BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)

CONTOH PROPOSAL USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Judul:

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2002: 57) dalam

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

TINJAUAN PUSTAKA. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar, diantaranya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hasil Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memperbaiki kelakuan, sikap, dan mengokohkan kepribadian. 3. akan berimbas baik kepada hasilnya. Proses belajar adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hamalik,1995:57) dalam ( memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Model pembelajaran matematika di sd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SD MELALUI KOOPERATIF TIPE STAD

BAB I PENDAHULUAN. (Wahidmuri 2010:15). Dengan pendidikan yang baik dan berkualitas diharapkan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

Anita Windarini SMP Negeri 1 Sanggau anitanajori@rocketmail.com

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan pembelajaran di kelas. Ngalimun (2013: 28) mengatakan bahwa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang berasumsi dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

BAB I PENDAHULUAN. dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. STAD (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Hasil Belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

NASKAH PUBLIKASI. Derajat Sarjana S-1 Program Studi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh : YULITA PRALISTI A54B111011

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams. model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Bruner beranggapan bahwa belajar dengan menggunakan metode penemuan (discovery) memberikan hasil yang baik sebab anak dituntut untuk berusaha sendiri mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya. Anak yang belajar dengan metode penemuan, selalu memulai dengan memusatkan pada manipulasi material, kemudian anak menemukan keteraturan-keteraturan, selanjutnya anak mengaitkan konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Dan akhirnya anak dapat menemukan penyelesaian dari masalah yang diberikan dengan melakukan sendiri. Menurut Dienes (dalam Siti Hawa, 2011: 2-8), konsep-konsep matematika akan berhasil jika dipelajari dalam tahap-tahap tertentu. Menurut Gagne (dalam Siti Hawa, 2011: 3-3) tingkah laku manusia yang sangat berpariasi dan berbeda dihasilkan dari belajar. Kita dapat mengklasifikasikan tingkah laku sedemikian rupa sehingga dapat diambil implikasinya yang bermanfaat dalam proses belajar. Gagne mengemukakan bahwa ketrampilan-ketrampilan yang dapat diamati sebagai hasil-hasil belajar disebut kemampuan-kemampuan atau disebut juga kapabilitas. Menurut Van Hiele (dalam Siti Hawa, 2011: 4-9), kenaikan dari tingkat yang satu ketingkat berikutnya tergantung sedikit pada kedewasaan biologis atau perkembangannya, dan tergantung lebih banyak kepada akibat pembelajarannya. Guru memegang peranan penting dan istimewa untuk memperlancar kemajuan, terutama untuk memberi bimbingan mengenai pengharapan. Menurut Slameto (dalam Joko Sumarno, 2011: 46), perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Perubahan tingkah laku dalam diri seseorang dalam pengertian merupakan hasil belajar memiliki cirriciri : 1) perubahan terjadi secara sadar; 2) perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional; 3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif; 4) perubahan dalam 6

7 belajar bukan bersifat sementara; 5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah; dan 6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Menurut ( Slavin,1994) menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kolompoknya. 2.1.2 Hasil Belajar Matematika Secara garis besar pembelajaran Matematika harus mengacu pada standar kompetensi maupun kompetensi dasar Matematika. Standar kompetensi Matematika merupakan kompetensi Matematika yang dibakukan dan harus ditunjukkan siswa pada hasil belajarnya dalam pelajaran Matematika. (Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika buku 3, 2005:7). Dengan demikian hasil belajar matematika adalah suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan seseorang siswa dalam interaksinya antara pengalaman dengan lingkungannya berdasarkan standar kompetensi dasar matematika dari masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB. 2.1.3 Kelipatan Persekutuan Trekecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) syarat melakukan kegiatan permainan untuk topik kelipatan persekutuan terkecil (KPK) adalah anak harus sudah menguasai kelipatan bilangan. Contoh kegiatan untuk menentukan KPK dari bilangan 3 dan 4. Siapkan perangkat permainan dakon dengan dua warna manik-manik, misalnya warna merah untuk kelipatan 3, dan hijau untuk kelipatan 4. Anak diminta untuk memasukkan manik-manik merah kesetiap lubangan bilangan kelipatan 3 (yaitu 3,6,9,12,...), serta manik-manik hijau kesetiap lubangan bilangan kelipatan 4 (yaitu 4, 8, 12, 16, 20,...). Akan terlihat ada lubangan bilangan yang mendapat 2 manik-manik (yaitu 12, 24, 36,...). dengan tanya jawab, berikan informasi bahwa bilangan yang mendapat 2 manikmanik merupakan kelipatan persekutuan dari 3 dan 4, karena merupakan kelipatan 3 sekaligus kelipatan 4. Selanjutnya anak diminta untuk menutup lubang dakon bilangan yang merupakan kelipatan persekutuan tersebut dengan tutp yang sesuai. Akan terlihat bahwa 12 merupakan kelipatan persekutuan yang terkecil, sehingga dikatakan bahwa KPK dari 3 dan 4 adalah 12.

8 Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) Untuk melakukan kegiatan bagi topik faktor persekutuan terbesar (FPB), anak harus sudah menguasai faktor bilangan. Contoh kegiatan untuk menentukan FPB bilangan 8 dan 12. Siapkan perangkat permainan dakon dengan dua warna manik-manik. Buatlah kesepakatan dengan anak, misalnya hijau untuk faktor 8, dan merah untuk faktor 12. Seperti pada kegiatan menentukan faktor-faktor pembagi bilangan, mintalah anak untuk memasukkan manik-manik hijau ke lubang dakon bilangan yang merupakan faktor dari 8 (1, 2, 4, dan 8), dan memasukkan manik-manik coklat ke lubang dakon bilangan yang merupakan faktor 12 (yaitu 1, 2, 3, 4, 6, dan 12). Akan terlihat ada lubang dakon yang mendapat dua manik-manik (yaitu 1, 2, dan 4). Anak diberi informasi bahwa bilangan yang mendapat dua manik-manik disebut faktor p[ersekutuan 8 dan 12, karena merupakan faktor 8 sekaligus faktor 12. Mintalah anak menutup lubang yang merupakan faktor persekutuan tersebut dengan tutup yang sesuai. Tampak bahwa bilangan 4 merupakan faktor persekutuan terbesar, sehingga dapat diambil simpulan bahwa FPB dari 8 dan 12 adalah 4. 2.1.4 Strategi Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievmen Divisions (STAD) Strategi belajar kooperatif Student Teams Achievment Divisions (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin di Universitas John Hopkin (Slavin, 1995a) merupakan produk dari psikologi behavioristik. Lebih lanjut Slavin menyampaikan bahwa dalam menerapkan tehnik kooperatif Student Teams Achievment Divisions (STAD) aktivitas gurusiswa dalam pembelajaran meliputi 5 (lima) komponen utama, yaitu: (1) Presentasi kelas, (2) Pembentukan kelompok, (3) Pelaksanaan kuis, (4) Penentuan peningkatan skor individual, dan (5) Pemberian pengakuan atau penghargaan kepada kelompok. 2.1.5 Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievment Divisions (STAD) Pembelajaran kooperatif menggunakan sistem pengelompokan yang terdiri empat sampai enam orang yang mempunyai kemampuan akademik, jenis kelamin, suku yang heterogen Wina Sanjaya (Ftriakha, 2011: 5). Pada proses pembelajarannya siswa diberi kesempatan bekerja dalam kelompok kecil untuk mendiskusikan dan memecahkan

9 masalah. Tugas kelompok dapat memacu para siswa untuk bekerja sama dalam mengintegrasikan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Depdiknas (2005:14), model pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri antara lain: a. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif. b. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. c. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda. Maka diupayakan agar dalam tipa kelompokpun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula. d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada peroranagan. Untuk penguasaan materi pelajaran setiap siswa dalam kelompok bertanggung jawab secara bersama dengan cara berdiskusi, saling tukar pendapat, pengetahuan dan pengalaman. Kemampuan atau prestasi setiap anggota kelompok sangat menentukan hasil pencapaian belajar kelompok, untuk itu penguasaan materi pelajaran setiap siswa ditekankan dalam strategi pembelajaran kooperatif. Dengan model pembelajaran koopertif diharapkan siswa dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal dengan cara berfikir aktif selama proses belajar berlangsung. Menurut Depdiknas (2005:15) pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif, paling tidak ada tiga tujuan yang hendak dicapai yaitu: a. Hasil belajar akademik Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa model kooperatif unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit. b. Pengakuan adanya keragaman Model kooperatif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan susku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. c. Pengembangan ketrampilan sosial

10 Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan siswa. Ketrampilan sosial yang dimaksud antara lain: berbagi tugas, aktif bertanya,menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja dalam kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah pembelajaran (Ismail 2003:21) yaitu: a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. b. Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan. c. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. d. Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas e. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. f. Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya ayau hasil individu maupun kelompok. Bila diperhatikan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif di atas maka tampak bahwa proses demokratis dan peran aktif siswa di kelas lebih banyak selama pembelajaranya. Kendala yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif adalah siswa yang pandai merasa terbebani oleh temannya yang kurang pandai. Siswa yang pandai ini merasa memberikan kontribusi lebih banyak dalam nilai kelompok. Hal ini dapat diatasi dengan menginformasikan sistem penilaian kepada siswa lebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai.

11 Menurut Slavin (Ftriakha,2011:7) salah satu cara perhitungan dalam penerusan nilai perkembangan sebagai berikut: Langkah 1 : Menetapkan skor dasar Setiap siswa diberikan skor dasar berdasarkan skor kuis sebelumnya Langkah 2 : Menentukan skor kuis terkini Siswa memperoleh skor dari kuis yang berkaitan dengan materi terkini Langkah 3 : Menghitung skor perkembangan Setiap siswa memperoleh poin peningkatan individu yang besarnya dihitung dari selisih skor sekarang dan skor dasar poin tersebut ditentukan dengan menggunakan skala berikut: Tabel 1 Kriteria Poin Perkembangan Kriteria Nilai Perkembangan Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 5 poin 10 poin hingga 1 poin dibawah skor dasar 10 poin Skor dasar hingga 10 poin di atas skor dasar 20 poin Lebih dari 10 poin diatas skor dasar 30 poin Pekerjaan sempurna tanpa memperhatikan skor dasar 30 poin Sumber: (slavin, 1995:80) Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievmens Divisions (STAD) Sebuah tim dalam STAD merupakan sebuah kelompok terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili heteroginitas kelas ditinjau dari kinerja, suku, dan jenis kelamin Mohamad Nur (dalam Fitriakha, 2011:7), Menurut Nur (2005:20) STAD terdiri dari lima komponrn utama yaitu presentasi kelas, kerja tim, kuis, skor perbaikan individu dan penghargaan tim.

12 a. Presentasi Kelas Presentasi ini paling sering menggunakan pengajara langsung atau ceramah yang dilakukan oleh guru namun presentasi dapat meliputi presentasi audio-visual atau penemuan kelompok (Mohamad Nur, 2005:20). Pada kegiatan ini siswa harus sungguh-sungguh memperhatikan presentasi kelas karena dengan begitu akan membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik. Dan skor kuis ysng mereka peroleh akan menentukan skor tim nya. b. Kerja Tim Dalam setiap kelompok terdiri dari empat atau lima siswa yang heterogen berdasarkan prestasi belajar, jenis kelamin dan suku. Setelah guru mempresentasikan materi, tim tersebut berkumpul untuk mempelajari materi yang sudah diberikan dengan menggunakan lembar kerja. Pada tahap kerja kelompok ini siswa secara bersama mendiskusikan masalah dan membantu antar anggota dalam kelompoknya. Kerja tim yang paling sering dilakukan adalah membetulkan setiap kekeliruan atau miskonsepsi apabila teman sesama tim membuat kesalahan. c. Kuis Sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui dengan diadakannya kuis oleh guru mengenai materi yang dibahas. Dalam mengerjakan kuis ini siswa harus bekerja secara individu sekalipun skor yang ia peroleh nanti dapat digunakan untuk menentukan skor bersama bagi tiap kelompok. d. Skor Perbaikan Individu Skor yang diperoleh setiap anggota dalam kuis akan berkontribusi pada kelompok mereka, dan didasarkan pada sejauh mana skor mereka telah meningkat dibandingkan dengan skor rata-rata awal yang telah mereka capai sebelumnya Isjoni dkk (dalam Fitriakha 2011:9). Berdasarkan skor awal setiap individu ditentukan skor peningkatan atau perkembangan. Rata-rata skor peningkatan dari tiap individu suatu kelompok akan digunakan untuk menentukan penghargaan bagi kelompok yang berprestasi.

13 e. Penghargaan Tim Kelompok dapat memperoleh sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata-rata yang didapat melampaui kriteria tertentu. Penghargaan yang diperoleh menunjukkan keberhasilan setiap kelompok dalam menjalin kerjasama antar anggota kelompok. Penghargaan kelompok dilakukan dengan memberikan penghargaan berupa sertifikat atau penghargaan lain atas usaha dan kerja keras yang dilakukan kelompok. Menurut Mohamad Nur (dalam Fitriakha 2011:9) ada tiga tingkat penghargaan yang diberikan berdasarkan skor tim rata-rata. Ketiga tingkat adalah sebagai berikut: Kriteria( rata-rata tim) Tabel 2 Krtiteria Penghargaan Kelompok Penghargaan 15 TIM BAIK 20 TIM HEBAT 25 TIM SUPER Sumber: (Mohamad Nur, 2005:36) 2.1.5.1 Penerapan Student Teams Achievment Divisions (STAD) dalam pembelajaran Matematika Penerapan model Student Teams Achievment Divisions (STAD) terdiri atas siklus pembelajaran yang membawa siswa pada suasana kerja sama yang diharapkan. Siklus kegiatan pembelajaran tersebut adalah: 1. Mengajar: menyajikan pembelajaran, 2. Belajar dalam tim: siswa bekerja dalam tim dengan dipandu oleh lembar kegiatan untuk menuntaskan materi pelajaran, 3. Tes: siswa mengerjakan kuis atau tugas lain secara individu (misalnya tes esai atau kinerja),

14 4. Penghargaan tim: skor tim dihitung berdasarkan skor peningkatan anggota tim, laporan berkala kelas. Papan pengumuman digunakan untuk memberi penghargaan kepada tim yang berhasilmencetak skor tinggi. Untuk memudahkan penerapannya, guru perlu membaca tugas-tugas yang harus dikerjakan tim, antara lain: (1) Meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi, serta memberikan siswa kesempatan sekitar 10 menit untuk memilih nama tim mereka atau ditentukan menurut kesesuaian, (2) Membagikan lembar kerja siswa, (3) Menganjurkan kepada siswa pada tiap-tiap tim bekerja berpasangan (dua atau tiga pasangan dalam satu kelompok), (4) Memberikan penekanan kepada siswa bahwa LKS itu untuk belajar, bukan untuk sekadar diisi dan dikumpulkan. Karena itu penting bagi siswa diberi lembar kunci jawaban LKS untuk mengecek pekerjaan mereka pada saat mereka belajar, (5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling menjelaskan jawaban mereka, tidak hanya mencocokkan jawaban mereka dengan lembar kunci jawaban tersebut, (6) Apabila siswa memiliki pertanyaan, mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu kepada teman atau satu timnya sebelum menanyakan kepada guru, (7) Pada saat siswa bekerja dalam tim, guru berkeliling dalam kelas sambil memberikan pujian kepada tim yang bekerja baik dan secara bergantian guru duduk bersama tim untuk memperhatikan bagaimana anggota-anggota tim itu bekerja, (8) Memberikan penekanan kepada siswa bahwa mereka tidak boleh mengakhiri kegiatan belajar sampai dapat menjawab dengan benar soal-soal kuis yang ditanyakan. Dengan memahami dan mengetahui model pembelajaran cooperative learning model Student Teams Achievment Divisions (STAD) ini, maka guru akan dapat merubah paradigma mengajar dari konvensional kepada model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

15 2.2 Kajian hasil-hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Tintin Prihatiningsih pada tahun 2006 (dalam Fitriakha, 2011:13) tentang Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran Matematika melalui Model Pembelajaran kooperative tipe STAD pada pokok bahasan Bilangan Bulat Kelas VII SMPN 5 Depok Jogyakarta. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievment Divisions (STAD) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada pokok bahasan bilangan bulat dapat meningkat. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sony Irianto (2006) tentang Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievment Division) dan TGT (Teams Game Tournaments) Terhadap Prestasi Belajar Matematik Ditinjau dari Kreativitas Siswa SMP di Purwokerto. Analisis data menunjukkan hasil: 1) tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai prestasi belajar matematika yang disebabkan oleh pembelajaran kooperatif tipe STAD, TGT, dan pembelajaran konvensional, 2) tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai prestasi belajar matematika yang disebabkan oleh perbedaan tingkat kreatifitas, 3) tidak ada interaksi pengaruh yang signifikan mengenai prestasi belajar matematika yang disebabkan oleh pembelajaran kooperatif tipe STAD, TGT, pembelajaran konvensional, dantingkat kreatifitas. Berdasarkan hasil dua penelitian ini mendukung penelitian yang akan dilakukan tentang peningkatan hasil belajar Matematika KPK dan FPB melalui Model Pembelajaran Student Teams Achievment Divisions (STAD) bagi siswa kelas IV SDN Puri 01 Pati tahun 2011-2012, karena Pembelajaran dengan mengunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen yang diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Slavin (dalam nur,2000:26) menyatakan bahwa STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan saling membantu

16 Dari tinjauan pembelajaran model Student Teams Achievment Divisions (STAD) menunjukan bahwa pembelajaran model Student Teams Achievment Divisions (STAD) merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang cukup sederhana. Dikatakan demikian karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih dekat kaitannya dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat pada fase 2 dari fase-fase pembelajaran model Student Teams Achievment Divisions (STAD), yaitu adanya penyajian informasi atau materi pelajaran. Perbedaan model ini dengan model konvensional terletak pada adanya pemberian penghargaan pada kelompok. 2.3 Kerangka Pikir upaya yang diperlukan untuk mendorong siswa aktif dalam kegiatan belajar dikelas selalu bergantung pada guru. Keaktifan siswa belum berkembang selama proses pembelajaran yang berdampak pada prestasi belajar siswa masih rendah dalam mempelajari materi KPK dan FPB. Hal ini yang menjadi indikator perlunya upaya untuk membantu siswa agar dapat mempelajari materi KPK dan FPB dengan lebih baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievment Divisions (STAD) lebih mendorong kemandirian, keaktifan dan tanggung jawab dalam diri siswa. Dalam pembelajaran ini siswa lebih banyak berperan selama kegiatan berlangsung. Melalui penerapan model pembelajaran Student Teams Achievment Divisions (STAD) ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada materi KPK dan FPB Kelas IV SDN Puri 01 Pati. Berdasarkan paparan di atas, maka kerangka penelitian tindakan Kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut:

17 Kadaan Awal Tindakan Hasil Akhir Model Pembelajaran masih berorientasi pada guru sehingga siswa kurang aktif selama kegiatan pembelajaran akibatnya prestasi belajar siswa masih rendah Penjelasan tentang penerapan model pembelajaran tipe STAD Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Refleksi dari hasil siklus mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Peningkatan keak fan belajar siswa dilihat dari aktivitas belajar selama kegiatan belajar mengajar berlangsung (proses belajar) Peningkatan prestasi belajar siswa dilihat dari hasil belejar siswa. Evaluasi Awal Evaluasi Efek Evaluasi Akhir Gambar 1. Kerangka penelitian tindakan kelas 2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah, kajian pustaka, dan kerangka pikir, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan. Adapun hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah: Melalui penerapan model pembelajaran Student Teams Achievment Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang KPK dan FPB bagi siswa kelas IV SD Puri 01 Kecamatan Pati Kabupaten Pati semester I / 2011-2012.