BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kita, karena komunikasi mempunyai peranan penting bagi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kampanye politik juga memiliki humas yang berperan di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam organisasi modern keberadaan komunikasi demikian pentingnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi tidak mengalir begitu saja dan yang bergerak adalah prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. penting, selain untuk fasilitator atau mediator juga sebagai komunikasi dua

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dianggap tidak memiliki peran penting dan bisa dibilang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi serta komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di semua level. Istilah publik internal atau publik karyawan mengacu pada baik itu

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I

BAB I PENDAHULUAN. media. Media itu sendiri sebagai alat humas yang berguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya teknologi informasi sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh Humas sebagai proses evaluasi Media Relations. Dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era perkembangan kemajuan teknologi dan pengetahuan, semua arus

BAB I PENDAHULUAN. melakukan komunikasi. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. organisasi kompleks jelasnya media adalah pemain utama dalam komunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian

Kemensetneg Raih Profil Lembaga Kementerian Terbaik Dalam AMH 2015 Selasa, 24 November 2015

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan era komunikasi pada saat ini sudah semakin maju. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. daring swa.co.id. Dengan kata lain, House Journal dalam bentuk cetak mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas manajemen pada setiap organisasi berhubungan dengan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, masyarakat kita telah memasuki era masyarakat informasi.

BAB IV ANALISIS DATA. mengetahui bagaimana strategi Humas dalam meningkatkan citra perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khalayaknya. Setiap ide, gagasan yang dipandang sebagai upaya pembaruan atau

BAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Dalam upaya mencapai tujuan-tujuan tersebut maka dibutuhkan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Humas memegang peranan penting dalam setiap organisasi, baik pada

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai tantangan dan perubahan yang luar biasa cepat di era globalisasi ini

MARKETING PUBLIC RELATIONS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi dan praktik Public Relation (PR) perkembangannya memang tidak

BAB I PENDAHULUAN. milik pemerintah (BUMN) yang beriorientasi pada pelayanan jasa transportasi.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

Teknik Reportase dan Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu tindakan yang konsekuen dan sistematis mengenai hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarakat atau dimana saja manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan publik dan sebaliknya. Hubungan komunikasi sangat dibutuhkan guna

BAB IV ANALISIS DATA. Konstruksi Branding melalui Acara Sambang Desa. Kabupaten Mojokerto guna terjun langsung ke desa-desa untuk

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas

BAB I PENDAHULUAN. adalah media online seperti yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Jepara.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dibantu oleh Public Relations dalam memilih media

BAB I PENDAHULUAN. tanpa komunikasi tidak akan terjadi interaksi dan tidak terjadi saling tukar

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lain biasanya terjadi dalam dua konteks, yaitu komunikasi yang terjadi

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan primer yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB II METODOLOGI 2.2. RUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Pemadaman listrik merupakan sebuah permasalahan besar bagi setiap orang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi, perusahaan bahkan pemerintahan. Kebutuhan dan. elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi.

Sasaran 1 Terwujudnya pengolahan dan pengembangan system teknologi informasi dan persandian yang baik dan bersih

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan media atau sering juga disebut dengan media relations.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Public Relations (PR) memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. bawah Pemda Kota Bandung. Promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota. Bandung memiliki strategi khusus dalam mengajak masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. publik dalam upaya menciptakan opini publik yang menguntungkan lembaga atau

BAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam era persaingan yang semakin ketat, perusahaan perlu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hubungan masyarakat (Humas) merupakan penunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan organisasi dan merupakan salah satu faktor pendukung dari keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Public Relation ( PR ) sebagai fungsi manjemen berperan sebagai fasilitator komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA 17 /PER/M.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang bertugas untuk memberikan masukan tentang konsekuensi dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejak awal kemerdekaan. Pesatnya perkembangan humas terlihat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan saluran-saluran komunikasi. Komunikasi massa akan. didefinisikan sebagai komunikasi kepada khalayak dalam jumlah besar

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Manusia merupakan khalayak sasaran media massa, sehingga keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB II PROFIL DAN GAMBARAN UMUM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Penelitian berbasis efektivitas bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dalam suatu program. Evaluasi tersebut bertujuan untuk menilai keberhasilan suatu program. Komunikasi yang efektif menjadi kunci keberhasilan dalam sebuah program komunikasi. Komunikasi dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam hal ini seorang public relations dapat dimaknai sama oleh penerimanya. Seperti yang diungkapkan Wilbur Schram dalam Ruliana (2014: 7), suatu proses atau kegiatan komunikasi akan berjalan efektif apabila proses penyandian (penyampaian) oleh komunikator bertautan dengan proses penerimaan oleh komunikan. Semakin tumpang tindih bidang pengalaman/field of experiences komunikator dengan field of experiences komunikan, maka semakin efektif pesan yang dikomunikasikan (Ruliana, 2014: 7). Bidang pengalaman antara komunikator dan komunikan berkaitan dengan tujuan dari komnikasi tersebut, jika komunikator dan komunikan memiliki tujuan yang sama dalam proses komunikasi tersebut maka komunikasi tersebut dapat dikatakan efektif. Komunikasi dapat dinyatakan efektif apabila proses komunikasi tersebut dapat menimbulkan efek kognitif, afektif, dan konatif pada komunikan sesuai dengan tujuan komunikator dalam membuat pesan (Effendy, 1989: 113). Pengukuran efektivitas komunikasi dapat diukur 1

2 dengan melihat efek dari proses komunikasi tersebut. Efek kognitif adalah efek yang pertama timbul yang bertujuan memberikan pesan pada komunikan. Komunikan diharapkan menjadi tahu pesan yang disampaikan kepadanya dan mengalami perubahan persepsi atau perubahan pendapat. Efek afektif adalah efek lanjutan dari efek kognitif dimana terjadi perubahan sikap penerima pesan dalam menanggapi fenomena tertentu misalnya muncul rasa suka atau tidak suka. Efek konatif merupakan tahap akhir dari respon penerima pesan terhadap suatu pesan. Pada level konatif, setelah khalayak mengetahui dan merasakan suatu pesan, pada tahap selanjutnya penerima pesan melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan pesan tersebut, baik secara fisik maupun non fisik. Efektivitas dalam dunia public relations menjadi sangat penting dalam mengukur tingkat keberhasilan program komunikasi baik eksternal maupun internal yang dirancang dan diimplementasikan oleh seorang public relations. Efektifitas dalam ranah komunikasi eksternal, seorang public relations bertugas untuk mempererat hubungan dengan orangorang atau instansi di luar perusahaan/organisasi, demi terciptanya opini publik yang menguntungkan perusahaan itu (Rachmadi, 1992: 53). Seorang praktisi public relations dalam menjalankan perannya di lingkup internal, berfokus pada komunikasi di dalam perusahaan antar publik internalnya (Suhandang, 2004: 74). Diharapkan melalui hubungan internal yang dibangun seorang public relations dengan baik akan meningkatkan efektivitas komunikasi internal dan mengurangi terjadinya miskomunikasi dalam ranah internal. Adanya komunikasi yang efektif dalam internal perusahaan menyebabkan pesan yang disampaikan baik dalam bentuk upward maupun downward communication dapat tersampaikan

3 dengan baik sehingga komunikasi dalam organisasi lebih efektif dan dapat menunjang kinerja seluruh karyawan di dalamnya. Media dapat menjadi alat seorang praktisi public relations untuk meningkatkan kinerjanya dalam menyampaikan pesannya sehingga dapat menciptakan suatu proses komunikasi yang efektif. Media yang digunakan praktisi public relations juga berpengaruh pada proses komunikasi yang dilakukan oleh praktisi public relations. Media menjadi pembawa pesan yang ingin disampaikan seorang komunikator pada komunikan (Wells, 2003: 18). Mengingat pentingnya media dalam proses komunikasi, seorang praktisi public relations dapat menggunakan berbagai media dalam berkomunikasi dengan publiknya. Pada komunikasi personal media auditif seorang public relations dapat melalui telepon, radio telepon,dan desas-desus. Media visual dalam komunikasi personal meliputi: surat, telegraf, dan faksimail. Pada komunikasi massa, media auditif meliputi: radio, tape recorder, dan pertemuan. Media visual dalam komunikasi massa meliputi: surat kabar, booklet, foto,dan poster. Surat kabar dalam komunikasi massa seorang public relations mencakup penerbitan house magazine yang meliputi internal house magazine dan external house magazine (Suhandang, 2004: 213-227). Berbagai media tersebut kembali disesuaikan dengan publiknya, baik internal ataupun eksternal. Salah satu media yang digunakan untuk publik internal adalah internal house magazine atau majalah internal. Penerbitan internal house magazine atau majalah internal bertujuan untuk menyampaikan peristiwa atau informasi yang berkenaan dengan kebijaksanaan maupun kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan kepentingan publiknya (Suhandang, 2004: 137). Lebih lanjut keberadaan majalah internal sangat penting bagi perusahaan terlebih memberikan

4 informasi pada publik internalnya. Secara psikologis, kegiatan publik internal yang diabadikan dan dimuat dalam majalah internal sebuah korporat akan menciptakan ikatan tersendiri bagi publik internal dengan perusahaannya (sense of belonging). Mengingat pentingnya peran media internal bagi praktisi public relations sebagai media informasi pada publik internalnya, Badan Koordinasi Kehumasan (BAKOHUMAS) sejak tahun 2006 menghelat sebuah ajang kompetisi tahunan kehumasan bertajuk Angugerah Media Kehumasan (AMH) dimana penerbitan media internal menjadi salah satu kategori yang dikompetisikan. Secara khusus, ajang kompetisi yang ada dibawah naungan Kementrian Komunikasi dan Informasi RI ini terbatas untuk Kementerian, Kesekretariatan Lembaga Negara, Lembaga Pemerintah Setingkat Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), Lembaga Penyiaran Publik (LPP), Lembaga Negara non Struktural, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) (BAKOHUMAS, 2003, Anugrah Media Humas 2014, 2013). Pada saat Anugerah Media Humas (AMH) kesembilan yang diselenggarakan tahun 2014, Pemerintah Kota Surabaya menjadi sorotan peserta lain. Pemerintah Kota Surabaya berhasil mendapatkan dua gelar sekaligus. Juara satu dalam kategori Penerbitan Media Internal, dan juara dua dalam kategori Pelayanan Informasi Melalui Internet, dengan Surabaya Media Center yang menjadi program yang disertakan dalam kompetisi bergengsi humas lembaga Pemerintahan tersebut (RZ; 2014) Majalah Gapura menjadi produk unggulan Pemerintah Kota Surabaya dalam kategori

5 Penerbitan Media Internal, mengalahkan media internal milik Pemerintah Kota Balikpapan pada urutan kedua, dan Pemerintah Kepulauan Meranti pada urutan ketiga (Renni; 2014). Distribusi majalah Gapura terbatas pada publik internal Pemerintah Kota Surabaya, dimana masyarakat Kota Surabaya ada didalam publiknya. Masuknya masyarakat sebagai publik internal oleh Humas Pemerintah Kota Surabaya terbilang unik karena menabrak pagar teoritis dimana banyak teori menyatakan masyarakat merupakan publik eksternal dalam organisasi pemerintahan (Surjandari: 2016). Distibusi majalah Gapura ada pada publik internal, baik pada level karyawan, jajaran samping pemerintah Kota Surabaya maupun masyarakat. Perbandingan distribusi antara karyawan dan masyarakat adalah 50% untuk karyawan yang dibagikan pada tiap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD), serta jajaran samping pemerintah Kota Surabaya dan 50% untuk masyarakat Kota Surabaya yang dibagikan pada tiap RW se-kota Surabaya. Masyarakat Kota Surabaya menjadi publik internal bagi Kota Surabaya karena peranan penting masyarakat dalam pembangunan Kota Surabaya. Konten yang terdapat pada majalah Gapura juga terbilang berbeda, karena mayoritas informasi yang dimuat berisi tetang berbagai kegiatan masyarakat Kota Surabaya. Lebih dari 60% informasi yang dimuat dalam majalah Gapura berisi berbagai kegiatan masyarakat Kota Surabaya yang dibagi per wilayah serta perkembangan apa saja yang terjadi di wilayah tersebut, sedangkan sisanya meliputi informasi dari Pemerintah Kota Surabaya yang berkaitan dengan masyarakat serta informasi kegiatan walikota. (Surjandari: 2016)

6 Proporsi konten yang lebih condong ke masyarakat tersebut bertujuan untuk memacu tiap wilayah di Kota Surabaya untuk dapat melihat berbagai kegiatan di wilayah lain sehingga secara tidak langsung terjadi kompetisi antar wilayah untuk mengembangkan wilayahnya masing-masing. Majalah Gapura juga tidak ingin menjadi papan pengumuman seperti majalah Pemerintahan Kota lainnya, melainkan menjadi majalah yang penuh akan informasi namun disampaikan secara menarik sehingga pembaca tak enggan untuk mendapatkan dan membaca majalah Gapura (Surjandari: 2016). Menurut Sri Puri Surjandari, secara mendasar majalah Gapura dikemas sedemikian rupa sehingga terlihat menarik minat pembacanya. Melalui cover yang anti birokrasi dengan tidak menampilkan wajah pemimpin/walikota, layout isi yang menarik dengan penggunaan foto lebih dari 30% dari total konten dan adanya rubrik Cak Jepret sebagai wadah bagi fotografer pemerintah Kota Surabaya untuk dapat menampilkan perkembangan Kota Surabaya secara visual, serta penulisan artikel dengan nuansa in-depth report dengan harapan masyarakat dapat memperoleh informasi lebih dalam. (Surjandari: 2016) Sesuai dengan tujuan penerbitan majalah Gapura untuk menyebarluaskan informasi terkait program pemerintah Kota Surabaya, sebagai wadah pengembangan dan media promosi bagi UKM lokal Surabaya, serta memotivasi setiap wilayah di Kota Surabaya untuk berkompetisi dalam mengembangkan wilayahnya (Surjandari: 2016). Proporsi konten yang lebih condong ke masyarakat serta pengemasan majalah Gapura yang lebih menarik bertujuan untuk dapat menjaring minat baca khususnya masyarakat Kota Surabaya.

7 Proses produksi majalah Gapura tidak dilakukan secara mandiri oleh Humas Pemerintah Kota Surabaya. Humas Pemerintah Kota Surabaya selaku penyelenggara majalah internal Gapura berkerja sama dengan vendor yang ditunjuk untuk memproduksi majaah Gapura. Proses produksi diawali dengan pemaparan rencana oleh Humas Pemerintah Kota Surabaya pada vendor yang ditunjuk, lalu pemaparan pertama ditindaklanjuti dalam proses produksi di lapangan oleh vendor. Setelah vendor melakukan proses produksi yang meliputi peliputan serta design majalah, pihak vendor melaporkan hasil kerjanya pada Humas Pemerintah Kota Surabaya dan ditindaklanjuti dengan adanya evaluasi antara keduabelah pihak sebelum proses cetak dan distribusi (Surjandari: 2016). Humas Pemerintah Kota Surabaya dalam produksi majalah Gapura berperan dalam ide awal, pengawasan teknis produksi dan distribusi, sedangkan proses teknis produksi dilakukan oleh pihak vendor yang telah ditunjuk melalui lelang. Proses distribusi majalah Gapura dilakukan secara mandiri oleh humas Pemerintah Kota Surabaya pada tiap SKPD untuk karyawan dan jajaran samping pemerintah Kota Surabaya, serta pada tiap RW se-kota Surabaya untuk masyarakat. Total 4.000 eksemplar majalah Gapura didistribusikan tiap minggu ke-2 tiap bulannya. (Surjandari: 2016) Guntur, seorang pengurus RT 02 RW 10, Kelurahan Kapas Madya Baru, Kecamatan Tambak Sari, Surabaya. Pria yang sehari-hari berkerja sebagai petugas keamanan setempat mengungkapkan kebanggannya saat acara jalan sehat warga bersama Ibu Tri Risma Harini yang diliput media serta dimuat dalam majalah Gapura (Guntur: 2016). Majalah Gapura dapat menjadi wadah untuk menunjukan/memamerkan karya di wilayahnya serta untuk mendapatkan informasi mengenai Pemerintah Kota Surabaya.

8 Bagi penggelut Usaha Kecil Menegah (UKM), keberadaan majalah Gapura dapat membantu penggiat UKM untuk dapat mempromosikan produk yang dipasarkannya. Menurut Fitria selaku Ketua UKM Batik Jarak Arum (UKM Batik binaan warga eks Dolly), keberadaan majalah Gapura membantunya untuk dapat memperkenalkan produk yang dipasarkannya pada masyarakat Kota Surabaya secara luas. Ia merasa Pemerintah Kota Surabaya cukup berkonsentrasi dalam mengembangkan UKM di Kota Surabaya, hal ini terlihat dari usaha yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya berupa berbagai program untuk mengenalkan UKM. (Fitria: 2015) Penelitian berbasis teori efektivitas telah jamak dilakukan, salah satunya oleh Johanna Pardede dalam penelitiannya Efektivitas majalah Fokus sebagai media internal PT. PLN (Persero) distribusi Jawa Timur. Penggunaan teori efektivitas dalam audit komunikasi oleh Hardjana dalam penelitian tersebut berfokus pada konten/isi yang lebih lanjut dijabarkan melalui teori pengkategorian isi berdasarkan informasi oleh Ashadi Siregar. Penelitian Efektivitas majalah Fokus sebagai media internal PT. PLN (Persero) distribusi Jawa Timur berfokus pada majalah sebagai media internal dalam perusahaan BUMN, hal tersebut berbeda dengan majalah sebagai media internal dalam organisasi kepemerintahan. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Lestiana Taufit dalam penelitiannya Efektivitas media internal perusahaan dalam menyampaikan informasi. Meskipun penelitian tersebut memiliki cakupan yang lebih luas (meliputi produk poster, spanduk, papan pengumuman, dan majalah internal), namun dalam penelitiannya Lestiana Taufit menggunakan pula teori

9 efektivitas komunikasi oleh Hardjana dimana penggunaan teori tersebut sebagai indikator dalam penelitiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas majalah Gapura sebagai media internal Kota Surabaya. Melalui penelitian ini akan dilihat apakah ada kesamaan field of experiences antara komunikator dengan komunikan dalam hal ini tujuan penerbitan majalah Gapura oleh Humas Pemerintah Kota Surabaya dengan efek komunikasi apa yang diterima masyarakat Kota Surabaya seebagai bentuk umpan balik komunikasi. Pengukuran efektivitas dalam penelitian ini akan menggunakan tujuan penerbitan majalah Gapura sebagai indikator efektivitas majalah internal sebagai media informasi dilihat dari efek komunikasi yang muncul oleh pembacanya. Masyarakat Kota Surabaya sebagai mayoritas pembaca majalah Gapura dapat menjadi acuan dalam efektivitas proses komunikasi melalui majalah Gapura. Hasil akhir penelitian ini dapat disimpulkan apah majalah Gapura efektif sebagai media internal Kota Surabaya, hingga dapat diukur apakah majalah Gapura berhasil sebagai sebuah program komunikasi oleh Humas Pemerintah Kota Surabaya. I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut. Bagaimana efektivitas majalah Gapura sebagai media informasi bagi masyarakat Kota Surabaya?

10 I.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari diadakannya penelitian ini karena peneliti ingin melihat tingkat efektivitas dari majalah Gapura sebagai media internal Kota Surabaya. I.4 Batasan Masalah I.4.1. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah masyarakat Kota Surabaya yang telah berusia 17tahun. I.4.2. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah efektivitas majalah internal Gapura yang diterbitkan oleh Humas Pemerintah Kota Surabaya. I.4.3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian meliputi lima wilayah Kota Surabaya: Surabaya Pusat, Surabaya Utara, Surabaya Timur, Surabaya Selatan, dan Surabaya Barat. I.5 Manfaat Penelitian I.5.1 Manfaat Akademis Manfaat akademis dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan dunia komunikasi mengenai efektivitas sebuah media internal terkhusus majalah internal bagi organisasi pemerintahan

11 dalam menyampaikan informasinya kepada publik internalnya dalam hal ini masyarakat Kota Surabaya. I.5.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini secara praktis dapat menjadi acuan bagi Pemerintah Kota Surabaya dalam meningkatkan dan mengevaluasi salah satu program Humas Pemerintah Kota Surabaya dalam komunikasi internal melalui majalah internal Gapura. Adanya evaluasi tersebut dapat menjadi acuan peningkatan kinerja Humas Pemerintah Kota Surabaya untuk terus membuat majalah internal Gapura menjadi lebih baik.