BAB IV HASIL DAN ANALISA. IEEE 30 bus yang telah dimodifikasi. Sistem IEEE 30 bus ini terdiri 30 bus,
|
|
- Verawati Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN ANALISA Pada penelitian ini metode RCF ( Reactive Contribution Factor ) dan LSF ( Loss Sensitivity Factor ) akan diujikan pada sebuah test sistem IEEE 30 yang telah dimodifikasi. Sistem IEEE 30 ini terdiri 30, 4 transformator, dan 6 buah generator pembangkit. Dari 30 yang ada dikategorikan menjadi 3 buah tipe yaitu 5 generator (PV ), 24 beban (PQ ) dan satu slack. Pada dasarnya Sistem IEEE 30 adalah sistem yang sudah stabil, karena itu dilakukan modifikasi dengan meningkatkan faktor pembebanan pada daya reaktif dan aktif pada beban sehingga diperoleh kondisi yang diinginkan untuk dilakukan uji metode. Daya reaktif pada beban masing-masing ditambahkan sebesar 1 MVar untuk daya reaktif dan daya aktifnya ditambah sebesar 2 MW Komputasi dan hasil perhitungan penempatan kapasitor Kapasitor merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mereduksi losses yang terjadi maupun memperbaiki nilai profil tegangan dalam suatu sistem jaringan. Pada penelitian ini untuk mencari penempatan letak kapasitor yang ideal digunakan sebuah metode RCF (Reactive Contribution Factor). Reactive Contribution Factor atau yang lebih sering disebut sebagai metode RCF adalah sebuah metode baru untuk menentukan - yang sesuai dengan injeksi daya rektif. Bus- ini dipilih dengan 37
2 38 mempertimbangkan faktor kontrii terbesar dalam suatu sistem, sehingga diperoleh titik-titik yang tepat untuk memberikan injeksi daya reaktif kedalam sistem. Setelah dilakukan perhitungan aliran daya dengan menggunakan metode Newton-Raphson, maka didapatkan sebuah kondisi awal untuk profil tegangan sistem IEEE 30 yang diperlihatkan seperti gambar dibawah : Gambar 4.1. Kondisi awal profil tegangan sistem IEEE 30 Keterangan : Batas maksimal tegangan ideal Batas minumal tegangan ideal Kondisi awal tegangan
3 39 Tabel 4.1. Profil tegangan dalam sistem IEEE 30 No. Profil Tegangan (p.u) No. Profil Tegangan (p.u) No. Profil Tegangan (p.u) 1 1, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,9108 Tabel 4.2. Bus dengan tegangan < 0,95 No. Profil Tegangan (p.u) 19 0, , , , , ,9108
4 40 Dari tabel diatas kita dapat melihat bahwasannya terdapat 6 buah yang memiliki tegangan yang kurang dari batas ideal tegangan pada sistem ini. Untuk menentukan lokasi penempatan alat kompensasi daya reaktif (Kapasitor) maka selanjutnya dilakukan perhitungan RCF dengan menggunakan dengan nilai RCF tertinggi sebagai kandidat pemasangan kapasitor. Perhitungan RCF ini akan dilakukan dalam beberapa tahap agar nantinya didapatkan profil tegangan yang termasuk didalam voltage stability limit (Tegangan ideal) pada setiap nya. Gambar 4.2. Pencarian Reactive Contribution Factor tahap 1
5 41 Tabel 4.3. Hasil RCF tahap 1 No RCF No RCF No RCF No RCF , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,6137 Pada tahap pertama (Gambar 4.2) terlihat pada grafik RCF bahwasannya 30 memiliki faktor kontrii terbesar dengan nilai 0,9253 (Tabel 4.3) maka, 30 tersebut kemudian dipilih sebagai tempat pertama pemasangan kapasitor. Setelah kapasitor pertama terpasang, kemudian masuk ketahap kedua dimana kembali dilakukan perhitungan aliran daya namun dengan penambahan kapasitor pada 22 (penambahan injeksi sebesar 5 MVar).
6 42 Gambar 4.3. Pencarian Reactive Contribution Factor tahap 2 Dari grafik diatas kita dapat melihat bahwasannya setelah pemasangan kapasitor nilai RCF pada 30 sudah tidak setinggi saat awal sebelum dipasangkannya kapasitor, karena itu pada tahap kedua 26 yang memiliki nilai Reactif Contribution Factor Reactif Contribution Factor yang terendah dengan nilai 0,7372 (Tabel 4.4) dipilih sebagai kandidat kedua penempatan kapasitor untuk membuat profil tegangan masuk dalam rentang Voltage Stability limit. Dibawah ini merupakan tabel nilai dari hasil pencarian RCF setelah ditambahkannya kapasitor pada 30 pada sistem.
7 43 Tabel 4.4. Hasil RCF tahap 2 No RCF No RCF No RCF , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,5212 Tabel 4.5. Lokasi dan besaran kapasitor Tahapan No Bus Injeksi (MVar) Awal - - Tahap Tahap Dari tabel diatas (tabel 4.5) didapatkan bahwasannya dari setiap tahapan pencarian RCF pada sistem IEEE 30 ini diperoleh besaran injeksi ideal untuk memperbaiki profil tegangan dengan total kapasitas injeksi kapasitor yang diperlukan pada sistem ini adalah sebesar 10 MVar dengan masing masing 5 Mvar pada setiap.
8 Pengaruh penambahan kapasitor terhadap profil tegangan dan losses. Pada setiap penambahan injeksi kapasitor pada sistem, maka akan terjadi suatu peningkatan tegangan di area sekitar yang mengalami penambahan injeksi. Untuk tahap pertama setelah penambahan kapasitor sebesar 5 MVar diinjeksikan pada 30 maka terjadi perubahan profil tegangan hampir pada setiap. Gambar 4.4. Kondisi profil tegangan setelah penambahan kapasitor tahap 1 Keterangan : Batas maksimal tegangan ideal Batas minumal tegangan ideal Kondisi tegangan sebelum ditambahkannya kapasitor Kondisi tegangan setelah ditambahkannya kapasitor
9 45 Dari gambar 4.4 diatas kita dapat melihat bahwasannya masih terdapat 1 buah yang memiliki profil tegangan kurang dari batas ideal tegangan setelah ditambahkannya kapasitor pada sistem. Dibawah ini adalah tabel profil tegangan setelah ditambahkannya kapasitor pada 30. Tabel 4.6. Efek penempatan kapasitor pada 30 No. Bus Profil Tegangan (pu) Awal Tahap 1 1 1,0600 1, ,0230 1, ,9926 0, ,9784 0, ,9800 0, ,9749 0, ,9680 0, ,9800 0, ,9987 1, ,9737 0, ,0520 1, ,0086 1, ,0410 1, ,9837 0, ,9749 0, ,9833 0,9922
10 46 Tabel 4.6. Efek penempatan kapasitor pada 30 No. Bus Profil Tegangan (pu) Awal Tahap ,9699 0, ,9549 0, ,9492 0, ,9534 0, ,9582 0, ,9585 0, ,9540 0, ,9409 0, ,9422 0, ,9130 0, ,9572 0, ,9682 0, ,9248 0, ,9108 0,9503 Jika dilihat dari tabel 4.6 diatas maka kita simpulkan bahwasannya setelah menambahkan kapasitor pada 30 terjadi perbaikan profil tegangan hampir pada setiap. Pada 19 yang semula memiliki nilai profil tegangan yang dalam keadaan drop terjadi peningkatan nilai tegangan sebesar 0,0082 pu menjadi 0,9574 pu, kemudian pada 24 juga terjadi
11 47 peningkatan sebesar 0,0106 pu, kemudian pada 25 juga terjadi peningkatan sebesar 0,0162 pu, dan pada 26 juga terjadi peningkatan sebesar 0,0167 pu, serta pada 29 dan pada 30 terjadi peningkatan masing masing sebesar 0,0292 pu dan 0,0395 pu. Pada tahapan RCF kedua (Gambar 4.3) setelah 30 dan 26 diinjeksikan dengan kapasitor masing-masing sebesar 5 MVar maka profil tegangan seluruhnya telah berada pada rentang Voltage Stability limit dengan nilai profil tegangan paling rendah terdapat pada. Gambar 4.5. Tegangan sebelum dan sesudah diberikan 2 kapasitor Keterangan : Batas maksimal tegangan ideal Batas minumal tegangan ideal Kondisi awal tegangan Kondisi tegangan setelah penambahan 1 kapasitor Kondisi tegangan setelah penambahan 2 kapasitor
12 48 Tabel 4.7. Perbandingan profil tegangan sebelum dan sesudah diinjeksi No. Profil Tegangan ( pu) Awal Tahap 1 Tahap 2 1 1,0600 1,0600 1, ,0230 1,0230 1, ,9926 0,9943 0, ,9784 0,9805 0, ,9800 0,9800 0, ,9749 0,9765 0, ,9680 0,9690 0, ,9800 0,9800 0, ,9987 1,0022 1, ,9737 0,9800 0, ,0520 1,0520 1, ,0086 1,0193 1, ,0410 1,0510 1, ,9837 0,9943 1, ,9749 0,9852 0, ,9833 0,9922 0, ,9699 0,9770 0, ,9549 0,9640 0, ,9492 0,9574 0, ,9534 0,9612 0,9674
13 49 Tabel 4.7. Perbandingan profil tegangan sebelum dan sesudah diinjeksi No. Profil Tegangan ( pu) Awal Tahap 1 Tahap ,9549 0,9640 0, ,9492 0,9574 0, ,9534 0,9612 0, ,9582 0,9653 0, ,9585 0,9659 0, ,9540 0,9646 0, ,9409 0,9515 0, ,9422 0,9584 0, ,9130 0,9297 0, ,9572 0,9766 0, ,9682 0,9713 0, ,9248 0,9540 0, ,9108 0,9503 0,9643 Dari gambar diatas (Gambar 4.5) kita dapat melihat bahwa tegangan pada - yang sebelumnya berada dibawah Voltage Stability limit meningkat dengan nilai minimum 0,9620 pu pada 24 (Secara detail hasil perbandingan tegangan dapat dilihat pada tabel 4.7). Dapat dilihat bahwasannya penambahan kompensasi daya reaktif (Kapasitor) dengan metode RCF ini memiliki efisiensi dalam komputasi dan berpengaruh besar untuk peningkatan kestabilan tegangan (Tabel 4.7)
14 50 dan penurunan losses (Tabel 4.8) pada sistem IEEE 30 ini. Losses yang dihasilkan dari kedua percobaan ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.8. Perbandingan besar losses dan drop tegangan dari setiap tahapan Tahapan Total losses Drop MW MVar Tegangan Awal 25, ,686 6 buah Tahap 1 25, ,861 1 buah Tahap 2 25, ,471 - Dari tabel diatas (tabel 4.8) didapatkan bahwasannya pemasangan kapasitor pada sistem ini selain dapat memperbaiki profil tegangan juga dapat mengkompensasi dari total losses dari sistem ini dengan penurunan sebesar 1,21 % Pengaruh penempatan Distributed Generation (DG) Setelah dilakukan perhitungan aliran daya dengan menggunakan metode Newton-Raphson dan pengoptimalan profil tegangan dengan menambahkan kapasitor dengan metode RCF, maka kini dapat melanjutkan ketahapan selanjutnya untuk pengoptimalan penempatan DG. Untuk menguji kemampuan metode LSF maka dibuat metode tambahan sebagai pembanding dengan total 15 MW DG pada setiap percobaan. Penentuan penempatan DG ini menggunakan 2 cara, cara pertama menggunakan prinsip dari metode LSF (Loss Sensitivity Factor) dimana nantinya yang dipilih merupakan dengan nilai losses yang paling
15 51 besar dan cara yang kedua sebagai pembanding metode yaitu penentuan penempatan DG ditentukan secara acak. MW Daya Nyata Nomer Bus Gambar 4.6. Grafik pembebanan sistem IEEE 30 Tabel 4.9. Daya nyata pembebanan pada No Daya nyata No Daya nyata No Daya nyata (MW) (MW) (MW) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,9294
16 52 MW 25,000 20,000 Losses 15,000 10,000 5,000 0,000 Dari ke Gambar 4.7. Grafik losses pada jaringan sistem IEEE 30 Grafik diatas (Gambar 4.7) merupakan grafik losses yang didapatkan menggunakan metode Newton-Raphson. Dari pengamatan grafik diatas terlihat bahwasannya sistem ini memiliki losses terbesar pada jaringan 1 ke 2 dengan nilai 22,658 MW (Tabel 4.10). Tabel Losses pada jaringan Dari ke Losses (MW) Dari ke Losses (MW) 1 ke 2 22, ke 18 0,244 1 ke 3 17, ke 19 0,030 2 ke 4 5, ke 20 0,055 3 ke 4 3, ke 20 0,389 2 ke 5 15, ke 17 0,045
17 53 Tabel Losses pada jaringan Dari ke Losses (MW) Dari ke Losses (MW) 2 ke 6 9, ke 21 0,293 4 ke 6 2, ke 22 0,133 5 ke 7 0, ke 22 0,017 6 ke 7 1, ke 23 0,162 6 ke 8 0, ke 24 0,139 6 ke 9 3, ke 24 0,023 6 ke 10 2, ke 25 0,043 9 ke 11 1, ke 26 0,202 9 ke 10 1, ke 27 0,154 4 ke 12 8, ke27 2, ke 13 0, ke 29 0, ke 14 0, ke 30 0, ke 15 1, ke 30 0, ke 16 0,344 8 ke 28 0, ke 15 0,022 6 ke 28 0, ke 17 0,094 Pada percobaan optimisasi penempatan DG ini, DG akan dipasangkan dengan total daya maksimal 15 MW untuk setiap percobaan. Pada tahap awal pemilihan lokasi pemasangan DG akan didasarkan dari prinsip Loss Sensitivity Factor maka 2 dipilih karena losses terbesar
18 54 terdapat pada jaringan 1 ke 2, Sedangkan pada skenario pembanding 1 pemilihan lokasi pemasangan DG akan dipilih secara acak yaitu pada 10, 12 dan 28. Tabel Skenario pembanding No Kapasitas DG (MW) Metode LSF Skenario ,5 12-6, ,23 Percobaan optimisasi penempatan DG ini dilakukan dengan cara memasangkan DG pada sisi injeksi daya aktif (DG tipe 1) sehingga diharapkan didapatkan nilai losses yang minimal pada sistem ini. Metode LSF Dalam tes pertama ini lokasi penempatan DG 15 MW akan dipasangkan pada berdasarkan prinsip dari metode Loss Sensitivity Factor yaitu 2 dengan DG sebesar 15 MW. Pada tabel 4.12 memperlihatkan tegangan untuk seluruh apabila 15 MW DG ditempatkan pada 2 dan dibandingkan dengan tegangan sebelum diberikan DG.
19 55 MW 25,000 20,000 losses 15,000 10,000 5,000 0,000 Dari ke Gambar 4.8. Perbandingan losses sebelum dan sesudah penambahan DG dengan skenario 1 Keterangan : Losses awal jaringan Losses setelah penambahan DG dengan skenario 1 Dari gambar 4.8 diatas terlihat bahwa penempatan DG pada 2 banyak mempengaruhi penurunan nilai losses yang terjadi pada jaringan (lihat tabel 4.12) dengan penurunan losses sebesar 3,3 %.
20 56 Tabel 4.12 Perbandingan nilai losses sebelum dan setelah pemasangan DG Dari Ke Losses ( MW ) Dari Ke Losses (MW ) Awal DG 1 Awal DG ,714 19, ,270 0, ,595 16, ,037 0, ,073 5, ,054 0, ,772 3, ,387 0, ,645 15, ,044 0, ,188 9, ,355 0, ,864 2, ,161 0, ,368 0, ,003 0, ,165 1, ,195 0, ,585 0, ,114 0, ,809 2, ,043 0, ,142 2, ,063 0, ,056 1, ,161 0, ,669 1, ,156 0, ,793 8, ,619 2, ,856 0, ,353 0, ,372 0, ,558 0, ,092 1, ,095 0, ,400 0, ,020 0, ,027 0, ,399 0, ,126 0,126
21 57 Tabel Perbandingan nilai losses Tahapan Total losses MW MVar Awal 25, ,471 Skenario 1 23,958 97,225 Skenario 1 Pada skenario 1 ini lokasi penempatan DG total 15 MW akan kembali dipasangkan namun pada yang dipilih secara acak dalam sistem yaitu 10 dengan DG sebesar 2.5 MW, 12 dengan DG sebesar 6.27 MW dan 28 dengan DG sebesar 5.23 MW (lihat tabel 4.11). Bila sistem dipasangkan DG secara acak dengan kapasitas total 15 MW maka : MW 25,000 20,000 losses 15,000 10,000 5,000 0,000 1 ke 2 2 ke 4 2 ke 5 4 ke 6 6 ke 7 6 ke 9 9 ke 11 4 ke ke ke ke ke ke ke ke ke ke ke ke ke 30 6 ke 28 Dari ke Gambar 4.9. Perbandingan losses sebelum dan DG skenario 2
22 58 Keterangan : losses awal jaringan losses jaringan setelah penambahan DG dengan metode LSF losses jaringan setelah penambahan DG skenario 1 Dari hasil percobaan kedua dengan penempatan DG secara acak dalam sistem IEEE 30 diperoleh nilai losses pada jaringan seperti pada tabel dibawah : Tabel Perbandingan nilai losses sebelum dan DG metode LSF dan skenario 1 Dari ke Losses ( MW ) Dari ke Losses ( MW ) Awal DG 1 DG 2 Awal DG 1 DG ,714 19,888 20, ,270 0,269 0, ,595 16,763 15, ,037 0,037 0, ,073 5,288 4, ,054 0,054 0, ,772 3,586 3, ,387 0,388 0, ,645 15,783 15, ,044 0,044 0, ,188 9,413 8, ,355 0,355 0, ,864 2,777 2, ,161 0,161 0, ,368 0,353 0, ,003 0,003 0, ,165 1,140 1, ,195 0,194 0, ,585 0,584 0, ,114 0,114 0,112
23 59 Tabel Perbandingan nilai losses sebelum dan DG metode LSF dan skenario 1 Dari ke Losses ( MW ) Dari ke Losses ( MW ) Awal DG 1 DG 2 Awal DG 1 DG ,809 2,815 2, ,043 0,043 0, ,142 2,147 1, ,063 0,064 0, ,056 1,055 0, ,161 0,161 0, ,669 1,671 1, ,156 0,156 0, ,793 8,765 7, ,619 2,622 2, ,856 0,854 0, ,353 0,352 0, ,372 0,372 0, ,558 0,557 0, ,092 1,090 1, ,095 0,095 0, ,400 0,399 0, ,020 0,020 0, ,027 0,027 0, ,399 0,399 0, ,126 0,126 0,132 Losses yang dihasilkan dari kedua percobaan ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Perbandingan losses Tahapan Total losses MW MVar Awal 25, ,471 Metode LSF 23,958 97,225 Skenario 1 22,967 91,344
24 60 Dari hasil simulasi perbandingan penempatan DG 15 MW dengan skenario1 tidak banyak memperbaiki nilai losses pada jaringan. Pada skenari 1 masih ada 11 titik jaringan yang memiliki losses lebih besar dibandingkan dengan sebelum dipasangkannya DG pada sistem, yaitu jaringan 5 ke 7, jaringan 6 ke 7, jaringan 12 ke 14, jaringan 12 ke 15, jaringan 14 ke 15, jaringan 16 ke 17, jaringan 18 ke 18, jaringan 18 ke 19, jaringan 15 ke 23, dan jaringan 23 ke 24. Jika penempatan DG 15 MW dilakukan berdasarkan metode LSF maka hampir semua jaringan mengalami penurunan nilai losses dan hanya menyisakan 9 titik jaringan yang memiliki losses yang lebih besar dibandingkan dengan sebelum dipasangkannya DG pada sistem, yaitu jaringan 2 ke 4, jaringan 2 ke 5, jaringan 2 ke 6, jaringan 6 ke 9, jaringan 6 ke 10, jaringan 9 ke 10, jaringan 10 ke 20, 24 ke 25, dan 28 ke 27. Perbedan pada titik penempatan DG memberikan perbedaan pada nilai losses pada jaringan dalam sistem IEEE 30. Pada dasarnya penempatan DG menggunakan metode LSF dan skenario 1 telah menurunkan nilai losses setelah diinjeksikan pada daya aktif dalam sistem. Namun jika melihat perbandingan nilai output total losses maka skenario 1 lebih unggul dari metdoe LSF (lihat Tabel 4.15). Ini berarti penempatan pembangkit terdistrii (DG) berhasil meminimalkan losses pada sistem IEEE 30. Penempatan DG dan penentuan besar suatu DG yang akan
25 61 digunakan pada kedua percobaan ini dirasa sudah cukup untuk mengurangi losses pada sistem, walaupun setelah ditambahkannya DG pada sistem terdapat beberapa jaringan yang memiliki nilai losses lebih besar dari sebelum ditambahkannya DG pada sistem..
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Energi listrik merupakan suatu element penting dalam masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan suatu element penting dalam masyarakat modern saat ini. Pemanfaatannya yang secara tepat guna adalah salah satu cara ampuh untuk dapat mendongkrak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Pustaka Semakin pesatnya pertumbuhan suatu wilayah menuntut adanya jaminan ketersediaannya energi listrik serta perbaikan kualitas dari energi listrik, menuntut para
Lebih terperinciOptimisasi Injeksi Daya Aktif dan Reaktif Dalam Penempatan Distributed Generator (DG) Menggunakan Fuzzy - Particle Swarm Optimization (FPSO)
TESIS Optimisasi Injeksi Daya Aktif dan Reaktif Dalam Penempatan Distributed Generator (DG) Menggunakan Fuzzy - Particle Swarm Optimization (FPSO) Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Ph.D
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Distributed generation adalah sebuah konsep teknologi pembangkit energi listrik dengan kapasitas kecil yang dapat dioperasikan dengan memanfaatkan potensi sumber
Lebih terperinciSTUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS
STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS OLEH : PANCAR FRANSCO 2207100019 Dosen Pembimbing I Prof.Dr. Ir. Adi Soeprijanto,
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (216) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B27 Optimasi Aliran Daya Satu Phasa Pada Sistem Distribusi Radial 33 Bus IEEE dan Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Aceh Untuk
Lebih terperinciSIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT
SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN METODA ALGORITMA KUANTUM PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT Mart Christo Belfry NRP : 1022040 E-mail : martchristogultom@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Daya listrik memberikan peran sangat penting dalam kehidupan masyarakat serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi modren sangat tergantung
Lebih terperinciANALISIS RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI DENGAN PENINGKATAN INJEKSI JUMLAH PEMBANGKIT TERSEBAR. Publikasi Jurnal Skripsi
ANALISIS RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI DENGAN PENINGKATAN INJEKSI JUMLAH PEMBANGKIT TERSEBAR Publikasi Jurnal Skripsi Disusun Oleh : RIZKI TIRTA NUGRAHA NIM : 070633007-63 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciStudi Optimasi Penentuan Lokasi Penempatan Distributed Generation pada Sistem Distribusi Tiga Fasa dengan Metode Binary Linear Programming (BLP)
ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Studi Optimasi Penentuan Lokasi Penempatan Distributed Generation pada Sistem Distribusi Tiga Fasa dengan Metode Binary Linear Programming (BLP) Chandra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting untuk menunjang kehidupan manusia saat ini. Penyaluran energi listrik konvensional dalam memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tegangan tiap bus, perubahan rugi-rugi daya pada masing-masing saluran dan indeks kestabilan tegangan yang terjadi dari suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permintaan energi dalam kurun waktu menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan permintaan energi dalam kurun waktu 2011-2030 menurut skenario BAU (Business As Usual) meningkat seperti pada gambar 1.1. Dalam gambar tersebut diperlihatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tegangan tiap bus, perubahan rugi-rugi daya pada masing-masing saluran dan indeks kestabilan tegangan yang terjadi dari suatu
Lebih terperinciOPTIMASI PENEMPATAN DISTRIBUTED GENERATION PADA IEEE 30 BUS SYSTEM MENGGUNAKAN BEE COLONY ALGORITHM
OPTIMASI PENEMPATAN DISTRIBUTED GENERATION PADA IEEE 30 BUS SYSTEM MENGGUNAKAN BEE COLONY ALGORITHM Nur Ilham Luthfi 1), Ir. Yuningtyastuti, MT 2), Susatyo Handoko, ST., MT. 3) Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciPenempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)
Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Oleh : Ahmad Zakaria H. 2207100177 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Imam Robandi, MT. Ir. Sjamsjul
Lebih terperinciStudi Perbaikan Stabilitas Tegangan Kurva P-V pada Sistem Jawa-Bali 500kV dengan Pemasangan Kapasitor Bank Menggunakan Teori Sensitivitas
Studi Perbaikan Stabilitas Tegangan Kurva P-V pada Sistem Jawa-Bali 500kV dengan Pemasangan Kapasitor Bank Menggunakan Teori Sensitivitas Tutuk Agung Sembogo Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciSIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT
SIMULASI OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA PADA SISTEM TEGANGAN MENENGAH REGION JAWA BARAT Gahara Nur Eka Putra NRP : 1022045 E-mail : bb.201smg@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciSTUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG)
STUDI PENGATURAN TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG TR 5 GI TARUTUNG) Andika Handy (1), Zulkarnaen Pane (2) Konsentrasi Teknik
Lebih terperinciProsiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:
ANALISIS PENGARUH PENGOPERASIAN PLTA WLINGI TERHADAP PROFIL TEGANGAN PADA BUS WLINGI JARINGAN 150 KV DENGAN METODE FAST VOLTAGESTABILITY INDEX ( ) SUB SISTEM GRATI PAITON REGION 4 Ajeng Bening Kusumaningtyas,
Lebih terperinciStudi Penempatan dan Kapasitas Pembangkit Tersebar terhadap Profil Tegangan dan Rugi Saluran pada Saluran Marapalam
Jurnal Nasional Teknik Elektro, Vol. 7, No. 1, Maret 2018 p-issn: 2302-2949, e-issn: 2407-7267 Studi Penempatan dan Kapasitas Pembangkit Tersebar terhadap Profil Tegangan dan Rugi Saluran pada Saluran
Lebih terperinciPenempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 B-16 Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Ahmad Zakaria H, Sjamsjul
Lebih terperinciSIMULASI OPTIMASI DAYA REAKTIF DAN TEGANGAN PADA SISTEM JAMALI 500 kv MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION
SIMULASI OPTIMASI DA REAKTIF DAN TEGANGAN PADA SISTEM JAMALI 500 kv MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Gunara Fery Fahnani *), Yuningtyastuti, and Susatyo Handoko, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciPENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION
PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION (DG) PADA JARINGAN 20 KV DENGAN BANTUAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY STUDI KASUS : PLTMH AEK SILAU 2 Syilvester Sitorus Pane, Zulkarnaen Pane Konsentrasi
Lebih terperinciPENEMPATAN DG PADA JARINGAN SISTEM DISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS TEGANGAN
PENEMPATAN DG PADA JARINGAN SISTEM DISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS TEGANGAN ABSTRACT Efrita Arfah Z Email:. efrita.zuliari@gmail.com The stability of the voltage on the distribution system is
Lebih terperinciPENEMPATAN SVC (STATIC VAR COMPENSATOR ) PADA JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN ETAP 7.5.0
Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 12, No. 1, Desember 2014, pp. 1-8 ISSN 1693-2390 print/issn 2407-0939 online PENEMPATAN SVC (STATIC VAR COMPENSATOR ) PADA JARINGAN DISTRIBUSI DENGAN ETAP 7.5.0
Lebih terperinciSTUDI ALIRAN DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 GI PEMATANG SIANTAR)
STUDI ALIRAN DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 GI PEMATANG SIANTAR) Rimbo Gano (1), Zulkarnaen Pane (2) Konsentrasi Teknik
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Untuk
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi listrik di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Untuk menanggulangi pertumbuhan tersebut, Pemerintah Indonesia mengadakan proyek pembangunan pembangkit
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN Dalam perkembangan era modern, listrik menjadi salah satu kebutuhan primer untuk menunjang berbagai kebutuhan dan aktivitas masyarakat. Seiring dengan peningkatan
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory
1 Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory Triyudha Yusticea Sulaksono, Hadi Suyono, Hery Purnomo Abstrak PT. Ajinomoto Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kebutuhan energi listrik meningkat dengan cepat, akan tetapi perkembangan pembangkit dan saluran transmisi dibatasi ketersediaan sumber daya dan masalah
Lebih terperinciAnalisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory
1 Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory Triyudha Yusticea Sulaksono, Hadi Suyono, Hery Purnomo Abstrak PT. Ajinomoto Indonesia
Lebih terperinci2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Listrik Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi juga merupakan bagian yang paling
Lebih terperinciPENGATURAN SLACK BUS DALAM MENGOPTIMALKAN ALIRAN DAYA PADA KASUS IEEE 30 BUS MENGGUNAKAN METODE NEWTON-RAPHSON PADA APLIKASI MATLAB 7.
PENGATURAN SLACK BUS DALAM MENGOPTIMALKAN ALIRAN DAYA PADA KASUS IEEE 30 BUS MENGGUNAKAN METODE NEWTON-RAPHSON PADA APLIKASI MATLAB 7.0 Muhamad Rizki Fauzi 1, Sabhan Kanata 2, dan Zulkifli, ST 3 Jurusan
Lebih terperinciOPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM
OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM Khairina Noor.A. 1, Hadi Suyono, ST., MT., Ph.D. 2, Dr. Rini Nur Hasanah, ST., M.Sc. 3 1 Mahasiswa Teknik Elektro, 2,3
Lebih terperinciSTUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17
STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 50 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 7 Adly Lidya, Yulianta Siregar Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara
BAB II DASAR TEORI 2.1.Studi Aliran Daya Studi aliran daya di dalam sistem tenaga listrik merupakan studi yang penting.studi aliran daya merupakan studi yang mengungkapkan kinerja dan aliran daya (nyata
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014
ANALISIS PERBAIKAN TEGANGAN PADA SUBSISTEM DENGAN PEMASANGAN KAPASITOR BANK DENGAN ETAP VERSI 7.0 Wiwik Handajadi 1 1 Electrical Engineering Dept. of Institute of Sains & Technology AKPRIND Yogyakarta
Lebih terperinciPENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY
PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY Tommy Oys Damanik, Yulianta Siregar Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro
Lebih terperinciTabarok et al., Optimasi Penempatan Distributed Generation (DG) dan Kapasitor... 35
Tabarok et al., Optimasi Penempatan Distributed Generation (DG) dan Kapasitor... 35 Optimasi Penempatan Distributed Generation (DG) dan Kapasitor pada Sistem Distribusi Radial Menggunakan Metode Genetic
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Menentukan lokasi dan kapasitas optimal SVC pada sistem transmisi 150 kv subsistem Bandung Selatan dan New Ujungberung menggunakan algoritma genetika membutuhkan
Lebih terperinciPENEMPATAN LOKASI OPTIMAL STATIC VAR COMPENSATOR (SVC) DENGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY
PENEMPATAN LOKASI OPTIMAL STATIC VAR COMPENSATOR (SVC) DENGAN ALGORITMA ARTIFICIAL BEE COLONY Hadi Suyono 1, RiniNurHasanah 2, Khairina Noor. A. 3 Jurusan Teknik Elektro, UniversitasBrawijaya Jalan MT.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tegangan pengirim akibat suatu keadaan pembebanan. Hal ini terjadi diakibatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat terjadi pelepasan beban dari suatu sistem tenaga listrik dapat menimbulkan tegangan lebih transien. Apabila suatu sistem tenaga listrik tidak mampu menyuplai
Lebih terperinciPenempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)
Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Ahmad Zakaria H, Sjamsjul Anam, dan Imam Robandi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODA TAGUCHI UNTUK ECONOMIC DISPATCH PADA SISTEM IEEE 26 BUS
IMPLEMETASI METODA TAGUCHI UTUK ECOOMIC DISPATCH PADA SISTEM IEEE 26 BUS Rusilawati,2, Ontoseno Penangsang 2 dan Adi Soeprijanto 2 Teknik elektro, Akademi Teknik Pembangunan asional, Banjarbaru, Indonesia
Lebih terperinciEvaluasi Kestabilan Tegangan Sistem Jawa Bali 500kV menggunakan Metode Continuation Power Flow (CPF)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (213) 1-6 1 Evaluasi Kestabilan Tegangan Sistem Jawa Bali 5kV menggunakan Metode Continuation Power Flow (CPF) Agiesta Pradios Ayustinura, Adi Soeprijanto, Rony Seto
Lebih terperinciSIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.
SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.0 Rudi Salman 1) Mustamam 2) Arwadi Sinuraya 3) Abstrak Penelitian
Lebih terperinciNo.33 Vol.1 Thn.XVII April 2010 ISSN :
.33 ol. Thn.XII April 00 ISSN : 0854-847 PERBANDINGAN ANTARA KOMPENSASI DAYA REAKTIF TERPUSAT DENGAN KOMPENSASI DAYA REAKTIF TERDISTRIBUSI BAGI PERBAIKAN KESTABILAN TEGANGAN PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMBAR
Lebih terperinciDepartemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia
OPTIMISASI PENEMPATAN KAPASITOR BANK UNTUK MEREDUKSI RUGI DAYA MENGGUNAKAN FLOWER POLLINATION ALGORITHM PADA JARINGAN AUXILIARY LOAD PT.PJB PEMBANGKITAN INDRAMAYU 3X33 MW Tito Wiratsongko *), Tejo Sukmadi,
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN PRAKATA DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii PERNYATAAN iii PRAKATA iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN xvii ABSTRAK xix ABSTRACT xx BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER
ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER Asri Akbar, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)
Penentuan Lokasi DG dan Kapasitor Bank dengan Rekonfigurasi Jaringan untuk Memperoleh Rugi Daya Minimal pada Sistem Distribusi Radial Menggunakan Algoritma Genetika Ridho Fuaddi, Ontoseno Penangsang, Dedet
Lebih terperinciKata Kunci : Pembangkit Tersebar, Rugi Daya, Profil Tegangan, Faktor Sensitivitas Rugi-Rugi, Artificial Bee Colony. ABSTRACT
184 Dielektrika, ISSN 2086-9487 Vol. 3, No. 2 : 184-193, Agustus 2016 PENENTUAN LOKASI DISTRIBUTED GENERATION (DG) BERDASARKAN FAKTOR SENSITIVITAS RUGI-RUGI DAN KAPASITAS OPTIMAL MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekunder dalam kehidupan sehari-hari, baik penggunaan skala rumah tangga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk saat ini, energi listrik bisa menjadi kebutuhan primer ataupun sekunder dalam kehidupan sehari-hari, baik penggunaan skala rumah tangga maupun skala besar/kecil
Lebih terperinciOPTIMASI PENYALURAN DAYA PLTM SALIDO KE JARINGAN DISTRIBUSI PLN
OPTIMASI PENYALURAN DAYA PLTM SALIDO KE JARINGAN DISTRIBUSI PLN Adrianti 1) Refdinal Nazir 1) Fajri Hakim 2) 1) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang email: adrianti@ft.unand.ac.id
Lebih terperinciPenentuan Kapasitas dan Lokasi Optimal Penempatan Kapasitor Bank Pada Penyulang Rijali Ambon Menggunakan Sistem Fuzzy
119 Penentuan Kapasitas dan Lokasi Optimal Penempatan Kapasitor Bank Pada Penyulang Rijali Ambon Menggunakan Sistem Fuzzy Hamles Leonardo Latupeirissa, Agus Naba dan Erni Yudaningtyas Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memegang peranan sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor energi khususnya energi listrik pada peradaban modern saat ini memegang peranan sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, teknologi, dan industri.
Lebih terperinciTUGAS AKHIR STUDI REGULASI TEGANGAN MENGGUNAKAN STEP VOLTAGE REGULATOR. PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION
TUGAS AKHIR STUDI REGULASI TEGANGAN MENGGUNAKAN STEP VOLTAGE REGULATOR PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv YANG TERHUBUNG DENGAN DISTRIBUTED GENERATION Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan
Lebih terperinciJurnal Media Elektro Vol. V No. 2 ISSN: ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG
ANALISIS RUGI-RUGI DAYA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv PADA SISTEM PLN KOTA KUPANG Sri Kurniati. A, Sudirman. S Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Undana, AdiSucipto Penfui, Kupang, Indonesia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Load Flow atau studi aliran daya di dalam sistem tenaga merupakan studi yang mengungkapkan kinerja dan aliran daya (nyata dan reaktif) untuk keadaan tertentu ketika
Lebih terperinciEvaluasi Penempatan Distributed Generation untuk Meningkatkan Keamanan dan Stabilitas Tegangan Sistem Tenaga Menggunakan Nose Curve Method
125 JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 2, JULI 2017 Evaluasi Penempatan Distributed Generation untuk Meningkatkan Keamanan dan Stabilitas Tegangan Sistem Tenaga Menggunakan Nose Curve Method Leily
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENGURANGAN RUGI-RUGI DAYA AKTIF
BAB 4 METODE PEGURAGA RUGI-RUGI DAYA AKTIF 4.1 Pembatasan Pembangkitan Pembangkit pada sistem tenaga listrik membangkitkan daya untuk memenuhi kebutuhan akan daya listrik. Daya yang dibangkitkan pada sistem
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Skripsi Dalam menyelesaikan penelitian diperlukan kerangka/tahapan pengerjaan penelitian dari mulai memulai sampai selesai agar memudahkan penulis
Lebih terperinciStudi Kestabilan Tegangan Jaringan IEEE 9 Bus Menggunakan Indeks Kestabilan Tegangan
A-009 Prosiding Conference on Smart-Green Technology in Electrical and Information Systems Studi Kestabilan Tegangan Jaringan IEEE 9 Bus Menggunakan Indeks Kestabilan Tegangan Avrin Nur Widiastuti, Lesnanto
Lebih terperinciPenentuan MVar Optimal SVC pada Sistem Transmisi Jawa Bali 500 kv Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm
Penentuan MVar Optimal SVC pada Sistem Transmisi Jawa Bali 500 kv Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm Oleh : Fajar Galih Indarko NRP : 2207 100 521 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Imam Robandi, MT Abstrak
Lebih terperinciSIMULASI OPTIMASI DAYA REAKTIF DAN TEGANGAN PADA SISTEM JAMALI 500 kv MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION
SIMULASI OPTIMASI DAYA REAKTIF DAN TEGANGAN PADA SISTEM JAMALI 500 kv MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Gunara Fery Fahnani 1, Ir. Yuningtyastuti, MT 2, Susatyo Handoko, ST., MT. 2 Jurusan
Lebih terperinciAnalisis dan Evaluasi Kestabilan Tegangan dengan Metode Continuation Power Flow (CPF) pada Sistem Microgrid
B-528 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (206) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Analisis dan Evaluasi stabilan Tegangan dengan Metode Continuation Power Flow (CPF) pada Sistem Microgrid Radhilia Sofianna Ruzi,
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH
PENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH TUGAS AKHIR Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata-1 pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciOPTIMASI DAYA REAKTIF UNTUK MEREDUKSI RUGI DAYA PADA SISTEM JAMALI 500 kv MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA
OPTIMASI DAYA REAKTIF UNTUK MEREDUKSI RUGI DAYA PADA SISTEM JAMALI 500 kv MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Reza Pahlefi 1, Ir. Yuningtyastuti, MT 2, Susatyo Handoko, ST., MT. 2 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Sistem Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik merupakan kumpulan peralatan listrik yang saling terhubung membentuk suatu sistem yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik pada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Static VAR Compensator Static VAR Compensator (SVC) pertama kali dipasang pada tahun 1978 di Gardu Induk Shannon, Minnesota Power and Light system dengan rating 40 MVAR. Sejak
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) Analisis Minimalisasi Rugi Jaringan pada Desain Smartgrid menggunakan Pembangkitan Tersebar
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (214) 1-5 1 Analisis Minimalisasi Rugi Jaringan pada Desain Smartgrid menggunakan Pembangkitan Tersebar Rahmat Bagus Ardhiansyah, Ontoseno Penangsang, dan Heri Suryoatmojo
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. mikrohidro (PLTMh) contohnya yang banyak digunakan di suatu daerah terpencil
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Distributed generation (DG) banyak dikembangkan di seluruh dunia sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kelistrikan yang ada di daerah terpencil. Biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu kebutuhan utama bagi penunjang dan pemenuhan kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat memicu kebutuhan akan energi, terutama energi listrik. Masalah listrik menjadi polemik yang berkepanjangan dan memunculkan
Lebih terperinciANALISIS ALIRAN BEBAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN ETAP POWER STATION TUGAS AKHIR. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
ANALISIS ALIRAN BEBAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN ETAP POWER STATION 4. 0. 0 TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu energi primer yang tidak dapat dilepaskan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan
Lebih terperinciOPTIMASI KAPASITAS DG PADA SISTEM DISTRIBUSI UNTUK MENGURANGI RUGI DAYA MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION
OPTIMASI KAPASITAS DG PADA SISTEM DISTRIBUSI UNTUK MENGURANGI RUGI DAYA MENGGUNAKAN ANT COLONY OPTIMIZATION Fa ano Hia *), Juningtyastuti, and Susatyo Handoko Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciOPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK (Studi Kasus Sistem PT.
No.34 Vol.1 Thn.XVII November 21 ISSN : 854-8471 OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK (Studi Kasus Sistem PT. PLN Sumbar-Riau) Heru Dibyo Laksono
Lebih terperinciStrategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory
1 Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory Surya Adi Purwanto, Hadi Suyono, dan Rini Nur Hasanah Abstrak PT. Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory adalah perusahaan
Lebih terperinciStudi Perbaikan Stabilitas Tegangan Sistem Jawa-Madura- Bali (Jamali) dengan Pemasangan SVC Setelah Masuknya Pembangkit 1000 MW Paiton
B244 Studi Perbaikan Stabilitas Tegangan Sistem Jawa-Madura- Bali (Jamali) dengan Pemasangan SVC Setelah Masuknya Pembangkit 1000 MW Paiton Heru Pujo Prayitno, Ontoseno Penangsang, Ni Ketut Aryani Jurusan
Lebih terperinciPEMBATASAN TRANSFER DAYA MAKSIMUM DAN PEMASANGAN KAPASITOR UNTUK STABILISASI TEGANGAN
JETri, Vol. 15, No. 1, Agustus 2017, Hlm. 41-54, P-ISSN 1412-0372, E-ISSN 2541-089X PEMBATASAN TRANSFER DAYA MAKSIMUM DAN PEMASANGAN KAPASITOR UNTUK STABILISASI TEGANGAN Qeis Irdha dan Maula Sukmawidjaja
Lebih terperinciOPTIMASI RATING SVC DAN TCSC UNTUK MENGURANGI RUGI-RUGI DAYA PADA SISTEM 500 kv JAMALI MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)
OPTIMASI RATING SVC DAN TCSC UNTUK MENGURANGI RUGI-RUGI DAYA PADA SISTEM 500 kv JAMALI MENGGUNAKAN METODE PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Fitria Prasetiawati *), Yuningtyastuti, and Susatyo Handoko Jurusan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
A160 Optimasi Penentuan Lokasi Kapasitor dan Distributed Generation (DG) Dengan Rekonfigurasi Jaringan Untuk Meningkatkan Keluaran Daya Aktif DG Pada Sistem Distribusi Radial Menggunakan Genetic Algorithm
Lebih terperinciSIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.
SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.0 Rudi Salman 1) Mustamam 2) Arwadi Sinuraya 3) mustamam1965@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya pembangkitan tenaga listrik diperlukan suatu perencanaan yang baik. Kebutuhan beban dewasa ini sangat bervariasi dan meningkat, sehingga pusat-pusat pembangkit
Lebih terperinci: Distributed Generation, Voltage Profile, Power Losses, Load Flow Analysis, EDSA 2000
ABSTRAK Salah satu teknik untuk memperbaiki jatuh tegangan adalah dengan pemasangan (DG) Distributed Generation. Salah satu teknologi Distributed Generation yang ada di Bali adalah PLTS Kubu Karangasem
Lebih terperinciPENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Pemasangan Distributed Generation Terhadap Profil Tegangan Pada Penyulang Abang Karangasem
Teknologi Elektro, Vol. 16, No. 3,September - Desember 217 79 Analisa Pengaruh Pemasangan Distributed Generation Terhadap Profil Pada Penyulang Abang Karangasem I Nyoman Cita Artawa 1, I Wayan Sukerayasa
Lebih terperinciANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI
ANALISA ALIRAN DAYA OPTIMAL PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI E D Meilandari 1, R S Hartati 2, I W Sukerayasa 2 1 Alumni Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana 2 Staff Pengajar Teknik Elektro,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan dengan listrik. Tenaga
Lebih terperinciANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)
ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) Agus Supardi 1, Tulus Wahyu Wibowo 2, Supriyadi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciMEMPERBAIKI TEGANGAN DAN RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM TRANSMISI DENGAN OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA
MEMERBAIKI TEGANGAN DAN RUGI RUGI DAYA ADA SISTEM TRANSMISI DENGAN OTIMASI ENEMATAN KAASITOR MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Syukri Yunus*, Heru Dibyo Laksono dan utri Nidia Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciPenelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung dimulai pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung dimulai pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan
Lebih terperinciOPTIMISASI PENGATURAN DAYA REAKTIF DAN TEGANGAN PADA SISTEM INTERKONEKSI JAWA-BALI 500 KV MENGGUNAKAN QUANTUM BEHAVED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION
OPTIMISASI PENGATURAN DAYA REAKTIF DAN TEGANGAN PADA SISTEM INTERKONEKSI JAWA-BALI 500 KV MENGGUNAKAN QUANTUM BEHAVED PARTICLE SWARM OPTIMIZATION Refi Aulia Krisida, Adi Soeprijanto, Heri Suryoatmojo Jurusan
Lebih terperinci2.1 Distributed Generation
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah semua jenis pembangkit skala kecil yang menghasilkan daya listrik di atau sekitar lokasi beban, baik terhubung langsung
Lebih terperinciOptimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar
Optimasi Kendali Distribusi Tegangan pada Sistem Tenaga Listrik dengan Pembangkit Tersebar Soni Irawan Jatmika 2210 105 052 Pembimbing : 1. Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT. 2. Heri Suryoatmojo, ST. MT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah ketersediaan yang semakin menipis dan semakin mahal, membuat biaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik di Indonesia pada umumnya merupakan pembangkit listrik thermal. Kebutuhan pembangkit thermal terhadap bahan bakar fosil dengan jumlah ketersediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan kebutuhan energi listrik yang semakin meningkat menyebabkan perluasan sistem tenaga listrik semakin dibutuhkan. Perluasan sistem tenaga listrik
Lebih terperinciJurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.
OPTIMASI KAPASITAS PEMBANGKIT TERSEBAR UNTUK MENGURANGI RUGI DAYA AKTIF MENGGUNAKAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDEKS KESTABILAN TEGANGAN Febriansyah *), Hermawan, and Susatyo
Lebih terperinciDESAIN KAPASITAS DISTRIBUTED GENERATION PADA SISTEM DISTRIBUSI RADIAL GUNA MENGURANGI RUGI DAYA DAN RUGI TEGANGAN
DESAIN KAPASITAS DISTRIBUTED GENERATION PADA SISTEM DISTRIBUSI RADIAL GUNA MENGURANGI RUGI DAYA DAN RUGI TEGANGAN Soedibyo 1, Sjamsjul Anam 2 Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinci