SIMULASI OPTIMASI DAYA REAKTIF DAN TEGANGAN PADA SISTEM JAMALI 500 kv MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

dokumen-dokumen yang mirip
SIMULASI OPTIMASI DAYA REAKTIF DAN TEGANGAN PADA SISTEM JAMALI 500 kv MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

OPTIMISASI PENGATURAN DAYA REAKTIF DAN TEGANGAN PADA SISTEM INTERKONEKSI JAWA-BALI 500 KV MENGGUNAKAN QUANTUM BEHAVED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

OPTIMASI RATING SVC DAN TCSC UNTUK MENGURANGI RUGI-RUGI DAYA PADA SISTEM 500 kv JAMALI MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM

Optimisasi Injeksi Daya Aktif dan Reaktif Dalam Penempatan Distributed Generator (DG) Menggunakan Fuzzy - Particle Swarm Optimization (FPSO)

BAB III 1 METODE PENELITIAN

1.2 Tujuan Memberikan solusi dalam optimalisasi penempatan dan rating SVC untuk memperbaiki profil tegangan pada Sistem Tenaga Listrik 500 kv Jamali.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Keyword : capacitor, particle swarm optimization, power losses, and voltage

OPTIMASI DAYA REAKTIF UNTUK MEREDUKSI RUGI DAYA PADA SISTEM JAMALI 500 kv MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI KESTABILAN TEGANGAN SISTEM JAWA BALI 500KV MENGGUNAKAN METODE CONTINUATION POWER FLOW (CPF)

Penentuan MVar Optimal SVC pada Sistem Transmisi Jawa Bali 500 kv Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

BAB IV STUDI ALIRAN DAYA

SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT

Studi Perbaikan Stabilitas Tegangan Kurva P-V pada Sistem Jawa-Bali 500kV dengan Pemasangan Kapasitor Bank Menggunakan Teori Sensitivitas

Evaluasi Kestabilan Tegangan Sistem Jawa Bali 500kV menggunakan Metode Continuation Power Flow (CPF)

OPTIMASI DAYA REAKTIF UNTUK MEREDUKSI RUGI DAYA PADA SISTEM JAMALI 500 kv MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

OPTIMASI PENEMPATAN DISTRIBUTED GENERATION PADA IEEE 30 BUS SYSTEM MENGGUNAKAN BEE COLONY ALGORITHM

PERHITUNGAN BIAYA SEWAJARINGAN TRANSMISI 500 KV JAWA- BALI DENGAN METODE MW-MILE BIALEK TRACING

Rekonfigurasi jaring distribusi untuk meningkatkan indeks keandalan dengan mengurangi rugi daya nyata pada sistem distribusi Surabaya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI KAPASITAS DG PADA SISTEM DISTRIBUSI UNTUK MENGURANGI RUGI DAYA MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION

PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION

BAB IV HASIL DAN ANALISA. IEEE 30 bus yang telah dimodifikasi. Sistem IEEE 30 bus ini terdiri 30 bus,

Dynamic Optimal Power Flow dengan kurva biaya pembangkitan tidak mulus menggunakan Particle Swarm Optimization

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

Optimisasi Operasi Sistem Tenaga Listrik dengan Konstrain Kapabilitas Operasi Generator dan Kestabilan Steady State Global

Rekonfigurasi jaring distribusi untuk meningkatkan indeks keandalan dengan mengurangi rugi daya nyata pada sistem distribusi Surabaya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

OPTIMISASI BIAYA PEMBANGKITANPADA SISTEM 500 KV JAWA-BALI MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO)

STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17

Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

ANALISA PENEMPATAN KAPASITOR BANK UNTUK PERHITUNGAN DROP VOLTAGE PADA FEEDER BATANG 02 TAHUN DENGAN SOFTWARE ETAP 7.0.0

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya

BAB III METODE PENELITIAN

REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN 20 KV PADA FEEDER PANDEAN LAMPER 5 RAYON SEMARANG TIMUR

PENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH

OPTIMASI PENEMPATAN PEMBANGKIT TERDISTRIBUSI PADA IEEE 30 BUS SYSTEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Analisis Penyambungan Distributed Generation Guna Meminimalkan Rugi-Rugi Daya Menggunakan Metode Particle Swarm Optimization (PSO)

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung dimulai pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan

Analisis Kontingensi Sistem Jawa-Bali 500KV Untuk Mendesain Keamanan Operasi

BAB III SISTEM TENAGA LISTRIK INTERKONEKSI JAWA-BALI

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

Tabarok et al., Optimasi Penempatan Distributed Generation (DG) dan Kapasitor... 35

Penentuan Letak dan Kapasitas Bank Kapasitor Secara Optimal Menggunakan Bee Colony Algorithm

OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA

PENEMPATAN SVC (STATIC VAR COMPENSATOR ) PADA JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN ETAP 7.5.0

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

Studi Pengaruh Penggunaan TCSC dan SVC terhadap Biaya Operasi Tahunan di Sistem Jawa Bali 500 kv

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

PENGEMBANGAN KURVA P-V UNTUK GI 500 kv DALAM RANGKA MENGANTISIPASI VOLTAGE COLLAPSE. Rusda Basofi

STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)

Kajian Potensi Kerugian Akibat Penggunaan BBM pada PLTG dan PLTGU di Sistem Jawa Bali

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

Analisis Dan Pemodalan Static Var Compensator (SVC) Untuk Menaikan Profil Tegangan Pada Outgoing Gardu Induk Probolinggo

Aplikasi Micro-Genetic Algorithm ( -GA) untuk Penyelesaian Economic Dispatch pada Sistem Kelistrikan Jawa Bali 500 KV

Kata Kunci Operasi ekonomis, iterasi lambda, komputasi serial, komputasi paralel, core prosesor.

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

BAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi

STUDI ALIRAN DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 GI PEMATANG SIANTAR)

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014

STUDI RUGI DAYA SISTEM KELISTRIKAN BALI AKIBAT PERUBAHAN KAPASITAS PEMBANGKITAN DI PESANGGARAN

PENGATURAN SLACK BUS DALAM MENGOPTIMALKAN ALIRAN DAYA PADA KASUS IEEE 30 BUS MENGGUNAKAN METODE NEWTON-RAPHSON PADA APLIKASI MATLAB 7.

PENENTUAN MVAR OPTIMAL SVC PADA SISTEM TRANSMISI JAWA BALI 500 KV MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM

PENEMPATAN KAPASITOR DAN OPTIMASI KAPASITASNYA MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY (ABC) PADA SALURAN DISTRIBUSI PRIMER

ANALISIS RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI DENGAN PENINGKATAN INJEKSI JUMLAH PEMBANGKIT TERSEBAR. Publikasi Jurnal Skripsi

PERHITUNGAN CCT (CRITICAL CLEARING TIME) UNTUK ANALISIS KESTABILAN TRANSIENT PADA SISTEM KELISTRIKAN 500KV JAWA-BALI

PERANCANGAN ALGORITMA BELAJAR JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan kehidupan sehari-hari. Besar kecilnya beban serta perubahannya

Perancangan Filter Harmonisa Pasif untuk Sistem Distribusi Radial Tidak Seimbang

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara

PERHITUNGAN BIAYA SEWA JARINGAN TRANSMISI 500 KV JAWA- BALI DENGAN METODE MW-MILE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Penempatan dan Kapasitas Pembangkit Tersebar terhadap Profil Tegangan dan Rugi Saluran pada Saluran Marapalam

Aplikasi micro-genetic Algorithm ( -GA) untuk Penyelesaian Economic Dispatch pada Sistem Kelistrikan Jawa Bali 500 KV

Pendekatan Dengan Cuckoo Optimization Algorithm Untuk Solusi Permasalahan Economic Emission Dispatch

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Pengaruh Pemasangan Distributed Generation Terhadap Profil Tegangan Pada Penyulang Abang Karangasem

Transkripsi:

SIMULASI OPTIMASI DA REAKTIF DAN TEGANGAN PADA SISTEM JAMALI 500 kv MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Gunara Fery Fahnani *), Yuningtyastuti, and Susatyo Handoko, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia *)E-mail: gunz_haha@yahoo.com Abstrak Permintaan kebutuhan beban pada sistem JAMALI 500kV semakin bertambah dari waktu ke waktu, sedangkan besarnya daya yang dapat dihasilkan dalam sistem pembangkit dan kapasitas daya yang mampu disalurkan oleh jaringan cenderung tetap sehing ga kemampuan menyalurkan daya listrik mengalami penurunan yang salah satunya dikarenakan adanya rugi daya. Semakin besar rugi daya maka akan menimbulkan penurunan tegangan di sisi terima, sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan menyalurkan daya listrik. Pada simulasi ini terdapat beberapa cara untuk mengurangi rugi daya dan drop tegangan yaitu dengan cara teknik optimasi menggunakan Particle Swarm Optimization (PSO). PSO digunakan untuk efisiensi distribusi daya reaktif pada sistem tenaga listrik. Dapat dicapai dengan penambahan injeksi daya reaktif jaringan dan menyesuaikan eksitasi pada generator. Hasil simulasi menunjukkan bahwa PSO dapat menyelesaikan masalah optimasi daya reaktif dan tegangan pada JAMALI 500kV. Optimasi PSO daya reaktif mengurangi rugi daya aktif 27MW (9,8%), Optimasi tegangan generator 33MW (12%) serta keduanya dapat mengurangi kerugian daya aktif 49MW (18%) dimana ketiga optimasi tersebut mampu menjaga profil tegangan dalam batas-batas sesuai toleransi yang diijinkan ± 5 %. Kata Kunci: Sistem tenaga listrik, Rugi daya dan PSO Abstract Demand on the system load requirements JAMALI 500kV increasing over time, whereas the amount of power that can be generated in the system and the capacity of the power plants that can be distributed by the network are likely to remain so as the ability to deliver power to decline one of them due to power loss. The bigger the power loss it will cause a voltage drop on the receiving end, so efforts should be made to improve the ability to deliver power. In this simulation, there are several ways to reduce the power loss and voltage drop that is by using optimization techniques Particle Swarm Optimization (PSO). PSO is used for reactive power distribution efficiency of the power system. Can be achieved with the addition of reactive power injection on the network and adjusts the generator excitation.simulation results show that PSO can solve the optimization problem of reactive power and voltage at 500kV JAMALI. PSO reactive power optimization reduces the active power losses 27MW (9.8%), Optimization of 33MW generator voltage (12%), and both can reduce active power losses 49MW (18%) in which the optimization is able to secure third voltage profile in the appropriate limits of tolerance allowable ± 5%. Keywords : power system, power loss and PSO 1. Pendahuluan Setiap tahun terjadi peningkatan kebutuhan energi yang signifikan dan menuntut pihak penyedia energi listrik untuk memberikan suplai energi yang cukup dan berkualitas. Kondisi yang sama juga terjadi pada jaring interkoneksi JAMALI (Jawa Madura dan Bali) 500 kv. Perubahan pada topologi jaringan dan kondisi beban sering kali menyebabkan perubahan tegangan di sistem tenaga listrik. Aliran daya reaktif dapat diatur dengan mengubah posisi tap trafo, meningkatkan kemampuan pembangkitan daya reaktif dari pembangkit, juga dapat dilakukan dengan menambahkan daya reaktif pada jaringan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan pengaruh daya reaktif akan mempengaruhi profil tegangan bus, rugi daya aktif dan aliran daya optimal pada sistem. Seperti Djiteng Marsudi mengatakan pada buku Operasi Sistem Tenaga Listrik

TRANSIENT, VOL.2, NO. 2, JUNI 2013, ISSN: 2302-9927, 323 bahwa variabel pengaturan yang dapat mengatur daya reaktif dalam sistem meliputi eksitasi generator, kapasitor, reaktor dan posisi tap trafo [2]. Ngakan Putu dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa setelah pemasangan kapasitor, tegangan terendah dapat meningkat 1,5% dari tegangan sebelum dipasang kapasitor [13]. Menurut L. Grant, G. K. Venayagamoorthy, dkk, melakukan penelitian bahwa pengaturan optimisasi tegangan generator, daya reaktif kapasitor dan Tap setting trafo dengan menggunakan metode differential evolution (DE) dapat mengurangi losses sebesar 6,69% [7]. Berdasarkan penelitian yang telah disebutkan di atas, penulis melakukan simulasi optimasi daya reaktif dan tegangan pada sistem JAMALI 500kV dengan menggunakan metode Particle Swarm Optimization untuk mengetahui aliran daya yang optimal. 2. Metode 2.1 Studi Aliran Daya Studi aliran daya adalah studi yang dilaksanakan untuk mendapatkan informasi mengenai aliran daya dan tegangan sistem dalam kondisi operasi tunak. Informasi ini sangat dibutuhkan guna mengevaluasi unjuk kerja sistem tenaga listrik dan menganalisis kondisi pembangkitan maupun pembebanan. Analisis aliran daya dalam sistem tenaga listrik memerlukan representasi atau pemodelan komponen sistem tenaga listrik. Salah satu metode yang cukup baik untuk digunakan dalam studi aliran daya adalah metode Newton Raphson [2,3]. 2.2 Metode Particle Swarm Optimization Algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) diperkenalkan oleh Kennedy dan Eberhart pada tahun 1995, proses algoritmanya terinspirasi oleh tingkah laku sosial pada kawanan burung yang terbang bersama-sama. Perilaku sosial ini terdiri dari tindakan individu dan pengaruh dari individu-individu lain dalam suatu kelompok. Setiap individu atau partikel berperilaku secara terdistribusi dengan menggunakan kecerdasannya (intelligence) sendiri dan juga dipengaruhi kelompok kolektifnya. Dengan demikian, jika satu partikel atau seekor burung menemukan jalan yang tepat (optimal) menuju sumber makanan, maka sisa anggota kelompok yang lainnya juga akan mengikuti jalan tersebut meskipun lokasi mereka didalam kelompok tersebut tidak saling berdekatan. 3. Pbest (Personal Best) : posisi Pbest suatu particle yang menunjukkan posisi particle yang dipersiapkan untuk mendapatkan suatu solusi yang terbaik. 4. Gbest (Global Best) : posisi terbaik particle pada swarm atau posisi terbaik diantara Pbest yang ada. 5. Velocity (kecepatan) : kecepatan atau vektor yang menggerakkan proses optimisasi yang menentukan arah dimana suatu particle diperlukan untuk berpindah (move) untuk memperbaiki posisinya semula. 6. Inertia Weight (θ) : parameter yang digunakan untuk mengontrol dampak dari adanya velocity yang diberikan oleh suatu particle. Berikut ini adalah langkah-langkah dari proses PSO : 1. Menentukan ukuran swarm dan menentukan nilai awal posisi dan kecepatan partikel secara random 2. Mengevaluasi nilai fungsi tujuan untuk setiap partikel 3. Menentukan Pbest dan Gbest mula-mula 4. Menghitung kecepatan pada iterasi berikutnya dengan Persamaan (8) Vj(i) = θv j (i - 1)+c 1 r 1 [P best,j - X j (i-1)] +c 2 r 2 [G best - X j (i-1)] (8) i = iterasi ; j = 1,2,3,...,N ; r 1 dan r 2 adalah bilangan random 5. Menentukan posisi partikel pada iterasi berikutnya menggunakan Persamaan(9) X j (i) = X j (i 1) + V j (i) (9) 6. Mengevaluasi nilai fungsi tujuan pada iterasi selanjutnya 7. Mengupdate Pbest dan Gbest Mengecek apakah solusi sudah optimal atau belum. Kalau sudah optimal, maka proses algoritma berhenti, namun bila belum optimal maka kembali ke langkah 4. Beberapa istilah umum yang digunakan dalam PSO dapat didefinisikan sebagai berikut: 1. Swarm : populasi dari suatu algoritma 2. Particle : anggota (individu) pada suatu swarm. Setiap particle mempresentasikan suatu solusi yang potensial pada permasalahan yang diselesaikan. Posisi dari suatu particle adalah ditentukan oleh representasi solusi saat itu.

TRANSIENT, VOL.2, NO. 2, JUNI 2013, ISSN: 2302-9927, 324 Set sebagai Gbest yang Baru Mulai Input data bus dan saluran Proses Aliran Daya Input Kandidat Bus, Parameter PSO, Persyaratan bus, dan Parameter fungsi Tujuan Inisialisasi Posisi dan Kecepatan Partikel Proses Aliran Daya Menentukan Nilai Fungsi Tujuan, Pbest dan Gbest Mula-Mula Update Kecepatan Partikel Update Posisi Partikel Proses Aliran Daya Evaluasi Nilai Fungsi Tujuan Apakah nilai Fungsi Tujuan lebih baik dari Pbest? Apakah nilai Fungsi Tujuan lebih baik dari Gbest? Konvergen? STOP Tampilkan Output Set sebagai Pbest yang Baru Max Iterasi? 1 Jumlah Partikel 100 100 100 2 Jumlah Iterasi 25 25 25 3 Weight Min 0,2 0,2 0,2 4 Weight Maks 0,9 0,9 0,9 5 Acceleration 1 (c1 ) 2 2 2 6 Acceleration 2 (c2 ) 2 2 2 7 8 9 10 11 Jumlah Variabel BUS Batas Atas Tegangan (p.u) Batas Bawah Tegangan(p.u) Batas Atas Daya Reaktif(Mvar) Batas Bawah Daya Reaktif(Mvar) 7 6 13-1,05 1,05-0,95 0,95 250-250 -250 - -250 Output yang ingin dicapai melalui PSO adalah nilai minimum dari rugi daya aktif saluran transmisi sistem. Proses awal yang ditempuh adalah inisialisasi partikel berdasarkan pada jumlah variabel atau parameter yang dioptimisasi dan jumlah partikel yang ingin disebar dalam ruang permasalahan. Selanjutnya nilai partikel akan diacak berdasarkan pada batas yang telah ditetapkan untuk masing-masing variabel. Selanjutnya proses diteruskan dengan melakukan perhitungan terhadap nilai fitness dari masingmasing partikel berbasis pada fungsi objektif yang telah ditetapkan. 2.3 Model Optimisasi Gambar 2.1 Diagram alir pembuatan program Pada tugas akhir ini pengujian optimasi dibagi menjadi tiga tahap,yaitu : I ( optimasi injeksi daya reaktif) II ( optimasi tegangan generator) III ( optimasi injeksi daya reaktif dan tegangan generator) Dalam sistem JAMALI metode optimisasi PSO diaplikasikan untuk menemukan nilai parameter tegangan bus generator dan daya reaktif. Melalui metode optimisasi PSO ini, nilai parameter yang diperlukan diinisialisasi sebagai bagian dari posisi partikel atau burung yang akan disebar pada ruang permasalahan. Tabel. 2.1 Parameter Optimasi PSO No Parameter PSO I Nilai Optimasi II III Terdapat beberapa model optimisasi untuk pengaturan daya reaktif dan tegangan dengan fungsi objektif yang berbeda-beda. Salah satu model optimisasi pengaturan daya reaktif dan tegangan dengan fungsi objektif mendapatkan nilai rugi daya aktif saluran transmisi yang minimum adalah sebagai berikut: F = (Ploss) (1) Variabel Keadaan : Q Gmin Q G Q Gmax (2) V Lmin V L V Lmax (3) Variabel Kontrol Q injeksimin Q injeksi Q injeksimax(4) V gmin V g V gmax (5) Dengan, PLoss = Rugi daya aktif sistem V g = Magnitude tegangan bus generator V L = Magnitude tegangan bus beban Q injeksi = Injeksi daya reaktif dari kapasitor shunt Q G = Daya reaktif yang dibangkitkan generator

TRANSIENT, VOL.2, NO. 2, JUNI 2013, ISSN: 2302-9927, 325 Dalam melakukan optimisasi injeksi daya reaktif dan tegangan dengan fungsi objektif mencari nilai rugi daya aktif saluran transmisi yang minimum, variabel kontrol yang dapat digunakan dalam proses optimisasi antara lain adalah nilai magnitude tegangan bus generator, rasio (posisi) tap pada transformator dan injeksi daya reaktif dari kapasitor shunt. Sedangkan variabel keadaannya adalah nilai magnitude tegangan bus beban dan daya reaktif yang dibangkitkan oleh generator. Seluruh nilai variabel kontrol dan variabel keadaan tersebut harus berada pada batas minimum dan maksimum yang ditentukan [1,2]. 3. Hasil dan Analisa 3.1 Aliran daya sistem JAMALI 500kV Sistem Interkoneksi JAMALI 500 kv terdiri dari 8 pembangkit, 30 saluran dan 25 bus. Untuk mengerjakan Tugas Akhir ini, diperlukan data-data penomoran bus, data beban dan pembangkitan, serta data parameter saluran. Data beban yang digunakan adalah pada tanggal 19 April 2011 saat beban puncak pada siang hari pukul 13.30 WIB dengan jumlah beban total yang terpasang adalah 10.361 MW dan 3.565 MVAR. Data tersebut ditunjukkan dalam Gambar 1. Pada sistem interkoneksi JAMALI 500 kv tidak terpasang transformator dan shunt capasitor. reaktif. Dalam optimisasi ini injek daya reaktif ( reactor shunt ) tidak dilibatkan dalam optimisasi karena reaktor difungsikan untuk menjaga tegangan. Sehingga rasio tap transformator diabaikan dan parameter injeksi daya reaktif dianggap nol Gambar 3.1 Single line diagram JAMALI 500kV Dalam Tugas Akhir ini digunakan MVA base sebesar 1000 MVA dan KV base sebesar 500 kv sebagai nilai base dari sistem interkoneksi JAMALI 500 kv. Tabel. 3.1 Hasil loadflow sebelum optimasi No Bus Kode bus Mag Bus (p.u) Pembebanan Pembangkitan Mw Mvar MW Mvar 1 1 1.02 219 67 1429 1614.5 2 0 1.016 333 179 0 0 3 0 0.967 202 39 0 0 4 0 0.968 814 171 0 0 5 0 0.968 638 336 0 0 6 0 0.966 720 217 0 0 7 0 0.960 1126 331 0 0 8 2 1 0 0 1760 1624.2 9 0 0.983 1152 345 0 0 10 2 0.980 597 201 948 746.3 11 2 0.970 0 0 698.4 185.11 12 0 0.940 477 254 0 0 13 0 0.921 293 65 0 0

TRANSIENT, VOL.2, NO. 2, JUNI 2013, ISSN: 2302-9927, 326 14 0 0.928 193 118 0 0 15 2 1 0 0 1.321 486.2 16 0 0.972 508 265 0 0 17 2 0.980 127 92 900 581 18 0 0.966 342 95 0 0 19 0 0.915 133 33 0 0 20 0 0.912 365 101 0 0 21 0 0.933 498 124 0 0 22 2 1 448 55 3180 748.28 23 2 0.990 180 132 398.6 377.57 24 0 0.985 732 287 0 0 25 0 0.958 264 58 0 0 1036 Jumlah 1 3565 10635.6 6244.6 Keterangan untuk kode bus : 0. Load Bus (Bus Beban) 1. Slack Bus (Swing Bus) 2. Voltage Control Bus (Bus Generator) Dari tabel 3.1 diperoleh rugi-rugi saluran transmisi tanpa injek sebesar 274,611 MW dan 2.679,647 MVAR dengan supply daya dari pembangkit sebesar 10.635,611 MW dan 6.244,647 MVAR. 3.2 Hasil loadflow sesudah optimasi penerapan PSO dalam proses variabel kontrol 13 Mandi Racan 0.921 0.945 0.9796 0.995 14 Ungaran 0.928 0.965 0.9885 1.017 15 Tanjung Jati 1.00 1.00 1.050 1.050 Surabaya 0.972 16 Barat 0.992 1.032 1.042 17 Gresik 0.980 1.040 1.040 1.050 18 Depok 0.966 0,996 0,996 1.008 19 Tasikmalaya 0.915 0.963 0.9637 1.014 20 Pedan 0.912 0.970 0.9708 1.018 21 Kediri 0.933 0.990 0.9908 1.029 22 Paiton 1.00 1.050 1.050 1.050 23 Grati 0.990 1.049 1.049 1.050 24 Ngimbang 0.985 1.001 1.001 1.006 25 Balaraja 0.958 1.018 1.018 1.032 Dalam proses perhitungan aliran daya sistem JAMALI 500kV dalam keadaan steady state atau beban konstan dan seimbang. Pada tabel 3 dalam menyelesaikan optimisasi sistem interkoneksi Jawa-Bali 500 kv berdasarkan fungsi objektif mampu meningkatkan profil tegangan sesuai toleransi standar yang diperbolehkan (0,95 1,05 pu). Metode PSO ditunjukan dalam karakteristik konvergensi menunjukan bahwa pengoptimasi Mampu mereduksi rugi daya aktif saluran JAMALI 500kV. Pada sistem interkoneksi JAMALI 500 kv tidak terpasang transformator. Dalam optimisasi ini Transformator tidak dilibatkan dalam optimisasi karena bernilai konstan 1 (satu). Sehingga rasio tap transformator tidak dapat dijadikan variabel kontrol dalam optimisasi. Keberhasilan metode Particle Swarm Optimization (PSO) dalam menyelesaikan optimisasi meningkatkan profil tegangan setiap bus ditunjukan pada tabel 3. Tabel 3.2 Perbandingan nilai profil tegangan tiap bus No Nama Bus Kondisi Awal Nilai Tegangan Sesudah Optimasi I II III 1 Suralaya 1.020 1.020 1.020 1.02 2 Cilegon 1.016 1.016 1.017 1.018 3 Kembangan 0.967 0.979 0.9949 1.005 4 Gandul 0.968 0.980 0.9959 1.006 5 Cibinong 0.968 0.979 1.001 1.009 6 Cawang 0.966 0.971 1.001 1.006 7 Bekasi 0.960 0.967 0.9955 1.001 8 Muara Tawar 1.00 1.00 1.036 1.038 9 Cibatu 0.983 0.983 1.023 1.027 10 Cirata 0.980 0.980 1.023 1.030 11 Saguling 0.970 0.980 1.020 1.022 Bandung 0.940 12 Selatang 0.964 1.003 1.009 Gambar 3.2 Karakteristik konvergensi PSO Dari tabel 3.3 dapat dibuat grafikperbandingan tegangan tiap bus sebelum dan sesudah optimasi PSO

TRANSIENT, VOL.2, NO. 2, JUNI 2013, ISSN: 2302-9927, 327 Gambar 3.3 Grafik perbandingan tegangan tiap bus hasil loadflow sebelum dan sesudah optimasi. Karakteristik PSO dalam program ini bersifat hanya mencari nilai rugi daya terkecil. Partikel PSO selalu berpusat pada satu nilai tujuan yang (losses terkecil). Dimana dengan mengatur daya reaktif dan tegangan generator mampu membuat profil tegangan sesuai toleransi PLN dan bila tegangan sudah stabil maka pada akhirnya dapat membuat aliran daya sistem transmisi menjadi optimal. Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Optimasi PSO antara daya reaktif, tegangan, perpaduan daya reaktif dan tegangan N o 1 2 3 4 5 6 Hal yang dibandingkan Pembangkitan Daya Aktif (MW) Pembangkitan Daya Reaktif (MVAR) Rugi-Rugi Daya Aktif Saluran (MW) Rugi-Rugi Daya Reaktif Saluran (MVAR) Nilai Fitnes Terbaik (MW) Prosentase Penurunan Losses Sebelum Optimasi (Kondisi awal) I Hasil Optimasi Pso Pengunjian II III 10.635,6 10.608,6 10.602,9 10.584,6 6.244,6 4.454,3 5.882,5 4.636,4 274,611 247,6 241,64 224, 9 2.679,647 2.389,3 2315,4 2.119,8-247,66 241,64 224, 9-9.8% 12% 18% Sebelum dilakukan optimasi dari hasil load flow diperoleh daya dari pembangkit sebesar 10.635,611 MW dan 6.244,647 MVAR dengan rugi-rugi transmisi sebesar 274,611MW dan 2.679,647 MVAR. Setelah dilakukan optimisasi menggunakan metode PSO dengan jumlah partikel 100 dan sebanyak 25 iterasi, rugi-rugi saluran menurun dapat dilihat pada tabel 3.4 Dengan jumlah partikel dan itesasi yang sama didapat penurunan rugirugi saluran transmisi yang berbeda. Pengaturan daya reaktif ditambah pengaturan tegangan menghasilkan rugi daya paling minimum dibandingkan dengan pengaturan tegangan generator saja dan pengaturan daya reaktif saja. Namun ketiga pengaturan tersebut sudah mampu memperbaiki profil tegangan bus seperti ditunjukan pada gambar 3.3 Atau dengan kata lain pengaturan daya reaktif dan tegangan dapat memperbaiki profil tegangan, rugi rugi saluran sistem interkoneksi JAMALI. Pada akhirnya sistem aliran daya lebih optimal 4. Kesimpulan Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Hasil simulasi aliran daya pada data JAMALI 500kV diperoleh (losses) tanpa optimasi rugi daya sebesar 274.611 MW dan 2679.647 MVAR. 2. Hasil simulasi aliran daya optimasi injeksi daya reaktif dengan metode PSO penurunan rugi daya aktif sebesar 27 MW (9,8%) dari 274,6 MW menjadi 247,6 MW. 3. Hasil simulasi aliran daya optimasi tegangan generator dengan metode PSO mengurangi rugi daya aktif sebesar 33MW (12%) dari 274,6 MW menjadi 241,6 MW. 4. Hasil simulasi aliran daya optimasi tegangan generator dan injeksi daya reaktif dengan metode PSO penurunan rugi daya aktif sebesar 49 MW (18%) dari 274,6 MW menjadi 224,9 MW.

TRANSIENT, VOL.2, NO. 2, JUNI 2013, ISSN: 2302-9927, 328 5. Optimisasi injek daya reaktif dan tegangan generator dapat memperbaiki profil tegangan setiap bus dan mereduksi rugi daya pada setiap saluran. kenaikan tegangan tiap bus, telah sesuai dengan batas asumsi yang telah diijinkan ±5%. (Standar minimal 0.95pu dan maksimal 1.05pu.). Saran Berikut saran yang dapat diajukan guna pengembangan Untuk menjadikan sistem menjadi aliran daya optimal. Selain tegangan bus generator dan injek daya reaktif Dapat dikembangkan pengaturan rasio tap transformator sebagai variabel kontrol dengan menggunakan PSO. Perlu dikembangkan lebih lanjut untuk optimasi aliran daya optimal menggunakan metode yang lain misalnya metode artificial immune system, kombinasi beberapa metode, dan lain lain. Referensi [1]. Belly, Alto dkk 2010. Daya aktif, Reaktif & Semu. 2010 : Jurusan Teknik Elektro Universitas Indonesia. [2]. Djiteng Marsudi. 2006. Operasi Sistem Tenaga LIstrik, Yogyakarta :Graha Ilmu [3]. Gonen, Turan. 1986. Electric Power Distribution System Engineering. New York : McGraw-Hill [4]. Erviana, Mira. 2012. Optimasi Penempatan dan Kapasitas Kapasitor Bank Pada Sistem Distribusi Untuk Mereduksi Rugi Daya Menggunakan Particle Swarm. Semarang : Universitas Diponegoro. [5]. http://id.wikipedia.org/wiki/generator [6]. http://www.pln.co.id/p3bjawabali/?p=454 [7]. L. Grant, G. K. Venayagamoorthy, G. Krost, dkk. 2008 Swarm Intelligence and Evolutionary Approaches for Reactive Power and Voltage Control, IEEE Swarm Intelligence Symposium. [8]. Ramdhani, Mohamad. 2008. Rangkaian Listrik. Jakarta : Erlangga. [9]. Saadat, Hadi. 1999. Power System Analysis. Singapura : McGraw-Hill. [10]. Santosa, Budi. 2009. Tutorial Particle Swarm Optimization. Surabaya : Teknik Industri, ITS [11]. Stevenson, William D. 1996. Analisis Sistem Tenaga Listrik. Jakarta : Erlangga. [12]. Sulasno 2001. Analisis Sistem Tenaga Listrik Edisi 2. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. [13]. Utama, Ngakan Putu Satriya. 2008. Memperbaiki Profil Tegangan Di Sistem Distribusi Primer Dengan Kapasitor Shunt. Bali : Universitas Udayana. [14]. Youssef, Hossam K.M dkk. 2007. Optimum VAR sizing and allocation using particle swarm optimazion. Cairo University