I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Faktor menurut kamus sinonim Balai Bahasa Indonesia ( Ishak,1989:65) adalah

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEBAGAI SALAH SATU JALUR PEMBINAAN KESISWAAN

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Informan pertama bernama Prayoga yang usianya 17 tahun. Informan memeluk

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia mengalami

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

I. PENDAHULUAN. disegala bidang. Salah satu dari pembangunan Nasional di Indonesia adalah di

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

2015 PERBAND INGAN PERILAKU SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER CABANG OLAHRAGA IND IVIDU D AN BEREGU D I SMA PASUND AN 2 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, untuk itu perlu disiapkan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa di sekolah yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

Dasar (UUD) 1945 maupun didalam Garis-Garis Besar Haluan Negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlombakan yaitu kiyouruki (fighting) dan poomsae (gerakan. maka peserta ujian tersebut dapat dinyatakan lulus.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

I. PENDAHULUAN. Pembinaan dan pengembangan generasi muda terus-menerus ditingkatkan sejalan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi orang lain untuk ikut merasakan atau lebih jauh melakukan apa

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia terbentuk dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

PELUANG BISNIS BIMBINGAN EKSTRA KURIKULER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia serta untuk meningkatkan kemampuan dan. Tantangan dari perkembangan zaman tersebut memacu setiap individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. Baik buruknya suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Perkembangan IPTEK yang begitu cepat akhir-akhir ini mengharuskan pengelola

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. Karim

I. PENDAHULUAN. SERTA KEMAMPUAN UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROSES POLITIK. KEGIATAN MENYAMBUT

I. PENDAHULUAN. Remaja adalah generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa dan insan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN MADRASAH (RIPM) DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. 1. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pendidik. Pengertian. Pendidik. Hakekat PAUD-KBK PAUD-SPN AKD-NON. Oleh: Dra. OCIH SETIASIH, M.Pd

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia memiliki potensi di dalam dirinya. Potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini pembangunan ekonomi tidak hanya dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

I. PENDAHULUAN. seorang guru itu belumlah terwujud dalam usaha mereka untuk. membelajarkan dengan pertimbangan-pertimbangan yang seksama.

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai. berikut:

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sumber daya manusia berhubungan dengan upaya peningkatan disemua lembaga pendidikan. Untuk itu diperlukan upaya pengkajian semua unsur pada dunia pendidikan pengajaran agar serasi dan terarah serta relevan dengan segala kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang. Pada era global, diperlukan sumber daya manusia yang handal dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berbagai upaya perbaikan mutu pengajaran sangat diperlukan oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah. Proses belajar mengajar memusatkan perhatian utamanya adalah pada peserta didik. Tentunya peserta didik dengan segala potensi dan kebutuhannya, diupayakan dengan segala macam persiapan yang diperoleh melalui pengalaman belajar, baik pengetahuan, keterampilan, atau sikap disiplin. Generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumbersumber insani bagi pelaksanaan pembangunan nasional. Oleh karena itu di dalam

2 pelaksanaan pembangunan nasional dan proses kehidupan berbangsa dan bernegara, keterlibatan generasi muda tidak dapat diabaikan. Sehubungan dengan itu, maka pembinaan dan pengembangan generasi muda merupakan tanggung jawab bersama baik keluarga, masyarakat maupun pemerintah yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kualitas generasi muda. Sejalan dengan proses pembangunan nasional yang terus digalakkan, pembinaan dan pengembangan generasi muda perlu ditingkatkan, terlebih lagi pada era globalisasi seperti pada masa ini di mana kemajuan IPTEK yang mengarah pada industrialisasi modern. Proses pembangunan yang terus berlangsung tersebut dapat pula membawa dampak negatif bagi generasi muda sehingga akan dapat menimbulkan masalah-masalah sosial. Terlebih lagi umumnya, kehidupan remaja akan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya relatif baru, salah satunya adalah budaya asing yang datangnya dari luar sehingga hal tersebut cenderung mengiring kearah penyimpangan perilaku, kecenderungan tersebut terjadi karena pada masa-masa remaja merupakan masa transisi bagi perkembangan seorang anak sehingga merupakan masa yang kritis. Hal ini sejalan dengan pernyataan Soekanto (1998:414), bahwa masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode ini seseorang meninggalkan taraf kehidupan anak-anak untuk menuju tahap selanjutnya yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai masa krisis karena belum adanya pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami perkembangan. Sementara itu pernyataan Stanley Hall sebagaimana yang dikutip Gunarsa

3 menyatakan, bahwa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi dan ketidakseimbangan (1985:20). Setiap orang setelah mengalami masa anak-anak menghadapi masa remaja akan mengalami peralihan yang waktunya sangat singkat (Djamali, 1984 :50). Masa peralihan ini adalah masa kritis (berbahaya), di sebut juga fase negatif. Disebut fase negatif karena pada fase ini ditandai dengan sifat-sifat negatif dan acuh tidak acuh pada keadaan. Pada pikiran dirinya sering tidak tenang, kurang mau bekerja atau bergerak, lebih banyak tidur, kelihatannya seperti pemurung, ragu-ragu dan non sosial. Sikap yang ditunjukkan kurang menyenangkan dan tidak mau tahu keadaan lingkungannya (Djamali, 1984:51). Pada usia remaja emosi seseorang bisa dikatakan labil, serta mempunyai rasa keingintahuan yang begitu tinggi tentang hal-hal baru yang diketahuinya sehingga akan mudah sekali dipengaruhi oleh rangsangan yang datang dari dalam atau dari luar dirinya sendiri, khususnya dari lingkungan masyarakat. Tujuan pendidikan tersebut dapat dicapai melalui tiga macam jalur pendidikan yaitu pendidikan formal, informal, dan nonformal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Sedangkan pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Melalui tiga macam pendidikan tersebut, diharapkan

4 tujuan pendidikan nasional dapat dicapai sehingga akan tercipta sumber daya manusia yang benar-benar berkualitas. Adapun usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan seperti yang diharapkan selain menggunakan cara yang lazim seperti penyempurnaan kurikulum juga dengan mengefektifkan komponen-komponen yang mempengaruhi keberhasilan suatu pendidikan. Kondisi pendidikan sekolahan kita yang strategis namun terabaikan, sehingga tidak mampu memikul tanggung jawabnya secara personal, mengharuskan segenap komponen manusia Indonesia untuk lebih memperhatikan keadaan pendidikan. Pemerintah, masyarakat dan orang tua (keluarga) tidak mungkin diam melihat kondisi pendidikan yang sangat membutuhkan perhatian. Oleh karenanya, gagasan luhur Ki Hadjar Dewantara dengan Tri Pusat Pendidikan yang terdiri dari orang tua, sekolah dan masyarakat dan sekarang ditambah dengan peran serta aktif pemerintah, patut dilaksanakan dalam rangka memprioritaskan sektor pendidikan, baik yang informal, nonformal, maupun yang formal seperti didirikannya sekolah-sekolah. Peranan pendidikan harus dilihat dalam konteks pembangunan secara menyeluruh, yang bertujuan memberikan manfaat sesuai dengan cita-cita bangsa. Pada jalur pendidikan formal, dilakukan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk lebih memantapkan pembentukan kepribadian, dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh

5 dalam program kurikulum dan keadaan serta kebutuhan lingkungan, serta untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional. Sekolah adalah institusi formal bagi pelaksanan pendidikan, dan guru mempunyai peran membimbing peserta didiknya untuk mengenal dirinya sebagai manusia sekaligus mengembangkan potensi yang dimiliki oleh para siswa. Sekolah memegang peranan penting dalam proses sosialisasi siswa, walaupun sekolah merupakan salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan siswa. Siswa mengalami perubahan dalam perilaku sosialnya setelah siswa masuk sekolah, siswa mengalami suasana yang berbeda di sekolah bukan lagi anak istimewa yang diberi perhatian khusus oleh ibu guru, melainkan hanya salah seorang di antara puluhan siswa lainnya di dalam kelas. Jadi disekolahkan untuk belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial baru yang memperluas keterampilan sosialnya. Setiap sekolah memiliki bentuk-bentuk kegiatan dalam melakukan kegiatan ekstrakurikuler bagi anak didiknya. Biasanya sekolah melakukan kegiatan berdasarkan rapat yang dihadiri oleh kepala sekolah, para guru, pembina ekstrakurikuler, ketua dari ekstrakurikuler dan perwakilan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Perilaku proaktif siswa ditinjau dari aspek keluwesan dalam mempertimbangkan pemilihan respon, kemampuan mengambil inisiatif, kemampuan untuk bertanggung jawab, intensitas keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan peranan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, meliputi posisi dalam struktur kepengurusan, tanggung jawab dan loyalitas pada kegiatan, tujuan dan manfaat yang dirasakan dengan beraktivitas dalam kegiatan

6 ekstrakurikuler, dukungan dan prestasi yang pernah diraih dari aktivitasnya dalam kegiatan ekstrakurikuler, serta hubungan antara aktivitas siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan perilaku proaktif siswa di sekolah. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan untuk siswa sebagai pengisi waktu luang yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah yang tercantum dalam susunan program bidang kesiswaan yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Ekstrakurikuler dapat mencegah kegiatan siswa yang menjurus kepada hal-hal yang negatif atau kenakalan remaja. Kegiatan ekstrakurikuler mengacu kepada mata pelajaran dalam rangka pengayaan dan perbaikan, serta dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya atau upaya pemantapan pembentukan kepribadian para siswa. Untuk lebih jelasnya, pemerintah menuangkan dalam SK Dirjen Dikdasmen Nomor 226/C/Kep./ 1992. Berdasarkan SK tersebut dirumuskan, ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah, yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu tugas bidang kesiswaan untuk menunjang kurikuler di sekolah. Tujuan pembina kesiswaan, yaitu meningkatkan peran serta dan inisiatif para siswa untuk menjaga dan membina sekolah sebagai wiyatamandala, sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasional, menumbuhkan daya pikir pada diri siswa terhadap

7 pengaruh negatif yang datang dari luar maupun dari dalam lingkungan sekolah, memantapkan kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang kegiatan pencapaian kurikulum, meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni, menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara, meneruskan dan mengembangkan jiwa semangat dan nilai Undang-Undang Dasar 1945, serta meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani. Sekolah SMA Negeri 9 Bandar Lampung mempunyai beberapa kegiatan ekstrakurikuler bagi murid-muridnya. Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti siswa-siswinya tersebut terdiri dari OSIS, KIR, PMR, PASKIBRA. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Masing-masing kegiatan ekstrakurikuler dipegang oleh seorang guru yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah maka siswa akan menghabiskan waktunya di sekolah dan tidak akan terpengaruh dengan dunia luar dan hal-hal baru. Manfaat diadakannya kegiatan ektrakurikuler di sekolah adalah sebagai wadah menyalurkan hobi, minat, bakat dan intelegensi para siswa secara positif yang dapat mengasah kemampuan daya kreativitas, jiwa sportivitas, meningkatkan rasa percaya diri, dan lain sebagainya. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada periode ini anak mencapai kematangan fisik dan diharapkan pula disertai dengan kematangan emosi dan perkembangan sosialnya. Masa ini berlangsung dari usia sekitar 12 tahun sampai 20 tahun yaitu usia sekolah menengah.

8 Karena masa peralihan maka remaja pada umumnya masih ragu-ragu akan perannya dan menimbulkan krisis identitas. Dalam usaha menemukan jati diri yakni mengetahui mengenai kebutuhan-kebutuhan pribadi serta tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya, maka pengembangan minat remaja menjadi isue yang penting. Dalam mengembangkan kompetensinya remaja tetap membutuhkan bimbingan dari orang tua dan lingkungan rumah maupun sekolah. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, misalnya motivasi, minat, bakat, hobi, dan intelegensi. Adanya faktor internal maka siswa dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler OSIS, KIR, PMR, dan PASKIBRA sesuai dengan minat, bakat, hobi dan intelegensi yang mereka miliki. Sehingga apa yang mereka ikuti sesuai dengan keinginan dari dalam diri siswa. (diakses dari www.google.co.id faktor internal.html. Diakses pada tanggal 12 Desember 2009). Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa berdasarkan dengan minat, bakat, hobi dan intelegensi siswa sehingga siswa tahu kegiatan ekstrakurikuler apa yang sesuai dengan minat, bakat, hobi dan inteligensi karena sifat remaja yang bergejolak penuh dengan ambisi (semangat) pilihan alternatif sesuai dengan keinginannya. Tujuan ekstrakurikuler adalah untuk pengembangan diri siswa terutama di segi akademis, non akademis dan nilai sikap. Semua minat dan bakat siswa bisa disalurkan dan dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler sehingga kemampuan atau bakat tidak hanya dijadikan hobi, melainkan bisa membuahkan

9 prestasi. Banyak sekali manfaat yang kita dapat dari mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Salah satunya adalah kita bisa bersosialisasi dengan banyak orang, saling bertukar pikiran, membentuk persahabatan, berlatih kekompakan dan belajar tentang etika berkompetisi. Lebih lanjut, visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi minat, bakat, hobi dan intelegensi secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan siswa yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misinya menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri atau kelompok dan menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh siswa sesuai dengan kebutuhan minat, bakat, hobi dan intelegensi. Ekstrakurikuler yang diikuti siswa ternyata cukup banyak menyita waktu untuk belajar karena siswa yang mengikuti ekstrakurikuler selain menyumbangkan waktu untuk belajar dan berorganisasi, terkadang mereka sering izin tidak mengikuti kegiatan belajar karena ada kegiatan yang berhubungan dengan ekstrakurikuler, mereka juga tidak punya waktu khusus untuk mengulang kembali materi yang telah dipelajari hal ini mengakibatkan prestasi belajarnya kurang memuaskan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

10 Faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan mendeskripsikan faktor internal apa yang mendukung siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan kajian ilmu-ilmu sosial dan memberikan referensi tambahan atau literatur bagi kita semua serta memberikan manfaat bagi ilmu sosial umumnya dan ilmu sosiologi pendidikan khususnya. 2. Manfaat Praktis Manfaat secara praktis dalam penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan bahan bahan pertimbangan dalam hal mengambil kebijakan terutama yang berkaitan dengan masalahmasalah pendidikan yang ada di sekolah.