Pengukuran Kinerja Manajemen Keperawatan Dengan Parameter Kompetensi Manajemen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bertahan. Setiap organisasi dituntut untuk siap menghadapi perkembangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pengembangan kinerja dosen di IAIN Sulthan Thaha

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan. Agar dapat mencapai tujuannya, perusahaan harus

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mangkunegara, 2000 dalam bukunya (Riani, 2011 : 98) kinerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan beragam. Kondisi ini melahirkan persaingan yang semakin tinggi dalam dunia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini memberi dampak yang luar biasa pada kehidupan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN (studi kasus pada PT INDATEX PALUR di KARANGANYAR ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pelayanan jasa rumah sakit yang profesional menjadi harapan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu rumah sakit juga harus mencari/memiliki pemimpin yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini bila kita teliti dengan lebih seksama penyebabnya

BAB I PENDAHULUAN. peranan sumber daya manusia yang menjadi aset terpenting perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. persaingan adalah yang mampu menggelola segala sumberdaya (resources)

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas karyawan.setiap organisasi atau instansi dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. pandang manajemen ada beberapa persyaratan agar suatu tujuan perusahan dapat

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA 2013/2014

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan kepala sekolah

BAB I PEDAHULUAN. yang sangat penting bagi keefektifan berjalannya kegiatan didalam organisasi. tujuan organisasi maupun tujuan pribadi.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya merupakan gabungan dari

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, dan di Indonesia pendidikan merupakan salah satu faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

TOR PELATIHAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya perusahaan tidak hanya mengharapkan sumber daya manusia

BAB I. PENDAHULUAN. organisasi perusahaan maupun suatu instansi pemerintahan. Ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang utama dalam

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dunia menjadi sangat cepat berubah dan memberikan

Kebijakan Manajemen Risiko

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi tidak mungkin dapat mencapai tujuan tanpa dukungan anggota

1 UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. pasti bertujuan untuk memiliki citra yang baik, citra. adalah kesan yang diperoleh melalui pengalaman seseorang mengenai suatu hal,

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasa maupun industri manufaktur, maka perusahaan harus mempersiapkan diri

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 LAHEWA KECAMATAN LAHEWA KABUPATEN NIAS UTARA

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. serta peradaban bangsa yang bermatabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. atau keterampilan, disiplin dan sikap mental para pekerjaannya pada tiap-tiap tingkatan

BAB I PENDAHULUAN. aspek penting seperti kepemimpinan, motivasi, lingkungan kerja, kinerja dan aspekaspek

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin ketatnya persaingan antar perusahaan khususnya yang bergerak

BAB I. Pendahuluan. Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB II RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dimiliki oleh pejabat-pejabat publik dalam tugasnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Prestasi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan berdasarkan ilmu pengetahuan, mengakomodasi dalam pengertian

pekerja yang puas akan membuat kontribusi yang positif terhadap organisasi. Para pimpinan merasakan usaha dan kinerja mereka berhasil apabila

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam sebuah perusahaan, yang dapat mendorong perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. tersedianya sumber daya manusia (SDM). Menghadapi era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pemikiran linier, yang bersifat mekanistik, yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. HRD ( human resource department). Sumber daya manusia adalah satu-satunya. mengendalikan sumber daya yang lain dalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. bukan merupakan segmen bisnis yang populer. menerbitkan edisi Bandung-nya, seperti Kompas, Republika, SINDO, Koran Tempo,

PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP ETOS KERJA GURU DI SMPN KECAMATAN CIBATU KABUPATEN PURWAKARTA

I. PENDAHULUAN. Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung merupakan unsur pelaksana. bertanggung jawab kepada Walikota Bandar Lampung melalui Sekretaris

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pendidikan harus kita optimalkan sedini mungkin. Soedijarto (dalam Tambak, 2013:3) mengemukakan: Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.3, September 2013, pp.227-232 ISSN 2302-495X Pengukuran Kinerja Keperawatan Dengan Parameter Kompetensi Syahrul Fauzi 1, Shanti K.Anggraeni 2, Nurul Ummi 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa syahrul_madam@yahoo.com 1, s.kirana@yahoo.com 2,t_ummi@yahoo.co.id 3 ABSTRAK Rumah sakit ibu dan anak XYZ ialah salah satu rumah sakit ibu dan anak yang berlokasi di daerah cilegon yang sedang mencapai visi serta misi dan bersaing dengan kompetitor dibidangnya. untuk melakukan hal itu harus diketahui terlebih dahulu seberapa kompeten karyawan didalamnya karena sumber daya manusia dalam industri Rumah Sakit harus selalu mengikuti perkembangan dalam mencapai target serta memajukan kinerja didalamnya, Sementara di sisi lain sistem dan prosedur yang diciptakan untuk mengelola sumber daya manusia harus sebaik-baiknya dikelola dan selaras dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan bersama sehingga secara efektif dan efisien mampu berkontribusi positif untuk kemajuan organisasi. dalam dunia persaingan di bidang jasa dan untuk mewujudkan visi dan misi RSIA ini perlu diadakan penilaian kinerja kompetensi secara umum dengan menggunakan parameter kompetensi manajemen yang terdiri dari kompetensi profesionalisme, kompetensi insani dan kompetensi kepemimpinan. susunan pengukuran kinerja ini dilakukan terhadap 4 level pegawai dimulai dari perawat, kepala ruang, kepala seksi dan kepala keperawatan. pengukuran kerja terhadap semua level dilakukan dengan cara penyebaran kuisioner dengan menilai diri sendiri, menilai bawahan dan menilai atasan. hasil dari pengukuran kinerja pegawai RSIA ini menunjukan bahwa kompetensi profesionalisme karyawan mempunyai 3.47 yang berarti dalam managerialnya karyawan ini bekerja dengan pola dan standar kualitas serta memotivasi berprestasi. kompetensi insani seluruh karyawan berada di 3.44 yang berarti bekerja dengan hanya pola serta kualitas standar. sedangkan kompetensi kepemimpinan seluruh karyawan ialah 3.58 yang berarti secara umum karyawan memerlukan sebuah sinergi yang mampu menciptakan pemimpin yang dapat dikuti dan diapresiasi. dari penilaian total didapat 3.49 yang berarti bekerja dengan pola kerja standar. dengan hasil ini hendaknya perlu dilakukan perbaikan kinerja agar apa yang menjadi visi misi serta pencapaian terwujud. pihak RSIA harus memperbaiki standar kerja dimulai dari perawat hingga kepala keperawatan agar kinerja manajemen rumah sakit ini meningkat dan mampu bersaing dengan kompetitor dalam dunia jasa khususnya bidang rumah sakit. Kata Kunci: kompetensi manajemen, kompetensi profesionalisme, kompetensi insani, kompetensi kepemimpinan. PENDAHULUAN Kompetensi karyawan merupakan elemen penting dalam menentukan keberhasilan industri rumah sakit. Melihat pentingnya faktor tersebut, perlu adanya metode proses manajemen kompetensi yang efektif. Mengingat manajemen kompetensi hanya akan behasil apabila tujuan inisiatif kompetensi disusun secara jelas, maka elemen kompetensi disusun,diintegrasikanserta diimplementasikan sesuai dengan visi, misi, tata nilai dan tujuan organisasi. Dalam penulisan ini akan dijelaskan proses alur penentuan kompetensi dan implementasinya dalam organisasi rumah sakit. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit pelayanan. Berbagai unit tersebut terdiri dari sekumpulan individu yang berusaha mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi dinamika dalam menjalankan organisasi. Peluang dan tantangan eksternal juga merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan. Sebab itu naik turunnya kinerja industri Rumah Sakit sangat ditentukan oleh kinerja unit yang terdiri dari kumpulan individu di dalamnya. Sebagai unsur dalam manajemen, sumber daya manusia kesehatan yang dimiliki oleh rumah sakit akan mempengaruhi diferensiasi dan kualitas pelayanan kesehatan, keterbatasan keanekaragaman jenis tenaga kesehatan akan menghasilkan kinerja rumah sakit dalam pencapaian indikator mutu pelayanan rumah sakit. Kekhususan ini sangat tidak mungkin diberikan penerapan manajemen secara umum, karena SDM kesehatan adalah SDM fungsional dengan fungsi profesi berdasarkan latar belakang pendidikan kesehatannya. Individu yang berada dalam unit di industri Rumah Sakit pada dasarnya unik dan dinamis. 227

Oleh sebab itu sumber daya manusia dalam industri Rumah Sakit ini menjadi area kelola yang kompleks dan harus selalu mengikuti perkembangan untuk dapat memuaskan keinginan pelanggan serta memajukan kinerja. Sehingga pengelolaan organisasi tidak bisa kita lepaskan dari pengelolaan sumber daya manusia di dalamnya, Sementara di sisi lain sistem dan prosedur yang diciptakan untuk mengelola sumber daya manusia harus sebaik-baiknya dikelola dan selaras dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan bersama sehingga secara efektif dan efisien mampu berkontribusi positif untuk kemajuan organisasi. Dari penjelasan diatas hendaklah rumah sakit ibu dan anak kurnia perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja sebuah manajemen sumber daya manusia, terlebih belum pernah dilakukan pengamatan tentang MSDM dari sudut pandang mahasiswa, karena sebuah pengukuran di ibaratkan sebagai barometer untuk menjadi evaluasi organisasi. maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pengukuran kinerja didalam manajemen dirumah sakit untuk mengavaluasi serta mengukur manajemen kompetensi bidang keperawatan guna pencapaian visi dan misi. Dengan menganalisis tingkat kinerja seluruh karyawan bidang keperawatan maka dapat diketahui sejauh mana tingkat kinerja untuk melakukan perbaikan kinerja SDM didalam sebuah manajemen rumah sakit secara menyeluruh.dengan metode parameter kompetensi manajemen dapat diketahui sejauh mana kinerja dengan saling menilai antar jabatan mulai dari perawat sampai kepala keperawatan yang diukur dari beberapa kompetensi melalui beberapa parameter dan indikator guna mengukur kinerja per level secara maksimal. Diantara kompetensi tersebut ialah kompetensi profesionalisme, kompetensi insani dan kompetensi kepemimpinan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan evaluasi bagi untuk membantu menentukan pembenahan yang lebih berorientasi pada kinerja MSDM rumah sakit ini. METODE PENELITIAN Penilaian kinerja dalam parameter kompetensi manajemen terdiri dari tiga kompetensi, yaitu kompetensi profesionalisme, kompetensi insani dan kompetensi kepemimpinan. dalam prosesnya, dari variable kuisioner dirata ratakan sesuai dengan jumlah responden per level jabatan. dan nilai tersebut dijumlahkan lalu dibagi sesuai dengan banyaknya indikator dalam satu parameter. dengan demikian didapatkan yang memiliki definisi atau arti yang dapat dilihat menurut metode parameter kompetensi manajemen. kompetensi yang akan diukur dalam penilaian kerja ialah kompetensi profesionalisme, kompetensi insani dan kompetensi kepemimpinan. pada pengukurannya seluruh karyawan mendapatkan hak yang sama untuk mendapatkan angket pertanyaan yang sesuai dengan pangkat yang disandangnya. Penelitian ini dilakukan dengan cara pendekatan kualitatif, karena dengan pendekatan ini akan didapati pemahaman serta penafsiran secara realistis dan mendalam tentang fakta yang ada. untuk mendapati secara rinci maka seluruh level jabatan diberikan angket pertanyaan. level perawat akan mendapatkan 2 bagian pertanyaan yaitu pertanyaan untuk mengukur dirinya dan yang kedua untuk mengukur atau menilai atasannya. untuk kepala ruang akan mendapatkan 3 angket pertanyaan yaitu untuk menilai atau mengukur dirinya, menilai bawahannya dan menilai atasannya. untuk level kepala seksi akan mendapatkan 3 angket pertanyaan yaitu pertanyaan untuk menilai dirinya, menilai bawahannya dan untuk menilai atasannya. dan untuk level kepala keperawatan akan mendapatkan 2 angket pertanyaan yaitu pertanyaan untuk menilai dirinya sebagai kepala perawat dan menilai bawahannya. populasi penelitian ini ialah sebanyak 36 responden yaitu 29 perawat, 6 kepala ruang, 2 kepala seksi dan 1 kepala keperawatan.berikut tabel tabel nilai standar per parameter: 1. Kompetensi profesionalisme. Profesionalisme adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. kompetensi profesionalisme terdiri dari empat parameter, yaitu : Pola dan nilai kerja. Merupakan konsep berfikir dan keyakinan penentu keberhasilan kerja. Penilaian Tabel 1. Pola dan nilai kerja nilai 1 Mengetahui job desc pekerjaan 2 Mengetahui job desc, mampu menjalankan aspek teknis 3 Mampu menjalankan sesuai tuntutan target dan waktu 4 Memiliki pola kerja dan nilai standar 5 Mampu bersinergi dan menampilkan keunggulan Antusias dan kreativitas. Kepedulian dan semangat berbuat sesuatu yang lebih baik sesuai dengan tuntutan pangkat yang disandangnya penilaian Tabel 2. Antusias dan kreativitas nilai 2.5 Kedua kombinasi berbeda dengan standar 3.75 Satu kombinasi sama dengan standar 5 Kedua kombinasi sama dengan standar 228

Managerial. Kemampuan mengelola orang dan pekerjaan yang sesuai dengan tuntutan pangkat yang disandangnya. Tabel 3. managerial nilai 1.34 Satu keahlian 3.67 Dua keahlian 5 Tiga keahlian Keselarasan dengan tujuan. Kepedulian dan kemampuan untuk memaknai visi dan misi dalam kontribusi dan nilai kerja nyata. Dalam memberikan penilaian terhadap keselarasan dengan tujuan, seorang pegawai dilihat dari bagaimana caraya memandang tempatnya bekerja dalam konteks siklus daur hidup Tabel 4. Keselarasan dengan tujuan Parameter indikator keselarasan dengan tujuan 1.25 Pemahaman sampai ditahap survival 2.5 Pemahaman sampai ditahap growth 3.75 Pemahaman sampai ditahap professional 5 Pemahaman sampai ditahap citra 2. Kompetensi insani Yang dimaksud kompetensi insani adalah kemampuan seseorang dalam memberikan kontribusi yang optimal yang sesuai dengan tuntutan dan kualifikasi pangkat manajerial yang dimilikinya khususnya dalam hal profil dan gaya insani dalam berkinerja dan berkarya. Profil insani terdiri dari tiga parameter yaitu : Pengetahuan dan pemahaman tuntutan pekerjaan. Kemampuan seseorang dalam memaknai pekerjaan baik untuk diri sendiri, tim kerja dan sesuai dengan pangkat manajerial yang disandangnya Tabel 5. Pengetahuan dan pemahaman tuntutan pekerjaan Skor 1 Mengetahui job description pekerjaan 2 Mengetahui teknis pkerjaan 3 Mengetahui waktu dan target kerja 4 Mengetahui peranan kerja dalam kerangka visi dan misi 5 Mengetahui pengembangan pekerjaan untuk keunggulan Sikap dan prilaku yang disyaratkan dalam tuntutan pekerjaan. Kemampuan memberikan respon melalui relasi intra personal, inter personal dan eksternal sesuai dengan pangkat manajerial yang disandangnya. Tabel 6. Sikap dan prilaku yang disyaratkan dalam tuntutan pekerjaan 1 Mengetahui job description pekerjaan 2 Mengetahui teknis pekerjaan 3 Mengetahui waktu dan target kerja 4 5 Respon terhadap peran terbaik bagi pengembangan Respon terhadap pengembangan terbaik bagi keunggulan Hasil kerja dan karya yang disyaratkan dalam tuntutan pekerjaan. Kemampuan menghasilkan kinerja dan pencapaian nyata melalui pengelolaan orang dan pekerjaan yang sesuai dengan tuntutan pangkat yang disandangnya. Tabel 7. Hasil kerja dan karya yang disyaratkan dalam tuntutan pekerjaan Skor 1.34 Tidak ada kesesuaian 3.67 Satu kesesuaian 5 dua kesesuaian 3. kompetensi kepemimpinan Yang dmaksud kompetensi kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin dalam mewujudkan apa yang menjadi sasaran atau tujuan yang telah disepakati didalam sesuai dengan tuntutan dan kualifikasi pangkat manajerial yang dimilikinya. Seseorang dinilai dari cara memandang jabatan yang diembannya 1 2 3 4 5 Tabel 8. Nilai standar tingkatan kepemimpinan Pemimpin yang mampu menggunakan wewenangnya untuk menggapai tujuan organisasi yang akan di capai. Pemimpin yang dapat mengarahkan dalam membina dan mengembangkan kemampuan dari bawahannya. pemimpin yang dapat mengahsilkan inovasi-inovasi baru yang akan memberikan pengaruh positif terhadap bawahan Pemimpin yang mampu mencari serta menciptakan pemimpin pemimpin baru yang menghasilkan seorang pemimpin baru. pemimpin yang dapat menjadi teladan di semua lini serta menjadi sosok ideal dari seorang pemimpin. 229

Berikut tabel nilai total dan penjelasan kompetensi hendaklah Ka. keperawatan meningkatkan lagi kualitas kerjanya untuk mencapai prestasi kerja agar dapat diikuti bagi bawahannya, terlebih dalam hal memajukan keunggulan kompetitif harus rutin mengadakan pelatihan untuk karyawannya agar mutu kinerja karyawan pada ini semakin membaik. Kompetensi kepemimpinan nilai kompetensi kepemimpinan Ka. keperawatan ialah 4.00, yang berarti nilai tersebut mengartikan bahwa sejauh ini kepemimpinan Ka. keperawatan sudah mencapai keberhasilan dalam mencapai prestasi kerja dan keberhasilannya juga dalam berkomitmen didalam tim yang ia pimpin, tetapi yang diharapkan dari Ka. keperawatan sebagai level tertinggi ini ialah Ka. keperawatan sudah berada ditahap orang yang menjadi acuan bagi bawahannya dalam memimpin pekerjaannya untuk mencapai prestasi pada jabatannya, dan juga sudah menjadi orang yang menjadi panutan bagi semua jabatan yang membawahinya. yang kurang dari hal diatas ialah, Ka. keperawatan harus sering memberikan pengarahan, presentasi atau pelatihan yang bisa membangkitkan jiwa kepemimpinan bawahannya agar lebih mengerti pentingnya sebuah memimpin pekerjaan dengan baik agar para bawahannya dapat mengikutinya dan menjadi pemimpin yang bagus dipekerjaannya. Gambar 1. Nilai total dan penjelasan kompetensi HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Level Ka. keperawatan Kompetensi profesionalisme nilai hasil kompetensi profesionalisme yang didapat pada Ka. keperawatan ialah 3.62, dari hasil ini terlihat bahwa Ka. keperawatan bekerja dengan kualitas standar tetapi tetap memotivasi, sedangkan yang diharapkan dari Ka. keperawatan ialah kemampuan bekerja secara profesional dan bersinergi dengan bawahan serta memahami yang sudah berada ditahap pencitraan. untuk mencapai kinerja yang diharapkan maka Ka. keperawatan harus meningkatkan kualitas kerjanya agar bisa menjadi profesional serta mengadakan rapat kerja atau pelatihan untuk mencapainya sinergi kerja dengan para bawahannya. Kompetensi insani nilai hasil kompetensi insani pada Ka. keperawatan ialah 3.66 yang menandakan bahwa Ka. keperawatan hanya bekerja sesuai dengan pola dan standar kualitas kerja serta memotivasi, padahal dalam standarnya Ka. keperawatan sudah harus berada di tahap orang yang menjadi acuan bagi bawahannya untuk panutan dalam meningkatkan kompetitif dan memajukan mutu kinerja supaya menjadi lebih baik. dari hasil ini 2. Level Ka. seksi. Kompetensi profesionalisme nilai kompetensi masing masing Ka. seksi dalam kompetensi profesionalisme ialah 3.41 yang berarti Ka. seksi dalam keprofesionalannya bekerja hanya sesuai dengan pola serta standar kualitas pada pekerjaannya dan memotivasi agar berprestasi bagi bawahannya, akan tetapi yang diharapkan dari masing masing Ka. seksi pada kompetensi ini ialah Ka. seksi sudah berada di tahap sebagai jabatan yang menjadi acuan atau panutan bagi keandalan dalam bekerja agar menjadi contoh bagi bawahannya didalam keprofesionalannya dalam menjalani pekerjaannya. untuk mencapai harapan bagi Ka. seksi ialah Ka. seksi harus lebih meningkatkan kinerjanya agar dapat mengukir prestasi di bidangnya,dengan demikian hal itu dapat menjadi panutan bagi bawahannya untuk mengikutinya. Kompetensi insani nilai kompetensi insani pada masing masing Ka. seksi ialah 3.26 yang mengindikasikan bahwa masing masing Ka. seksi masih bekerja pada pola kerja dan standar kualitas serta memotivasi agar berprestasi bagi bawahannya, padahal yang diharapkan pada jabatan ini dari masing masing Ka. seksi ialah Ka. seksi sudah berprestasi dengan motivasi dalam perbaikan perbaikan dalam meningkatkan kinerja manajemen dan inovasi 230

dalam mengimprovisasi pekerjaannya dan juga tanggung jawab dalam menjalani pekerjaannya sebagai Ka. seksi. dari hal diatas maka Ka. seksi harus banyak belajar seputar improvisasi pekerjaan, tanggung jawab dan lebih mengingkatkan lagi kinerjanya agar bisa berprestasi yang diikuti oleh bawahannya. Kompetensi kepemimpinan nilai kompetensi kepemimpinan yang didapat pada level Ka. seksi ialah 3.62 yang berarti bahwa selama masing masing Ka. seksi dalam kepemimpinan menjalankan pekerjaan yang diembannya hanya sebatas pola kepemimpinan dan kerja standar, tetapi yang diharapkan dari kepemimpinan masing masing Ka. seksi ialah Ka. seksi harus sudah menjadi jabatan yang memimpin dalam memotivasi karyawan untuk lebih meningkatkan lagi kepemimpinannya dalam bekerja serta memberikan improvisasi pekerjaan agar menjadi lebih mudah. hal yang menjadi catatan untuk Ka. seksi ialah Ka. seksi harus lebih meningkatkan lagi dalam hal memimpin pekerjaan agar dapat memberikan contoh kepemimpinan nyata kepada bawahannya serta kreatif dalam mengimprovisasi pekerjaan agar lebih efisien. 3. Level kep. ruang Kompetensi profesionalisme nilai yang didapat dari penilaian kompetensi profesionalisme pada masing masing kep. ruang ialah 3.56 yang artinya masing masing kep. ruang selama ini keprofesionalannya dalam bekerja berada ditahap bekerja sesuai dengan pola dan standar kerja, sedangkan yang diharapkan dari masing masing kep. ruang ialah kep. ruang sudah profesional dalam menjalani pekerjaan serta sudah mampu menciptakan prestasi kerja dan memotivasi bawahannya untuk bekerja dengan baik serta mampu berinovasi dalam memajukan kinerja khususnya pada jabatannya. hal yang harus ditingkatkan lagi untuk kep. ruang ialah salah satunya mengikuti pelatihan kerja agar mendapatkan acuan dari pelatihan tersebut untuk meningkatkan lagi keprofesionalannya dalam bekerja agar dapat mencapai hal hal yang menjadi harapan bagi terlebih menjadi contoh untuk bawahannya. Kompetensi insani. nilai kompetensi insani kep. ruang yang didapat dari penilaian kompetensi ini ialah 3.53 yang menunjukan bahwa masing masing kep. ruang hanya bekerja sesuai dengan pola kerja dan standar kualitas kerja, tetapi seharusnya selama ini kep. ruang sudah bekerja dengan perbaikan kualitas kerja serta penyempurnaan pola kerja sebelumnya sesuai dengan standar kualitas kerja untuk menunjang keberhasilan prestasi kerja, dimana hal itu akan menjadi contoh bagi bawahannya. hal yang harus diperhatikan untuk kep. ruang ialah harus lebih meningkatkan lagi kinerjanya serta disiplin mengikuti pelatihan agar dapat memperbaiki kinerja sebelumnya agar dapat menjadi contoh dan diikuti bawahannya. Kompetensi kepemimpinan. nilai yang didapat kep. ruang dalam penilaian kompetensi kepemimpinan ini ialah 3.40, yang menunjukan bahwa masing masing kep. ruang pada kepemimpinannya dalam menjadi pemimpin dipekerjaannya hanya sebatas standar mimpin pada umumnya, seharusnya masing masing kep. ruang sudah memimpin yang menciptakan prestasi kerja serta mampu memotivasi dirinya terlebih bawahannya untuk lebih giat dalam bekerja dan menciptakan inovasi dalam menjalani pekerjaan agar pekerjaan menjadi efisien. kekurangan ini menjadi catatan yang harus diperhatikan untuk kep. ruang agar lebih memaknai arti kepemimpinan dalam sebuah organisasi yang mampu memimpin dirinya terlebih memimpin bawahannya, dimana semua itu bisa didapatkan dari pelatihan, membaca buku atau referensi lain. 4. Level perawat. Kompetensi profesionalime pada level ini didapatkan nilai profesionalismenya untuk masing masing perawat ialah 3.29 yang mengindikasikan bahwa keprofesionalan dalam bekerja untuk masing masing perawat selama ini hanya bekerja sesuai SOP dan perintah kerja dari atasan serta bekerja sesuai jobdesc tanpa ada penyempurnaan, akan tetapi yang diharapkan dari keprofesionalismenya para perawat dikedepannya dalam bekerja ialah para perawat sudah pada perbaikan dalam kualitas kinerja dan berada ditahap penyempurnaan pola standar kerja agar pekerjaan perawat semakin membaik diatas standar. maka untuk mencapai hal diatas hendaknya para perawat harus banyak mendapatkan pelatihan dari atasannya dalam hal penyempurnaan pola kerja dan meningkatkan lagi mutu kerjanya dan fokus. hal ini penting didapatkan karena perawatlah yang bersentuhan langsung dengan para pasien. Kompetensi insani nilai kompetensi insani pada masing masing perawat ialah 3.31, yang berarti masing masing perawat selama ini bekerja tanpa pola kerja yang semestinya, namun yang diharapkan dari masing masing perawat memiliki pola kerja yang bagus dalam melayani dan merawat pasien agar pasien mendapatkan perlakuan yang baik dan teratur selama berada di rumah sakit. hal yang harus dilakukan para perawat ialah harus lebih menjiwai pekerjaannya serta memperbaiki kerjanya dengan cara salah satunya mengikuti pelatihan agar pasien merasa diperhatikan dan mendapatkan pelayanan prima dari para perawat. 231

Kompetensi kepemimpinan nilai kepemimpinan untuk masing masing perawat ialah 3.30 yang mengindikasikan bahwa selama ini masing masing perawat memimpin pekerjaannya sesuai dengan perintah kerja dan menguasai teknis kerja sebagai seorang perawat. hal ini menandakan bahwa selama ini kepemimpinan masing masing perawat mendapatkan nilai plus karena pada standarnya ialah perawat bekerja dengan sekedar memenuhi perintah kerja, tetapi para perawat harus meningkatkan kinerjanya agar pekerjaannya semakin membaik guna kenyamanan pasien selama di rumah sakit. KESIMPULAN Level Ka. keperawatan nilai kompetensi profesionalisme 3.62. nilai kompetensi insani pada Ka. keperawatan ialah 3.66. nilai kompetensi kepemimpinan Ka. keperawatan ialah 4.00. secara keseluruhan nilai nilai rata rata kompetensinya ialah 3.76. yang berarti bekerja dengan perbaikan dan pemutakhiran pola dan standar kualitas serta memotivasi apresiasi berbagi (Up Date & Up Grade Driven). Level Ka. seksi. nilai kompetensi profesionalisme ialah 3.41. nilai kompetensi insani pada masing masing Ka. seksi ialah 3.26. nilai kompetensi kepemimpinan Ka. seksi ialah 3.62. secara keseluruhan nilai nilai rata rata kompetensinya ialah 3.43, bekerja dengan pola dan standar kualitas serta motivasi berprestasi (Job Pattern & Quality Standard Driven). Level kep. ruang kompetensi profesionalisme pada masing masing kep. ruang ialah 3.56. nilai kompetensi insani ialah 3.53. nilai kompetensi kepemimpinan ini ialah 3.40. secara keseluruhan nilai nilai rata rata kompetensinya ialah 3.49, yaitu bekerja dengan pola dan standar kualitas serta motivasi berprestasi (Job Pattern & Quality Standard Driven). Level perawat. nilai kompetensi profesionalime 3.29. kompetensi insani 3.31. kompetensi kepemimpinan perawat ialah 3.30. secara keseluruhan nilai nilai rata rata kompetensinya ialah 3.3, yaitu bekerja memenuhi perintah kerja dan menguasai teknis kerja namun tanpa pola kerja/sop (Technical Driven Without Pattern). DAFTAR PUSTAKA Al-mashari, M. and Zairi, M. 1999. BPR implementation process: an analysis of key success and failure factor. Business Process Management Journal, Vol. 5, no. 1, pp. 87112. Aloysius, B.G. 2011 pengukuran kinerja rumah sakit X dengan menggunakan Parameter Kompetensi Management. Skripsi. Universitas Bina Nusantara. Sugiyono. 2009. Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta Bandung. Sudarmanto. 2009. Kinerja dan pengembangan kompetensi SDM. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Moeheriono. 2012. Indikator Kinerja Utama (IKU). Jakarta : Rajagrafindo Persada. Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor : Ghalia Indonesia. Hendro, P. Evolusi Konsep Sumber Daya Manusia. Fakultas Psikologi. Universitas Guna Darma. Jakarta. 232