit pemerintahan. Aparat pengawasan fungsional intern pemerintah terdiri dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal, Unit Pengawasan LPND, dan Inspektorat Wilayah. Peran aparat pengawasan fungsional pemerintah benar-benar dapat mendukung dan mendorong proses terwujudnya good governance dalam pelaksanaan pemerintah dan pembangunan. Terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Selain BPK salah satu instansi yang melakukan audit atau pemeriksaan terhadap pemerintah daerah adalah Inspektorat Daerah. Inspektorat daerah mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah. Berdasarkan fenomena yang diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Pengawasan Fungsional terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah (Sensus Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya). 2. Identisifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penulis menetapkan beberapa identifikasi masalah sebagai acuan dalam penyusunan bab-bab selanjutnya. Identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Pengawasan Fungsional pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya. 2. Bagaimana Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya. 3. Bagaimana Pengaruh Pengawasan Fungsional terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya.

3. Tinjauan Pustaka A. Pengawasan Fungsional Menurut Sonny Sumarsono, (2010:253) pengertian pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan fungsional baik yang berasal dari lingkungan internal pemerintah maupun yang berasal dari lingkungan eksternal pemerintah. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2001 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Atas Penyelenggaran Pemerintah Daerah pengawasan fungsional adalah Pengawasan yang dilakukan oleh Lembaga / Unit / Badan yang mempunyai tugas dan fungsi dalam melakukan pengawasan melalui pemeriksaan, pengkajian, pengusutan dan penilaian. Menurut Ihyaul Ulum (2005;137) pengawasan fungsional adalah : Pengawasan yang dilakukan oleh aparat/ unit atau organisasi yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan dalam batas batas lingkungan kewenangan yang ditentukan. Dari semua pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh lembaga atau aparat dan memiliki tugas untuk melakukan pemeriksaan, pengujian, penilaian, monitoring, dan evaluasi B. Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pengertian efektivitas menurut Mardiasmo (2002:134) mengemukakan bahwa : Efektivitas adalah Ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya, apabila suatu organisasi tersebut telah mencapai tujuannya dikatakan telah berjalan dengan efektif. Selain itu dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 disebutkan bahwa efektivitas adalah : Pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan antara output dengan outcome. Output merupakan hasil yang dicapai dari suatu program, aktivitas dan kebijakan. Sedangkan outcome adalah dampak yang ditimbulkan dari suatu aktivitas tertentu. Pengertian pengelolaan keuangan daerah terdapat dalam peraturan Mendagri yang tertuang dalam Kepmendagri No. 13 Tahun 2006 bab 1 Pasal 1 ayat 8 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah adalah : Pengelolaan keuangan daerah pada hakekatnya adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Menurut Sonny Sumarsono (2010:51) pengertian keuangan daerah adalah sebagai berikut: Semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Menurut Soleh Chabib dan Rochmansjah Heru (2010:9) Pengelolaan keuangan daerah adalah pengelolaan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan lain yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kerangka APBD..

Berdasarkan penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan keuangan daerah perlu mendapatkan perhatian lebih, baik dari penyusunan sampai dengan pengawasannya. 4. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran maka penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut : Pengawasan Fungsional berpengaruh terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah. 5. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah variabel pengawasan fungsional dan efektivitas pengelolaan keuangan daerah. Adapun yang menjadi subjek penelitian atau unit analisis adalah Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya. 6. Metode Penelitian Dalam menjalankan suatu penelitian, untuk mencapai suatu tujuan ilmiah tidak terlepas dari penggunaan metode, karena metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan sebsus (Mohammad.Nazir, 2005:56).. 7. Operasionalisasi Variabel Adapun berikut tabel penjabaran dari ketiga variabel tersebut diatas beserta indikator-indikatornya : Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Variabel Definisi Variabel Indikator Ukuran Skala Pengawasan Fungsional (X) Efektivitas Pengelolaan keuangan daerah (Y) Pengawasan Fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh Lembaga / Unit / Badan yang mempunyai tugas dan fungsi dalam melakukan pengawasan melalui pemeriksaan, pengkajian, pengusutan dan penilaian. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2001 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Atas Penyelenggaran Pemerintah Daerah) Efektivitas adalah pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan yaitu dengan cara membandingkan keluaran dan hasil. (Permendagri No. 13 Tahun 2016 Tentang Pendoman Pengelolaan Keuangan Daerah) Pengelolaan Keuangan Daerah adalah pengelolaan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan lain yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kerangka APBD. (Chabib dan Rohcmansjah 2010:9) 1. Persiapan Pemeriksaan 2. Pelaporan Pemeriksaan 3. Penyusunan Hasil Pemeriksaan 1. Akuntabilitas 2. Transparansi 3. Pengendalian

8. Model atau Paradigma Penelitian Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus menghubungkan jenis dan jumlah rumusan yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Dalam hal ini, sesuai dengan judul penelitian Pengaruh Pengawasan Fungsional Terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah. Maka model atau paradigma penelitian dapat dilihat pada gambar berikut: X Y Gambar 1 Paradigma Penelitian ε Keterangan : X = Pengawasan Fungsional Y = Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Ε = Faktor lain yang tidak diteliti tetapi berpengaruh terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah 9. Hasil Penelitian Dan Pembahasaan a. Pelaksanaan Pengawasan fungsional Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya Berdasarkan tanggapan responden mengenai Pengawasan fungsional Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya atas jumlah skor yang diperoleh sebesar 1.680 hal ini termasuk kepada kategori sangat baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi yaitu dalam penyusunan laporan pemeriksaan, harus dibuat oleh secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan jumlah skor sebesar 192, sedangkan yang memiliki skor yang paling kecil yaitu setiap rencana yang telah disusun dalam pelaksanaan pemeriksaan melakukan pemeriksaan secara terperinci dengan jumlah skor sebesar 181 b. Pelaksanaan Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya Berdasarkan tanggapan responden mengenai Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya atas jumlah skor yang diperoleh sebesar 1.677 hal ini termasuk kepada kategori sangat baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi yaitu menfasilitasi yang menampung pertanyaan-pertanyaan masyarakat tentang pengelolaan keuangan daerah dengan jumlah skor sebesar 193, sedangkan yang memiliki skor yang paling kecil yaitu mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat melalui media masa dengan jumlah skor sebesar 180

c. Pengaruh Pengawasan Fungsional Terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya Untuk menghitung besarnya pengaruh Pengawasan Fungsional terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya menggunakan analisis data yang meliputi analisis regresi linear sederhana, analisis koefisien korelasi, koefisien determinasi dan uji hipotesis dengan menggunakan SPSS V.16., dimana berdasarkan hasil pengolahan data pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya: a. Uji Regresi Linear Sederhana Untuk mengetahui besarnya pengaruh pengawasan fungsional (variabel independen) terhadap efektivitas pengelolaan keuangan daerah (variabel dependen), maka digunakan alat regresi linear sederhana sebagai berikut : Y = a + b(x) Hasil perhitungan regresi linear sederhana dengan menggunakan program SPSS 16.0 diperoleh bahwa : a = 5,736 b = 0,847 Maka persamaan regresi adalah Y = 5,736+ 0,847 (X) Nilai konstan (a) sebesar 5,736menunjukkan tingkat perolehan efektivitas pengelolaan keuangan daerah yang dicapai yaitu sebesar 5,736 pada saat pengawasan fungsional (0). Sedangkan untuk nilai b sebesar 0,847 menunjukkan setiap peningkatan pengawasan fungsional sebesar 1 akan berakibat peningkatan sebesar 0,847 pada efektivitas pengelolaan keuangan daerah yang dicapai. Hal ini dikarenakan dengan adanya peningkatan pengawasan fungsional maka pemerintah dapat menjaga dan meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan daerah. b. Analisis Koefisien Korelasi Berdasarkan hasil perhitungan SPSS (hasil perhitungan terlampir, tabel model summary,) diperoleh nilai r sebesar 0,795. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan bahwa Pengawasan Fungsional terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah memiliki hubungan yang positif searah, dengan derajat keeratan termasuk dalam katagori kuat karena berada diantara 0,60 0,79. hal ini berarti jika Pengawasan Fungsional mengalami penurunan maka akan diikuti dengan penurunannya Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah, sebaliknya juga jika Pengawasan Fungsional meningkat maka Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah pun akan penurunan. c. Analisis Koefisien Determinasi Untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh Pengawasan Fungsional terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah maka rumus yang digunakan adalah : Kd= (0,795) 2 x 100% = 63,2% Nilai koefisien determinasi di atas menunjukan bahwa Pengawasan Fungsional berpengaruh terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah sebesar 63,2%, sisanya sebesar 26,8% merupakan pengaruh faktor lain misalnya yaitu pengawasan melekat, kinerja pegawai dan lain-lain. d. Pengujian hipotesis Untuk menguji hipotesis Pengawasan Fungsional terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan uji t. dari hasil analisis diperoleh (hasil perhitungan terlampir, tabel coefficient,) t hitung sebesar 8,495 dan dari t tabel dengan dk =

5 pada tingkat keyakinan 95% α = 0.05 diperoleh t tabel sebesar 2,018. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa t hitung (8,495) > t tabel (2,018) atau dengan melihat tingkat signifikan pada kolom sig diperoleh 0,000, nilai tersebut kurang dari nilai α (0.05). Dengan demikian, hipotesis nol (Ho) ditolak atau Ha (hipotesis alternatif) diterima. Dengan diterimanya Ha bahwa Pengawasan Fungsional berpengaruh terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah 10. Simpulan Dan Saran a. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pengawasan fungsional Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya termasuk kepada kategori sangat baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi yaitu dalam penyusunan laporan pemeriksaan, harus dibuat oleh secara tertulis dan disampaikan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, sedangkan yang memiliki skor yang paling kecil yaitu setiap rencana yang telah disusun dalam pelaksanaan pemeriksaan melakukan pemeriksaan secara terperinci. 2. Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya termasuk kepada kategori sangat baik. Dari beberapa kriteria yang diajukan, ternyata yang memiliki skor yang paling tinggi yaitu menfasilitasi yang menampung pertanyaan-pertanyaan masyarakat tentang pengelolaan keuangan daerah, sedangkan yang memiliki skor yang paling kecil yaitu mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat melalui media masa. 3. Pengawasan Fungsional berpengaruh terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya. Hal ini menunjukan apabila pengawasan fungsional dilakukan dengan baik, maka efevektivitas pengelolaan keuangan daerah pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya dapat terlaksana dengan baik dan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti seperti misalnya pengawasan meleket dan kinerja pegawai dan lain-lain b. Saran Dari simpulan tersebut ada beberapa saran yang penulis ajukan yang dapat dijadikan acuan sesuai dengan hasil penelitian, diantaranya yaitu: 1. Sebaiknya bank menjaga kestabilan CAR untuk mengantisipasi risiko akibat Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya harus lebih meningkatkan pengawasan dalam rangka mengawal jalannya roda pemerintahan dan pengelolaan keuangan daerah agar pengalokasian dan penggunaanya lebih efisien dan terarah melalui bimbingan tehnik untuk auditor dan pelatihan-pelatihan lain yang dapat meningkatkan kualitas auditor khususnya pengawasan fungsional pada Pemerintah Daerah Kota Tasikmalaya. 2. Berhasil dikonfirmasi adanya Pengawasan Fungsional berpengaruh terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya serta adanya hubungan positif antara Pengawasan Fungsional dengan Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya maka sebaiknya Pemerintah Kota Tasikmalaya memperhatikan faktor pengawasan fungsional, harus ditingkatkan lagi sehingga efektivitas pengelolaan keuangan daerah tercapai sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Hendaknya penelitian

selanjutnya memperdalam faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah seperti misalnya pengawasan melekat, kinerja pegawai dan lain-lai. 11. Daftar Pustaka Abdul Halim dan Theresia. 2007. Manajemen Keuangan Daerah Pengelolaan Keuangan Daerah Edisi kedua. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Ade mulyadi. 2009. Pengaruh Pengawasan Fungsional Terhadap Efekivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Studi pada Pemerintah Kota Bandung. Jurnal Universitas Komputer Indonesia Cici Rahayu. 2011. Pengaruh Audit Kinerja Sektor Publik dan Pengawasan Fungsional Terhadap Akuntabilitas Publik Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Kota Cimahi. Jurnal Universitas Komputer Indonesia Dina Handayani. 2009. Peranan Pengawasan Fungsional Terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah di Pemerintah Daerah Kabupaten Padeglang. Jurnal Universitas Widiayatama Dina Mardiana. 2011. Pengaruh Kinerja Pegawai dan Pengawasan Fungsional Terhadap Efekivitas Pengelolaan Keuangan Daerah di Inspektorat Kota Bandung. Jurnal Universitas Komputer Indonesia Ihyaul ulum. 2009. Audit Sektor Publik. Jakarta : PT. Bumi Aksara Keputusan Presiden No. 74 tahun 2001 tentang tata cara pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia Mohammad Gema Wiradimulya. 2013. Peranan pelaksanaan pengawasan fungsional dalam mendukung pengelolaan keuangan daerah yang efektif Pada Inspektorat Kota Tasikmalaya. Jurnal Universitas Siliwangi Nurhanifah. 2014. Pengaruh Kinerja Pegawai, Pengawasan Melekat dan Pengawasan Fungsional terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada SKPD Provinsi Riau). Jurnal Universitas Riau Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 6 tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Atas Penyelengaran Daerah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 dan 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Peraturan Walikota Tasikmalaya Nomor 35 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Inspektorat Peraturan Walikota Tasikmalaya Nomo 20 Tahun 2009 Tentang Pengawasan Intern Di Lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya

Rahmawati Sitti. 2014. Pengaruh Pengawasan Fungsional Inspektorat Terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pohuwato. Jurnal Universitas Negri Gorontalo Rosnawati Amasi. 2013. pengaruh pengawasan fungsional terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah pada pemerintah Kota Gorontalo. Jurnal Universitas Negeri Gorontalo Rudi Harto. 2012. Pengaruh pengawasan melekat dan Pengawasan Fungsional terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah Survei Organisasi Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya. Jurnal Universitas Siliwangi Sinta Suhanda Wati. 2010. Analisis Atas Pengawasan Fungsional Yang pengaruhnya terhadap Efektivitas Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daearah Pada Inspektorat Kota Bandung. Jurnal Universitas Komputer Indonesia Soleh Chabib dan Rochmansjah Heru. 2009. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Bandung : Fokus Media Sonny Sumarsono, 2010. Manajemen Keuangan Pemerintah. Yogyakarta : Graha ilmu Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : CV. Alfabeta Syofian Siregar. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Undang-Undang Nomor 28 tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Daerah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Undang-Undang Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Www.tasikmalayakota.com Www.jabar.tribunnews.com